Anda di halaman 1dari 13

DIAGRAM FASE

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Material Teknik
Dosen : Susastro, S.T, M.T.

Di susun oleh :
Kelompok 1
1. David Manurung
2. Rizza Nurul Affan
3. Rifqi Bayu Nugrahadi

PROGRAM STUDI REKAYASA PERANCANGAN MEKANIK


FAKULTAS SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................2
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................3
1.2 Tujuan...........................................................................................................................3
1.3 Manfaat.........................................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Dasar Teori...................................................................................................................4
2.2 Pengertian Diagram Fasa..............................................................................................4
2.3 Diagram Fasa dari Unsur Murni...................................................................................5
2.4 Hukum Fasa Gibbs (gibbs phase rule).........................................................................6
2.5 Diagram Fasa Ganda Pada Sistem Panduan Isomorphous...........................................7
2.6 Kaidah Tuas (The Lever Rule)......................................................................................9
2.7 Diagram Fasa Tiga Komponen (Ternary Phase Diagram)..........................................10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................................12
3.3 Pertanyaan.....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

2
Pengenalan bahan teknik mempelajari tentang material – material, cara pembuatan,
penerapan di lapangan, dan juga teori-teori mengenai bahan teknik. Salah satunya adalah
diagram fasa, dimana kita dapat mengetahui bahan-bahan pada fase liquid (cair), padat, atau gas.
Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat – sifat fisik seragam, yang terpisah
dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Pemahaman perilaku fasa mulai berkembang
dengan adanya aturan fasa Gibbs. Untuk sistem satu komponen, persamaan Clausius dan
Clausisus – Clapeyron menghubungkan perubahan tekanan kesetimbangan dengan perubahan
suhu.
Jika campuran dua cairan nyata (real) berada dalam kesetimbangan dengan uapnya pada
suhu tetap, potensial kimia dari masing – masing komponen adalah sama dalam fasa gas dan
cairnya. Sistem biner paling sederhana yang mengandung fasa padat dan cair ditemui bila
komponen – komponennya saling bercampur dalam fas cair tetapi sama sekali tidak bercampur
pada fasa padat, sehingga hanya fasa padat dari komponen murni yang akan keluar dari larutan
yang mendingin.
Jika suatu larutan dari dua zat A dan B didinginkan sampai suhu yang cukup rendah, akan
muncul suatu padatan. Suhu ini adalah titik beku larutan, yang bergantung pada komposisi.
1.2 Tujuan
Diharapkan mahasiswa memahami tentang diagram fasa, tahu cara membacanya
dan lebih mengenal fase-fase zat yang ada di sekitar kita.
1.3 Manfaat
Setelah dilakukan penulisan diharapkan makalah ini dapat memiliki
manfaat sebagai berikut :
         Manfaat teoritis, dapat menberikan sumbangan ilmu pendidikan bagi
mahasiswa lainya dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai Diagram
Fasa.
         Manfaat Praktis:
a.       Bagi mahasiswa, dapat meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar dalam
mata kuliah Material Teknik terutama dalam bidang Diagram Fasa.
b.      Bagi pengajar, dapat digunakan sebagai sarana referensi dalam
pembelajaran guna peningkatan prestasi siswa didik dalam proses belajar
mengajar.

BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.1 Dasar Teori
Pada umumnya logam tidak berdiri sendiri atau keadaan murni, tetapi lebih banyak
dalam keadaan dipadu atau logam paduan dengan kandungan unsur-unsur tertentu sehingga
struktur yang terdapat dalam keadaan setimbang pada temperatur dan tekanan tertentu akan
berlainan. Kombinasi dua unsur atau lebih yang membentuk paduan logam akan menghasilkan
sifat yang berbeda dari logam asalnya. Tujuan pemaduan adalah untuk memperbaiki sifat logam
Sifat yang diperbaiki adalah kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan korosi, ketahanan aus,
ketahanan lelah, dll. Komponen-komponen umum diagram fase adalah garis kesetimbangan,
yang merujuk pada garisyang menandakan terjadinya transisi fase.

2.2 Pengertian Diagram Fase

- Fasa (phase) dalam terminology/istilah dalam mikrostrukturnya adalah suatu daerah


(region) yang berbeda struktur atau komposisinya dari daerah lain.
- Fase didefinisikan sebagai sistem yang homogen yang mempunyai sifat kimia dan sifat
fisika yang seragam/uniform. Satu fase : contohnya logam murni, padatan, cairan. Lebih 1 fase :
contohnya larutan air-gula dengan gula (larutan air-gula yang melampaui batas kelarutan).
Sistem fase tunggal → homogen Sistem 2 atau lebih fase → campuran atau sistem heterogen.

