Anda di halaman 1dari 6

Ada beberapa faktor lain yang ikut menentukan optimalisasi pemasukan dana ke kas negara melalui

pajak, antara lain berikut :

1. Falsafah Negara
Negara yangn mempunyai ideologi yang berorientasi kepada kepentingan kesejahteraan rakyat
banyak, akan mendapat dukungan dan rakyatnya dalam bentuk pembayaran pajak. Negara yang
demokratis akan selalu memberi kesempatan kepada rakyatnya untuk ikut menentukan jumlah pajak
yang akan dipungut dalan periode tertentu.
2. Kejelasan Undang-undang dan Peraturan Perpajakan
Undang-undang dan peraturan perpajakan yang jelas dan mudah dipahami akan cenderung memupuk
kesadaran dan kepatuhan perpajakan untuk menyokong penerimaan negara. Selain itu, sistem dan
prosedur administrasi perpajakan yang tidak berbelit juga akan mendukung pembentukan kesadaran
dan kepatuhan pajak.

3. Tingkat Pendidikan Penduduk/Wajib Pajak


Tingkat pendidikan penduduk sangat berpengaruh pada kemampuan memahami dan melaksanakan
peraturan perpajakan serta diharapkan mampu memenuhi kewajiban perpajakannya. Namun, dalam
beberapa kasus, tingkat pendidikan ini juga membuat penduduk/atau wajib pajak mencari peluang
untuk meringankan beban pajak mereka, baik melalui tax evasion (penyelundupan pajak) dan tax
avoidance (upaya meringankan beban pajak).

4 Kualitas dan Kuantitas Petugas Pajak


Kualitas petugas pajak akan sangat membantu efektivitas berjalannya undang-undang dan peraturan
perpajakan, melalui konsistensi mereka untuk menggali potensi-potensi perpajakan yang ada. Kualitas
ini ditentukan pula oleh intelegensia yang tinggi, serta sifat pengabdian dan integritas. Kuantitas
petugas pajak yang sesuai dengan beban kerja perpajakan serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung
yang cukup akan mendorong optimalisasi penerimaan pajak.

5. Strategi yang Diterapkan Organisasi yang Mengadministrasikan Pajak


Penerapan strategic alignment atau pemfokusan/penyesuaian terhadap unit-unit kerja merupakan
kunci keberhasilan organisasi pengadministrasi pajak. Hal ini sangat bergantung dengan collaborative
process of problem definition, diagnosis, organizational reinvention dan action plan, serta
penerapan knowledge management untuk menjaga kontribusi perpajakan dalam anggaran tahunan.

Referensi:
BMP PAJA3211 Dasar-Dasar Perpajakan hal 2.5 – 2.7

UU PPh Pasal 24 ayat 3

Dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh dikreditkan, sumber penghasilan ditentukan
sebagai berikut

a. penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari pengalihan saham dan
sekuritas lainnya adalah negara tempat badan yang menerbitkan saham atau sekuritas
tersebut didirikan atau bertempat kedudukan;
b. penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak
adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, atau sewa
tersebut bertempat kedudukan atau berada;
c. penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak adalah negara
tempat harta tersebut terletak;
d. penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah
negara tempat pihak yang membayar atau dibebani imbalan tersebut bertempat kedudukan
atau berada;
e. penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan;
f. penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda turut serta
dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah negara
tempat lokasi penambangan berada;
g. keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap berada; dan
h. keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk usaha tetap
adalah negara tempat bentuk usaha tetap berada

PPh Pasal 24 ayat 4

Penentuan sumber penghasilan selain penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menggunakan prinsip yang sama dengan prinsip yang dimaksud pada ayat tersebut.

Penjelasannya :

Ayat 3 dan 4 : Dalam perhitungan kredit pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar
negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang menurut Undang-undang ini, penentuan
sumber penghasilan menjadi sangat penting. Selanjutnya, ketentuan ini mengatur tentang
penentuan sumber penghasilan untuk memperhitungkan kredit pajak luar negeri tersebut.

Mengingat Undang-undang ini menganut pengertian penghasilan yang luas, maka sesuai dengan
ketentuan pada ayat (4) penentuan sumber dari penghasilan selain yang tersebutpada ayat (3)
dipergunakan prinsip yang sama dengan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tersebut,
misalnya A sebagai Wajib Pajak dalam negeri memiliki sebuah rumah di Singapura dan dalam tahun
1995 rumah tersebut dijual. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan rumah tersebut merupakan
penghasilan yang bersumber di Singapura karena rumah tersebut terletak di Singapura.

Selama siang ijin menjawab diskusi ini

Selamat pagi Dosen Pembimbing Tutorial Online


Ijin menjawab diskusi,
1. Overcosting adalah suatu keadaan di mana perusahaan menentukan biaya untuk suatu
produk dengan jumlah lebih besar dari seharusnya ,
2. Undercosting kebalikannya, yaitu dengan jumlah yang lebih rendah dari seharusnya.
Sumber : BMP Akuntansi Biaya 1 Hal 3.33
Empat golongan biaya pada metode activity based costing :

1. Output unit-lebel cost. adalah biaya ini meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
produk yang dihasilkan
2. batch-level cost. kebalikan dari yang pertama, biaya ini tidak terkait dengan banyaknya
jumlah produk yang dihasilkan.
3. product sustaining costs. ini adalah jenis biaya yang tidak terkait dengan unit level
ataupun batch level. namun, biaya aktivitas ini jelas mendukung kegiatan produksi.
4. facility sustaining costs. ini adalah biaya yang tidak memiliki hubungan langsung dengan
produk, namun mendukung perusahaan secara keseluruhan.

