RANCANGAN
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 25 TAHUN 2022
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI PERJALANAN DINAS
PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang baik, bersih, efektif, dan akuntabel,
perlu disusun sistem, prosedur, dan mekanisme
perjalanan dinas yang terpadu pada Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama;
b. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 60/PMK.02/2021 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2022 dan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 123/PMK.02/2021 tentang Standar Biaya Keluaran
Tahun Anggaran 2022, perlu. mencabut Keputusan
Inspektur Jenderal Kementerian Agama Nomor 15 Tahun
2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Verifikasi Perjalanan
Dinas pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama
Tahun 2018;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Inspektur Jenderal tentang Petunjuk Pelaksanaan
Verifikasi Perjalanan Dinas pada Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama;
Mengingat 1, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang10.
11.
12.
13.
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 6037)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembara Negara
Republik Indonesia Nomor 6477);
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012,
tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 678);
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
1191) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam
Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1736);
Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.02/2021
tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2022
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
6580);
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.02/2021
tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2022
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
1042);
Peraturan Menteri Agama Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Perjalanan Dinas pada Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 293);
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
22/PB/2013 tentang Ketentuan Lebih Lanjut Pelaksanaan
Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara,
Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
31/PB/2016 tentang Tata Cara Pembayaran Penghasilan
bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang
Dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaiman telah diubah dengan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-8/PB/2019
tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-31/PB/2016 tentang Tata
Cara Pembayaran Penghasilan bagi Pegawai PemerintahMenetapkan :
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
Non Pegawai Negeri yang Dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUK
PELAKSANAAN VERIFIKASI PERJALANAN DINAS PADA
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA.
Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Verifikasi_ Perjalanan
Dinas pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Petunjuk Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU merupakan acuan bagi Pegawai Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama dalam melaksanakan perjalanan dinas.
Pada saat Keputusan ini ditetapkan, maka Keputusan
Inspektur Jenderal Kementerian Agama Nomor 15 Tahun
2018 tentang Petunjuk Operasional Verifikasi Perjalanan
Dinas pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Tahun
2018 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 janwar! 2022
Plt. INSPEKTUR JENDERAL,
oy
SY NIZAR /LAMPIRAN
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 25 TAHUN 2022
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI PERJALANAN DINAS PADA.
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI PERJALANAN DINAS PADA.
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA.
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012
tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai
Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap, dijelaskan bahwa perjalanan dinas dalam
negeri selanjutnya disebut perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar
tempat kedudukan yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia
untuk kepentingan negara. Perjalanan dinas merupakan suatu kegiatan
yang rutin dilaksanakan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan
organisasi.
Perjalanan dinas pada Kementerian Agama yang memiliki satuan
kerja/Unit Pelaksana Teknis yang lebih banyak dibandingkan dengan
kementerian lain, sangat bermanfaat untuk menunjang kinerja satuan
kerja, antara lain seperti program kerja Inspektorat Jenderal yang tugas
dan fungsinya dalam mengawal dan mengawasi kinerja Kementerian
Agama.
Oleh karena itu, dalam pengelolaan keuangan negara, terutama
pengelolaan perjalanan dinas, agar manfaatnya dapat dirasakan lebih
optimal, berjalan lancar dan baik, serta sesuai dengan aturan yang
berlaku, maka setiap pegawai yang melakukan perjalanan dinas harus
mengetahui mekanisme dan prosedur verifikasi perjalanan dinas, mulai
dari dokumen yang = harus_—dilampirkan, —_diverifikasi_ dan
dipertanggungjawabkan.
