Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Kesejahteraan


Fatrurozi & Joesran (2003) menjelaskan bahwa kesejahteraan berasal dari
kata “sejahtera”. Sejahtera ini mengandung pengertian dari Bahasa sansekerta
“Catera” yang berarti payung. Dalam konteks ini Kesejahteraan merupakan orang
yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan, atau
kekhawatiran sehingga hidupnya aman tentram, baik lahir maupun batin.
Menurut Wayan & Budhiasa (2017), hal yang paling penting dari
kesejahteraaan adalah pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah
tangga tergantung pada tingkat pendapatan.
Fahriyah (2016) mengatakan bahwa Amartya Sen mengusulkan pendekatan
‘kapabilitas’ untuk kesejahteraan pribadi berdasarkan kebebasaan dalam mimilih.
Penciptaan potensi atau kemampuan manusia dapat meningkatkan kesejahteraan
masyrakat dan keluarga.
Menurut Badan Pusat Statistik (2006), indikator yang digunakan untuk
mengukur kesejahteraan Rumah tangga di sesuaikan oleh informasi tentang
kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, pola konsumsi
atau pengeluaran Rumah tangga, Perumahan dan lingkungan, dan social lainnya.
Klasifikasi kesejahteraan yang digunakan terdiri dari dua klasifikasi, yaitu rumah
tangga dalam kategori sejahtera dan belum sejahtera.
Darwanto (2005) menjelaskan bahwa peningkatan kesejahteraan petani telah
dan diyakini tetap menjadi prioritas pembangunan pertanian mendatang, sejalan
dengan arahan yang terutang dalam rencana jangka panjang pembangunan
nasional.
Kebijakan pertanian pada dasarnya adalah serangkaian tindakan yang telah,
sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan
pembangunan pertanian, yaitu memajukan pertanian, mengusahakan agar
pertanian menjadi lebih produktif dan efisien serta dapat meningkatkan tingkat
penghidupan atau kesejahteraan petani meningkat (Pradipta, 2018).

1
2

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga


Tingkat harga dipengaruhi oleh bebrapa faktor seperti keadaan
perekonomian, permintaan dan penawaran, elastisitas permintaan, biaya dan
pengawasan pemerintah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga
tersebut adalah (Pohan, 2016):
1) Keadaan perekonomian
2) Permintaan dan penawaran
3) Elastisitas permintaan
4) Biaya
5) Pengawasan pemerintah
Harga tercipta setelah hubungan dagang antara kedua negara berlangsung
dalam kurun waktu yang cukup panjang sehingga tersedia cukup waktu bagi
kekuatan penawaran dan permintaan untuk saling bertemu dan memnentukan
harga tersebut (Sipayung, 2012).

2.3. Teori Produksi dan Teori Produktivitas


Produksi adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang. Teori produksi mempelajari tentang perilaku
produsen dalam menentukan berapa output yang akan dihasilkan dan ditawarkan
pada berbagai tingkatan harga sehingga keuntungan maksimal dapat dicapai.
Produksi merupakan hasil akhir dari suatu proses produksi. Pendapatan yang
diterima oleh produsen sangat tergantung kepada produksi yang akan diperoleh,
sedangkan produksi tergantung dari faktor produksi yang ada (Darwanto, 2005).
Keluarga petani dan individu-individu di dalam keluarga itu memiliki cara
mereka sendiri untuk merumuskan dan mendefenisikan produktivitas, mungkin
dengan satuan air irigasi yang dimanfaatkan. Memang penting sekali, bahwa
orang luar perlu menyadari parameter ini, karena parameter ini sangat
menguntungkan bagi petani (Hasibuan, 2019).
Produktivitas tanah pertanian sangat berbeda-beda baik diukur dalam bentuk
keluaran kasar per hektar, yang disebut hasil per hektar, maupun dalam bentuk
3

produksi tanah fisik marginal, di mana keluaran dari kedua bidang tanah itu
dibandingkan dengan kontribusi dari masukan-masukan lainnya (Hasibuan, 2019).
Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang
dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
Dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama
adalah efetivitas yang mengarah pada pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas dan waktu. Sedangkan dimensi kedua yaitu efisiensi yang
berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaanya
(Hendayana, 1995).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas gabah padi antara lain:
1. Modal
Modal adalah sejumlah uang yang digunakan untuk mengelola dan
membiayai kegiatan pertanian setiap bulan/setiap hari. Dimana didalamnya
terdapat ongkos untuk pembelian sumber-sumber produksi yang digunakan untuk
memproduksi suatu output tertentu dan untuk menggunakan input yang tersedia.
Kemudian di dalam ongkos juga terdapat hasil ataupun pendapatan bagi pemilik
modal.

