Full Text
Full Text
SKRIPSI
Oleh:
NURUL HIDAYAT
NIM: 105270000315
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq
dan Inayah-Nya, sehingga penulis telah menyelesaikan karya ilmiah
berupa skripsi yang berjudul “NILAI – NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA
SIRI’ DI DESA LENTU’ KECAMATAN BONTORAMBA KABUPATEN
JENEPONTO ”.
3. Dr. (HC) M.M Thayyib Khoory selaku Founder dan Donatur Asia
4. Dr. H. Abbas Baco Miro, Lc. MA. selaku Ketua Prodi Komunikasi
Muhammadiyah Makassar.
Penulis
Nurul Hidayat
NIM: 105270000315
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 57
B. Saran................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
orang bugis makassar. Siri’ berarti malu dan pacce berarti solidaritas
harga diri. Ketika harga diri orang bugis makassar dilecehkan, maka
pantang bagi dirinya untuk diam.dengan kata lain mereka akan melakukan
menanggung malu.
Hal ini dikarenakan, nilai siri’ na pacce yang telah di lecehkan akan
berakibat pada hilangnya harga diri yang sangat dijunjung tinggi nilainya
satu sisi artinya malu, di sisi lain berarti harga diri. Makna siri’ adalah
1
Nasruddin Anshoriy (Anre Gurutta Ambo Dalle, Maha Guru Dari Bumi Bugis),
Yogyakarta: Tiara Wacana, 2009. h, xi-xii
1
pranata sosial mereka. Sehingga penghayatan dan pengalamannya
sangat intens.
ini tidak hanya bisa ditemukan pada masyarakat bugis dan makassar
tetapi juga pada masyarakat mandar dan toraja. Siri’ sebagai sistem nilai
Apabila siri’ dilihat dari pranata sosial, ia merupakan slah satu unsur
namun demikian nilai belum hilang dan masih tersimpan dalam tradisi
2
Nasruddin Anshoriy (Anre Gurutta Ambo Dalle, Maha Guru Dari Bumi Bugis),
Yogyakarta: Tiara Wacana, 2009. h, xi-xii
interaksi simbolik. Sama halnya dengan makna siri’ mengalami
konsep siri’ pada esensinya sebagai dirinya sendiri. Dalam kamus besar
kultural kepribadian yang merupakan pranata pada tataran harga diri dan
bugis.
meskipun arti ini mengensankan konsep siri’ hanya ada dalam suku
bugis, tetapi tidaklah demikian halnya. Konsep siri’ ditemukan pada semua
suku bangsa yang saling kait mengait sehingga menjadikan siri’ sebagai
ungkapan psikis untuk tidak berbuat hal yang tercela dan dilarang oleh
psikis terhadap perbuatan tercela seta yang dilarang oleh kaidah adat. 5
martabat dan harga dirinya. Orang yang tercemar harga dirinya dianggap
hanya di maknai sebagai nilai maskulinitas saja oleh generasi muda bugis
makassar, oleh sebab itu karakter maskulin perlu bagi mereka untuk
5
Shaff Muhtamar( Masa Depan Warisan Luhur Dan Kebudayaan Sulawesi Selatan), Jl.
Abdullah Dg Sirua No.3: CV Adi Perkasa, 2004. h, 57-59
6
Nonci,(Konsep-Konsep Budaya), Jl. Perintis Kemerdekaan VII/ 52 B: CV Aksara, 2005.
h, 28
7
Nonci,(Konsep-Konsep Budaya), Jl. Perintis Kemerdekaan VII/ 52 B: CV Aksara, 2005.
h, 28
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Kabupaten Jeneponto
KAJIAN TEORI
sangat penting dan bernilai bagi kehidupan manusia.8 Nilai adalah sesuatu
yang abstrak, bukan konkrit. Nilai hanya bisa difikirkan, difahami, dihayati,
Dakwah, secara bahasa berasal dari kata دعا ي دعو دعوةyang berarti
jalan yang benar dan diridhai Allah agar dapat hidup bahagia dan
10
sejahtera di dunia maupun di akhirat.
