Makalah Hadits Sebagai Sumber Agama Islam
Makalah Hadits Sebagai Sumber Agama Islam
Di Susun oleh :
40040222650023
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaiakan makalah
ini. Adapun judul dalam makalah ini adalah “Hadits Sebagai Sumber Kedua
Ajaran Agama Islam”.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Tidak lupa kami hanturkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
Bapak Muhammad Dliya’ Ulami’ . yang telah memberikan arahan dan petunjuk,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktunya.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Allah SWT mengutus para Nabi dan Rosul-Nya kepada ummat manusia
untuk memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dan benar agar mereka bahagia
dunia dan akhirat. Rosululloh lahir ke dunia ini dengan membawa risalah Islam,
petunjuk yang benar. Hukum Syara’ adalah khitab Syari’(seruan Alloh sebagai
pembuat hukum) baik yang sumbernya pasti (qath’i tsubut) seperti Al-Qur’an dan
Hadis, maupun ketetapan yang sumbernya masih dugaan kuat (zanni tsubut)
seperti hadits yang bukan tergolong mutawatir.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang fungsi hadis
terhadap Al Qur’an dan dalil - dalil kehujahan hadis.
1.3 Tujuan
b. mengetahui apa saja dalil dalil yang berkaitan dengan kehujahan hadis
3
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui sejauh mana kedudukan hadist sebagai sumber hukum Islam,
dapat dilihat dalam beberapa dalil seperti dibawah ini :
Al-Qur’an
Dalam surat An-Nisa ayat 136 Allah SWT Berfirman, yang artinya sebagai
berikut “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Bagi siapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-
Malaikat-Nya, Rasul-Rasulnya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya”.
4
Dalam surat Ali Imran diatas, Allah memisahkan antara orang-orang
mukmin dengan orang-orang yang munafik. Dia juga akan memperbaiki keadaan
orang-orang mukmin dan memperkuat iman mereka. Oleh karena itu, orang
mukmin dituntut agar tetap beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Pada surat An-Nisa ayat 136, sebagaimana halnya pada surat Ali Imran
ayat 179, Allah menyeru kaum muslimin agar beriman kepada Allah, Rasul-Nya
(Muhammad SAW), Alqur’an, dan kitab yang diturunkan sebelumnya. Kemudian
pada akhir ayat, Allah SWT Mengancam orang-orang yang mengingkari seruan-
Nya.2
• Dalil Hadist
Artinya :
“Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, dan kalian tidak akan tersesat
selama-lamanya, selama kalian selalu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu
kitab Allah dan Sunah Rasul-Nya.” (H.R Hakim)
5
Umat Islam telah sepakat menjadikan Hadist sebagai salah satu dasar
hukum dalam amal perbuatan karena sesuai dengan yang dikehendakinya oleh
Allah. Penerimaan hadist sama seperti penerimaan mereka terhadap Al-Qur’an,
karena keduanya sama-sama merupakan sumber hukum Islam.
