Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Kewirausahaan

MEMBANGUN USAHA KREATIF, INOVATIF DAN BERMANFAAT


MELALUI PENERAPAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

(Rintan Saragih, 2017)

Oleh

Nama : Lidia Br Sitepu

NIM : 1193111081

Kelas : PGSD Reguler F 2019

Dosen Pengampu : Sugianto S.Pd. I, M.A.

Mata Kuliah : Kewirausahaan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,
dimana atas berkat dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan Critical Journal
Review.

Dalam penulisan critical jurnal review ini, saya tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orangtua penulis yang selalu mendoakan

2. Kepada Bapak Dosen Sugianto, S.Pd. I, M.A

Saya menyadari bahwa critical jurnal review ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala
kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.

Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang
ada dalam critical jurnal review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Meda,

25 Oktober 2022

Penyusun

Lidia Br Sitepu

1193111081

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR ............................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan CJR ........................................................................... 1

1.3 Manfaat CJR ........................................................................................... 1

1.4 Identitas Artikel dan Jurnal yang diriview : ........................................ 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

RINGKASAN ISI ARTIKEL ............................................................................... 3

2.1 Pendahuluan ............................................................................................ 3

2.2 Deskripsi Isi ............................................................................................. 4

BAB III ................................................................................................................. 10

PEMBAHASAN ................................................................................................... 10

3.1 Pembahasan Isi Jurnal ......................................................................... 10

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal..................................................... 11

BAB IV ................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................ 13

4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 13

4.2 Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR


Jurnal dapat di jadikan sumber referensi bacaan selain buku dalam
mempelajari mata kuliah Kewirausahaan, Sebelum memilih jurnal yang baik
untuk di jadikan sumber referensi sebaiknya kita terlebih dahulu mengkritisi
jurnal-jurnal yang berkaitan dengan mata kuliah ini.

Pada critical jurnal review ini di sertakan keunggulan dan kekurangan dari
penelitian jurnal tersebut. Baik itu dari segi penulisan dan pemakaian bahasa,
bahan materi yang disampaikan, maupun dari segi kelengkapan materi. Karena
pada dasarnya tidak ada jurnal yang sempurna. Dengan demikian, diharapkan
tidak ada pihak-pihak yang tersinggung atas critical jurnal review ini. Karena
critical jurnal review ini dibuat dari sudut opini pembaca.

1.2 Tujuan Penulisan CJR


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
2. Untuk menambah wawasan penulis terkait pembelajaran Kewirausahaan
3. Meningkatkan kemampuan penulis dalam meringkas dan membandingkan
jurnal satu dengan jurnal yang lain.
4. Menguatkan pemahaman penulis terkait Kewirausahaan

1.3 Manfaat CJR


1. Menambah pengetahuan dan juga wawasan penulis
2. Sebagai rujukan dalam mencari sumber bacaan yang relevan
3. Membuat mahasiswa lebih berfikiran kritis

1
1.4 Identitas Artikel dan Jurnal yang diriview :
Jurnal Utama
1. Judul Artikel : Membangun Usaha Kreatif, Inovatif dan
Bermanfaat Melalui Penerapan Kewirausahaan
Sosial
2. Nama Journal : Jurnal Kewirausahaan
3. Edisi Terbit : Desember 2017
4. Pengarang Artikel : Rintan Saragih
5. Penerbit : Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist
Indonesia
6. Kota Terbit : Medan
7. Nomor ISSN : 2301-6264
8. Alamat Situs :

http://scholar.google.co.id/scholar?start=20&q=kewirausahaan&hl=id&as
_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1666606270364&u=%23p%3Dk3eFCa2A5zcJ

