Anda di halaman 1dari 10

“MANAJEMEN PARIWISATA”

Nama: Chusnul Putri Ariesia

NIM: 4311811047

Dosen: Lenny Christina Nawangsari, Dr,MM

Fakultas Ekonomi & Bisnis

Jurusan Manajemen

Universitas Mercubuana

2019
Telaga Dringo
Telaga Dringo adalah sebuah danau cantik di Dataran Tinggi Dieng yang terlindungi oleh
pegunungan menjulang, semak belukar dan hutan lebat. Telaga Dringo merupakan telaga di
Dieng Plateau jarang dikunjungi wisatawan karena keberadaan telaga ini terpisah dari objek
wisata popular di Dieng seperti Komplek Candi Dieng, Kawah Sikidang ataupun Telaga Warna,
dari Desa Dieng berjarak 9,5 km menuju Telaga Dringo dan bisa ditempuh dengan kendaraan
roda 4 selama 30 menit perjalanan santai. Dari jalan raya pekasiran atau jalan utama menuju
Telaga Dringo, medan atau jalurnya tidak terlalu mendukung, kecil, sempit dan masih berbatu
jadi tidak semua kendaraan berani dan siap melalui medan tersebut jadi objek wisata Telaga
Dringo sangat cocok untuk wisata petualangan yang bisa dilakukan dengan cara trekking atau
lintas alam.
Daya Tarik Telaga Dringo

Telaga Dringo termasuk kedalam objek wisata alam Dieng anti-mainstream.Tidak ada lalu lalang
pengunjung yang datang, hilir mudik kendaraan wisatawan, tidak terlihat orang-orang sibuk selfie hanya
ada para petani yang hendak bersawah, menanam dan memanen hasil keringat mereka yang sebagian
besar ialah para petani kentang. Tegur sapa ramah para petani akan menaungi sepanjang perjalanan
menuju Telaga. Perbukitan menjulang hijau, yang lereng-lerangnya disulap menjadi lahan pertanian
berteras-teras akan mendampingi perjalanan lintas alam Anda menuju Telaga Dringo. Udara sejuk,
nuansa pegunungan kental, bebas polusi apalagi suasana sangat tenang dan menyenangkan menjadi
daya tarik tersendiri saat berjelajah menuju Telaga Dringo.

Telaga Dringo akan tampak menawan jika disaksikan dari area yang lebih tinggi. Telaga ini dikelilingi dan
dilindungi oleh perbukitan luas.Para wisatawan dapat memanfaatkan jalur trekking berkeliling telaga
dengan menapakkan langkah, berjalan berkeliling telaga melalui puncak-puncak perbukitan. Dari sinilah
Anda akan menemukan kecantikan Telaga Dringo dari berbagai sisi. Bersandar dibawah pohon cemara,
membawa bekal, mendengarkan suara alam dan bau rumput segar menjadi daya tarik utama lintas alam
mengelilingi Telaga Dringo Dieng.

Selain trekking atau berjalan kaki, aktivitas menarik lainnya yang dapat dilakukan saat memilih Telaga
Dringo sebagai kunjungan utama trip ke Dieng dengan cara piknik. Berbekal tenda mungil yang bisa
didirikan di area telaga serta membawa aneka bekal makanan dan seduhan kopi juga akan membuat
liburan Anda terkesan ketika berkunjung ke Telaga Dringo. Jadikanlah liburan ke Dieng Anda bukan
sekedar liburan, menyatulah dengan alam Dieng secara erat dan bersahabat.

Cara Menuju Telaga Dringo

Telaga Dringo merupakan daftar obyek wisata Dieng Plateau di zona 2. Jaraknya kurang lebih
9,5 km dari Desa Dieng. Rute yang ditempuh menuju Telaga Dringo dari Desa Dieng melalui
jalan raya Kepakisan dilanjutkan ke jalan raya Pekasiran, Batur, Banjarnegara.Dari Desa
Pekasiran masuklah menuju gapura desa bertuliskan Kawah Candradimuka.Jalanan sempit dan
terjal serta berliku mengharuskan para pengendara untuk tetap hati-hati dan waspada. Jika
tidak memungkinkan Anda bisa memarkirkan kendaraan di Desa Pekasiran dan dilanjutkan
dengan trekking sejauh 2,8 km selama kurang lebih 45 menit berjalan kaki. Sebelum tiba di
Telaga Dringo, para wisatawan dapat berhenti sejenak menyaksikan Kawah Candradimuka yang
lokasinya tepat di sebelah kanan jalan. Jarak dari Kawah Candradimuka menuju Telaga Dringo
sekitar 1,4 km. Nikmatilah alam Telaga Dringo dari berbagai sisi dengan cara berlintas alam
menyusuri
MANAJEMEN PEMASARAN

