Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Pengertian Kesehatan, Jilid 5 Nomor 5 (Mei 2021) ISSN 2580-4936

DOI: http://dx.doi.org/10.33846/hn50506
http://heanoti.com/index.php/hn

ARTIKEL PENELITIAN
URL artikel ini: http://heanoti.com/index.php/hn/article/view/hn50506

Efektifitas Update Pelatihan Kebidanan terhadap Peningkatan Pengetahuan Bidan


di Pelayanan Kebidanan Magetan

Nani Surtinah1(CA), Sunarto2


Departemen Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Indonesia; nansurtinah840@gmail.com
1(CA)

(Penulis yang sesuai)


2Departemen Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Indonesia; sunartoyahyamuqaffi@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi bidan adalah pelatihan Kebidanan Update. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan update kebidanan terhadap peningkatan pengetahuan bidan dalam pelayanan kebidanan. Desain penelitian
adalah post-test only control group design. Populasi terdiri dari kelompok eksperimen sebanyak 41 orang dan kelompok kontrol sebanyak 41 orang. Kelompok
eksperimen mengikuti pelatihan update kebidanan tahun 2019, sedangkan kelompok kontrol adalah bidan yang belum pernah mengikuti pelatihan update
kebidanan tahun 2019. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan teknik cluster sampling setelah itu pemilihan sampel menggunakan
simple random sampling. . Analisis data menggunakan independent sample t-test. Rata-rata hasil pengetahuan kelompok update kebidanan yang tidak pernah
mengikuti pelatihan update kebidanan adalah 55,11, sedangkan hasil rata-rata pengetahuan kelompok update kebidanan adalah 75,19. Berdasarkan independent t-
test didapatkan hasil t-hitung sebesar -8,987 dengan p-value 0,000 (<0,05), sehingga terdapat perbedaan pengetahuan antara bidan yang tidak pernah mengikuti
pelatihan dengan yang pernah mengikuti pelatihan. . Sebagai kesimpulan, pelatihan update kebidanan efektif dalam meningkatkan pengetahuan bidan sehingga
bidan wajib mengikuti pelatihan update kebidanan. sehingga ada perbedaan pengetahuan antara bidan yang tidak pernah mengikuti pelatihan dan pernah
mengikuti pelatihan. Sebagai kesimpulan, pelatihan update kebidanan efektif dalam meningkatkan pengetahuan bidan sehingga bidan wajib mengikuti pelatihan
update kebidanan. sehingga ada perbedaan pengetahuan antara bidan yang tidak pernah mengikuti pelatihan dan pernah mengikuti pelatihan. Sebagai
kesimpulan, pelatihan update kebidanan efektif dalam meningkatkan pengetahuan bidan sehingga bidan wajib mengikuti pelatihan update kebidanan.

Kata kunci:pelatihan; pembaruan kebidanan; pengetahuan

PENGANTAR

Latar belakang

Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan strategis yang mempunyai tugas dan fungsi memberikan pelayanan
kebidanan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak khususnya kesehatan reproduksi wanita dan tumbuh kembang
bayi dan balita. Banyak ahli telah membuktikan bahwa peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak dalam mempersiapkan
generasi yang berkualitas dimulai sejak dini, yakni sejak sebelum hamil atau bahkan dimulai sejak remaja sesuai dengan siklus
kesehatan reproduksi wanita. Pengawasan kesehatan ibu sebelum hamil sangat menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan.
Demikian juga pengawasan kehamilan dan persiapan persalinan serta kesiapan menjadi orang tua merupakan bagian yang
sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang bidan. Selain itu, bidan sebagai mitra perempuan dan menjadi panutan bagi
keluarga, oleh karena itu kesiapan bidan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas, menjadi kebutuhan yang
mendasar. Selain itu, dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, bidan harus mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku(1).
Salah satu implementasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan terobosan berupa
pelatihan Midwifery Update (MU) yang bertujuan untuk menjaga mutu dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi bidan sehingga mampu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada kesehatan masyarakat. ibu, bayi, balita dan
kesehatan reproduksi termasuk pelayanan Keluarga Berencana. Pelatihan dikemas dengan menggunakan metode yang lebih
interaktif. Setelah diberikan pelatihan diharapkan pengetahuan dan keterampilan bidan di Magetan dalam memberikan
pelayanan kebidanan semakin meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan kebidanan update dalam meningkatkan pengetahuan
bidan dalam pelayanan kebidanan di Magetan.