Jurnal Pembanding

1. Judul Artikel : Pendidikan Kewirausahaan dan Intensi


Kewirausahaan Dengan Sikap Kewirausahaan
sebagai Mediasi
2. Nama Journal : Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntasi dan
Manajemen
3. Edisi Terbit : 2017
4. Pengarang Artikel : Anik Kusmintarti, Nur Indah Riwajanti dan Andi
Asdani
5. Penerbit : Politeknik Negeri Malang
6. Kota Terbit : Malang
7. Nomor ISSN :-
8. Alamat Situs :
https://scholar.google.co.id/scholar?start=60&q=kewirausahaan&hl=id&as_s
dt=0,5#d=gs_qabs&t=1666681262979&u=%23p%3Dsia3CkyUHy4J

2
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
2.1 Pendahuluan

Latar Belakang Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang


mengenal potensi dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang
serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Kewirausahaan
merupakan kemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan selalu
terbuka untuk setiap masukan dan perubahan yang positif yang mampu membawa
bisnis terus bertumbuh serta memiliki nilai. Salah satu pendorong terciptanya
inovasi selain perubahan dan keharusan untuk beradaptasi adalah kesadaran akan
adanya celah antara apa yang ada dan apa yang seharunya ada, dan antara apa
yang diinginkan oleh masyarakat dengan apa yang sudah ditawarkan ataupun
dilakukan oleh pemerintah, sektor swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM).

Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat. Hal ini bisa dicapai melalui
kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menerapkan konsep kewirausahaan sosial.
Konsep kewirausahaan sosial telah menjadi konsep yang popular di berbagai
Negara. Berbagai kalangan mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan
sosial sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial.
Permasalahan sosial sendiri sudah menjadi permasalahan bersama sehingga
penanggulangannya membutuhkan sinergi dari semua pihak.

Di Indonesia sendiri, pemerintah telah menghabiskan banyak sumber daya


untuk menangani masalah sosial dan bekerjasama dengan berbagai Negara asing
di seluruh dunia. Tetapi ternyata hal ini tidaklah cukup, oleh karena itu
dibutuhkan individu-individu atau lembaga lembaga yang dapat melihat peluang
dan mengeluarkan ide-ide inovatif untuk menyeleaikan
permasalahan permasalahan sosial tersebut. Hal inilah yang pada akhirnya
melahirkan individu atau lembaga yang disebut sebagai wirausaha sosial. Dimana
tujuan kewirausahaan sosial adalah terwujudnya perubahan sosial ke arah yang
lebih baik atau positif dan memecahkan masalah sosial untuk kepentingan
masyarakat.

3
2.2 Deskripsi Isi

Pada jurnal utama membahas Salah satu manfaat dari kewirausahaan sosial
adalah untuk membangun sebuah bisnis sebagai solusi untuk permasalahan sosial
ekonomi, pendidikan, lingkungan dan berbagai permasalahan yang telah menjadi
tantangan dunia. Seperti yang diungkapkan Bill Drayton, seorang innovator
publik yang mendirikan Ashoka Foundation menulis bahwa cara yang paling
efektif untuk mempromosikan dapat merumuskan solusi inovatif yang
berkelanjutan dan dapat ditiru baik nasional maupun global.

Berikut adalah peran wirausaha sosial dalam perekonomian suatu Negara:

 Menciptakan lapangan kerja


 Mengurangi pengangguran
 Meningkatkan pendapatan masyarakat
 Mengombinasikan factor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal
dan keahlian)
 Meningkatkan produktivitas nasional

Menjadi wirausaha sosial tidaklah mudah. Wirausaha sosial melihat


permasalahan sosial sebagai peluang usaha serta memiliki keberanian dan
mengambil risiko untuk menyelesaikannya. Hal inilah yang dilakukan oleh Purba
Plastik. Simpati Anas Agusta Purba pria Batak Karo adalah pemilik nama
wirausaha tersebut. Usaha yang bergerak dibidang produksi biji plastik ini berdiri
pada bulan Pebruari 2012 dengan mengusung merek “Purba Plastik” yang
berlokasi di Jl Djamin Ginting, Lau Cih, Medan.