SEGMENTASI PASAR

Salah satu dari segmentasi pasar wisatawan yang cukup kuat yaitu besarnya keinginan masyarakat untuk
menikmati kualitas alam yang dimiliki oleh Wonosobo. Hal ini kemudian menjadi perhatian agar kualitas
alam tetap terjaga maka unsur-unsur sustainable atau keberlanjutan dilakukan untuk setiap destinasi.
Unsur keberlanjutan ini dapat menjadi Unique Selling Proposition (USP) bagi destinasi Wonosobo. Hal ini
diharapkan menjadi bahan untuk mengidentifikasi segmentasi pasar menurut minat wisatawan untuk
menentukan target yang tepat.

TARGET PASAR

Untuk saat ini, pariwisata di Wonosobo belum memilik target yang secara spesifik dan tertulis. Hal ini
dikarenakan belum adanya publikasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA).
Target wisatawan Wonosobo yang saat ini dilakukan hanya berfokus pada wisatawan yang memiliki
minat khusus. Minat khusus wisatawan yang datang ke Wonosobo tergantung pada jenis atraksi yang
ada di destinasi yang ada di Wonosobo.

Masing-masing destinasi memiliki target dan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan dengan motivasi
yang berbeda. Seperti target destinasi puncak sikunir berbeda dengan desa wisata yang ada di
Wonosobo. Begitupun dengan wisatawan yang datang ke kebun teh tambi atau wisatawan yang suka
highing tentunya akan ke gunung prau. Oleh karena itu, pengelola daya tarik wisata dan penyedia jasa
wisata harus fokus dan mengenali targetnya sehingga fasilitas ditempat itu sesuai dengan kebutuhan
wisatwan sebagai konsumennya. Pariwisata secara umum harus memenuhi standar sadar wisata dan
sapta pesona. Karena denga hal itu, akan selalu menjadi daya tarik wisatawan untuk datang berkunjung
ke Wonosobo.

POSITIONING

Positioning berkaitan dengan bagaimana suatu brand diposisikan dalam pikiran target wisatawan. Dalam
istilah psikologi disebut mental conception, yaitu bagaimana orang memiliki persepsi yang kuat di alam
bawah sadarnya akan suatu objek, dalam hal ini wisatawan. Sebelum menentukan positioning,
pemerintah dan beberapa pemangku kepentingan pariwisata Wonosobo dalam hal ini sebagai pemasar
harus menentukan segmentasi dan target pasar terlebih dahulu. Hal ini nantinya akan bertujuan untuk
mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin ke destinasi.

Untuk menentukan positioning, maka diperlukan branding terhadap destinasi pariwisata di Wonosobo.
Karena dengan adanya perumusan city branding oleh suatu daerah, selain mendatangkan wisatawan
juga akan menggerakkan perekonomian masyarakat karena adanya implikasi terhadap investasi dan
perdagangan di Wonosobo. Hal tersebut di sampaikan oleh Ibu Ike Janita Dewi dalam sebuah Fucus
Group Discusion pertama bersama para pemangku kepentingan pariwisata di Wonosobo.
PRODUCT

Dapat kita temukan bahwa kecenderungan wisatawan dalam menentukan destinasi di Wonosobo harus
dilandasi dengan unsur-unsur sustainability. Dominannya wisatawan untuk menikmati alam yang secara
natural sehingga menjadi perhatian pemangku kepentingan untuk menjada dan melestarikan keindahan
alam di Wonosobo. Keuntungan secara ekonomi (profit) bukan semata-mata yang dicari, akan tetapi
adanya keterlibatan masyarakat lokal melalui pemberdayaan, menjunjung tinggi kearifan lokal dan
menjaga kelestarian lingkungan (alam). Sebuah destinasi harus menjaga keseimbangan antara ekonomi,
sosial dan lingkungan agar terjadi sebuah pariwisata yang berbasis ekowisata sebagai salah satu cara
untuk mencapai sustainable.

PLACE

Place yang ada dalam industri pariwisata Wonosobo yaitu bandara, terminal bus, stasiun, travel agent,
institusi hingga pada restoran dan penginapan. Channel distribusi yang terbaru saat ini yaitu online dan
website yang dikelolah langsung oleh manajemen destinasi Wonosobo.

Dari hasil observasi yang dilakukan di bandara sebagai salah satu pintu masuk kedatangan wisatawan
seperti Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, belum terdapat satupun informasi tentang pariwisata di
Wonosobo. Baik dari spanduk, baliho dan lainnya, Sedangkan hal tersebut sangat penting sebagai
saluran distribusi destinasi Wonosobo. Ini kemudian menandakan belum efektifnya distribusi pemasaran
di tempat strategis seperti bandara sebagai media informasi.