174|Penerbit: Jaringan Humanistik untuk Sains dan Teknologi


Pengertian Kesehatan, Jilid 5 Nomor 5 (Mei 2021) ISSN 2580-4936

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Rancangan penelitian yang dipilih adalah post test
only control group design yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan pelatihan Kebidanan Update dalam
meningkatkan pengetahuan bidan dalam pelayanan kebidanan di Magetan yaitu membandingkan hasil posttest
untuk mengetahui keefektifan treatment. Dalam desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dibandingkan. Kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan mengikuti pelatihan Kebidanan Update
sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Lokasi penelitian di Ikatan Bidan Indonesia Cabang
Magetan. Waktu penelitian mulai dari penyusunan proposal, pendataan penelitian hingga ujian adalah Januari
hingga Desember 2020.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang ada di Ikatan Bidan Indonesia Cabang
Magetan yang berjumlah 680 bidan. Jumlah bidan yang mengikuti pelatihan sebanyak 582 bidan
yang terdiri dari empat klaster pelatihan update kebidanan. Pada penelitian ini sampel yang
digunakan adalah dua kelompok, satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok
sebagai kontrol. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah anggota Ikatan Bidan Indonesia
Cabang Magetan yang mengikuti pelatihan Kebidanan Update, sedangkan kelompok kontrol adalah
anggota Ikatan Bidan Indonesia Cabang Magetan yang tidak mengikuti pelatihan Kebidanan
Update, dengan jumlah sampel 82, terdiri dari 41 bidan kelompok eksperimen dan 41 bidan
kelompok kontrol. Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Uji Hipotesis Proporsi
Berbeda.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelatihan Kebidanan Update, sedangkan variabel terikatnya adalah
pengetahuan dalam pelayanan kebidanan. Data tentang pengetahuan dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Teknik
analisis data yang digunakan untuk melihat efektifitas update pelatihan kebidanan terhadap peningkatan pengetahuan bidan
adalah independent sample T-test.

HASIL

Sebaran Karakteristik Responden

Jumlah subjek penelitian ini adalah 82 responden yang terdiri dari 41 bidan yang pernah mengikuti pelatihan
update kebidanan dan 41 bidan yang belum pernah mengikuti pelatihan update kebidanan. Responden karakteristik
diklasifikasikan berdasarkan usia dan pendidikan terakhir. Pada kelompok perlakuan, bidan yang pernah mengikuti
pelatihan update kebidanan paling banyak berusia di bawah 35 tahun sebesar 72,5%, serta pada kelompok kontrol
paling banyak berusia di bawah 35 tahun sebesar 97,56%. Pendidikan terakhir responden terdiri dari Diploma 3
Kebidanan, Diploma 4 Kebidanan, dan Magister Kesehatan. Pada kelompok perlakuan diperoleh pendidikan terakhir D3
Kebidanan, sedangkan kelompok kontrol paling banyak 68,29% berpendidikan D3 Kebidanan.

Tabel 1. Distribusi karakteristik responden

Tidak Karakteristik Kelompok Frekuensi Persentase

1 Usia
<35 tahun Perlakuan 29 72.5
Kontrol 40 97.56
> 35 tahun Perlakuan 12 29.26
Kontrol 1 2.43
2 Pendidikan
Diploma Ketiga Perlakuan 37 90.24
Kontrol 28 68.29
Diploma Keempat Perlakuan 2 4.87
Kontrol 12 29.26
Magister Kesehatan Perlakuan 2 4.87
Kontrol 1 2.43

175|Penerbit: Jaringan Humanistik untuk Sains dan Teknologi


Pengertian Kesehatan, Jilid 5 Nomor 5 (Mei 2021) ISSN 2580-4936

Distribusi Pengetahuan

Berdasarkan Tabel 2 rata-rata skor pengetahuan kelompok kontrol 55,11, skor terendah 31,48,
skor tertinggi adalah 82,85. Sedangkan rerata skor pengetahuan kelompok perlakuan 75,19, skor
terendah 60,00, skor tertinggi 94,28.

