Regulasi Dan Pelayanan Unit Dialisis
Regulasi Dan Pelayanan Unit Dialisis
PELAYANAN DIALISIS
Ria Bandiara
Landasan Hukum
• Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
• Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
• Peraturan Menteri Kesehatan nomor 812 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Dialisis Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
• Pedoman Pelayanan Hemodialisis di Sarana Pelayanan Kesehatan, Direktorat
Bina Pelayanan Kesehatan Medik Spesialistik tahun 2008
• Peraturan Menteri Kesehatan nomor 14 tahun 2021 tentang Standar Kegiatan
Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Kesehatan
• Peraturan Menteri Kesehatan nomor 8 tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menkes no 14 thn 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk
Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan
PERMENKES 812 / 2010
PENYELENGGARAAN PELAYANAN DIALISIS PADA FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN
Direktur Utama
Supervisor (KGH)
Penanggung Jawab
(Internis)
Standar Profesi
Standar Operasional Prosedur
Tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan pasien.
ketenagaan
Ketenagaan Kompetensi Jabatan dan uraian tugas
Tenaga Dokter SpPD-KGH Supervisor/dokter penanggung jawab
medis
Dokter SpPD bersertifikat Dokter penanggung jawab/pelaksana dialisis
dialisis
Dokter umum bersertifikat Dokter jaga di ruang dialisis
dialisis
Perawat Perawat bersertifikat dialisis Perawat mahir
Perawat lulusan Akademi Perawat biasa yang membantu tugas perawat
Keperawatan mahir
Teknisi Minimal SMU/STM Teknisi atau perawat dengan pelatihan khusus
mesin dialisis dan perlengkapannya, bertugas
menyiapkan mesin dan perlengkapannya,
menjalankan dan merawat mesin dialsis dan
pengolah air, bekerja sama dengan teknisi pabrik
pembuatnya
Tenaga Mengelola administrasi layanan hemodialisis
administrasi
Tenaga Sesuai kebutuhan
pendukung
lain
Bangunan Unit Dialisis
• Pendirian Unit HD pertama kali, luas lantai yang harus disiapkan untuk ruang dialisis (untuk 4
mesin) dan ruang pendukung lainnya adalah 32-36 m2
• Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dialisis, minimal terdapat ruangan sebagai berikut :
1) Ruangan pemeriksaan / Konsultasi HD dan CAPD
2) Ruangan perawat (Nurse Station).
3) Ruangan dialiser proses ulang (reprocessing)
4) Ruangan pengolahan air (Water Treatment).
5) Ruangan sterilisasi alat, bila tidak ada unit sterilisasi khusus
6) Ruangan penyimpanan Obat.
7) Ruangan pimpinan.
8) Ruangan administrasi.
9) Ruangan pendaftaran/penerimaan pasien dan rekam medik.
10)Ruang penunjang non medik yang sekurang-kurangnya terdiri dari pantry, gudang peralatan,
tempat cuci, dan ruang ganti tenaga medis.
11)Ruang tunggu keluarga pasien.
12)Toilet yang masing-masing terdiri dari toilet untuk petugas, toilet untuk pasien dan toilet untuk
penunggu pasien.
13)Spoelhok.
Ruang (Area) Dialisis
• Rasio mesin hemodialisis dengan luas ruangan sekurang-kurangnya sebesar 1 :
8 m2
• Pasien dengan HBsAg positif harus memiliki ruangan, mesin, peralatan,
instrumen, bahan medis habis pakai yang terpisah dan obat-obatan khusus.
Ruangan ini harus memiliki sistem pembuangan limbah, sumber air, dan
pengelolaan udara terpisah
• Setiap mesin harus dapat diamati dengan mudah dari pos jaga perawat
• Tempat perawat harus cukup luas untuk perawat dan teknisi, komputer dan meja
kerja
• Ruangan harus dipertahankan pada suhu 25-26oC dengan kelembaban 55-60%
• Harus disediakan fasilitas untuk cuci tangan, atau antiseptik berbasis alkohol di
setiap area pasien.