Sunnah atau Hadis Nabi Saw merupakan salah satu sumber ajaran agama
Islam sekaligus merupakan wahyu dari Allah seperti Al-Qur’an, hanya saja
perbedaan antara keduanya terletak pada sisi lafaz dan makna. dimana lafaz dan
makna al-Qur’an berasal dari Allah Swt semetara Hadis maknanya dari Allah Swt
dan lafaznya dari Rasulullah Saw, kedudukannya dalam ajaran agama sebagai
sumber kedua setelah Al-Qur’an, keduanya saling melengkapi antara satu dengan
yang lain, dan mentaatinya wajib bagi kaum muslimin sebagaimana wajibnya
mentaati Al-Qur’an. 4
Al-Qur’an
أو ه ليNNو هNNل لNNو لNNوا ال للر هسNNوأل هطي ه عNNليا أليلهل ها اللل هذي لن آل لم هنوا أل هطيه عوا اللللل ه ل
6
ك لخيي ررNه لNر لذلNآل هخ هNو ه م اليN يم تهي ؤه مه نول ن هبالللل هه لوالييل يNلوال للر هسو هل هإ ي ن كهنيته
لو لما آل لتاكه ه م ال للر هسو هل لف هخ هذو هه لو لما نل لهاكه يم لعني هه لفانيتل ههوا
Artinya : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa
yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah”. (QS. Al-Hasyr :7)
Allah Swt telah memperingatkan kita untuk tidak menyelisihi segala apa
yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw, Allah berfirman:
هNو يNNتينلر ة أل يNيبل هه يم هفNNه هصNNه أل ين تNلفلييل يح لذ ه ر اللل هذي لن يهل خالهه فول ن لع ين أل يم هر ه
Pada Banyak ayat, Allah Swt menyandingkan kata Kitab yang berarti
alQur’an dengan kata Hikmah yang berarti hadis atau sunnah diantara ayat-ayat
tersebut adalah firman Allah Swt:
7
ل يعلل همNNلوألني لز ل ل الللل هه لعلليي ل ك اليه كل تا لب لوالي هحكيل م لة لو لعللل لم لك لما لل يم لتكه ين ت
Artinya : “Dan (juga karena) Allah Telah menurunkan Kitab dan Hikmah
kepadamu (Muhammad), dan Telah mengajarkan kepadamu apa yang belum
kamu ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu”. (QS. An-Nisa> :
113)\
Imam al-Syafi’I berkomentar perihal ayat yang terakhir ini dengan mengatakan:
“Allah swt menyebutkan al-Kitab yaitu al-Qur’an dan juga Sunnah (Hadis). Aku
teelah mendengar ahli ilmu al-Qur’an mengatakan; Hikmah adalah Sunnah
Rasulullah saw. Karena al-Qur’an disebutkan dan dibarengi dengan kata
Hikmah. Allah swt. Menyebutkan anudrah-Nya kepada makhluk-makhluk-Nya
dengan mengajari mereka al-Kitab dan Hikmah, maka tidak boleh –Wallahu
a’lam- ditafsiri maksud Hikmah disini kecuali Sunnah Rasulullah saw”.
Hadits Nabi
Hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dengan sanadnya dari sahabat Abu
Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
ليا لر هسو ل ل الللله ه كه لهل أه للم هتي يل يد هخ هلو ل ن الي لجنللل ة هإل لال لمي ن أل لبى لقا هلوا
Artinya : “Setiap umatku akan masuk surga, kecuali mereka yang enggan dan
tidak mau”. Para Sahabat kemudian bertanya (keheranan); ‘Siapakah yang tidak
mau memasukinya itu wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab: “orang yang
8
mentaatiku akan masuk surga dan orang yang mendurhakaiku (melangkar
ketentuanku) berarti dia enggan dan tidak mau”.6
هNNتل لركي هت هفيكه يم أل يم لرييه ن لل ين تل هض لهلوا لما تل لم للسكيته يم هب ههل ما هك لتا ل ب الللل ه
Artinya : “Aku telah meninggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan
sesat untuk (selamanya) selama kalian berpegangteguh kepada keduanya yaitu
Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya”
لعلل ييكه يم هب هسنلل هتي لو هسنلله ة اليه خللل فاه ء اليل مي هه د هليي ل ن ال للرا هش هدي لن تلل م
للسكهوا هبل ها لو لع لهضوا لعلليي لها هبالنلل لوا هج هذ لو هإ للياكه يم لو هم يح لد لثا هت
Hadis yang menjelaskan bahwa telah diturunkan kepada Rasulullah saw al-Quran
dan yang semidal dengannya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari
sahabat al-Miqdam bin Ma’di Karib ra, Rasulullah saw bersabda:
9
ه ت الي هك لتا لب لو همثيلل هه لم لعه أل لال هإ هلني هأو هتي
Ijma’ (Kesepakatan)
10
Artinya “Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkan.”7
Allah SWT menurunkan al-Qur’an bagi umat manusia, agar al-Qur’an ini
dapat dipahami oleh manusia, maka Rasul SAW diperintahkan untuk menjelaskan
kandungan dan cara-cara melaksanakan ajarannya kepada mereka melalui
hadishadisnya.9
1. Bayan at-Taqrir
Bayan al-taqrir disebut juga dengan bayan al-ta’kid dan bayan al-itsbat.