Tabel 2 Rata-rata skor pengetahuan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

Kelompok n Berarti Lebih rendah Atas Std.deviasi Std.error berarti


Belum pernah pelatihan 41 55.11 31.48 82.85 12.33 1.92
Pernah pelatihan 41 75.11 60.00 94.28 7.25 1.13

Efektifitas Pelatihan Kebidanan Update Dalam Meningkatkan Pengetahuan Bidan

Uji normalitas sebaran data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Tabel 3) menunjukkan nilai p-value sebesar
0,109 yang berarti sebaran data normal.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Pengetahuan
N 82
Berarti 65.15
Std Deviasi 14.25
Kolmogorov-Smirnov Z 1.207
Signifikansi (2-ekor) 0,109

Tabel 4. Hasil uji independent sample t-test

Tes Levene untuk


uji-t untuk kesetaraan rata-rata
kesamaan varian
Pengetahuan 95% CI dari Perbedaan
Sig. Berarti
F Sig. T Df Std.error Atas
(2-ekor)
Lebih rendah
Perbedaan
Perbedaan
Varian yang sama
10.133 0,002 - 8.987 64.709 0.000 - 20.08 2.234 - 24.54 - 15.62
tidak diasumsikan

Dari hasil independent sample t-test, p-value Levene's test adalah 0,002, sehingga variasi data kedua
kelompok tidak homogen. Berdasarkan uji-t diperoleh nilai p sebesar 0,000 (<0,05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan pengetahuan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Selanjutnya,
perbedaan rata-rata antara kedua kelompok adalah -20,08 dengan perbedaan antara -24,54 dan -15,62 untuk
selang kepercayaan perbedaan lower upper.

DISKUSI

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 30 ayat (1) dan (2) menyebutkan bahwa
pembinaan tenaga kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu dan karir tenaga kesehatan. Pembinaan tenaga kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan serta kesinambungan dalam menjalankan
praktik. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pasal enam Pasal 31 ayat (1) dan (2),
disebutkan bahwa untuk mencapai daya guna dan efektivitas yang sebesar-besarnya pengaturan dan pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan jabatan PNS ditujukan dalam meningkatkan pelayanan, kualitas, keterampilan, kemampuan dan keterampilan.
Ayat selanjutnya menjelaskan bahwa pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)diatur dengan peraturan
pemerintah. Kedua undang-undang tersebut jelas mengamanatkan bahwa tenaga kesehatan, lebih dari pegawai negeri sipil,
harus mengikuti pelatihan untuk memperbaharui ilmu dan kompetensi.
Hasil tersebut menggambarkan bahwa kelompok bidan yang pernah mengikuti pelatihan kebidanan update sebelum
setelah diberikan pelatihan kedua nilai pengetahuan tersebut signifikan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian(2)

176|Penerbit: Jaringan Humanistik untuk Sains dan Teknologi


Pengertian Kesehatan, Jilid 5 Nomor 5 (Mei 2021) ISSN 2580-4936

yang menyatakan bahwa pelatihan update kebidanan sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan bidan di
Surakarta.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga kompetensinya berbeda antara
lain: kualifikasi tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, umur, minat, pengalaman, budaya lingkungan sekitar dan informasi.
(3). Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan indranya. Pengetahuan adalah semua