Perlu diamati bahwa masuknya Dieng sebagai salah satu jaringan Joglosemar, sangat membantu
pemasaran pariwisata di Wonosobo. Joglosemar nantinya akan dibahas secara spesifik di partnership.
Destinasi pariwisata Wonosobo melalui Joglosemar bisa diketahui oleh wisatawan ketika mendatangi
Travel Agent dan Tourist Center.

PRICE

Aspek harga mempengaruhi segmen wisatawan yang datang ke Wonosobo. Hal ini menjadi
pertimbangan utama wisatawan untuk menjatuhkan pilihan datang ke Wonosobo sehingga dibutuhkan
rencana strategi harga yang tepat. Untuk saat ini, dari hasl observasi di Jalan Sosrowijayan dan Jalan
Prawirotaman Yogyakarta, biaya perjalanan ke Dieng Wonosobo yang ditawarkan oleh beberapa travel
agent cukup beragam. Harga tersebut berkisar Rp.275.000 hingga Rp.300.000 per-orang yang berlaku
pada wisatawan dalam negri dan mancanegara.

PROMOTION

Promosi yang dilakukan saat ini oleh Wonosobo sangat beragam. Promosi seperti membagi brosur,
memasang baliho hingga pada media cetak seperti surat kabar dan majalah serta media online seperti
website, facebook, instagram, whats up, blog dan vlog di youtube. Selain itu, Pariwisata Wonosobo juga
beberapa kali masuk di media elektronik seperti radio dan televisi.
Berkembangnya media digital membuat digital marketing strategy lebih efektif dan efisien dalam
melakukan promosi. Dengan mengikuti tren wisatawan saat ini ’look book pay’ yang semuanya dilakukan
melalui gadget dengan akses internet maka pemangku kepentingan pariwisata Wonosobo harus
mengikuti trend konsumen (market driven) agar destinasi wisata Wonosobo laku di pasar pariwisata.
MANAJEMEN SDM
Program Kepariwisataan oleh Dinas terkait akan bekerjasama dengan beberapa Dinas lainnya.
Dinas yang lain seperti Koperasi dan UKM untuk program produk lokal dan distribusi rumah
tangga, Dinas PU untuk program infrastruktur pariwisata dan tata ruang. Selain itu dapat juga
dilakukan kerjasama dengan Perangkat Desa yang disertai dengan masyarakat dan kelompok
atau komunitas seperti Pokdarwis untuk menjalankan programtersebut.

Output dari sebuah programming pariwisata yaitu atraksi akan sebuah produk atau destinasi.
Atraksi alam sudah tentu menjadi potensi wisata yang paling kuat di Wonosobo, sehingga
diperlukan program yang bersifat berkelanjutan atau sustainability agar atraksi ini tetap
menjadi potensi alam berumur panjang. Seperti pada pembahasan sebelumnya, dibutuhkan
kesimbangan antara ekonomi, sosial dan lingkungan terhadap suatau pengembangan destinasi
pariwisata.

Ekowisata adalah salah satu cara pengembangan wisata yang berkelanjutan. Desa Sembungan
Kecamatan Kejajar Wonosobo adalah salah satu desa yang memiliki potensi pengembangan
pariwisata yang berbasis ekowisata. Struktur keindahan alam yang membentang dengan
predikat desa tertinggi di pulau Jawa serta kerifan lokalnya yang sangat kuat dikenal sebagai
petani kentang yang tangguh ini bisa menggambarkan tentang pentingnya pengembangan
Ekowisata. Hal tersebut kemudian menjadi perhatian bagi para wisatawan yang pernah
berkunjung ke desa tersebut.
MANAJEMEN KEUANGAN
Pengelolaan keuangan sektor pariwisata dapat dilakukan dengan menerapkan perencanaan
dari bawah (bottom up planning), dengan cara menggali seluruh potensi yang dimiliki daerah
dengan penuh kreativitas dan inovasi untuk pengembangan industri pariwisata yang lestari
dirasakan sangat penting dan mendesak, karena pengembangan industri pariwisata salah
satunya sangat tergantung pada daya tarik dari kegiatan yang berkaitan dengan keadaan alam,
peninggalan sejarah, dan warisan seni budaya, serta hal lain dari daerah yang menjadi ciri khas.

Tuntunan peningkatan dan pengembangan pelaksanaan pemba-ngunan industri pariwisata


secara proporsional merupakan syarat pokok yang harus diwujudkan bagi tercapainya
pariwisata yang berdaya saing dimasa yang akan datang.