8
Hizair M A, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”, h. 421
9
A.W. Munawwir, “ Kamus Al-munawwir Arab-Indonesia Terlengkap”, h. 407
10
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabya: Al-Iklhas, 1983, h. 51
6
1. Nilai Kedisiplinan
Disiplin bukan hanya milik tentara atau polisi saja, tetapi menjadi
milik semua orang yang ingin sukses. Kedisiplinan tidak diartikan dengan
2. Nilai Kejujuran
Ada tiga hal penting yang bisa diterapkan dalam kehidupan kita
kepada Allah semata. Kedua, berperilaku jujur dan jangan menyakiti orang
sistem yang sudah dibangun dengan baik, akibat dari perilaku individu
cina yang rajin dan bekerja keras, pasti akan mendapatkan hasil dari kerja
11
Abdul Basit, “Filsafat Dakwah”, h. 257-277
kerasnya. Sebaliknya, umat Islam yang malas, pasti akan menerima hasil
4. Nilai Kebersihan
kecil, menggunakan air yang bersih lagi mensucikan, berwudhu, dan lain
dapat dilakukan oleh siapa saja, apalagi umat islam yang jela-jelas
5. Nilai Kompetisi
diturunkan dari sumber ajaran islam, yakni al Quran dan al hadist. Nilai-
B. Siri’ Na Pacce
12
Abdul Basit, “Filsafat Dakwah”, h. 257-277
13
Abdul Basit, “Filsafat Dakwah”, h. 257-277
14
Abdul Basit, “Filsafat Dakwah”, h. 257-277
1. Sejarah Awal Siri’ Na Pacce Bugis Makassar
mengenai nilai filsafat yang ada dalam konsepsi siri’ na pacce. Suku
tersendiri.
tentang falsafah atau petuah-petuah tersebut dapat kita lihat pada tulisan
lontarak. Adapun sejarah lahirnya huruf lontarak ialah dibuat oleg daeng
tulisan.15
tentang falsafah atau petuah-petuah tersebut dapat kita lihat pada tulisan
lontarak. Adapun sejarah lahirnya huruf lontarak ialah dibuat oleh daeng
15
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar (Gorontalo:2011), h. 191
istiadat dan falsafah hidup mereka sejak dahulu. Adapun pandangan suku
makassar tentang siri’ dapat kita lihat dari beberapa istilah yang berkaitan
dengan siri’.16
kebesaran siri’. Berikut ini beberapa istilah tentang siri’ dan maknanya,
antara lain: sirik (siri’) sebagai harga diri atau kehormatan; mappakasiri’
a. Siri’ Ripakasiri’
16
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar (Gorontalo:2011), h. 191
orang lain. Reaksi orang yang dihinaakan mengambil tindakan yang
diri pribadi, serta harga diri atau harkat martabat keluarga Siri’ jenis ini
adalah sesuatu yang tabu dan pantang untuk dilanggar karena taruhannya
adalah nyawa. Sebagai contoh dalam hal ini membawa lari seorang gadis
(kawin lari). Maka pelaku kawin lari, baik laki-laki maupun perempuan
karena menegakkan Siri’, matinya adalah mati syahid, atau yang mereka
kematiannya adalah ibarat kematian yang berbalut santan gula. Dan itu
sejatinya kesatria.
karena siri’ masih tetap hidup (eksis) kalau sudah malu tidak ada maka
hidup ini menjadi hina seperti layaknya binatang, bahkan lebih hina dari
pada binatang.18
b. Sirik Masiri’
17
Mustari Idris Mannahao, The Secret Of Siri’ na Pacce, h.5
18
Mustari Idris Mannahao, The Secret Of Siri’ na Pacce, h.8
Yaitu pandangan hidup yang bermaksud untuk mempertahankan,
sekuat tenaga dan segala jerih payah demi siri’ orang itu sendiri, demi siri’
Siri’ jenis ini melahirkan tekad yang kuat dan motivasi yang hebat
untuk maju. Kalau di sulawesi selatan dan sulawesi barat, mereka terkenal
berprestasi. 19
orang Bugis/makassar, orang yang Mate Siri’- nya adalah orang yang di
19
Mustari Idris Mannahao, The Secret Of Siri’ na Pacce, h.8
dalam dirinya sudah tidak ada rasa malu (iman) sedikit pun. Orang seperti
ini diapakan juga tidak akan pernah merasa malu, atau yang biasa disebut
sebagai bangkai hidup yang hidup. Betapa hina dan tercelanya orang
busuk akan terasa menyengat. Korupsi, kolusi, dan nepotisme, jual beli
Siri’ jenis ini berhubungan dengan etos kerja. Dalam falsafah bugis
di sebutkan:
maluin))”
Jangan jadi pengemis, karena itu artinya membuat keluarga menjadi malu-
20
User, Makna Siri’ na Pacce, Alamat Websizex. Di akses pada tanggal 16 september
2018
21
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar (Gorontalo:2011), h. 191
malu atau malu hati. Hal yang terkait dengan Siri’ mappakasiri’ serta
Makassar di perantauan.