yang diketahui berdasarkan pengalaman yang diperoleh setiap manusia. Individu cenderung bertindak sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap rangsangan.
Angka jumlah peserta yang mendapat nilai di bawah rata-rata kelompok untuk kelompok yang belum pernah
mengikuti pelatihan sebesar 56%. Jumlah peserta yang mendapat nilai di bawah rata-rata kelompok untuk kelompok
yang pernah mengikuti pelatihan adalah 46%. Data ini memberikan informasi bahwa sebaran hasil pengetahuan setelah
pelatihan tidak merata. Faktor yang berpengaruh adalah ingatan peserta untuk mengerjakan instrumen tes.
Berdasarkan(4)faktor yang mempengaruhi daya ingat seseorang antara lain : usia, jenis kelamin, penyakit, gizi, penyakit,
konsentrasi dan perhatian.
Meskipun penelitian ini tidak menghubungkan faktor memori dengan efektivitas pelatihan, namun perlu
dijelaskan hubungan memori dengan kemampuan mengingat kembali program pelatihan yang telah diberikan.
Berdasarkan(5), orang yang lebih tua cenderung mengalami penurunan kemampuan mengingat dibandingkan dengan
orang yang lebih muda. Seiring bertambahnya usia, sel-sel otak akan semakin lelah dalam menjalankan fungsinya dan
menyebabkannya tidak dapat bekerja secara maksimal seperti saat masih muda. Faktor usia dapat dikaitkan dengan
fungsi kognitif menurut penelitian(6). Menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada otak akibat usia antara lain fungsi
penyimpanan informasi (storage) mengalami sedikit perubahan. Di usia tua, terjadi kematian di beberapa bagian materi
putih karena suplai darah ke otak tidak sesehat di masa muda. Produksi bahan kimia endogen seperti neurotransmiter
yang membawa sinyal ke otak juga berkurang sekitar 50%. Pada aspek seluler, penuaan mengakibatkan penurunan sel
neuron di hippocampus sebesar 5% hingga 20% hingga usia 80 tahun. Jenis kelamin diduga mempengaruhi daya ingat
seseorang meskipun tidak ada kepastian antara laki-laki dan perempuan. Wanita dianggap lebih banyak dan cenderung
pelupa. Hal ini disebabkan pengaruh hormonal, stress yang menyebabkan daya ingat menurun, akhirnya mudah lupa.
Reseptor estrogen pada wanita terdapat di area otak yang berperan dalam fungsi belajar dan memori, seperti
hippocampus. Tingkat estradiol yang rendah dalam tubuh telah dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif umum dan
memori verbal(7). Kadar kortisol juga mempengaruhi emosi dan daya ingat, dimana kadar kortisol wanita dipengaruhi
oleh siklus menstruasi. Peningkatan kadar kortisol pada wanita memberikan hubungan negatif (penurunan) pada fungsi
amigdala, sedangkan pada pria memberikan hubungan positif. Pada pria, peningkatan kadar kortisol dikaitkan dengan
konektivitas fungsional keadaan istirahat yang lebih kuat di amigdala kiri dengan nukleus caudatus bilateral, putamen
kiri, gyrus mid-frontal kiri dan kanan, dan guru frontal superior kanan. Sementara pada wanita peningkatan kadar
kortisol dikaitkan dengan penurunan konektivitas fungsional keadaan istirahat pada struktur di atas(8). Perbedaan
pengetahuan, hasil pada setiap mata pelajaran berbeda-beda tergantung konsentrasi dan perhatian masing-masing
mata pelajaran. Tindakan pelatihan sejumlah jam pelajaran (JP) yang diterapkan pada modul pelatihan pemutakhiran
kebidanan telah memenuhi standar peningkatan kompetensi PNS yang dikeluarkan Badan Tata Usaha Negara Nomor 10
Tahun 2018(9)dilakukan selama 30 jam pelajaran (4 hari). Standarisasi pemutakhiran diklat kebidanan diterapkan secara
nasional untuk memenuhi standarisasi penjaminan mutu dan pemenuhan kompetensi pencapaian aspek pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan sebagaimana diatur dalam peraturan ini.

