Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Pendayagunaan Teknologi Nuklir 2020

Serpong, 18-19 November 2020

PENGARUH AKTIVITAS TEKNESIUM-99m TERHADAP KEMURNIAN RADIOKIMIA DAN


STABILITAS KIT MACROAGGREGATED ALBUMIN (MAA)

Wening Lestari*, Agus Ariyanto, Gina Mondrida, Rohmansyur, Sofyan Sori,


Jakaria, Widyastuti
Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) - BATAN,
Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15314
E-mail : wening@batan.go.id

ABSTRAK
PENGARUH AKTIVITAS TEKNESIUM-99m TERHADAP KEMURNIAN RADIOKIMIA DAN
STABILITAS KIT MACROAGGREGATED ALBUMIN (MAA). Beberapa radiofarmaka
bertanda teknesium-99m (Tc-99m) digunakan sebagai agen pencitraan Single Photon
Emission Computed Tomography (SPECT). Salah satunya adalah Macroaggregated Albumin
(MAA) yang ditandai dengan teknesium-99m membentuk 99mTc-MAA. Kompleks 99mTc-MAA
ini digunakan dalam pencitraan perfusi paru. Kemurnian radiokimia merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi hasil pencitraan dengan menggunakan kamera gamma.
Satu vial kit MAA dapat digunakan untuk beberapa pasien, tergantung dari aktivitas
teknesium-99m yang digunakan. Penandaan kit MAA dengan beberapa variasi aktivitas
teknesium-99m telah dilakukan dan diuji kemurnian radiokimia serta stabilitasnya di suhu
ruang dan suhu 2-8oC. Kemurnian radiokimia diuji dengan menggunakan metode kromatografi
kertas dengan fase gerak larutan metanol 85% dan fase diam kertas Whatman nomor 1. Kit
MAA yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) dapat
ditandai dengan teknesium-99m hingga 235 mci dengan kemurnian radiokimia 99% dan stabil
sampai dengan enam jam baik di suhu ruang maupun suhu 2-8oC. Hasil ini menunjukkan
bahwa 1 vial kit MAA yang dikembangkan oleh PTRR dapat digunakan untuk beberapa pasien
dengan mempertimbangkan jumlah partikel MAA.

Kata kunci : kemurnian radiokimia, teknesium-99m, MAA, stabilitas

ABSTRACT
EFFECT OF TECHNESIUM-99m ACTIVITY ON RADIOCHEMICAL PURITY AND
STABILITY OF MACROAGGREGATED ALBUMIN (MAA) KIT. Several
radiopharmaceuticals labelled with technetium-99m (Tc-99m) are used as agents for single
photon emission computed tomography (SPECT). One of them is macroaggregated albumin
(MAA) labelled with technetium-99m to form 99mTc-MAA. 99mTc-MAA complex is used for
pulmonary perfusion imaging. Radiochemical purity is one of the factors that can affect
imaging results using a gamma camera. One MAA vial kit can be used for multiple patients,
depending on activity of the technetium-99m. MAA kit labelled with variation of technesium-
99m activity has been carried out and analyzed for radiochemical purity and stability at room
temperature and 2-8oC. Radiochemical purity was analyzed by the paper chromatography
method with 85% methanol solution as mobile phase and Whatman paper number 1 as
stationary phase. The MAA kit developed by the Center for Radioisotope and
Radiopharmaceutical Technology (PTRR) can be labelled with technetium-99m up to 235 mci
with a radiochemical purity of 99% and it is stable for six hours at both room temperature and
2-8oC. These results indicate that the one vial kit MAA developed by PTRR can be used for
multiple patients by considering the number of MAA particles.

Key words: radiochemical purity, technetium-99m, MAA, stability

PENDAHULUAN
Perkembangan penelitian tentang penggunaan radioisotop untuk kesehatan semakin
berkembang, salah satunya adalah radiofarmaka yang digunakan dalam Single Photon
Emission Computed Tomography (SPECT), baik untuk diagnosa maupun terapi [1].
Penggunaan radiofarmaka sebagai diagnosa atau terapi tergantung pada sifat fisiko kimia,
biodistribusi, jenis radiasi yang dipancarkan oleh zat radioaktif serta aktivitas radioisotop yang
digunakan. Radiofarmaka banyak digunakan dalam bidang kedokteran nuklir untuk pencitraan
atau terapi beberapa kasus infeksi, kanker dan tumor. Sebagai agen pencitraan, radiofarmaka

425
Pengaruh Aktivitas Teknisium-99m Terhadap Kemurnian… ISBN 978-623-7425-16-8
Wening Lestari, dkk.

dapat memberikan gambaran proses biologis yang terjadi pada tingkat molekuler dan seluler
[2].
Salah satu radiofarmaka yang digunakan untuk pencitraan adalah kit Macroaggregated
Albumin (MAA), yang digunakan untuk diagnosa fungsi paru [3,4,5]. Kit MAA digunakan
dengan pencitraan menggunakan kamera SPECT yang bekerja berdasarkan fisiologis atau
fungsi organ [5,6]. Kit MAA digunakan untuk pencitraan dengan cara ditandai dengan
teknesium 99m (Tc-99m) membentuk 99mTc-MAA. Penggunaan teknesium-99m ini karena
sifat fisika kimianya yang cocok sebagai agen pencitraan, seperti waktu paruh pendek (6 jam),
energi gamma 140keV, mudah diperoleh dari generator Mo-99/Tc-99m, biaya relatif murah,
minimal dosis untuk pencitraan/imaging/diagnosis dan ramah lingkungan [2]. Kit 99mTc-MAA
telah lama dikembangkan di luar negeri sejak tahun 1974 [7]. Kit MAA selama ini diperoleh
dengan cara impor, dengan beberapa macam nama dagang seperti Technescan MAA
(Mallinckrodt/Tyco), MAA Scint (Nordion), PulmoCis TCK-8 (Cis Bio), Macrotec Sorin dan
MAASol Sorin (GE Healthcare). Saat ini Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka
(PTRR) juga mengembangkan kit MAA [8].
Dalam pengembangan radiofarmaka, yield penandaan dan kemurnian radiokimia
merupakan hal yang penting, yang dapat mempengaruhi hasil pencitraan. Parameter lain
seperti pH, konsentrasi SnCl2, waktu inkubasi merupakan faktor lain yang dapat dioptimasi
untuk mendapatkan kemurnian radiokimia dan stabilitas yang optimum. Kemurnian radiokimia
yang rendah akan menyebabkan radiofarmaka terdistribusi ke selain organ target [2]. Aktivitas
Tc-99m yang digunakan juga dapat mempengaruhi kemurnian radiokimia dan stabilitasnya.
Sehingga pada penelitian ini dilakukan variasi aktivitas Tc-99m untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap kemurnian radiokimia dan stabilitas kit 99mTc-MAA. Selain itu, variasi
aktivitas Tc-99m ini juga dapat memberikan informasi apakah kit MAA yang dikembangkan
PTRR merupakan kit single dose (satu vial untul satu pasien) ataukah multi dose (satu vial
dapat digunakan untuk beberapa pasien). Faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dapat
mempengaruhi kemurnian radiokimia dan stabilitas kit [9] sehingga pada penelitian ini juga
dilakukan pengijian stabilitas 99mTc-MAA. Stabilitas dilakukan pada dua kondisi penyimpanan,
yaitu suhu ruang dan suhu 2-8oC (penyimpanan di dalam kulkas). Hal ini dilakukan karena
mempertimbangkan penggunaan radiofarmaka di rumah sakit, berapa lama radiofarmaka
99mTc-MAA masih dapat digunakan setelah preparasi selesai dilakukan. Dengan data yang

diperoleh ini dapat memberikan informasi kepada klinisi bagaimana karakter dari kit MAA yang
dikembangkan oleh PTRR.

METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikropipet beberapa ukuran
(Eppendorf), chamber kromatografi, TLC Scanner (Comecer), gelas ukur 50 mL (Pyrex).
Sedangkan bahan yang digunakan adalah kit MAA (PTRR-BATAN), kertas Whatman No.1,
metanol (E.Merck), air, larutan teknesium-99m (Polatom).

Cara Kerja
Kit kering MAA ditambahkan dengan larutan teknesium-99m dengan aktivitas tertentu
sehingga terbentuk 99mTc-MAA. Pada penelitian ini digunakan teknesium-99m dengan
aktivitas 10 mCi, 40 mCi, 100 mCi, 150 mCi,dan 235 mCi. Larutan 99mTc-MAA dikocok dan
didiamkan selama 10 menit. Larutan kemudian dibagi menjadi dua untuk uji stabilitas
kemurnian radiokimia pada suhu ruang dan suhu 2-8oC.
Kemurnian radiokimia diuji menggunakan metode kromatografi kertas dengan kertas
Whatman nomor 1 sebagai fase diam dan larutan metanol 85% sebagai fase gerak. Sebanyak
2 µL larutan 99mTc-MAA ditotolkan pada kertas Whatman No.1, kemudian dimasukkan
kedalam chamber kromatografi yang telah diisi dengan larutan metanol 85%. Setelah elusi
selesai, kertas Whatman dikeringkan dan diukur radioaktivitasnya dengan menggunakan TLC
scanner. Teknesium-99m yang berikatan dengan MAA (99mTc-MAA) akan berada pada Rf nol
sedangkan Tc-99m bebas akan berada pada Rf 0,5-0,6. Persentase kemurnian radiokimia
dihitung dengan cara membagi luasan/daerah 99mTc-MAA dengan luasan total (luasan 99mTc-
MAA dan Tc-99m).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Larutan 99mTc-MAA dengan beberapa variasi aktivitas Tc-99m diuji kemurnian
radiokimianya. Kemurnian radiokimia ini merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi dan syarat kemurnian radiokimia untuk kit MAA adalah diatas 90% [10 ]. Hasil

426
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Pendayagunaan Teknologi Nuklir 2020
Serpong, 18-19 November 2020

pengujian kemurnian radiokimia 99mTc-MAA dengan beberapa variasi aktivitas Tc-99m tampak
pada Tabel 1. Pada Tabel 1 tersebut, kemurnian radiokimia 99mTc-MAA pada beberapa
aktivitas Tc-99m memenuhi syarat untuk kit MAA, diatas 90%. Nilai persentase kemurnian
radiokimia untuk aktivitas Tc-99m 10 mCi dan 40 mCi, sedikit lebih rendah daripada aktivitas
yang lebih besar, berbeda sekitar 2%. Hal ini dapat disebabkan karena konsentrasi 99mTc-
MAA yang ditotolkan pada kertas Whatman tidak sama dan hal ini dapat berpengaruh pada
luasan daerah 99mTc-MAA dan Tc-99m bebas. Hasil kemurnian radiokimia 99mTc-MAA ini
menunjukkan bahwa kit MAA yang dikembangkan oleh PTRR dapat digunakan untuk
beberapa pasien/vial kit (multi dose). Hal ini sama dengan kit MAA komersial yang beredar di
pasaran. Kit MAA komersial dengan nama dagang Pulmocis dan Draximage ® MAA maksimum
aktivitas Tc-99m yang dapat digunakan 100 mCi, sedangkan 60 mCi untuk merk dagang
TechneScan® MAA [11,12,13].

Tabel 1. Kemurnian Radiokimia 99mTc-MAA pada beberapa aktivitas Tc-99m


Aktivitas Tc-99m
No Kemurnian Radiokimia (%)
(mCi)
1 10 97,98 ± 1,08
2 40 97,56 ± 1,17
3 100 98,80 ± 1,2
4 150 99,60 ± 0,44
5 235 99,28 ± 0,27

Penggunaan radiofarmaka di rumah sakit terkadang tidak langsung diinjeksikan ke


pasien, ada jeda waktu antara preparasi dengan injeksi ke pasien sehingga diperlukan juga
data kestabilan kemurnian radiokimia. Stabilitas kemurnian radiokimia 99mTc-MAA dilakukan
pada jam ke 0 hingga 6 jam dan pada dua variasi tempat penyimpanan yaitu suhu ruang dan
suhu 2-8oC (di dalam kulkas). Dua variasi tempat penyimpanan ini didasarkan pada praktik
penggunaan kit MAA di rumah sakit. Fasilitas yang paling mungkin ada di setiap rumah sakit
adalah penyimpanan di dalam kulkas. Data stabilitas dalam dua suhu penyimpanan ini
diharapkan akan memberikan informasi yang jelas tentang bagaimana memperlakukan
radiofarmaka kit MAA buatan PTRR ini. Hasil stabilitas kemurnian radiokimia dengan
penyimpanan di suhu ruang ada pada Gambar 1 dan penyimpanan pada suhu 2-8oC ada pada
Gambar 2. Pada Gambar 1, stabilitas di suhu ruang, menunjukkan bahwa kemurnian
radiokimia tetap stabil pada kisaran 97-99%, masih memenuhi syarat kemurnian radiokimia
untuk kit MAA. Hasil yang diperoleh ini menunjukkan bahwa 99mTc-MAA dapat digunakan
hingga 6 jam setelah preparasi dan disimpan di suhu ruang. Pada grafik stabilitas 99mTc-MAA
di suhu ruang (Gambar 2), kemurnian radiokimia 99mTc-MAA yang paling stabil adalah untuk
aktivitas yang besar, yaitu aktivitas diatas 50 mCi. Pengaruh ini dapat disebabkan karena
proses penotolan saat melakukan pengujian dengan metode ktomatografi kertas, seperti yang
telah disampaikan di atas.
Persentase kemurnian radiokimia

100
99
98
97
96
(%)

95
94
93
92
91
90
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (jam)
10 mCi 40 mCi 100 mCi 150 mCi 235 mCi

Gambar 1. Grafik stabilitas kemurnian radiokimia 99mTc-MAA


yang disimpan pada suhu ruang.

427
Pengaruh Aktivitas Teknisium-99m Terhadap Kemurnian… ISBN 978-623-7425-16-8
Wening Lestari, dkk.

Kit 99mTc-MAA yang disimpan pada suhu 2-8oC (Gambar 2) masih stabil hingga 6 jam
dengan persentase kemurnian radiokimia 97-99%. Hasil ini menunjukkan bahwa 99mTc-MAA
dapat digunakan hingga 6 jam setelah preparasi, dengan penyimpanan di suhu 2-8oC.

Persentase Kemurnian
100
99
Radiokimia (%)
98
97
96
95
94
93
92
91
90
0 1 2 3 4 5 6
Waktu penyimpanan (jam)
10 mCi 40 mCi 100 mCi 150 mCi 235 mCi

Gambar 2. Grafik stabilitas kemurnian radiokimia 99mTc-MAA


yang disimpan pada suhu 2-8oC

Hasil uji stabilitas 99mTc-MAA pada suhu ruang dan suhu 2-8oC menunjukkan bahwa
variasi suhu penyimpanan 99mTc-MAA secara signifikan tidak berpengaruh pada kualitas
kemurnian radiokimianya. Hal ini memudahkan para klinisi dalam menggunakan kit MAA yang
dikembangkan oleh PTRR. Kit MAA komersial Technescan ® MAA stabil hingga 8 jam pada
suhu 2-8oC, sedangkan 6 jam pada 2-8oC untuk Draximage® MAA [12,13]. Kestabilan kit MAA
hingga 6 jam sesuai dengan waktu paruh radioaktif yang digunakan yaitu teknesium-99m.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa satu vial kit MAA yang dikembangkan oleh
PTRR dapat digunakan untuk beberapa pasien (multi dose) karena penggunaan 99mTc-MAA
per pasien adalah sekitar 5-10mCi. Penggunaan beberapa pasien ini tetap harus
memperhatikan jumlah partikel di dalam kit MAA karena jumlah partikel ini merupakan faktor
yang penting saat menggunakan kit MAA. Setiap pasien mempunyai pertimbangan masing
masing terkait dengan faktor resiko pasien.

KESIMPULAN
Kit MAA yang dikembangkan oleh PTRR dapat digunakan untuk beberapa pasien (multi
dose) dan stabil hingga enam jam setelah preparasi baik pada suhu ruang maupun suhu
2-8oC. Stabilitas jumlah partikel juga perlu diteliti lebih lanjut.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada DR. Rohadi Awaludin atas dukungan, saran
dan bantuan pada kegiatan ini. Penelitian ini mendapat pembiayaan dari Program
Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) Kemenristekdikti tahun 2017 dan DIPA BATAN
tahun 2018