2. Luas Lahan
Luas lahan merupakan permukaan bumi yang dengan kekayaan berupa
tanah, mineral, benda cair, batuan dan gas yang terkandung di dalamnya. Lahan di
permukaan bumi ini meliputi mulai dari wilayah pantai sampai dengan
pegunungan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka kekayaan berupa tanah,
mineral, benda cair, batuan dan gas yang terkandung di dalamnya akan membantu
tanaman padi untuk berkembang. Semakin luas lahan yang digunakan untuk
menanam padi maka hasil yang diperoleh pun semakin banyak.

3. Produksi Tanah Pertanian


Sumber Daya Manusia memegang peranan utama dalam proses peningkatan
produktivitas, karena alat produksi dan dan teknologi pada hakekatnya merupakan
hasil pengorbanan. Pada umumnya produktivitas yang semakin tinggi merupakan
4

hasil pendayagunaan sumber daya efisien. Suatu perusahaan dala proses


produksinya harus selalu memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana cara
mencapai produktivitas yang tinggi dengan sumber daya atau faktor-faktor
produksi yang ada.
Dalam suatu proses produksi sangat diperhatika faktor-faktor produksi yang
ada, tanpa salah satu dari semua faktor produksi tersebut proses produksi tidak
dapat berjalan selain itu pengaruh suatu manajemen yang baik dapat mendukung
proses tersebut. Petani tradisional sekalipun sebenarnya juga butuh manajemen
dalam menjalankan usaha taninya, tetapi tidak dalam yang betul-betul dengan
administrasi yang lengkap dan tertib, baik mengenai perencanaan, pelaksanaan
pengaruran sarana dan prasarana.

2.4. Kajian Empiris


Penelitian tentang pengaruh harga dan produktivitas padi terhadap
kesejahteraan masyarakat telah banyak dilakukan sebelumnya, penelitian
terdahulu menghasilkan berbagai hasil dan kesimpulan yang berbeda-beda berikut
adalah rangkuman penelitian terhadap pengaruh harga dan produktivitas padi
terhadap kesejahteraan masyarakat.
Wahed (2018) menganalisis pengaruh luas lahan, produksi dan harga gabah
terhadap kesekjahteraan petani padi di daerah sentral produksi padi Kabupaten
Jember. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil
penelitian adalah variabel luas lahan, produksi dan harga gabah terhadap
kesejahteraan petani padi di kabupaten pasuruan berpengaruh signifikan.
Hermanto & Wahyuni (2019) menganalisis model pembangunan pertanian
berkelanjutan terhadap peningkatan kesejahteraan petani kubis (brassica
oleraciae) dataran tinggi pada kawasan agropolitan di Kabupaten Simalungun
provinsi Sumatera Utara. Metode analisis menggunakan Structural Equational
Modelling (SEM) program AMOS. Berdasarkan penelitian, faktor nilai tukar
petani, pendapatan petani, produksi pertanian serta pengembangan komoditi kubis
berpengaruh terhadap kesejahteraan petani.
5

Ardika (2017) menganalisis tingkat kesejahteraan petani di Desa Bangli


Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Metode analisis menggunakan
Structural Equational Modelling (SEM) program Smart PLS. Berdasarkan
penelitian,tingkat pengetahuan dan sarana produksi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat kesejahteraan petani pada Gabungan Kelompok Tani
Sapta Kerta Buana Desa Bangli Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan.
Wahed (2015) menganalisis pengaruh luas lahan, produksi, ketahanan
pangan dan harga gabah terhadap kesejahteraan petani padi di Kabupaten
Pasuruan. Metode analisis menggunakan analisis Regresi Berganda. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, luas lahan, produksi, ketahanan pangan, dan
harga gabah berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani (NTP).
Fajri, et al (2016) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar
petani sebagai indikator kesejahteraan petani padi di Kabupaten Sragen. Metode
analisis menggunakan analisis Regresi Berganda. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, produktivitas padi, luas lahan, harga gabah, biaya pupuk, dan
pengeluaran non pangan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani
(NTP).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka konseptual pada penelitian
ini dapat digambarkan seperti pada gambar 2.1

H1

Harga (X1)

Kesejahteraan petani (Y)

Produktivitas (X2)
H2
H3

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Anda mungkin juga menyukai