atau “pada idi pada elo sipatuo sipatottong”. Artinya ketika seseorang
terjerumus nista karena khilaf maka keluarga yang lain wajib untuk
keterkaitan makna dan hubungan, sehingga dalam hal pembagian siri’ dan
22
User, Makna Siri’ na Pacce, alamat websitezex. Diakses pada tanggal 16 september
2018
23
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar (Gorontalo:2011), h. 191
perasaan (dorongan), dan berdasarkan jenis atau bentuknya. Siri’ dibagi
g. Sirik (siri’) yang berasal dari pribadi orang itu sendiri (penyebab
didalam) disebut sirik (siri’ ma siri’), maksudnya malu yang berasal dari
dirinya/keluarganya.
h. Siri’ dapat dikategorikan dalam empat (jenis) golongan yaitu siri’ yang
ada dalam hal pelanggaran kesusilaan; siri’ yang berakibat kriminal, siri’
yang dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja, dan siri’ yang berarti
malu-malu.24
Jenis siri’ yang kedua adalah siri’ yang dapat berakibat kriminal.
ada di daerah tersebut serta hukum negara dan agama. Namun perlu
24
Bugismakassartrip.Com > Http://Onlinejelajah.Blogspot.Co.Id/2015/06//Siri’-Na-Pacce
(16 September 2018)
oleh masyarakat pada saat berangsur-angsur mulai berbeda dengan
terkandung dari falsafah tersebut. Selain itu faktor ekonomi juga sangat
ekonominya.25
25
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar (Gorontalo:2011), h. 197
falsafah pacce tersebut dalam kehidupan masyarakat masih dijumpai,26
terdapat pula makna dan sikap pacce yang lebih luas, bahkan lebih
dampak positif yang ditimbulkan oleh falsafah siri’ dan pacce lebih besar
dari dampak negatifnya. Hal ini karena mereka menilai bahwa siri’ dapat
baik dipandang dari segi agama, adat maupun hukum negara. Sedangkan
26
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar , h. 191
27
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar (Gorontalo:2011), h. 197
pacce dapat memberikan motivasi kepada kita untuk menolong antar
tujuan siri’ yang sebenarnya, maka dampak positif dari falsafah tersebut
yang ditimbulkan oleh falsafah siri’ dan pacce tidak lebih besar dari
Sedangkan dampak negatif pacce, yaitu bila di depan kita kerebat atau
teman dekat teraniaya, maka timbul perasaan sakit yang diderita oleh
kerabat kita sehingga bila hal ini sangat menonjol, maka pembahasan
persoalan tersebut.
28
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar (Gorontalo:2011), h. 198
29
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar (Gorontalo:2011), h. 198
Selain pembagian siri’ di atas, maka pacce dapat dibagi
pemukulan/penganiayaan tersebut.30
30
Bugismakassartrip.com>http://onlinejelajah.blogspot.co.id/2015/06//siri’-na-pacce(16
September 2018)
3) Pacce yang dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja. Pacce
Masyarakat Bugis-Makassar
tingkah laku binatang. Sebab tidak memiliki rasa malu, harga diri, dan
Istilah siri’ na pacce sebagai sistem nilai budaya sangat abstrak dan
sulit untuk didefenisikan karena siri’ na pacce hanya bisa dirasakan oleh
tellui temmasarang” (dua bagian yang tak terpisahkan dan tiga bagian
yang tak terceraikan). Nilai siri’ dapat dipandang sebagai suatu konsep
nyata.32
31
Bugismakassartrip.Com>Http://Onlinejelajah.Blogspot.Co.Id/2015/06//Siri’-Na-
Pacce(16 September 2018)
32
BugisMakassarTrip\Http://Onlinejelajah.Blogspot.Co.Id/2015/06//Siri’-Na-Pacce-
Dalam-Nilai-Dan-Falsafah.Html (16 September 2018)
3. Siri’ butuh Revitalisasi
Kalau siri’ merupakan taruhan harga diri, maka harga diri tersebut harus
berorientasi keberhasilan.