Strategi yang dilakukan dalam merealisasikan hal tesebut adalah dengan cara :

1. Meningkatkan penyelenggaraan event kreatifserta optimalisasi daya dukung


potensipariwisata yang berdaya saing sertapengembangan promosi pariwisata
yangefektif, kreatif, terarah, terpadu danberkelanjutan.

2. Mengembangkan sarana prasarana utama dan pendukung bagi pengembangan MICE


yang dapat secara signifikan menjadi factor penarikwisatawan serta trigger bangkitan
ekonomi lainnya.
MANAJEMEN OPERASIONAL
Hanya ada 1 jalan masuk untuk menikmati telaga dringo ini, jalan yang menuju ke Banjarnegara.
Jalanmenuju telaga dringo sangatlah kecil, mungkin hanya cukup 1 mobil saja. dan kalau ada
mobil lain yang lewat berlawanan arah maka salah satu mobil harus mengalah dan mundur agar
satu jalan bisa dilalui dua mobil. saya sangat menyarankan untuk menggunakan mobil yang
tinggi seperti Terios atau Xenia, jangan coba coba pakai mobil sedan. karena jalur jalan ke
telaga dringo ini sangatlah naik, curam dan jalannya pun masih tanah dan berbatu. jika
memakai sedan apalagi muatannya banyak, siap siap deh gasrok bawahnya hehe. tetapi jika
anda membawa motor kesini mau motor bebek atau motor kopling semuanya aman, hanya
jangan ngebut ngebut saja karena banyak aktivitas petani disini. Sepanjang saya ke telaga
dringo, memang momen yang paling tepat adalah pagi hari. karena Dieng jika sudah lewat dari
jam 10 pagi biasanya sudah berkabut, dan momen terbaik untuk menikmati telaga dringo jika
kita camping disini. cuaca kalau malam sangatlah dingin, bahkan lebih dingin dari dieng. tetapi
kalau mau camping saya pesan jagalah kebersihan ya, karena daerah ini belum diatur
kebersihan tempatnya oleh masyarakat maupun pemda. jika anda habis kemping, bawalah balik
sampah sampah yang ada. agar kelestarian dan keindahan telaga dringo ini tetap terjaga . 

PROSES KEGIATAN
Camping Ceria Telaga Dringo

Price Basic :  dokumentasi


 door prize
Rp. 245.000 / orang
Price Exclude :
Installments :
 diluar yang disebutkan diatas
 Down Payment : Rp50.000
 pengeluaran pribadi
 Installment 2 : Rp195.000
 logistik & air selama camping

Price Include :
 transportasi selama trip berjalan Activities :
 tiket masuk kawasan wisata  Backpacking
 tenda dome  Culinary
 makan 2x (spesial kuliner khas 1x)  Cultural trip
 tour leader  Hiking
 stiker  Photograph
 games kelompok
STRATEGI OPERASIONAL

 Kebijakan Operasional pengembangan Objek dan Daya tarik wisata. Kebijakan


Operasional yang dimaksud mencakup penetapan atas pusat–pusat wilayah
pengembangan obyek atas dasar analisa struktur rencana tata ruang pengembangan
kawasan pariwisata dengan memperhatikan usaha pengembangan fasilitas Infra dan
supra struktur, daya dukung lingkungan, serta nilai daya tarik obyek wisata unggulan
yang dianggap, memiliki karakteristik daya tarik yang paling menonjol berdasarkan nilai
atraktif yang dimiliki dan didukung fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia.
 Kebijakan Operasional Pengembangan Sarana Wisata. Dalam kebijakan ini mencakup
penetapan keputusan mengenai klasifikasi hotel, penginapan dan rumah makan atas
dasar peraturan perundangundangan yang berlaku, penetapan keputusan mengenai
pengaturan pembentukan asosiasi hotel/penginapan dan rumah makan sebagai wadah
pembinaan pengembangan usaha sarana wisata daerah, dan penetapan keputusan
mengenai pembentukan timPembina pengelola dan pengawasan pengembangan sarana
usaha wisata daerah. c.
 Kebijakan Operasional Pengembangan Promosi Wisata Daerah. Hal–hal yang terkait
dalam kebijakan ini antara lain mencakup penetapan keputusan mengenai pengaturan
dalam pembentukan organisasi biro perjalanan wisata daerah, penetapan keputusan
mengenai pengelolaan media promosi kepariwisataan daerah, penyelenggaraan
pengembangan kegiatan atraksi wisata serta pengembangan pembinaan dan pelayanan
pemasaran

Anda mungkin juga menyukai