Untuk itu, agar terwujud persepsi yang sama di antara seluruh pegawai
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama, maka diperlukan adanya
pedoman yang mengatur tentang tata cara teknis dan pembiayaan terkait
perjalanan dinas.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Petunjuk Pelaksanaan verifikasi perjalanan dinas pada Inspektorat
Jenderal Kementerian Agama dimaksudkan sebagai acuan dalam
pelaksanaan perjalanan dinas sehingga terwujud kesamaan pengertian
dan pemahaman dalam pelaksanaan perjalanan dinas pada Inspektorat
Jenderal Kementerian Agama.2. Tujuan
Petunjuk Pelaksanaan verifikasi perjalanan dinas pada Inspektorat
Jenderal Kementerian Agama bertujuan untuk mewujudkan
pelaksanaan_verifikasi perjalanan dinas yang tertib, transparan,
ekonomis, efektif, efisien, dan akuntabel sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Prinsip Perjalanan Dinas
Perjalanan dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan;
2. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja
Kementerian Negara/Lembaga;
3. efisiensi penggunaan belanja negara; dan
akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan perjalanan dinas dan
pembebanan biaya perjalanan dinas.
Prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud di atas diwujudkan dalam hal-
hal sebagai berikut:
1. kepastian tidak terdapat pelaksanaan perjalanan dinas yang tumpang
tindih atau rangkap;
2. tidak terdapat pelaksanaan perjalanan dinas yang dipecah-pecah
apabila suatu kegiatan dapat dilaksanakan secara sekaligus dengan
sasaran auditi, tempat tujuan dan kinerja yang dihasilkan sama,
kecuali atas perintah pimpinan;
3. perjalanan dinas hanya dilaksanakan oleh pelaksana Surat Perjalanan
Dinas (SPD) yang memang benar-benar diharapkan memberikan
kontribusi nyata dalam hasil yang akan dicapai;
4. mengutamakan pencapaian kinerja dengan pagu anggaran yang telah
tersedia; dan
5. pembayaran secara at cost (sesuai pengeluaran) dengan bukti-bukti sah
yang ada
D. Ruang Lingkup
Keputusan ini + mengatur = mengenai_—pelaksanaan — dan
pertanggungjawaban perjalanan dinas pada Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama. Perjalanan dinas yang dimaksud dalam keputusan ini
adalah perjalanan dinas jabatan dalam negeri.
E. Pengertian Umum
1. Perjalanan Dinas Dalam Negeri yang selanjutnya disebut Perjalanan
Dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang dilakukan
dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara.
2. Perjalanan Dinas Jabatan adalah Perjalanan Dinas melewati batas kota
dan/atau dalam kota dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju,
melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan semula di
dalam negeri10,
abt,
12,
13.
14.
Surat Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPD adalah
dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam
rangka pelaksanaan perjalanan dinas bagi Pejabat Negara, Pegawai
Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap dan pihak lain berdasarkan Surat
Tugas,
Pegawai Inspektorat Jenderal Kementerian Agama yang selanjutnya
disebut Pegawai adalah Pegawai yang bekerja pada Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil, Calon
Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja dan
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warea
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah
pelamar yang dinyatakan lulus seleksi PNS, diangkat dan ditetapkan
sebagai calon PNS oleh PPK setelah mendapat persetujuan teknis dan
penetapan Nomor Induk Pegawai dari Kepala BKN.
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat
PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang selanjutnya disingkat
PPNPN adalah pegawai tidak tetap, pegawai honorer, staf khusus, dan
pegawai lain yang dibayarkan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
Pelaksana SPD adalah Pegawai dan/atau pihak lain yang melaksanakan
perjalanan dinas.
. Pendamping Pimpinan adalah Pegawai yang ditugaskan oleh Inspektur
Jenderal/Sekretaris dalam rangka mendampingi pimpinan.
Pengemudi adalah sopir Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan/atau
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
Informan adalah Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil,
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, Pegawai Pemerintah Non
Pegawai Negeri, dan/atau pihak lain yang bertugas memberikan
informasi atas pelaksanaan tugas pengawasan.
Pemberi Keterangan Ahli/Saksi Ahli adalah pegawai yang diberi tugas
menghadiri dan memberikan informasi/keterangan sesuai dengan
keahlian di bidang tugasnya yang diperlukan dalam tingkat penyidikan
dan/atau persidangan di pengadilan.
Beracara adalah pegawai yang diberi tugas untuk beracara mewakili
instansi pemerintah dalam persidangan pengadilan _sepanjang
merupakan tugas tambahan dan tidak duplikasi dengan pemberian gaji
dan tunjangan kinerja
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) untuk mengambil keputusan dan/atau
melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara.16.
a7,
18.