Bahan baku usaha ini adalah sampah-sampah dari berbagai jenis plastik
yang berasal dari lokasi tempat pembuangan akhir. Namun demikian sampah-
sampah plastik yang berasal dari rumah tangga juga ditampung disini. Sampah-
sampah plastic ini diolah menjadi biji plastic dan selanjutnya dikirim ke pabrik
pengolahan untuk kemudian diproses labih lanjut (misalnya menjadi produk
plastik yang kita gunakan sehari-hari).

4
Pada usaha ini penyortiran dilakukan oleh ibu-ibu yang berdomisili di
sekitar lokasi produksi. Sebelum bekerja di usaha Purba Plastik, ibu-ibu ini
kesehariannya adalah seorang pemulung (nyeker). Ternyata bisnis yang dijalankan
tersebut memberikan peluang kerja bagi masyarakat di lingkungan sekitar yang
tentunya membawa dampak positif serta mampu mengurangi gundukan-gundukan
sampah yang berada di tempat pembuangan akhir.

Penyelesaian masalah sosial membutuhkan analisis yang cermat dan solusi


yang rasional, mewakili aspirasi masyarakat, terintegrasi dan holistic sehingga
menghasilkan sebuah gagasan atau ide yang lebih konprehensif dalam
penyelesaian permasalahan-permasalahan sosial yang ada. Diantaranya
kemiskinan, pendidikan dan pengangguran. Melalui terbentukya agen-agen
perubahan yang melakukan percobaan terus-menerus dan berkelanjutan
diharapkan dapat memberikan solusi terhadap masalah sosial.

Seorang wirausaha sosial berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi


para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja diharapkan mampu
mengurangi tingkat pengangguran serta memberikan pengaruh positif pada
peningkatan pendapatan perkapita. Keuntungan Menjadi Wirausahawan Sosial
Wirausahawan sosial cenderung beroperasi dengan tujuan menciptakan nilai bagi
masyarakat dan juga menghasilkan pendapatan. Kewirausahaan sosial sangat
bermanfaat bagi masyarakat miskin, umumnya dengan menyediakan sarana mata
pencaharian serta alternative untuk bekerja berdasarkan misi sosial dan semangat
melayani.

Berikut adalah beberapa kelebihan menjadi wirausaha menurut MSG, 2013


(dalam Wawan Dewanto dkk, 2013):

1. Modal Wirausaha sosial akan lebih mudah meningkatkan modal


karena modal yang diinvetasikan adalah misi, kepercayaan dan etika,
sehingga dalam pembangunan usaha tidak terlalu membutuhkan
modal yang besar, terlebih disetiap Negara pasti terdapat insentif
besar melalui kerjasama program pemerintah.
2. Pemasaran Pemasaran dan promosi untuk organisasi ini juga sangat
mudah. Karena untuk menghasilkan solusi dari permasalahan yang

5
sedang ditangani, perusahaan bisa lebih mudah menarik orang-orang
dengan menggunakan media sosial.
3. Sumber Daya Manusia Lebih Murah Dalam menentukan sumber
daya manusia (SDM), perusahaan sosial lebih mudah untuk
menggalang dukugan dari individu yang memiliki misi dan visi yang
sama dan kesediaan menerima gaji yang lebih rendah dibandingkan
dengan perusahaan komersil lainnya.
4. Berfokus Pada Penyelesaian Masalah Perusahaan sosial memberikan
pelayanan yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu
atau masalah. Sehingga penyelesaian yang ditawarkan juga akan
langsug pada titik permasalahan.
5. Efektivitas Biaya Efektivitas biaya adalah keuntungan lain dari
sebuah perusahaan sosial. Solusi yang ditawarkan oleh
organisasi organisasi ini baik dalam bentuk produk atau jasa yang
masuk akal dibandingkan dengan layanan yang disediakan oleh
organisasi nirlaba

Wirausahawan sosial bertindak sebagai agen perubahan bagi masyarakat,


menangkap peluang yang hilang dan memperbaiki system, menciptakan
pendekatan baru, dan menciptakan solusi untuk mengubah masyarakat menjadi
lebih baik.

