Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN SEJARAH MAKAM DATOKRAMA DAN


HASIL PENELITIAN CAGAR BUDAYA MEGALITIK
VATUNONJU

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
SALWA AZ-ZAHRA

REHAM NABILA

SALSABITA

RATU NOVIANTY

MUH FADLAN

ALBERTUS

TAHUN AJARAN 2022/2023


CAGAR BUDAYA MAKAM DATOKRAMA DAN TAMAN MEGALITIK
VATUNONJU

Tempat penelitian :makam datokrama

Tempat penelitian :Taman megalitik vatunonju


A.1.CAGAR TAMAN DATOKRAMA
Datokarama adalah tokoh pembawa pertama agama Islam di lembah
Palu dan menjadi nama perguruan tinggi STAIN Datokarama Palu. Datokarama
memiliki nama asli Syekh Abdullah Raqie, seorang tokoh yang berasal dari
Pagaruyung, yang pertama kali menyebarkan agama Islam ke Tanah Kaili atau
Bumi Tadulako, Sulawesi Tengah pada abad ke-17. Selama keberadaannya di
lembah Palu (1603-1650 Miladiyah) ia berhasil mengislamkan raja-raja yang ada di
lembah Palu.Datokarama adalah gelaran yang diberikan oleh tokoh-tokoh
masyarakat lembah Palu kepada Abdulllah Raqi, berkat jasa dan kealimannya.
Orang-orang biasa pula menyebutnya dengan "To Nabaraka" (orang yang
memiliki / membawa karamah / kemuliaan, karena telah menyebarluaskan agama
Islam di lembah Palu.
2. Masuk Agama Islam di Lembah Palu
Awal kedatangan Syekh Abdullah Raqie atau Datokarama di Tanah Kaili
bermula di Kampung Lere, Lembah Palu (Sulawesi Tengah) pada masa Raja
Kabonena, Ipue Nyidi memerintah di wilayah Palu.Selanjutnya Datokarama
melakukan syiar Islam-nya ke wilayah-wilayah lainnya di lembah Palu yang dihuni
oleh masyarakat Suku Kaili. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Palu, Donggala,
Kulawi, Parigi dan daerah Ampana.

Seperti beberapa masyarakat lainnya di nusantara, pada masa itu


masyarakat suku Kaili juga masih menganut kepercayaan animisme/dinamisme
yang mereka sebut "tumpuna", dimana mereka mempercayai adanya makhluk
yang menunggui benda-benda yang dianggap keramat. Namun dengan metode
dan pendekatan yang persuasif serta wibawa dan kharismanya yang tinggi, syiar
Islam yang dilakukan Datokarama melalui ceramah-ceramah pada upacara-
upacara adat suku tersebut akhirnya secara perlahan dapat diterima oleh raja dan
masyarakat Kaili. Perjuangan Datokarama akhirnya berhasil mengajak Raja
Kabonena, Ipue Nyidi beserta rakyatnya masuk Islam, dan dikemudian hari Ipue
Nyidi dikenang sebagai raja yang pertama masuk Islam di Lembah Palu.

3.MAKAM
Setelah wafat, jasad Datokarama dimakamkan di Kampung Lere, Palu (Kota
Palu sekarang).Makam Syekh Abdullah Raqie atau Datokarama kemudian hari
menjadi Kompleks Makam Dato Karama dan berisi makam istrinya yang bernama
Intje Dille dan dua orang anaknya yang bernama Intje Dongko dan Intje Saribanu
serta makam para pengikut setianya yang terdiri dari 9 makam laki-laki, 11
makam wanita, serta 2 makam yang tidak ada keterangan di batu nisannya.

Untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa Datokarama di Palu, Pemkot


Palu menamai salah satu perguruan tinggi di Palu, yakni IAIN dengan nama IAIN
Datokarama Palu.[7
B. CAGAR BUDAYA MEGALITIK VATUNONJU

Desa Watunonju terletak di Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi,


Provinsi Sulawesi Tengah. Penduduk asli Watunonju berasal dari Sigimpu (benar-
benar Sigi) yaitu suatu daerah di bagian Palolo sekitar 28 km dari Watunonju.
Dahulu daerah Watunonju merupakan hutan dan ketika itu daerah watunonju
belum dihuni oleh manusia. Manusia zaman itu hidup berkelompok dan selalu
tinggal berpindah-pindah, tetapi ketika telah tumbuh pengetahuan tentang
bercocok tanam mereka umumnya tinggal di daerah pegunungan.

Lumpang batu di Watunonju, pertama kali diteliti oleh dua orang ilmuan
sekaligus misioner Belanda yang sempat mengkristenkan Sulawesi Tengah
terutama di Kabupaten Poso yaitu ketika Indonesia masih dijajah oleh Belanda.
Mereka adalah Albert Qruit dan Adrian. Setelah mereka mengajarkan agama
Kristen di seluruh Poso mereka lalu mengajarkan agama Kristen di Palu. Setelah
itu ia meneruskan misinya ke daerah Sigi Biromaru. Namun misi mereka sangat
ditentang oleh Raja Karanjalemba yang mempunyai wibawa dan pengaruh yang
sangat kuat.Dua orang misioner tersebut pun pergi dari Watunonju karena
keberanian Raja Karanjalemba. Tetapi menurut mcarmand, Albert Qruit dan
Adrian pergi tidak dengan tangan kosong, mereka sempat mengadakan penelitian
yang pertama kali terhadap peninggalan arkeolog di daerah Watunonju yang
berada di Kecamatan Sigi Biromaru tersebut yaitu penelitian terhadap lumpang
batu pada tahun 1898 Masehi.

Anda mungkin juga menyukai