19.
20.
21.
22
23.
24.
25.
Verifikator adalah petugas yang melakukan verifikasi terhadap berkas
perjalanan dinas.
Pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas adalah dokumen_bukti
yang mendukung telah terlaksananya perjalanan dinas.
Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang secara
fungsional bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum Negara
(dalam hal ini KPPN selaku yang berwenang) atas pengelolaan uang
yang menjadi tanggung jawabnya.
Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah orang yang ditunjuk untuk
membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran
kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu
Lumpsum adalah suatu jumlah uang yang telah dihitung terlebih
dahulu (pre-calculated amount) dan dibayarkan sekaligus.
At cost adalah suatu jumlah uang yang dibayarkan sesuai dengan
pengeluaran dengan bukti-bukti sah yang ada.
. Transit adalah perhentian sementara untuk berganti moda transportasi
atau melanjutkan dengan moda transportasi yang sama tapi dengan
mayoritas penumpang yang berbeda, untuk melanjutkan perjalanan ke
tempat tujuan.
Standar Biaya Keluaran Audit Kinerja adalah besaran biaya yang
digunakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk
menghasilkan sub keluaran (sub output) audit kinerja atas pengelolaan
keuangan negara yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan
cfektivitas.
Satuan Kerja yang selanjutnya disingkat satker adalah unit organisasi
yang mengelola DIPA dan melaksanakan kegiatan Kementerian Agama,
yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab pengguna anggaran.
Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah satker
yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional
tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu dari organisasi
induknya.BAB II
MEKANISME PERJALANAN DINAS
A. Perjalanan Dinas Jabatan
Perjalanan dinas jabatan yaitu perjalanan dinas melewati batas kota
dan/atau dalam kota dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju,
melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan semula di dalam
negeri.
Perjalanan Dinas Jabatan digolongkan menjadi:
Perjalanan Dinas Jabatan yang melewati batas kota; dan
Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan di dalam kota.
Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan di dalam kota terdiri atas:
Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan lebih dari 8 (delapan) jam;
lan
Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan sampai dengan 8
(delapan) jam.
B. Penerbitan Surat Tugas
Perjalanan Dinas Jabatan oleh Pelaksana SPD dilakukan sesuai
perintah atasan Pelaksana SPD yang tertuang dalam Surat Tugas.
pope
yoga
Surat Tugas paling sedikit mencantumkan:
dasar penugasan;
pemberi tugas;
pelaksana tugas;
waktu pelaksanaan tugas;
tempat pelaksanaan tugas;
uraian tugas; dan
sumber biaya.
C. Penerbitan SPD
Ketentuan mengenai penerbitan SPD sebagai berikut:
Surat tugas menjadi dasar penerbitan SPD oleh PPK.
Perjalanan dinas jabatan di dalam kota sampai dengan 8 jam dapat
dilakukan tanpa penerbitan SPD dan berhak menerima uang transpor
yang dapat diberikan secara lumpsum;
D. Uraian Tugas
ils
PPK
PPK bertugas:
a. menguji kesesuaian pelaksanaan perjalanan dinas dengan
pencapaian kinerja;
b. membebankan biaya perjalanan dinas dengan memperhatikan
ketersediaan anggaran dan tetap memprioritaskan pencapaian
kinerja;membebankan biaya perjalanan dinas dengan berpedoman pada
peraturan yang berlaku; dan
d. memerintahkan bendahara pengeluaran untuk membayarkan biaya
perjalanan dinas kepada pelaksana SPD.
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu
Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu bertugas
membayarkan biaya perjalanan dinas kepada pelaksana SPD.
Pelaksana SPD
Pelaksana SPD melaksanakan hal-hal sebagai berikut
a. melakukan perjalanan dinas sesuai tugas yang diberikan;
b. segera kembali ke tempat kedudukan semula apabila tugas telah
dilaksanakan; dan
c. segera mempertanggungjawabkan pelaksanaan perjalanan dinas
setelah perjalanan dinas dilaksanakan berupa:
1) laporan pelaksanaan tugas kepada pemberi tugas; dan
2) pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas kepada PPK melalui
verifikator paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pelaksanaan
perjalanan dinas dilaksanakan.