Contoh : 

Golongan Biaya Aktivitas Allocation Base Allocation Rate


1.Output-unit level Pembuatan Guci Jumlah Tanah Liat Rp 2.000.000

 
 2.Batch level Set-up Mesin Jumlah jam Kerja Rp 500.000
Oven
3.Product-sustaining Desain Motif Guci Jumlah Guci Rp 10.000
level
4. facility-sustaining Pengamanan Jumlah hari kerja Rp 150.000
costs

Sumber :

-BMP PAJA3336 AKUNTANSI BIAYA 1

Selamat siang ijin menjawab diskusi kali ini

1. Pengertian sederhana

- Jalur merah yaitu proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dengan
dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen sebelum penerbitan SPPB

- Jalur Hijau yaitu proses pekayanan dan pengawasan  pengeluaran barang impor dengan
tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen setelah penerbitan
SPPB
Selamat Siang Bapak Dosen, mohon izin menanggapi diskusi.

2. Buku Tarif

BTKI adalah Buku Tarif Kepabeanan Indonesia yang memuat sistem klasifikasi barang yang
berlaku di Indonesia, meliputi Ketentuan Umum untuk Menginterpretasi Harmonized System
(KUMHS), Catatan, dan Struktur Klasifikasi Barang yang disusun berdasarkan Harmonized
System (HS) dan ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature(AHTN).

Kegunaan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia yang merupakan wujud dari tugas dan fungsi
Bea Cukai antara lain:

1. Aspek Revenue Collection
BTKI digunakan untuk keperluan pemungutan bea masuk, bea keluar, maupun pajak
dalam rangka impor;
2. Aspek Trade Facilitation
BTKI berfungsi sebagai dasar negosiasi dalam skema Free Trade Agreement(FTA),
Rules of Origin dan pengumpulan data statistik;
3. Aspek Community Protection
BTKI berfungsi untuk memudahkan monitoring komoditas larangan dan pembatasan,
termasuk produk yang dianggap berbahaya baik bagi perdagangan maupun
masyarakat yang merupakan perwujudan;
4. Aspek Industrial Assistance
5. BTKI berfungsi untuk memudahkan dalam pemberian asistensi industri, misalnya
penentuan komoditas yang dibebaskan bea masuknya dan bea masuk ditanggung
pemerintah (BMDTP).

BKTI yang saat ini berlaku adalah BKTI 2022 dan berlaku mulai 1 April 2022 sesuai dengan
PMK No.26/PMK.010/2022.

Sumber :

1. BMP ADBI4235 Kepabeanan dan Cukai – Edisi 3


2. https://bcsemarang.beacukai.go.id/
Selamat siang ijin menjawab diskusi ini

1. Quick Ratio (Rasio Cepat) atau Acid Test Ratio digunakan untuk melengkapi Current Ratio (Rasio
Lancar)

Current Ratio merupakan hasil perbandingan current assets dengan Current Liabilities. Dimana
Current Assets tersebut mencakup semua Current Assets termasuk inventory (persediaan barang).
Current assest yang tinggi tentu tidak begitu bermanfaat jika ternyata Current Assets tersebut berupa
barang persediaan yang sulit untuk dijual. Oleh karena itu diperlukan Quick Ratio untuk
melengkapinya. Quick Ratio mengukur secara lebih teliti dengan membandingkan Current Assets
namun tanpa persediaan barang dengan Current Liabilities. Ini terjadi karena persediaan sebenarnya
dianggap paling tidak liquid dibandingkan dengan komponen Current Assets yang lain.

2. Cara mengukur solvabilitas dari suatu perusahaan


Mengukur solvabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama dengan
cara menyelidiki ratio neraca untuk mengukur berapa besar dana yang telah dipinjam dandigunakan
untuk membiayai operasi perusahaan. Kedua, dengan cara mengukur risiko dari penggunaan utang
untuk membiayai operasi perusahaan, yaitu dengan menggunakan ratio dari laporan rugi/laba. Ratio
dari laporan rugi/laba yang digunakan dalam hal ini adalah ratio yang dapat mengukur berapa kalikah
biaya-biaya tetap dapat ditutup oleh laba operasi.

3. Parameter suatu perusahaan itu dinyatakan solvable atau unsolvable


Solvabilitas merupakan angka perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah hutangnya, maka
setiap penambahan jumlah hutang atau berkurangnya jumlah aktiva akan menurunkan tingkat
solvabilitasnya.

Sumber / referensi :
1. BUKU MATERI POKOK PAJA3338/2SKS/MODUL 1-6
2. Materi Inisiasi 2

Anda mungkin juga menyukai