Pelatihan dan pengembangan karyawan dapat didefinisikan sebagai upaya terencana organisasi untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan. Pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Namun jika dilihat dari tujuannya, pelatihan lebih ditekankan pada
peningkatan kemampuan melakukan pekerjaan tertentu saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan
untuk melakukan pekerjaan di masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan terpadu dengan kegiatan lain untuk mencapai
tujuan. mengubah perilaku kerja.
Kompetensi merupakan salah satu prinsip yang menjadi dasar dalam berprofesi PNS. Dia
Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pasal 3 yang menyebutkan bahwa PNS
sebagai suatu profesi didasarkan pada prinsip salah satunya adalah kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugasnya. Selanjutnya menurut pasal 69, kompetensi juga menjadi dasar dalam pengembangan karir pegawai negeri.
Salah satu kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi teknis yang diukur dari jenjang dan spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman kerja teknis.
Pilihan model pembinaan bidan melalui kegiatan pelatihan kebidanan update kali ini menggunakan model Action-based
Learning. Model pelatihan ini dilakukan secara berkesinambungan dengan mengacu pada pemecahan masalah nyata yang
dihadapi di lapangan. Peserta dijelaskan tentang konsep sambil memecahkan masalah nyata (learning by doing principle). Ada
beberapa keuntungan dengan adanya pelatihan dan pengembangan bidan yang pada akhirnya juga akan membawa manfaat
bagi institusi dengan model ini antara lain: mendorong tercapainya pengembangan diri bidan, memberikan kesempatan bagi
bidan untuk berkembang dan memiliki pandangan terhadap masa depan karirnya, membantu bidan dalam menghadapi konflik
dan ketegangan, meningkatkan kepuasan kerja dan hasil kerja

177|Penerbit: Jaringan Humanistik untuk Sains dan Teknologi


Pengertian Kesehatan, Jilid 5 Nomor 5 (Mei 2021) ISSN 2580-4936

berprestasi, menjadi cara untuk meningkatkan keterampilan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi, membantu menghilangkan rasa takut dalam
mencoba hal baru dalam pekerjaannya, dan mampu menggerakkan bidan untuk mencapai tujuan kelembagaan(10).
Berdasarkan pertimbangan manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pelatihan di atas, maka update
pelatihan kebidanan memberikan dampak yang baik bagi kinerja pegawai tersebut secara individu. Hal ini
tentunya akan membawa peningkatan kinerja organisasi jika pelatihan dan pengembangan karyawan dilakukan
secara terencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi lebih lanjut dari hasil penelitian
ini apakah perilaku bidan pasca diklat lebih baik atau tetap sama bahkan menurun dengan memasukkan
variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja diantaranya faktor persepsi individu terhadap organisasi dan
komitmen organisasi dalam pengembangan karir bidan.(11).
Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur pengetahuan bidan atau peserta pelatihan adalah tes tertulis
berupa soal pilihan ganda. Tes tulis dengan metode posttest. Metode ini merupakan alat penilaian yang sangat
dianjurkan untuk mengukur keberhasilan kemajuan suatu proses pembelajaran karena evaluasinya ringkas dan efektif.
Penilaian kemampuan peserta pelatihan post test diberikan setelah pemberian materi pelatihan dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman responden terhadap materi pelatihan setelah kegiatan dilaksanakan.(12).