- Diagram fasa (phase diagram) adalah: suatu diagram yang menunjukkan fasa
dalam suatu sistem material diberbagai suhu, tekanan dan komposisi. Diagram ini banyak
digunakan oleh para insinyur dan peneliti untuk memahami dan memperkirakan banyak aspek
perilaku dari material.

- Fungsi diagram fasa Adalah memudahkan memilih temperatur pemanasan yang sesuai
untuk setiap proses perlakuan panas baik proses anil, normalizing maupun proses pengerasan.
Baja adalah paduan besi dengan karbon maksimal sampai sekitar 1,7%.paduan besi diatas 1,7%
disebut cast iron. Perlakuan panas bertujuan untuk memperoleh struktur mikro dan sifat yang di
inginkan. Struktur mikro dan sifat yang diinginkan dapat diperoleh melalui proses pemanasan
dan proses pendinginan pada temperatur tertentu.

4
Informasi yang didapatkan dari diagram fasa:
1. Menunjukkan fasa yang ada pada komposisi dan temperatur yang berbeda dalam kondisi
pendinginan lambat.
2. Menunjukkan kesetimbangan pemadatan dari suatu elemen (atau
campuran/compound) dalam unsur lain.
3. Menunjukkan temperatur dari suatu paduan yang didinginkan dalam kondisi
kesetimbangan mulai membeku dan menginformasikan interval suhu saat pembekuan
terjadi.
4. Menunjukkan suhu dari suatu fasa yang berbeda mulai mencair.

Diagram fasa kesetimbangan didapatkan dengan kondisi pendinginan yang lambat.

2.3 Diagram Fasa dari Unsur Murni

Air bila didinginkan dalam suatu kesetimbangan, fasa padat (ice) dan cair berada bersama-
sama dengan batas fasa adalah permukaan dari es.

Batas Fasa
Es ( ice )

Air Air

Panas Uap
(steam)
Gambar 1.0 Perbedaan fasa air padat es dan cair saat dingin dan panas
Saat dipanaskan, cairan menguap, saat mendidih uap air dan cairan bersama dalam
kondisi kesetimbangan dengan batas fasa adalah permukaan air.

Kondisi diagram fasa unsur murni seperti air dapat dinyatakan dengan diagram
kesetimbangan fasa tekanan – temperatur seperti (pressure – temperature equilibrium phase
diagram)

5
760 torr=760 mmHg =

1 atm = 1 bar=105 Pa=

1 kg/cm2

1 torr= 1mm Hg

Gambar 1.1 Perkiraan diagram fasa kesetimbangan tekanan dan suhu untuk air murni.

2.4 Hukum Fasa Gibbs (Gibbs Phase Rule)


J.W. Gibbs (1839-1903) menurunkan suatu persamaan yang mampu menghitung jumlah fasa
yang ada dalam kesetimbangan pada suatu sistem yang ditentukan/dipilih.

P+F=C+2

dengan :
P : jumlah fasa yang ada pada sistem terpilih
F : derajat kebebasan (jumlah variable (tekanan, suhu, komposisi) yang dapat diubah bebas
tanpa mengubah jumlah fasa dalam kesetimbangan.
C : jumlah komponen dalam sistem (suatu elemen, campuran atau larutan/cairan)

Contoh:
6
a. Untuk air pada Gambar 1.1, pada titik triple jumlah fasa = 3 = P (phase) Jumlah
komponen = air saja = 1 = C (Component)
P+F=C+2
3+F=1+2
F = 0 (dengan derajat kebebasan nol)
Karena tidak ada variable (suhu maupun tekanan) yang dapat diubah dan 3 fasa tetap ada di titik
itu, maka titik triple ini disebut invariant point (titik tetap/tak berubah=invariant)

b. Pada garis batas cair dan padat P=2, C=1 maka F= C+2 – P = 1 + 2 – 2 = 1, terdapat satu
variable dapat diubah bebas dan mampu mempertahankan dua fasa yang ada dalam sistem.
Yang mana bila tekanan tertentu ditentukan hanya akan ada satu temperatur yang mana
fasa padat dan cair ada bersamaan.

c. Bila ada titik dimana saja yang ada dalam satu fasa, maka:
P = 1, C = 1 P+F=C+2
F = 1 + 2 – 2 = 2 (dua derajat kebebasan)
Artinya dua variable suhu dan tekanan dapat bervariasi/diubah-ubah secara bebas dan sistem
tetap berada dalam satu fasa.
Kebanyakan diagram fasa binary( dua unsur) yang digunakan dalam ilmu material adalah
diagram temperatur – komposisi dalam kondisi tekanan konstan biasanya 1 atm = 10 5 Pa = 760
torr = 760 mm Hg. Untuk kondisi ini berlaku P + F = C + 1

2.5`Diagram Fasa Ganda pada Sistem Paduan Isomorphous


Campuran dua logam disebut paduan binary/binary alloys yang mana membentuk dua
komponen sistem.
Contoh: tembaga murni sistem satu komponen

Tembaga dan nikel sistem dua komponen


Pada beberapa sistem logam dua komponen, dua elemen mencair sempurna satu sama lain
baik pada kondisi cair maupun padat.