Mesin Hemodialisis
• Mesin hemodialisis memiliki kemampuan untuk HD konvensional dan lebih baik
bila dapat melakukan terapi konveksi.
• Seluruh mesin memenuhi kondisi dan regulasi dari Kementerian Kesehatan.
• Alat hemodialisis minimal memiliki:
a. Pompa darah dengan aliran unidirectional mencapai 400ml/menit
b. Pompa heparin
c. Monitor tekanan arteri dan vena
d. Detektor gelembung udara
e. Detektor kebocoran darah
f. Regulator dialisat
g. Volumetric ultrafiltration control
h. Perangkat keamanan seperti alarm dan klem darah vena
• Sumber Listrik
• Setiap pusat hemodialisis memiliki mekanisme khusus untuk memastikan
tersedianya sumber listrik untuk mesin hemodialisis termasuk pada keadaan
gangguan listrik (tersedia daya yang cukup untuk mengembalikan darah dari
sirkuit ekstra-korporeal)
• Minimal cadangan listrik selama 15 menit.
• Mesin Cadangan
• Untuk pusat hemodialisis yang memiliki lebih dari 10 mesin, wajib
menyediakan satu mesin cadangan untuk setiap 10 mesin hemodialisis
• Desinfeksi Mesin HD
• Permukaan luar mesin HD harus dilakukan desinfeksi untuk setiap sesi dialysis
• Desinfeksi sirkuit mesin HD dikerjakan setelah sesi terakhir hari tersebut,
namun disarankan untuk dilakukan di setiap akhir sesi
• Pemeliharaan Berkesinambungan dan Terencana
• Setiap mesin harus dilakukan pemeliharaan berkala dan pengecekan rutin
sesuai dengan rekomendasi masing-masing unit
• Seluruh tindakan pemeliharaan harus dicatat
• Disarankan untuk melakukan pergantian mesin setiap 5-10 tahun, atau
setelah beroperasi selama 15.000-40.000 jam
• Evaluasi dilakukan minimal terhadap parameter berikut ini:
• Konduktivitas dialisat ke dialiser
• pH
• Suhu
• Detektor udara
• Detektor darah
• UF control
• Alarm
• Aliran dialisat
Bangunan dan Prasarana Pelayanan CAPD
1. Ruangan edukasi dan training
• Ruangan bersih, tenang dan nyaman
• Pencahayaan cukup
• Dilengkapi meja yang mudah dibersihkan dan tidak boleh terbuat dari kayu
• Menghindari kondisi yang dapat menyebabkan udara bergerak yang akan menerbangkan
debu di dalam ruangan sehingga dapat membawa bakteri dan dapat menyebabkan infeksi
2. Ruangan Tindakan
adalah ruangan yang dapat digunakan untuk melakukan Tindakan seperti :
• Penggantian transfer set
• Tindakan perawatan lainnya : exit site, ganti verband, pemeriksaan PET
Ruang Konsultasi dan Tindakan
• Setiap unit dialisis disarankan untuk memiliki ruang konsultasi.
• Setiap unit dialisis disarankan memiliki ruang kerja untuk perawat dan
teknisi
• Disediakan fasilitas dan perlengkapan untuk tindakan dan perawatan
pasien
• Pusat dialisis yang menyediakan atau berencana menyediakan
tindakan minor untuk pasiennya, harus memiliki ruangan tindakan
yang terpisah dari ruangan dialisis
Ruang Dialiser Proses Ulang
• Bagi pusat dialisis dimana dialiser digunakan kembali, maka perlu disediakan
ruangan khusus untuk pemrosesan ulang
• Ventilasi ruangan pemrosesan dialiser ulang harus adekuat dan efisien untuk
mengurangi risiko inhalasi
Mesin Pemrosesan Ulang Dialiser
• Mesin pemrosesan ulang harus disetujui oleh peraturan otoritas yang
berlaku
• Mesin pemrosesan ulang harus merupakan unit terintegrasi yang
sepenuhnya otomatis yang mampu untuk membersihkan, menguji
dan mengisi dialiser dengan desinfektan
• Untuk pemrosesan ulang dialiser, harus mencakup pengujian untuk
volume sel total , integritas membran, dan melakukan desinfeksi
sesuai standar AAMI
• Penggunaan kembali dialiser melebihi 15 kali terbukti tidak efektif
dari segi biaya
Dialiser
• Dialiser dipilih berdasarkan dosis dialisis dan ukuran tubuh pasien
• Perlu dilakukan pencatatan terhadap adanya alergi terhadap dialiser
tertentu.