Pendamping
Pendamping bertugas mendampingi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya
atau Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, sebagai protokoler dan/atau
pengemudi.
Pengemudi sebagaimana di atas, di samping secara fungsional
sebagai pengemudi juga dapat bertugas sebagai pendamping. Dalam hal
bertugas sebagai pendamping Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, dapat diberikan perjalanan dinas.
Pengemudi yang bertugas sebagai pendamping adalah pengemudi
yang mendampingi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama dalam perjalanan dinas di wilayah Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Penugasan
pengemudi sebagai pendamping di luar Jabodetabek harus
memperhatikan prinsip efektivitas, efisiensi, dan kehematan.
Informan
Informan bertugas memberikan informasi atas pelaksanaan tugas
pengawasan.
Pemberi Keterangan Ahli/Saksi Ahli dan Beracara
Pemberi Keterangan Ahli/Saksi Ahli dan Beracara:
a. Pemberi Keterangan Ahli/Saksi Ahli diberi tugas menghadiri dan
memberikan_ informasi/keterangan sesuai dengan keahlian di
bidang tugasnya yang diperlukan dalam tingkat penyidikan
dan/atau persidangan di pengadilan
b. Beracara adalah mewakili instansi pemerintah dalam persidangan
pengadilan sepanjang merupakan tugas tambahan dan tidak
duplikasi dengan pemberian gaji dan tunjangan kinerja.-10-
7. Verifikator
Verifikator melakukan kegiatan verifikasi terhadap dokumen
laporan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan.
Verifikator bertugas:
a. melakukan kegiatan verifikasi terhadap dokumen laporan keuangan
dan pertanggungjawaban keuangan biaya perjalanan dinas; dan
b. melaporkan hasil verifikasi dan pengujian kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan pembayaran.oie
BAB III
BIAYA PERJALANAN DINAS
Biaya Perjalanan Dinas Jabatan terdiri atas komponen-komponen sebagai
berikut:
A. Uang Harian
Uang harian dapat dibayarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Uang harian dibayarkan secara lumpsum dengan besaran sesuai
standar biaya.
2. Uang harian dibayarkan sesuai jumlah hari riil pelaksanaan perjalanan
dinas dengan mengacu pada jumlah hari yang tercantum dalam surat
tugas, SPD, dan boarding pass.
3. Uang harian dapat diberikan kepada peserta diklat yang tidak
disediakan asrama/penginapan dan akomodasi tidak ditanggung oleh
panitia penyelenggara.
Uang harian diklat diberikan kepada Pegawai yang diberikan tugas
untuk mengikuti _kegiatan pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan di dalam kota yang melebihi 8 (delapan) jam atau
diselenggarakan di luar kota.
B. Biaya Transportasi
Biaya transportasi dapat dibayarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Biaya transportasi pergi dan pulang (PP) dibayar secara at cost dengan
melampirkan bukti pengeluaran riil
2. Dalam hal tanda bukti tidak ada (hilang, rusak, dan/atau tidak
didapatkan), biaya transpor sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan
oleh KPA dengan membuat surat keterangan yang ditandatangani oleh
Ketua tim dan diketahui oleh Sekretaris, inspektur Wilayah, atau
Inspektur Investigasi.
3. Dalam hal penugasan yang dilaksanakan lebih dari 1 (satu) tujuan
pelaksanaan perjalanan dinas dalam kota dan merupakan satu
kesatuan penugasan hanya diberikan 1 (satu) kali biaya transpor dalam
kota.