Terdapat perbedaan hasil pengetahuan setelah diklat kebidanan update antara kelompok bidan yang belum
pernah mengikuti diklat dan pernah mengikuti diklat update kebidanan. Kelompok bidan yang sebelumnya diberikan
pelatihan serupa memiliki hasil pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok bidan yang tidak pernah
mendapatkan pelatihan serupa. Jadi, update pelatihan kebidanan efektif untuk meningkatkan pengetahuan bidan
tentang pelayanan kebidanan. Gambaran hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya bahwa pelatihan
kompetensi fungsional bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan sehingga pelayanan kepada
masyarakat lebih baik.(13).
Peran bidan bekerja antara bidan desa, bidan koordinator dan bidan di puskesmas, rumah
sakit dan klinik sangat bervariasi. Namun secara fungsional peran bidan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat tergantung pada kualifikasinya. Peran bidan lulusan diploma
tentunya berbeda dengan peran bidan lulusan diploma. Jadi, jenis pelatihan yang dibutuhkan
disesuaikan dengan kualifikasi bidan di masing-masing institusi. Semua peserta pelatihan/bidan
melaporkan bahwa mereka masih membutuhkan pelatihan kompetensi lainnya. Fasilitas harus
menyediakan fasilitas termasuk pendanaan untuk pengembangan kompetensi bidan. Karena itu,(11).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian ini adalah pelatihan bidan
update sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kompetensi bidan.
Perlu evaluasi lebih lanjut dari hasil penelitian ini, apakah perilaku bidan pasca diklat lebih baik atau tetap
sama bahkan menurun dengan melakukan survey atau penelitian lanjutan dengan memasukkan variabel yang
mempengaruhi kinerja diantaranya faktor persepsi individu terhadap organisasi dan organisasi. komitmen
dalam pengembangan karir bidan. Rekomendasi kepada Ikatan Bidan Indonesia untuk mewajibkan anggotanya
mengikuti pelatihan update kebidanan.

REFERENSI

1. Dinkes Kab. Magetan. Profil Kesehatan Kabupaten Magetan tahun 2017. Magetan: Dinkes Kab. Magetan; 2018.

2. Fitriyya M. Pelatihan EfektifitasPembaruan Kebidananterhadap Peningkatan Pengetahuan Bidan pada


Pelayanan Kebidanan di Surakarta. PROFESI Media Publikasi Penelitian. 2018;15(2):112-116.
3. Sartika D, Kusumaningrum M, Aziza TN, Luthfie W, Amrullah R, Hidayah KL. Pengembangan Kompetensi
Aparatur Sipil Negara. Darto M, Mariani W, Eds. Samarinda: PKP2A III LAN Samarinda; 2016.

4. Frydenberg M, Andone D. Pembelajaran Keterampilan Abad 21. 2011;314–318.


5. Demetri C. Bekerja dalam proses - Sebuah inovasi yang menggabungkan flip kelas‖ dan pembelajaran berbasis tim. Dalam Frontiers in
Education Conference (FIE). 2010.
6.Ling JJC. Psikologi Kognitif. Surabaya: Airlangga; 2012.
7. Buluh SK. Kognisi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika; 2011.
8. Balai JE. Guyton dan Hall Buku Teks Fisiologi Medis. Philadelphia: Elsevier Inc.; 2016.
9.LAN. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 Tentang
Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: LAN; 2018.

178|Penerbit: Jaringan Humanistik untuk Sains dan Teknologi


Pengertian Kesehatan, Jilid 5 Nomor 5 (Mei 2021) ISSN 2580-4936

10. Ella S, Andari RN, Krismiyati, Wahyuadianto A, Amalia S. Pedoman Umum Pengembangan Kompetensi Teknis
Jabatan Fungsional di Instansi Pemerintah. Zulfikar, Ed. Jatinangor, Sumedang: Pusat Kajian dan Diklat
Aparatur I LAN; 2018.
11. Tjahyono A, Christanto CV. Analisa Pengaruh Perceived Organizational Support Terhadap Komitmen Afektif,
Komitmen Normatif dan Komitmen Berkelanjutan pada Karyawan di Hotel X. Surabaya; 2016.
12. Kirkpatrick DL, Kirkpatrick JD. Menerapkan Empat Tingkat; Panduan Praktis untuk Evaluasi Program Pelatihan
yang Efektif. San Fransisco: Bernnet-Koehler Publisher Inc.; 2007.
13. Usnawati N, Prasetyo D, Setiawati EP, Husin F, Rusmil K, Dhamayanti M. Pengaruh Pelatihan Safe Injection
terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan Bidan Desa dalam Pelaksanaan Imunisasi di
Kabupaten Magetan. IJEMC. 2014;1(1):67–77.

179|Penerbit: Jaringan Humanistik untuk Sains dan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai