23 - Chusnul Putri Ariesia - 43118110047
23 - Chusnul Putri Ariesia - 43118110047
NIM: 4311811047
Jurusan Manajemen
Universitas Mercubuana
2019
Telaga Dringo
Telaga Dringo adalah sebuah danau cantik di Dataran Tinggi Dieng yang terlindungi oleh
pegunungan menjulang, semak belukar dan hutan lebat. Telaga Dringo merupakan telaga di
Dieng Plateau jarang dikunjungi wisatawan karena keberadaan telaga ini terpisah dari objek
wisata popular di Dieng seperti Komplek Candi Dieng, Kawah Sikidang ataupun Telaga Warna,
dari Desa Dieng berjarak 9,5 km menuju Telaga Dringo dan bisa ditempuh dengan kendaraan
roda 4 selama 30 menit perjalanan santai. Dari jalan raya pekasiran atau jalan utama menuju
Telaga Dringo, medan atau jalurnya tidak terlalu mendukung, kecil, sempit dan masih berbatu
jadi tidak semua kendaraan berani dan siap melalui medan tersebut jadi objek wisata Telaga
Dringo sangat cocok untuk wisata petualangan yang bisa dilakukan dengan cara trekking atau
lintas alam.
Daya Tarik Telaga Dringo
Telaga Dringo termasuk kedalam objek wisata alam Dieng anti-mainstream.Tidak ada lalu lalang
pengunjung yang datang, hilir mudik kendaraan wisatawan, tidak terlihat orang-orang sibuk selfie hanya
ada para petani yang hendak bersawah, menanam dan memanen hasil keringat mereka yang sebagian
besar ialah para petani kentang. Tegur sapa ramah para petani akan menaungi sepanjang perjalanan
menuju Telaga. Perbukitan menjulang hijau, yang lereng-lerangnya disulap menjadi lahan pertanian
berteras-teras akan mendampingi perjalanan lintas alam Anda menuju Telaga Dringo. Udara sejuk,
nuansa pegunungan kental, bebas polusi apalagi suasana sangat tenang dan menyenangkan menjadi
daya tarik tersendiri saat berjelajah menuju Telaga Dringo.
Telaga Dringo akan tampak menawan jika disaksikan dari area yang lebih tinggi. Telaga ini dikelilingi dan
dilindungi oleh perbukitan luas.Para wisatawan dapat memanfaatkan jalur trekking berkeliling telaga
dengan menapakkan langkah, berjalan berkeliling telaga melalui puncak-puncak perbukitan. Dari sinilah
Anda akan menemukan kecantikan Telaga Dringo dari berbagai sisi. Bersandar dibawah pohon cemara,
membawa bekal, mendengarkan suara alam dan bau rumput segar menjadi daya tarik utama lintas alam
mengelilingi Telaga Dringo Dieng.
Selain trekking atau berjalan kaki, aktivitas menarik lainnya yang dapat dilakukan saat memilih Telaga
Dringo sebagai kunjungan utama trip ke Dieng dengan cara piknik. Berbekal tenda mungil yang bisa
didirikan di area telaga serta membawa aneka bekal makanan dan seduhan kopi juga akan membuat
liburan Anda terkesan ketika berkunjung ke Telaga Dringo. Jadikanlah liburan ke Dieng Anda bukan
sekedar liburan, menyatulah dengan alam Dieng secara erat dan bersahabat.
Telaga Dringo merupakan daftar obyek wisata Dieng Plateau di zona 2. Jaraknya kurang lebih
9,5 km dari Desa Dieng. Rute yang ditempuh menuju Telaga Dringo dari Desa Dieng melalui
jalan raya Kepakisan dilanjutkan ke jalan raya Pekasiran, Batur, Banjarnegara.Dari Desa
Pekasiran masuklah menuju gapura desa bertuliskan Kawah Candradimuka.Jalanan sempit dan
terjal serta berliku mengharuskan para pengendara untuk tetap hati-hati dan waspada. Jika
tidak memungkinkan Anda bisa memarkirkan kendaraan di Desa Pekasiran dan dilanjutkan
dengan trekking sejauh 2,8 km selama kurang lebih 45 menit berjalan kaki. Sebelum tiba di
Telaga Dringo, para wisatawan dapat berhenti sejenak menyaksikan Kawah Candradimuka yang
lokasinya tepat di sebelah kanan jalan. Jarak dari Kawah Candradimuka menuju Telaga Dringo
sekitar 1,4 km. Nikmatilah alam Telaga Dringo dari berbagai sisi dengan cara berlintas alam
menyusuri
MANAJEMEN PEMASARAN
SEGMENTASI PASAR
Salah satu dari segmentasi pasar wisatawan yang cukup kuat yaitu besarnya keinginan masyarakat untuk
menikmati kualitas alam yang dimiliki oleh Wonosobo. Hal ini kemudian menjadi perhatian agar kualitas
alam tetap terjaga maka unsur-unsur sustainable atau keberlanjutan dilakukan untuk setiap destinasi.
Unsur keberlanjutan ini dapat menjadi Unique Selling Proposition (USP) bagi destinasi Wonosobo. Hal ini
diharapkan menjadi bahan untuk mengidentifikasi segmentasi pasar menurut minat wisatawan untuk
menentukan target yang tepat.
TARGET PASAR
Untuk saat ini, pariwisata di Wonosobo belum memilik target yang secara spesifik dan tertulis. Hal ini
dikarenakan belum adanya publikasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA).
Target wisatawan Wonosobo yang saat ini dilakukan hanya berfokus pada wisatawan yang memiliki
minat khusus. Minat khusus wisatawan yang datang ke Wonosobo tergantung pada jenis atraksi yang
ada di destinasi yang ada di Wonosobo.
Masing-masing destinasi memiliki target dan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan dengan motivasi
yang berbeda. Seperti target destinasi puncak sikunir berbeda dengan desa wisata yang ada di
Wonosobo. Begitupun dengan wisatawan yang datang ke kebun teh tambi atau wisatawan yang suka
highing tentunya akan ke gunung prau. Oleh karena itu, pengelola daya tarik wisata dan penyedia jasa
wisata harus fokus dan mengenali targetnya sehingga fasilitas ditempat itu sesuai dengan kebutuhan
wisatwan sebagai konsumennya. Pariwisata secara umum harus memenuhi standar sadar wisata dan
sapta pesona. Karena denga hal itu, akan selalu menjadi daya tarik wisatawan untuk datang berkunjung
ke Wonosobo.
POSITIONING
Positioning berkaitan dengan bagaimana suatu brand diposisikan dalam pikiran target wisatawan. Dalam
istilah psikologi disebut mental conception, yaitu bagaimana orang memiliki persepsi yang kuat di alam
bawah sadarnya akan suatu objek, dalam hal ini wisatawan. Sebelum menentukan positioning,
pemerintah dan beberapa pemangku kepentingan pariwisata Wonosobo dalam hal ini sebagai pemasar
harus menentukan segmentasi dan target pasar terlebih dahulu. Hal ini nantinya akan bertujuan untuk
mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin ke destinasi.
Untuk menentukan positioning, maka diperlukan branding terhadap destinasi pariwisata di Wonosobo.
Karena dengan adanya perumusan city branding oleh suatu daerah, selain mendatangkan wisatawan
juga akan menggerakkan perekonomian masyarakat karena adanya implikasi terhadap investasi dan
perdagangan di Wonosobo. Hal tersebut di sampaikan oleh Ibu Ike Janita Dewi dalam sebuah Fucus
Group Discusion pertama bersama para pemangku kepentingan pariwisata di Wonosobo.
PRODUCT
Dapat kita temukan bahwa kecenderungan wisatawan dalam menentukan destinasi di Wonosobo harus
dilandasi dengan unsur-unsur sustainability. Dominannya wisatawan untuk menikmati alam yang secara
natural sehingga menjadi perhatian pemangku kepentingan untuk menjada dan melestarikan keindahan
alam di Wonosobo. Keuntungan secara ekonomi (profit) bukan semata-mata yang dicari, akan tetapi
adanya keterlibatan masyarakat lokal melalui pemberdayaan, menjunjung tinggi kearifan lokal dan
menjaga kelestarian lingkungan (alam). Sebuah destinasi harus menjaga keseimbangan antara ekonomi,
sosial dan lingkungan agar terjadi sebuah pariwisata yang berbasis ekowisata sebagai salah satu cara
untuk mencapai sustainable.
PLACE
Place yang ada dalam industri pariwisata Wonosobo yaitu bandara, terminal bus, stasiun, travel agent,
institusi hingga pada restoran dan penginapan. Channel distribusi yang terbaru saat ini yaitu online dan
website yang dikelolah langsung oleh manajemen destinasi Wonosobo.
Dari hasil observasi yang dilakukan di bandara sebagai salah satu pintu masuk kedatangan wisatawan
seperti Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, belum terdapat satupun informasi tentang pariwisata di
Wonosobo. Baik dari spanduk, baliho dan lainnya, Sedangkan hal tersebut sangat penting sebagai
saluran distribusi destinasi Wonosobo. Ini kemudian menandakan belum efektifnya distribusi pemasaran
di tempat strategis seperti bandara sebagai media informasi.
Perlu diamati bahwa masuknya Dieng sebagai salah satu jaringan Joglosemar, sangat membantu
pemasaran pariwisata di Wonosobo. Joglosemar nantinya akan dibahas secara spesifik di partnership.
Destinasi pariwisata Wonosobo melalui Joglosemar bisa diketahui oleh wisatawan ketika mendatangi
Travel Agent dan Tourist Center.
PRICE
Aspek harga mempengaruhi segmen wisatawan yang datang ke Wonosobo. Hal ini menjadi
pertimbangan utama wisatawan untuk menjatuhkan pilihan datang ke Wonosobo sehingga dibutuhkan
rencana strategi harga yang tepat. Untuk saat ini, dari hasl observasi di Jalan Sosrowijayan dan Jalan
Prawirotaman Yogyakarta, biaya perjalanan ke Dieng Wonosobo yang ditawarkan oleh beberapa travel
agent cukup beragam. Harga tersebut berkisar Rp.275.000 hingga Rp.300.000 per-orang yang berlaku
pada wisatawan dalam negri dan mancanegara.
PROMOTION
Promosi yang dilakukan saat ini oleh Wonosobo sangat beragam. Promosi seperti membagi brosur,
memasang baliho hingga pada media cetak seperti surat kabar dan majalah serta media online seperti
website, facebook, instagram, whats up, blog dan vlog di youtube. Selain itu, Pariwisata Wonosobo juga
beberapa kali masuk di media elektronik seperti radio dan televisi.
Berkembangnya media digital membuat digital marketing strategy lebih efektif dan efisien dalam
melakukan promosi. Dengan mengikuti tren wisatawan saat ini ’look book pay’ yang semuanya dilakukan
melalui gadget dengan akses internet maka pemangku kepentingan pariwisata Wonosobo harus
mengikuti trend konsumen (market driven) agar destinasi wisata Wonosobo laku di pasar pariwisata.
MANAJEMEN SDM
Program Kepariwisataan oleh Dinas terkait akan bekerjasama dengan beberapa Dinas lainnya.
Dinas yang lain seperti Koperasi dan UKM untuk program produk lokal dan distribusi rumah
tangga, Dinas PU untuk program infrastruktur pariwisata dan tata ruang. Selain itu dapat juga
dilakukan kerjasama dengan Perangkat Desa yang disertai dengan masyarakat dan kelompok
atau komunitas seperti Pokdarwis untuk menjalankan programtersebut.
Output dari sebuah programming pariwisata yaitu atraksi akan sebuah produk atau destinasi.
Atraksi alam sudah tentu menjadi potensi wisata yang paling kuat di Wonosobo, sehingga
diperlukan program yang bersifat berkelanjutan atau sustainability agar atraksi ini tetap
menjadi potensi alam berumur panjang. Seperti pada pembahasan sebelumnya, dibutuhkan
kesimbangan antara ekonomi, sosial dan lingkungan terhadap suatau pengembangan destinasi
pariwisata.
Ekowisata adalah salah satu cara pengembangan wisata yang berkelanjutan. Desa Sembungan
Kecamatan Kejajar Wonosobo adalah salah satu desa yang memiliki potensi pengembangan
pariwisata yang berbasis ekowisata. Struktur keindahan alam yang membentang dengan
predikat desa tertinggi di pulau Jawa serta kerifan lokalnya yang sangat kuat dikenal sebagai
petani kentang yang tangguh ini bisa menggambarkan tentang pentingnya pengembangan
Ekowisata. Hal tersebut kemudian menjadi perhatian bagi para wisatawan yang pernah
berkunjung ke desa tersebut.
MANAJEMEN KEUANGAN
Pengelolaan keuangan sektor pariwisata dapat dilakukan dengan menerapkan perencanaan
dari bawah (bottom up planning), dengan cara menggali seluruh potensi yang dimiliki daerah
dengan penuh kreativitas dan inovasi untuk pengembangan industri pariwisata yang lestari
dirasakan sangat penting dan mendesak, karena pengembangan industri pariwisata salah
satunya sangat tergantung pada daya tarik dari kegiatan yang berkaitan dengan keadaan alam,
peninggalan sejarah, dan warisan seni budaya, serta hal lain dari daerah yang menjadi ciri khas.
Strategi yang dilakukan dalam merealisasikan hal tesebut adalah dengan cara :
PROSES KEGIATAN
Camping Ceria Telaga Dringo
Price Include :
transportasi selama trip berjalan Activities :
tiket masuk kawasan wisata Backpacking
tenda dome Culinary
makan 2x (spesial kuliner khas 1x) Cultural trip
tour leader Hiking
stiker Photograph
games kelompok
STRATEGI OPERASIONAL