4. Transportasi berupa taksi atau kendaraan daring lainnya menggunakan
kelas ekonomi, bukan kelas premium,
5. Transportasi Bandara/Stasiun/Terminal Kantor —_ menggunakan
kendaraan pribadi dapat dibebankan ke kantor dengan melampirkan
bukti biaya bahan bakar, tol, dan biaya parkir dengan maksimal
penggantian sebesar biaya taksi pada standar biaya masukan
6. Transportasi perjalanan dinas menggunakan kendaraan pribadi dapat
dibebankan ke kantor dengan melampirkan bukti biaya bahan bakar,
tol, dan biaya parkir yang wajar dengan memperhatikan prinsip
cfektivitas, efisiensi, dan kehematan,
7. Biaya bahan bakar yang dapat diakui untuk dibayarkan yaitu
pengisiannya dilakukan pada tanggal keberangkatan dan tanggal
kepulangan.-12-
Jenis biaya transpor yang dapat dibayarkan adalah sebagai berikut:
1, Biaya dari tempat kedudukan menuju lokasi penugasan
Ketentuan dan syarat dapat dibayarkannya transpor pada
perjalanan dinas adalah:
a. SPD berstempel satker/UPT dan/atau lembaga yang dikunjungi;
b. melampirkan surat tugas dari pemberi tugas; dan
¢. apabila diperlukan melakukan klarifikasi pada satuan kerja selain
yang tertera pada surat tugas, maka pelaksana SPD tersebut harus
melampirkan surat keterangan klarifikasi dari ketua tim dan
diketahui oleh pengendali teknis, pengendali mutu, dan/atau
penanggung jawab.
2. Biaya Tiket Transportasi Darat/Udara/Laut
Dalam hal perjalanan dinas jabatan, Pelaksana SPD tidak
diperkenankan untuk transit di tempat selain tempat kedudukan
semula atau yang dituju kecuali hal-hal sebagai berikut:
a. Rute moda transportasi yang mengharuskan transit.
b. Melaksanakan perjalanan dinas jabatan lanjutan (dengan surat
tugas baru).
Lokasi Bandara/Terminal/Stasiun/Pelabuhan lebih dekat dengan
satker/UPT tujuan, meskipun berbeda provinsi.
d. Pengecualian hal-hal tersebut (dalam huruf a, b dan c), termasuk
biaya rebooking, reschedule, dan reroute dibayarkan apabila
melampirkan bukti disposisi perintah Inspektur Jenderal, Inspektur
dan/atau Sekretaris.
€. Dalam hal keadaan force majure atau keadaan yang tak terduga,
Pelaksana SPD dapat diberikan biaya perjalanan dinas dengan
melampirkan dokumen berupa:
a) surat keterangan dari pihak terkait, dan/atau;
b) surat perpanjangan tugas,
f, Apabila diperlukan melakukan Klarifikasi pada satuan kerja selain
yang tertera pada surat tugas, maka pelaksana SPD tersebut harus
melampirkan surat keterangan klarifikasi dari ketua tim dan
diketahui oleh pengendali teknis, pengendali mutu, dan/atau
penanggung jawab.
3. Biaya Transpor Antar Kabupaten/Kota
Transpor antar kabupaten/kota adalah transpor yang dibayarkan
atas perjalanan yang dilakukan dari kabupaten/kota satu ke
kabupaten/kota lain.
Ketentuan dan syarat dapat dibayarkannya transpor antar
kabupaten/kota adalah:
a. SPD berstempel satker/UPT dan/atau lembaga yang dikunjungi;
b. melampirkan surat tugas dari pemberi tugas;
c. apabila diperlukan melakukan Klarifikasi pada satuan kerja selain
yang tertera pada surat tugas, maka pelaksana SPD tersebut harus
melampirkan surat keterangan klarifikasi dari ketua tim dan-13-
diketahui oleh pengendali teknis, pengendali mutu, dan/atau
penanggung jawab.
4. Transpor dalam Kabupaten/Kota Khusus Provinsi DKI Jakarta
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. Uang transpor lokal dapat diberikan dalam rangka perjalanan dinas
dan memenuhi undangan rapat, konsinyering, dan koordinasi yang
bersifat insidentil
Uang transpor lokal tidak dapat dibayarkan apabila perjalanannya
menggunakan kendaraan dinas.
b. Uang transpor lokal dibayarkan secara lumpsum mengikuti SBM
yang berlaku dilampirkan dengan bukti verifikasi perjalanan dinas
dalam kota antara lain:
1) surat tugas dari pemberi tugas;
2) surat undangan (apabila ada); dan/atau
3) daftar penerimaan uang transpor.