7
Pada sistem isomorphous, hanya terdapat sebuah/satu jenis struktur kristal yang berada
pada semua komposisi dari komponennya.
Untuk terjadi sistem isomorphous, biasanya sistem tersebut memenuhi satu atau lebih kondisi
sebagai berikut : (berdasarkan Kaidah Daya larut padat Hume – Rohtery (1899-1968) :
1. Struktur kristal dari setiap elemen dari campuran pada harus sama.
2. Perbedaan atom dari setiap dua elemen tidak boleh berbeda lebih dari 15%
3. Elemen seharusnya tidak membentuk persenyawaan/campuran satu sama lain. Dalam arti
lain, tidak boleh ada perbedaan besar dalam elektromagnetivitas dari dua elemen.
4. Elemen seharusnya memiliki elektron valensi yang sama.

Contoh :
Diagram fasa dua komponen 19 Cu – 28 Ni, ditentukan untuk pendinginan lambat atau kondisi
kesetimbangan pada tekanan atmosfir.

Gambar 1.2 Diagram fasa nikel-tembaga. Tembaga dan nikel memiliki kemampuan larut cair
total dan kemampuan larut padatan total. Tembaga nikel larutan padat mencair pada suhu
interval di atas suhu yang ditentukan pada logam murni

8
Gambar 1.3 Konstruksi dari diagram kesetimbangan Cu-Ni dari kurva pendinginan cair ke
padat. (a) Kurva pendinginan ; (b) Diagram fasa kesetimbangan

2.6 Kaidah Tuas (The Lever Rule)


Digunakan untuk mengetahui prosentasi berat dari fasa yang ada dalam daerah dua fasa pada
diagram fasa kesetimbangan dua komponen.

Misalnya ditanyakan berapa berat fraksi dari fasa pada suhu T dan fraksi berat B, wo berdasarkan
kaidah tuas/timbangan/pengungkit pada diagram fasa di bawah ini.

9
2.7 Diagram fasa tiga komponen (Ternary Phase Diagram)
adalah diagram fasa yang terdiri atas 3 unsur logam murni A, B, C yang mana pada
umumnya dilukiskan dalam diagram sebagai berikut untuk tiap suhu isothermal.

10
Cara mencari komposisi dalam diagram fasa ternary

Berdasarkan gambar di atas maka untuk posisi x komposisinya adalah 40% berat unsur A,
40% berat unsur B, 20% berat unsur C.

Sedangkan untuk posisi y memiliki komposisi sebagai berikut:


20% berat unsur A, 30% berat unsur B, 50% berat unsur C.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Diagram fasa adalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperature, dimana
terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemanasan yang lambat dengan kadar
karbon. Diagram ini merupakan dasar pemahaman untuk semua operasioperasi perlakuan panas.
Diagram Fasa merupakan diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana
terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemanasan yang lambat dengan kadar
karbon. Tidak seperti struktur logam murni yang hanya dipengaruhi oleh suhu, sedangkan
struktur paduan dipengaruhi oleh suhu dan komposisi. Pada kesetimbangan, struktur paduan ini
dapat digambarkan dalam suatu diagram yang disebut diagram fasa (diagram kesetimbangan)
dengan parameter suhu (T) versus komposisi (mol atau fraksi mol). (Fase dapat didefinisikan
sebagai bagian dari bahan yang memiliki struktur atau komposisi yang berbeda dari bagian
lainnya). Diagram fasa khususnya untuk ilmu logam merupakan suatu pemetaan dari kondisi
logam atau paduan dengan dua variabel utama umumnya ( Konsentrasi dan temperatur).

3.2 SARAN
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami membutuhkan
kritik dan saran dari teman-teman yang sifanya membangun. Bagi teman-teman yang ingin
menambah wawasan mengenai diagram fasa,teman-teman bisa mencari referensi lain.

3.3 PERTANYAAN
1. Kegunaan Kaidah Tuas (The Lever Rule) itu apa ?
2. Disebut apakah campuran dua logam itu dan contohnya?
3. Terjadinya sistem isomorphous itu bagaimana?

12
DAFTAR PUSTAKA

- Sukrawan, Y. (2016). Diagram Fasa, 1. Diakses 27 Agustus 2022, dari Universitas


Pendidikan Indonesia.
- Irawan. Y. (2015). Material Teknik : Diagram Fasa, 1-7. Diakses 27 Agustus 2022, dari
Universitas Brawijaya.
- Daryus, A. (2016). Material Teknik : Diagram fasa, 1-2. Diakses 28 Agustus
2022, dari Universitas Darma Persada

13

Anda mungkin juga menyukai