Dalam jurnal pembanding Temuan penelitian menunjukkan bahwa


pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
intensi kewirausahaan dengan koefisien sebesar 0,147 pada p value sebesar.
Koefisien jalur bertanda positif dapat diartikan pendidikan kewirausahaan
berbanding lurus dengan tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa, tetapi
pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa
tidak signifikan. Berdasar kan nilai loading estimate, semua indikator variabel
pendidikan kewirausahaan berkontribusi menjelaskan variabel pendidikan
kewirausahaan. Berdasarkan nilai rata-rata, pendidikan kewirausahaan dapat
mening katkan pengetahuan mahasiswa tentang konsep kewirausahaan; karakter
wirausaha mahasiswa dan keterampilan mengelola usaha.

6
Hasil analisis terhadap indikator variabel intensi kewirausahaan
menunjukkan bahwa semua indikator berkontribusi menjelaskan variabel intensi.
Berdasarkan nilai rata-rata mayoritas mahasiswa cenderung merealisasikan ide
bisnisnya melalui membuka usaha baru dimasa mendatang setelah mendapatkan
modal dengan memanfaatkan kemam puan memiliki dan mengembangkan
hubungan sosial. Dari hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa pendidikan
kewirausahaan yang meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang konsep
kewira usahaan; karakter wirausaha mahasiswa dan keterampilan mengelola
usaha dapat mendorong mahasiswa merealisasikan ide bisnisnya melalui
membuka usaha baru setelah mendapatkan modal dengan memanfaatkan
kemampuan memiliki dan mengembangkan hubungan sosial, tetapi tidak
signifikan.

Temuan ini memperkuat penelitian Chen, et al. (2010), bahwa mahasiswa


yang berpengalaman mengembangkan berbagai ketrampilan teknis dan pelatihan,
lebih percaya diri menjadi wirausaha. Tetapi, kontradiftif dengan hasil pennelitian
Cheng, et al. (2009) menyatakan pengetahuan tentang kewirausahaan dan minat
memulai usaha tidak berhubungan secara signifikan, bahkan Von Kortzfleisch, et
al. (2006) mengemukakan tidak ada perbedaan signifikan bagi mahasiswa yang
mengambil dan tidak mengambil program kewirausahaan dalam hal ambisi-
ambisi usaha mereka diwaktu yang akan dating. Perbedaan temuan ini disebabkan
metode penyampaian pembelajaran kewirausahaan yang digunakan tidak efektif,
metode penyampaian pendidikan kewirausahaan lebih menekankan pada aspek
teori.

Kemudian, temuan penelitian menunjukkan bahwa sikap kewirausahaan


berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi kewirausahaan dengan
koefisien sebesar 0,498. Koefisien jalur bertanda positif diartikan sikap
kewirausahaan berbanding lurus dengan tingkat intensi kewirausahaan.
Berdasarkan nilai loading estimate, semua indikator variabel sikap kewirausahaan
berkontribusi menjelas kan sikap kewirausahaan. Berdasarkan nilai rata-rata,
mayoritas mahasiswa cenderung suka menjadi bos dari usaha milik sendiri, suka
pekerjaan dengan jam kerja fleksibel dan suka bekerja keras ketika memulai
usaha. Temuan ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa cenderung bersikap

7
positif terhadap kewirausahaan, yang didukung dengan teori tentang sikap bahwa
sikap sebagai kecenderungan memberi reaksi suka atau tidak suka terhadap obyek
(Ajzen, 2005;6) dan sikap berkaitan dengan evaluasi seseorang terhadap suatu
obyek, apabila obyek dipertimbangkan memberi manfaat maka seseorang akan
bersikap mendukung (Schwarz, 2007).