C. Biaya Penginapan
Biaya penginapan merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap
di hotel atau di tempat menginap lainnya. Pelaksana SPD yang tidak
menggunakan biaya penginapan dan/atau tidak mempunyai tanda bukti
menginap diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
pagu hotel di kota tempat tujuan sesuai dengan surat tugas.
Dalam hal Pelaksana SPD masih dalam perjalanan (moda transportasi)
menuju ke tempat pelaksanaan tugas dan/atau kembali dari tempat
pelaksanaan tugas, schingga menyebabkan Pelaksana SPD _ tidak
menggunakan penginapan, Pelaksana SPD tidak — diperbolehkan
mengajukan biaya penginapan 30%.
Biaya penginapan selama mengikuti pendidikan dan pelatihan dapat
diberikan kepada Pelaksana SPD yang melakukan Perjalanan Dinas
Jabatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam hal tidak
disediakan penginapan.
D. Uang Representasi
Uang representasi diberikan kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Madya
dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama selama melakukan perjalanan dinas.
Jumlah pemberian uang representasi mengikuti jumlah hari pelaksanaan
tugas.-14-
BAB IV
PERJALANAN DINAS NARASUMBER, PENDAMPING, INFORMAN
A. Narasumber
Pegawai yang ditugaskan menjadi narasumber berhak mendapatkan
biaya perjalanan dinas sebagai berikut:
1. uang harian;
2. biaya transpor; dan
3. biaya penginapan.
Dengan ketentuan apabila biaya transpor dan penginapan tersebut
tidak ditanggung oleh pihak penyelenggara.
Kelengkapan berkas yang harus dilampirkan sebagai bukti persyaratan
pencairan yaitu:
1. undangan sebagai narasumber/peserta kegiatan dari pihak luar; dan
2. Surat Tugas.
B. Pendamping
Biaya perjalanan dinas pendamping mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
1, Jumlah pendamping
a. Jumlah pendamping Pejabat Pimpinan Tinggi Madya adalah
maksimal 2 (dua) orang.
b. Jumlah pendamping Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama adalah 1
(satu) orang;
2. Biaya Perjalanan Dinas Pendamping
a. Pendamping berhak memperoleh biaya perjalanan dinas sebagai
berikut:
1) uang harian;
2) biaya transpor; dan
3) biaya penginapan.
b. Pendamping yang bertugas sebagai pengemudi berhak memperoleh
biaya perjalanan dinas sebagai berikut:
1) wang harian; dan
2) biaya penginapan.
C. Informan
Biaya perjalanan dinas informan dibayar maksimal sesuai dengan
Standar Biaya.-15-
BAB V
PELAKSANAAN DAN PROSEDUR PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS
Biaya perjalanan dinas akan diberikan oleh Bendahara Pengeluaran yang
ditransfer kepada setiap Pelaksana SPD, meliputi:
1
2.
3,
biaya penginapan, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pejabat Pengawas, Pejabat Fungsional Ahli Muda, Pejabat Fungsional
Ahli Pertama, Pejabat Fungsional Tingkat Terampil, Pelaksana golongan
1 dan Ill, PPPK, serta PPNPN dibayar penuh sesuai standar biaya.