Yang dimaksud dengan bayan ini, ialah menetapkan dan memperkuat apa yang
telah diterangkan di dalam al-Qur’an. Fungsi hadis dalam hal ini hanya
memperkokoh isi kandungan al-Qur’an. Suatu contoh hadis yang diriwayatkan
Muslim dari Ibnu Umar, yang berbunyi sebagai berikut:
( ر يN ف هط هNNأل يNNه لفNNو هN رأل ييـته هم يN ( لف هإ لذا لرأل ييـته ه م الي ههلل لل لف هص يو هم يوا لو هإ لذا ل
وا رواه مسلم
“Apabila kalian melihat (ru’yah) bulan, maka berpuasalah, juga apabila melihat
“Maka barang siapa yang mempersaksikan pada waktu itu bulan, hendaklah ia
berpuasa” (QS. Al-Baqoroh : 185)
Abu Hamadah menyebut bayan taqrir atau bayan ta’kid ini dengan istilah
bayan al-muwafiq li al-nas al-kitab. Hal ini dikarenakan munculnya hadishadis itu
sealur (sesuai) dengan nas al-Qur’an. 8
7
8
11
2. Bayan at-Tafsir
Kata mutlaq artinya kata yang menunjukkan pada hakekat kata itu sendiri
apa adanya, dengan tanpa memandang kepada jumlah maupun sifatnya.
Mentaqyid dan mutlaq artinya membatasi ayat-ayat mutlaq denngan sifat,
keadaan, atau syarat-syarat tertentu. Sebagai contoh hadis Rasul SAW berikut:
12
c. Men-takhsis ayat yang ‘am
Kata ‘am ialah kata yang menunjukkan atau memiliki makna, dalam
jumlah yang banyak. Sedangkan takhsis atau khash, ialah kata yang menunjukkan
arti khusus, tertentu atau tunggal. Yang dimaksud men-takhsis yang ‘am ialah
membatasi keumuman ayat Al-Qur’an sehingga tidak berlaku pada bagian-bagian
tertentu. Mengingat fungsinya ini, maka ulama berbeda pendapat apabila
mukhasis-nya dengan hadith ahad. Menurut Syafi’i dan Ahmad bin Hambal,
keumuman ayat bisa ditakhsish oleh hadith ahad yang menunjukkan kepada
sesuatu yang khash, sedang menurut ulama Hanafiah sebalikanya.
Sebagai Contoh :
3. Bayan al-Nasakh
Pada bayan jenis keempat ini, terjadi perbedaan pendapat yang sangat
tajam. Ada yang mengakui dan menerima fungsi hadis sebagai nasikh terhadap
sebagian hukum Al-Qur’an dan ada yang juga yang menolaknya.9
13
karena adanya dalil syara’ yang mengubah suatu hukum (ketentuan) meskipun
jelas, karena telah berakhir masa keberlakuannya serta tidak bisa diamalkan lagi,
dan syar’i (pembuat sayari’at) menurunkan ayat tersebut tidak diberlakukan untuk
selama-lamanya (temporal).
Diantara para ulama yang membolehkan adanya nasakh hadith terhadap al-
Qur’an juga berbeda pendapat dalam macam hadith yang dapat dipakai untuk me-
nasakh-nya. Dalam hal ini mereka terbagi menjadi tiga kelompok.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Allah SWT menurunkan al-Qur’an bagi umat manusia, agar al-Qur’an ini
dapat dipahami oleh manusia, maka Rasul SAW diperintahkan untuk menjelaskan
kandungan dan cara-cara melaksanakan ajarannya kepada mereka melalui
hadishadisnya.
- Al Qur’an karim
- Hadis Nabi
- Ijma’ (Kesepakatan)
Oleh karena itu, fungsi hadits Rasul SAW sebagai penjelas (bayan) alQur’an
itu bermacam-macam. Berikut beberapa hal yang yang merupakan fungsi hadis
terhadap Al Qur’an
- Bayan At-taqrir
- Bayan At-tafsir
- Bayan At-tasyri
- Bayan Al-nasakh
15
DAFTAR PUSTAKA
Al-Kautsar
Ichwan, Mohammad Nor (2007). Studi Ilmu Hadis. Semarang: Rasail Media
Group