Hasil analisis terhadap indikator variabel intensi kewirausahaan


menunjukkan bahwa semua indikator berkontribusi menjelaskan variabel intensi
kewira usahaan. Selanjutnya, nilai rata-rata menunjukkan bahwa mayoritas
mahasiswa cenderung merealisasikan ide bisnisnya melalui berniat membuka
usaha baru setelah mendapatkan modal dengan memanfaatkan kemampuan
memiliki dan mengembangkan hubungan sosial.

Dengan demikian, mahasiswa yang mengembangkan pola pikir positif


terhadap kewirausahaan, yang dicerminkan dengan kecen derungan suka
mengelola usaha sendiri dengan jam kerja fleksibel dan mau bekerja keras dalam
memulai usaha, cenderung merealisasikan ide bisnisnya melalui niat membuka
usaha baru setelah mendapatkan modal dengan memanfaatkan kemampuan
memiliki dan mengembangkan hubungan sosial.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori perilaku terencana, sikap merupakan
fungsi dari intensi (Ajzen, 2005;117). Juga mendukung hasil penelitian Luthje dan
Franke (2003) dan Kusmintarti, et al. (2014), bahwa mahasiswa yang bersikap
positif terhadap kewirausahaan cenderung mendirikan usaha baru dimasa yang
akan datang.

Selanjutnya, temuan penelitian menyatakan bahwa sikap kewirausahaan


sebagai mediasi sempurna (full mediation) pengaruh pendidikan kewirausahaan
terhadap intensi kewirausahaan, menjelaskan bahwa pengaruh pendidikan
kewirausahaan terhadap sikap kewirausahaan signifikan; pengaruh sikap
kewira usahaan terhadap intensi kewirausahaan signifikan. Tetapi, pengaruh
pendidikan kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan tidak signifikan.
Temuan ini menjelaskan bahwa pengaruh pendidikan kewira usahaan terhadap
intensi kewirausahaan sepenuhnya dijelaskan oleh sikap kewirausahaan. Artinya,
intensi kewirausahaan mahasiswa meningkat apabila pendidikan kewirausahaan

8
meningkatkan sikap positif mahasiswa terhadap kewirausahaan. Peningkatan
pengetahuan mahasiswa tentang konsep kewira usahaan; karakter wirausaha
mahasiswa dan keterampilan mengelola usaha, yang dicapai setelah mengikuti
pendidikan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir positif mahasiswa
terhadap kewirausahaan. Selanjutnya, mahasiswa cenderung
mengimplementasikan ide bisnis mereka melalui membuka usaha baru setelah
mengumpulkan modal dan memanfaat kemampuan membangun hubungan sosial.

Temuan ini sesuai hasil penelitian Arasti, et. al. (2012), secara umum
pendidikan kewirausahaan bertujuan meningkatkan kesadaran bahwa
kewira usahaan sebagai pilihan karir dan meningkatkan pemahaman proses
pendirian dan pengelolaan usaha bisnis baru. Juga memperkuat pernyataan Azjen
(2005;117), yaitu sikap merupakan prediktor intensi; mendukung temuan Luthje
dan Franke (2003); Kusmintarti, et al. (2014); dan Kusmintarti, et. al. (2015),
menyatakan bahwa sikap kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap intensi kewirausahaan.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Jurnal


Pada jurnal utama ini membahas tentang Kewirausahaan merupakan
kemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan selalu terbuka untuk
setiap masukan dan perubahan yang positif yang mampu membawa bisnis terus
bertumbuh. Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat dimana hal ini bisa
dilakukan melalui penerapan konsep kewirausahaan sosial. Berbagai kalangan
mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif
dalam menyelesaikan permasalahan sosial.. Tujuan kewirausahaan sosial adalah
terwujudnya perubahan sosial ke arah yang lebih baik atau positif dan
memecahkan masalah sosial untuk kepentingan masyarakat

Sedangkan pada jurnal pembanding membahas penelitian ini bertujuan


menganalisis peran sikap kewirausahaan sebagai variabel mediasi untuk pengaruh
pendidikan kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan. Populasi penelitian
adalah mahasiswa semester akhir yang telah mendapat pendidikan kewirausahaan
dan teknik sampling menggunakan judgment sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan statistik deskriptif dan
analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pendidikan
kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan positif tetapi tidak signifikan;
Pengaruh sikap kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan positif dan
signifikan; dan mahasiswa yang mengikuti pendidikan kewirausahaan cenderung
berniat mendirikan usaha baru dimasa mendatang, apabila pendidikan
kewirausahaan dapat membentuk pola pikir positif mahasiswa terhadap
kewirausahaan.