Sedangkan uang penginapan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat
Administrator, Pejabat Fungsional Ahli Utama, Pejabat Fungsional Abli
Madya, dan Pelaksana Golongan IV diberikan uang muka
Rp1.000.000,00 per malam;
b. pembayaran biaya penginapan:
1) dibayarkan secara langsung oleh Bendahara Pengeluaran/Bendahara
Pengeluaran Pembantu untuk penugasan lebih dari 5 (lima) hari,
dengan ketentuan Ketua Tim segera memberikan surat konfirmasi
pemesanan hotel yang mencantumkan nama hotel, nilai pemesanan
perorang, nomor rekening dan nama bank tujuan pembayaran, paling
lambat 2 hari setelah surat tugas diterbitkan
2) dibayarkan secara langsung melalui pegawai untuk penugasan paling
lama 5 (lima) hari
c. dalam hal pembayaran secara_langsung oleh _—_ Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu sebagaimana dimaksud
dalam huruf b angka 1) tidak dapat dilaksanakan, maka Pengendali
Teknis/Ketua Tim segera meminta persetujuan Inspektur yang
selanjutnya disampaikan kepada Sekretaris untuk mendapatkan
pembayaran hotel secara langsung melalui pegawai.
. uang harian dibayar 100%; dan
pengembalian kelebihan pembayaran biaya penginapan dan uang harian
disetorkan langsung ke Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran
Pembantu paling lambat 1 (satu) bulan setelah lembar verifikasi
dikeluarkan oleh Subbagian Keuangan dengan mencantumkan keterangan
nomor SPD pengembalian.
Pelaksana SPD segera mempertanggungjawabkan pelaksanaan perjalanan
dinas paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah selesai melaksanakan tugas
dengan menyerahkan bukti perjalanan dinas kepada Subbagian yang memiliki
fungsi verifikasi dan pelaporan keuangan sebagai berikut:
1.
formulir isian verifikasi dengan persetujuan Pengendali Teknis/Ketua Tim
dan dikoordinasikan oleh Kepala Subbagian atau Subkoordintor masing-
masing Pelaksana SPD;
Surat Tugas;
SPD yang telah ditandatangani oleh PPK dan pejabat berwenang di tempat
pelaksanaan perjalanan dinas atau pihak terkait yang menjadi tempat
tujuan perjalanan dinas yang telah lengkap;16
4. tiket pesawat/bis/kereta api/kapal laut, boarding pass, airport tax,
retribusi, dan bukti pembayaran moda transpor lainnya (tidak termasuk
biaya rebooking, reschedule, dan reroute);
5. bukti pembayaran transportasi berupa:
a. taksi atau kendaraan daring lainnya dapat berupa struk, screenshot
riwayat perjalanan pada aplikasi, atau hasil cetak e-mail pemberitahuan
dari aplikasi;
b. transportasi. Bandara/Stasiun/Terminal Kantor menggunakan
kendaraan pribadi dapat melampirkan bukti biaya bahan bakar, biaya
tol, dan biaya parkir (pada bandara, stasiun, atau terminal) dengan
maksimal penggantian sebesar biaya taksi pada standar biaya masukan;
dan
c. transportasi perjalanan dinas menggunakan kendaraan pribadi dengan
melampirkan bukti biaya bahan bakar, tol, dan biaya parkir yang wajar
dengan memperhatikan prinsip efektivitas, efisiensi, dan kehematan.
6. bukti tertulis transpor lainnya seperti kuitansi transpor antar kota sesuai
bukti riil dari perusahaan transpor setempat, dengan ketentuan
mencantumkan stempel dan/atau nomor kontak perusahaan transpor,
tanggal keberangkatan, dan tujuan perjalanan;
7. bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya per kamar per
orang;
Daftar Pengeluaran Riil (bila diperlukan); dan
surat keterangan lainnya (bila diperlukan)
Semua pengeluaran untuk membiayai perjalanan dinas tersebut diatas,
memedomani dan memperhatikan ketersediaan anggaran dalam DIPA
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama.-17-
BAB VI
PENUTUP
Petunjuk Pelaksanaan verifikasi perjalanan dinas pada Inspektorat
Jenderal Kementerian Agama dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan
perjalanan dinas sehingga terwujud kesamaan pengertian dan pemahaman
dalam pelaksanaan perjalanan dinas.
Dengan adanya Petunjuk Pelaksanaan verifikasi perjalanan dinas ini,
diharapkan akan mewujudkan verifikasi perjalanan dinas yang tertib,
transparan, ekonomis, efektif, efisien, dan akuntabel pada Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku,
Plt. INSPEKTUR JENDERAL,
a
W NIZ. }