Ruang Pengelolaan Air (Water Treatment)
• Disediakan ruangan untuk pengelolaan air yang terpisah dari ruangan dialisis
ataupun ruangan lainnya
• Air (treated water) disalurkan ke unit hemodialisis melalui pipa yang terbuat dari
butadiene styrene (ABS), cross-linked polyethylene (PEX) atau bahan serupa
Pengelolaan Air (Water Treatment)
• Air merupakan komponen penting dalam proses hemodialisis
sehingga harus dilakukan pemeliharaan dan pemantauan lebih untuk
mencegah komplikasi
• Kontaminasi bahan kimia dapat menyebabkan hemolisis dan
ensefalopati
• Kontaminasi bakteri dapat menyebabkan reaksi pirogenik, produksi
dari sitokin pro-inflamasi; yang dapat menyebabkan amiloidosis,
respon suboptimal terhadap eritropoietin, malnutrisi, dan
aterosklerosis.
• kualitas air harus sesuai dengan standar AAMI
Standar minimal Ruang Water Treatment
• Ruang pengolahan air berada terpisah dari ruang hemodialysis
• Tersedia ventilasi yang cukup untuk mencegah panas.
• Tersedia saluran air di lantai untuk membuang kelebihan air.
• Gambar aliran sistem pengolahan air ditempel di ruang pengolahan air.
• Seluruh komponen dan kelengkapan sistem pengolahan air harus dilabel
dengan jelas.
• Untuk kepentingan monitoring, pengukur tekanan dipasang sebelum dan
sesudah komponen.
• Perlu dilakukan pemantauan harian terhadap seluruh komponen
pengolahan air
• Setiap pusat hemodialisis memiliki pusat pengolahan air yang
menghasilkan air minimal sesuai dengan kualitas AAMI.
Pemantauan Sistem Pengolahan Air
• Pemantauan Kimia
• Pemantauan Mikrobiologi
• Pemantauan endotoksin
Pemeliharaan Sistem Pengolahan Air
Komponen Parameter Pemantauan Pemeliharaan yang Diperlukan Rekomendasi Interval Pemeliharaan
Depth filter Penurunan tekanan di sepanjang filter Backwashing dan rinsing Dua (2) kali seminggu dan setiap hari
selama musin hujan atau ketika air
mengandung partikel/kontaminan.
Activated carbon filter Penurunan tekanan di sepanjang filter Backwashing dan rinsing Dua (2) kali seminggu.
Activated carbon filter Adanya klorin dalam air produksi Penggantian arang Jika >0,1 g/ml
Membran reverse osmosis Inlet, reject & permeate pressure & flows Naikkan tekanan inlet >25%, atau Bersihkan membran offline.
turunkan aliran permeate 25%.
Membran reverse osmosis Konduktivitas Naikkan 50% dari baseline Bersihkan membran offline atau ganti.
Deionizer Konduktivitas atau resistivitas <1 megaohm atau >0,5 microhm Regenerasi dengan asam atau basa.
Tangki penyimpanan dan pemipaan Hitung bakteri Kenaikan >50% diatas baseline Pembersihan dan desinfeksi.
Pengelolaan Limbah
• Sisa dialisat dan limbah reprocessing harus dibuang ke sistem pembuangan
umum yang tertutup, atau apabila dibuang ke septic tank maka formaldehyde
tidak boleh digunakan