10
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
3.1.1 Junal Utama
A. Kelebihan Jurnal
1. Dari aspek ruang lingkup jurnal, jurnal utama memiliki identitas
yang lengkap, serta sudah ber-ISSN, dan diserta dengan perndapat
para ahli untuk menambah pengetahuan para pembaca, hasil dan
proses penelitian juga sudah dijelaskan dengan baik. Terlebih
jurnal ini juga telah terindeks sinta S4
2. Dari aspek tata bahasa, bahasa yang digunakan juga sudah baik
dan sesuai dengan EYD, sehingga tidak mempersulit pembaca
untuk mengerti isi dari jurnal tersebut, tidak terdapat kesalahan
dalam hal penulisan kata dalam jurnal.

B. Kekurangan Jurnal
1. Penjelasan materi dan pemaparan hasil penelitian di dalam jurnal
tidak menggunakan diagram dan tabel penjelas.
2. Abstrak yang terdapat pada jurnal utama ini belum menjelaskan isi
keseluruhan jurnal serta belum menyertakan dengan dua bahasa

3.1.2 Jurnal Pembanding


A. Kelebihan Jurnal
1. Dari aspek ruang lingkup jurnal, jurnal sudah memiliki,
pembahasan dari materi sesuai kajian penelitian dijelaskan dengan
baik dan luas, disertai juga dengan pendapat-pendapat para ahli
untuk menambah referensi pembaca dan menguatkan pemikiran
dari penulis jurnal ini.
2. Dari aspek tata bahasa, bahasa yang digunakan mudah dimengerti,
penggunaan tanda baca dalam isi jurnal sudah tepat, kata-kata
yang digunakan baku

11
B. Kekurangan Jurnal
1. Jurnal ini masih belum memiliki ISSN
2. Terdapat kata-kata asing yang tidak dibuat artinya dalam bahasa
Indonesia.
3. Abstrak belum mampu merangkum keseluruhan isi jurnal

12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kewirausahaan sosial adalah tindakan berinovasi dan mengenali masalah
sosial dengan menggunakan prinsip kewirausahaan. Modal dasar yang dibutuhkan
untuk menjadi wirausahawan sosial adalah lebih kepada komitmen untuk
membuat perubahan sosial berdasarkan tujuan mulia. Penguaha sosial harus
memiliki trategi berdaarkan kekuatan sosial untuk menyebarkan pengaruhnya,
penggunaan media sosial akan membantu organisasi maupun individu untuk
menyebarkan permaalahan yang dialami masyarakat. Untuk itu pengusaha sosial
berfokus pada pengalaman yang dialami masyarakat, sehingga sangat perlu untuk
menjalin komunikasi serta mambangun empati melalui peritiwa yang dialami oleh
masyarakat.

4.2 Saran
Untuk para interpreuner atau pebisnis khususnya yang baru merintis
perusahaan agar memahami dan mentelaah dasar-dasar pemahaman sebagaimana
dipaparkan dalam jurnal. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi para pembaca
sekaligus pengusaha atau enterpreuner

13
DAFTAR PUSTAKA

Kusminarti, Anik dkk. (2017). PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN INTENSI


KEWIRAUSAHAAN DENGAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI
MEDIASI. 2(2) : 119-128

Saragih, Rintan. (2017). MEMBANGUN USAHA KREATIF, INOVATIF DAN


BERMANFAAT MELALUI PENERAPAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL.
Jurnal Kewirausahaan. 3(2) : 26-34

14

Anda mungkin juga menyukai