Anda di halaman 1dari 4

Faktor Penghambat Program

Menurut Food & Nutrition Services (FNS), WIC adalah salah satu program intervensi
nutrisi yang paling berhasil dan hemat biaya di negara US. Terlepas dari kesuksesannya,
program WIC, sebagaimana program lainnya yang melibatkan koordinasi dan komunikasi antara
banyak orang, Program WIC juga menghadapi tantangan dalam memberikan pelayanan gizi,
seperti :

1. Terdapat tantangan dari internal organisasi yaitu, mempertahankan staf, mempekerjakan


paraprofessional, dan alokasi sumber daya untuk pelatihan staf merupakan tantangan
yang dihadapi bersamaan dengan penggunaan teknologi informasi untuk menilai
pengaruh layanan gizi dan untuk meningkatkan pemberian layanan dan manajemen
program dalam batas pendanaan program.
2. Hambatan operasional yaitu terkait dengan opini beberapa peserta yang mengatakan
program WIC sulit untuk diikuti dan memerlukan persyaratan yang merepotkan. Dalam
jurnal (Sheridan & Ferrant, 2022) mengatakan babhwa 16% dari peserta program
terkhusus warga bagian Arizona memutuskan keluar dari program karena merasa
programnya “merepotkan”. Menurut keterangan dari peserta yang keluar mengatakan
bahwa kata merepotkan digambarkan karena terlalu mneghabiskan waktu untuk
mendaftar, terkait pergi janji temu yang membutuhkan waktu lama dan sejenisnya. Selain
itu terdapat pula penerjemahan dari kerumitan ini berasal yaitu terkait dengan masalah
penukaran voucher. Sebelumnya peserta tidak menemukan masalah apapun saat
melkaukan penebusan voucher di pusat-pusat WIC pada umumnya. Berdasarkan
keterangan dan hasil survei yang dilakukan di Missouri didapatkan bahwa barang selalu
ada sebesar 65% dan barang terkadang tidak tersedia sebesar 35%. Seblaiknya untuk
warga yang berada di bagian Minnesota saat dilakukan survei ternyata ditemukan
permasalahan kesediaan barang terutama ditokonya yaitu terdapat kesulitan dalam
menemukan barang atau bahannya. Disebutkan bahwa terjadi kesulitan saat menemukan
jenis makanan yang ditentukan dan kurangnya pelabelan ataupun kesalahan pelabelan
pada makanannya. Selain itu, terdapat permasalahan lain terkait voucher yaitu voucher
harus ditukarkan sekaligus dimana peserta harus memeutuskan apakah akan menebus sisa
voucher itu tanpa mendapatkan barang saat barang habis ataukah kembali ke tokonya lain
waktu saat barang sudah tersedia.
3. Hambatan selanjutnya adalah terkait dengan kurang terlatihnya petugas kasir. Menurut
jurnal (Sheridan & Ferrant, 2022) dikatakan bahwa sebnayak 33% peserta yang berada di
Indiana mengatakan bahwa mereka menghadapi kesulitan saat melakukan pembayaran di
toko terutama saat melakukan belanja untuk barang yang termasuk WIC dan barang yang
non-WIC. Kurangnya keterlatihan petugas kasir membuat peserta harus mengajari
bagaimana cara memproses voucher sehingga akan membutuhkan waktu yang lama
dalam melayani dan mengakibatkan antrian panjang.
4. Hambatan sistemik yaitu hambatan yang berasala dari pola ketidaksetaraan sosial yang
lebih luas di Amerika Serikat. Dalam hal ini pesreta mengahdapi ketakutan terhadap
stigma, akses dan juga bahasa. Menurut dari hasil survei sebnayak 43% peserta
mengalami ketakutan dan mendapatkan perlakuan stigmatisasi. Mereka sering
mendapatkan perkataan dan juga pandangan yang merendahkan karena banyak orang
non-peserta yang memandang rendah peserta WIC karena tidak mampu membeli
mkananan. Selian itu, tidak sedikit juga peserta WIC mendapatkan perlakuan
direndahkan oleh petugas kasir.
5. Hambatan komunikasi karena kesulitan Bahasa juga memepengaruhi kelayakan program.
Dikatakan bahwa terdapat laporan dari studi lain terkait dnegan banyaknya orang dengan
bahsa non-inggris yang bingung terkait dnegan status WIC dan merasa bahwa mereka
tidak layak untuk ikut dalam kepesertaan. Dikatakan bahwa kendala dalam Bahasa juga
memepengaruhi pendaftran program karena kesulitan dalam berkomunikasi dan
menciptakan kekeurangnyamanan kepada staf. Selain itu juga mereka akan kurang
mengerti terkait apa saja yang mereka dapatkan dalam kepesertaan WIC. Meneurt dari
survei yang dilkaukan di Indiana didapatkan bahwa 20% orang dengan bahsa spanyol
mengatakan bahwa terdapat permasalahan saat melkaukan proses penukaran voucher di
toko grosir.
6. Hambatan sistemik selanjutnya adalah tetrkait dengan kesediaan transportasi. Dalam hal
ini peserta yang memiliki voucher kesehtaan maupun voucher belanja harus mengklaim
atau dapat menukarkan voucher sesuai dengan pemiliki voucher itu sendiri. Seperti
contohnya untuk voucher pemeriksaan kesehatan dan pengambilan obat untuk peserta
WIC harus ditembus dengan pemiliki voucher itu sendiri tidak boleh diwakilkan.
Hambatan ini sebenarnya tidak terlalu dihadapi oleh banyak peserta namun, tetrdapat
beberapa peserta yang megalami kesulitan slaah satunya adalah remaja hamil yang
menyebutkan kurangnya transportasi merupakan hambatan yang dihadapi dalam
mengurus kepesertaan.
Sheridan, M., & Ferrant, C. (2022). ( WIC ) Program : A Synthesis of the Literature OSC Papers.
0–12.

Anda mungkin juga menyukai