DAFTAR PUSTAKA
1. RJ OTT, “Single Photon Emission Computed Tomography (Spect)”, Department of
Physics,Institute of Cancer Research & Royal Marsden Hospital, Downs Rd, Sutton SM2
5PT, Surrey, UK.
2. AKBAR,M.U., AHMAD.M.R, SHAHEEN.A., MUSHTAQ.S., “A Review On Evaluation Of
Technetium-99m Labeled Radiopharmaceuticals”, J. Radioanal. Nucl. Chem., (2016), DOI
10.1007/S10967-016-5019-7.
3. GARIN E, ROLLAND Y, LAFFONT S, EDELINE J, “Clinical impact of 99m Tc-MAA SPECT
/ CT-based dosimetry in the radioembolization of liver malignancies with 90 Y-loaded
microspheres”, Eur. J. Nucl. Med. Mol. Imaging, pp559–575 (2016).
4. GATES VL, SINGH N, LEWANDOWSKI RJ, SPIES S, SALEM R. Intraarterial Hepatic
SPECT/CT Imaging Using 99mTc-Macroaggregated Albumin in Preparation for
Radioembolization. J Nucl Med., 56(8): 1157–62 (2015).

428
Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Pendayagunaan Teknologi Nuklir 2020
Serpong, 18-19 November 2020

5. TONEY LK, WANNER M, MIYAOKA RS, ALESSIO AM, WOOD DE, VESSELLE H.
“Improved Prediction of Lobar Perfusion Contribution Using Technetium-99m-labeled
macroaggregated of Albumin Sinle Photon Emission Computed Tomography/Computed
Tomography with Attenuation Correction”, J. Thorac. Cardiovasc. Surg., 148(5): 2345-52
(2014).
6. KALLINI FJR, “The Utility of Unilobar Technetium-99m Macroaggregated Albumin to
Predict Pulmonary Toxicity in Bilobar Hepatocellular Carcinoma prior to Yttrium-90
Radioembolization”, J. Vasc. Interv. Radiol., 27(9):1453–6. (2016).
http://dx.doi.org/10.1016/j.jvir.2016.06.004
7. AMOR-COARASA A, MILERA A, CARVAJAL D, GULEC S, MCGORON AJ, “Lyophilized
Kit for the Preparation of the PET Perfusion Agent [68Ga]-MAA”, Int. J. Mol. Imaging,
2014:7 (2014).
8. LESTARI.W, dkk, “Pembuatan Kit Macroaggregated Albumin (MAA) Untuk Perfusi Paru,
Seminar Pendayagunaan Teknologi Nuklir”, (2017).
9. LICIA UCCELLI, et.al., “Influence of Storage Temperature on Radiochemical Purity
of 99mTc-Radiopharmaceuticals”, Molecules, 23, 661. (2018).
doi:10.3390/molecules23030661
10. US Pharmacopeia 30-NF 25, (2006), “The United States Pharmacopeial Convention”,
(2010). http://www.usp.org. Diakses tanggal 21 Maret 2010
11. Product Leaflet Pulmocis ®, CIS bio international, member of IBA group, (2017)
http://www.radmed.com.tr/usr_img/urunler/maa.pdf. Diakses tanggal 21 Agustus 2017
12. Product Leaflet Draximage® MAA (2017).
https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2009/017881s010lbl.pdf. Diakses
tanggal 21 Agustus 2017.
13. Product Leaflet Technescan® MAA, Mallinckrodt Inc, (2017)
https://pharmacyce.unm.edu/nuclear_program/neolibrary/libraryfiles/package_inserts/tec
hnescan%20maa.pdf. Diakses tanggal 21 Agustus 2017.

DISKUSI

MASKUR
Mengapa pada aktivitas Tc-99m yang kecil (10,40 mCi) mempunyai kemurnian radiokimia
yang lebih rendah daripada kemurnian radiokimia pada aktivitas Tc-99m yang tinggi?

WENING LESTARI
Lebih rendahnya kemurnian radiokimia ini disebabkan karena proses penotolan saat
pengujian kemurnian radiokimia. Pada saat penotolan di kertas Whatman, volume yang
ditotolkan sama semua pada semua aktivitas Tc-99m sehingga saat pengukuran
radioaktivitas dengan TLC scanner, terdapat perbedaan radioaktivitas. Pada aktivitas Tc-99m
yang lebih kecil akan mempunyai perbandingan terhadap background yang lebih kecil juga
sehingga berpengaruh pada presentase radioaktivitas.

Saran dari penanya (Bpk Maskur), penotolan dilakukan berkali kali sehingga aktivitasnya di
kertas Whatman lebih besar.

429

Anda mungkin juga menyukai