Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah : Analisis Fisika-Kimia

Dosen Pengampu : Harizal, S.Pd., M.Sc.

Topik : Titrasi Kompleksometri

Nama : YOSSRY.S.KERIAPY

Nim : 20190311073

Sesi : KJ02
1. Jelaskan arti istilah-istilah berikut: (a) kompleks inert; (b) kelat logam; (c)
penopengan (masking); (d) ligan seksidentat; (e) bilangan koordinasi.
2. Terangkan apa yang dimaksud dengan tetapan kestabilan absolut suatu ion?
Bagaimana pengaruhnya terhadap pH larutan?
3. Jelaskan teknik-teknik yang dapat dilakukan pada titrasi kompleksometri dengan
menggunakan EDTA!

Jawaban
1. Arti istilah
1. Kompleks inert adalah kompleksyang hanya menjalanireaksi subtitusi dengan begitu lambat dan
kompleks yang semua terbentuk oleh kobait dan kromium pada tingkat oksidasi +3
2. Kelat logam adalah komplek - komplek molekul organik yang terbentuk melalui interaksi dari sebuah
logam dengan dua atau lebih gugus fungsional dalam ligan yang sama
3. Penopengan ( masking ) adalah penggunaan suatu reagensia untuk membentuk suatu kompleks stabil
dengan sebuah ion yang tanpa pembentukan ion yang akan mengganggu reaksi titrasi yang diinginkan
4. Ligan seksidentat adalah EDTA (salah satu jenis asam amina polikarbksilat) yang dapat berkoordinasi
dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksilnya
5. Bilangan koordinasi adalah bilangan yang banyaknya ikatan yng di bentuk oleh suatu atom logam
sentral dalam suatu kompleks
2. Yang dimaksud dengan tetapan ke stabilan absolut suatu ion adalah dengan terjadinya penurunan
Ph, maka keseimbangan akan bergerak menjauh dari pembentukan suatu ion. Dimana nilai Ph di
bawah titrasi dari unsur suatu logam oleh EDTA menjadi tidak layak. Hal ini dapat di perkirakan nilai
tersebut dengan melibatkan tetapan kestabilan absolut (Kabs) dan nilai KA dari EDTa mendekat.
Jadinya mempengaruhi tetapan ke stabilan absolut terhadap Ph larutan sehingga saling terlibat yang
mana memungkinkan untuk menentukan secara mudah Ph minimal untuk layak tidaknya sebuah
titrasi ion logam dari nilai tetapan ke stabilan absolut dan sebuah grafik sederhana.
3. Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kandungan garam-garam logam. Etilen
diamin tetra asetat (EDTA) merupakan titran yang sering digunakan. Ada berbagai jenis titrasi
kompleksometri yang diterapkan pada setiap percobaan dan setiap jenis titrasi akan menghasilkan
hasil yang sama tetapi dengan prosedur yang berbeda, adapun macam-macam jenis titrasi
kompleksometri yaitu:
A. Titrasi langsung
Titrasi langsung ialah sebuah metode yang merupakan metode paling sederhana dan paling sering
dipakai. Larutan ion yang akan ditetapkan ditambah dengan Buffer, misalnya Buffer pH 10 lalu
ditambahkan indikator logam yang sesuai dan akan dititrasi langsung dengan larutan baku dinatrium
edetat. Untuk mencegah pengendapan logam hidroksida atau garam basa dengan Buffer, dilakukan
dengan penambahan suatu pembentuk kompleks pembantu misalnya tartrat, sitrat, atau trietanol amin.
Pada titik ekivalen, kadar ion logam yang ditetapkan berkurang dengan sedikit demi sedikit yang
ditunjukkan oleh perubahan warna indikator logam yang dipengaruhi oleh perubahan pM = - log
(Mn+). Titik akhir juga akan dapat ditetapkan secara amperometri, konduktometri, spektrofotometri,
ataupun dengan potensiometri.

B. Titrasi kembali
Metode ini sangat penting untuk logam yang mengendap terutama dengan hidroksida pada pH yang
dikehendaki untuk titrasi, untuk senyawa yang tidak larut misalnya sulfat, kalsium oksalat, untuk
senyawa yang membentuk kompleks yang sangat lambat dan ion logam yang membentuk kompleks
lebih stabil dengan natrium edetat daripada dengan indikator. Pada keadaan demikian, dapat
ditambahkan larutan baku dinatrium edetat berlebihan kemudian larutan ditambah Buffer pada pH
yang diinginkan, dan kelebihan dinatrium edetat dapat dititrasi kembali dengan larutan baku ion
logam. Titik akhir ditunjukkan dengan suatu pertologan indikator logam.

C. Titrasi substitusi
Metode ini dilakukan apabila ion logam tersebut tidak memberikan titik akhir yang jelas apabila
dititrasi secara langsung atau dengan titrasi kembali, atau juga jika ion logam tersebut membentuk
sebuah kompleks dengan dinatrium edetat yang lebih stabil daripada sebuah logam lain seperti
magnesium dan kalsium. Kalsium, timbal dan raksa dapat ditetapkan dengan cara ini dengan
indikator hitam eriokrom dengan hasil yang memuaskan.

D. Titrasi tidak langsung


Metode titrasi tidak langsung (Indirect Titration) dapat digunakan untuk menentukan sebuah kadar
ion-ion seperti anion yang tidak bereaksi dengan pengkelat. Sebagai contoh barbiturat tidak akan
bereaksi dengan EDTA, akan tetapi secara kuantitatif dapat diendapkan dengan ion merkuri dalam
keadaan basa sebagai ion kompleks 1:1. Setelah pengendapan dengan kelebihan Hg(II), kompleks
akan dipindahkan dengan cara penyaringan dan akan dilarutkan kembali dalam larutan baku EDTA
yang berlebihan. Larutan baku Zn(II) dapat digunakan untuk menitrasi kelebihan EDTA ini
menggunakan indikator yang sesuai untuk mendeteksi titik akhir. Pendekatan lain ialah pengendapan
anion dengan kelebihan logam yang sesuai dan kelebihan ion logam dalam fitrat ini dititrasi dengan
larutan baku EDTA. Sebagai suatu contoh sulfat dapat diendapkan dengan Ba(II) berlebihan, dan
kelebihan Ba(II) dititrasi dengan larutan baku EDTA.

E. Titrasi alkalimetri
Pada metode ini, proton dari dinatrium edetat, Na2H2Y akan dibebaskan oleh logam berat dan akan
dititrasi dengan larutan baku alkali sesuai dengan persamaan reaksi berikut:
Mn+ + H2Y2- (MY)+n-4 + 2H+

Larutan logam yang akan ditetapkan dengan metode ini sebelum dititrasi harus dalam suasana netral
terhadap indikator yang digunakan. Penetapan titik akhir menggunakan indikator asam-basa atau secara
potensiometri. Dalam Farmakope Indonesia, titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kadar:
bismut subkarbonat: bismut subnitrat; kalsium karbonat; kalsium klorida dan sediaan injeksinya; kalsium
glukonat; kalsium hidrogen fosfat; kalsium hidroksida dan larutan topikal kalsium hidroksida; kalsium
laktat dan sediaan tabletnya; kalsium pantotenat; kalsium sulfat; magnesium karbonat; magnesium stearat;
magnesium sulfat; mangan sulfat; zink klorida; dan zink sulfat.

Anda mungkin juga menyukai