Harga diri terangkat atas dukungan ras pesse’ (Bugis) atau pacce
oleh karena penilaian harga diri itu datang dari lingkungan sosial. Pesse’
adalah iba hati melihat sesama warga yang mengalami penderitaan atau
tekanan batin atas perbuatan orang lain dan sejenisnya. Siri’ na pacce
33
Abu Hamid, (Siri’ Na Pesse’), Jl. Abdullah Dg. Sirua: Pustaka Refleksi, 2005, h. xi-20
4. Kearifan Lokal Dalam Makna Siri’ Na Pacce Sebagai Karakter
Bangsa
budaya masyarakat.
selain tumbuh secara alami dan menjadi titah yang dititipkan oleh leluhur
dan berbudaya.34
34
Radinalaidin.blogspot.com (17 September 2018)
elong syair. Sastra bugis klasik, seperti Galigo ( yang dikenal sebagai epik
yang menjadi fokus utama meliputi bawaan hati yang baik, konsep
Kearifan itu memiliki kedudukan yang kuat dalam kepustakaan bugis dan
Bawaan hati yang baik ( Ati Mapaccing). Dalam bahasa Bugis ati
mapaccing (bawaan hati yang baik) berarti nia’ madeceng (niat baik),
nawa-nawa macedeng (niat atau pikiran yang baik) sebagai lawan dari
kata nia’ maja’ (niat jahat), nawa-nawa masala (niat atau pikiran bengkok).
Dalam berbagai konteks, kata bawaan hati, niat atau itikad baik juga
berhati ikhlas, baik hati, bersih hati, atau angan-angan dan pikiran yang
baik.35
segala sesuatu yang paling peka dalam diri mereka, seperti martabat atau
harga diri, reputasi, dan kehormatan, yang semuanya harus dipelihara dan
ditegakkan dalam kehidupan nyata. Siri’ bukan hanya berarti rasa malu
etnis lain.
35
Radinalaidin.blogspot.com ( 17 September 2018)
Konsep nilai siri’ na pacce dalam budaya Bugis-Makassar memiliki
kebenaran akan adanya Allah. Nilai siri’ na pacce memiliki pola hubungan
timbal balik antara islam, adat, dan manusia baik sebagai individu,
Makassar.36
proses aplikasi sistem nilai norma yang bersumber dari al-Quran dan al-
Hadist. Seperti firman Allah swt. dalam (Q.S. Ali Imran: 159-160).
(١٥٩)
(١٦٠)
Terjemahannya:
“maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadapa mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu[246].
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Jika Allah menolong
kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika
Allah membiarkan kamu (tidak memberikan pertolongan), maka
siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah
sesudah itu? karena itu hendaknya kepada Allah saja orang-orang
mukmin”.37
36
Nasruddin Anshory(Anre’ gurutta Ambo Dalle, Maha Guru Dari Bumi Bugis)
Yogyakarta: Tiara Wacana,2009, h. xxiv-xx
37
Departemen Agama, Al Qur`an Terjemahan, h. 71
dengan nama lainnya yang dapat menggantikan posisinya, Rasulullah saw
Bersabda:
Terjemahannya:
“sesungguhnya diantara kata-kata kenabian terdahulu yang masih
diingat oleh masyarakat adalah: “jika kamu sudah tidak punya rasa
malu lagi, maka berbuatlah sekehendakmu” (HR. Al-Bukhari)Sifat
malu merupakan ahlak terpuji yang menjadi keistimewaan ajaran
islam”.38
Mendalami makna siri’ dengan segenap permasalahannya. Antara
lain dapat di ketahui dari lontara La Toa. Kata La Toa sendiri sejati
dengan peranan siri’ dalam pola hidup atau adat istiadat masyarakat
Bugis-Makassar.39
Nilai Siri’ yaitu nilai yaitu nilai yang paling utama yang terkandung
dalam Falsafah Siri’ sebagai uraian yang pertama adalah rasa malu dan
harga diri.40 Begitu sakralnya kaya siri’ itu, sehingga apabila seseorang
kehilangan Siri’nya atau De’ni gaga Siri’na, maka tak ada lagi artinya ia
38
Http://Belajarislam.Com/Hadits/Hadist-Jika-Engkau-Tak-Malu-Perbuatlah-Sesukamu
39
Bugis Makassar Trip http://onlinejelajah.blogspot.co.id/2015/06//siri’-na-pacce-
dalam-nilai-dan-falsafah.html (16 September 2018)
40
A. Rahman Rahim, Menggali Nilai-Nilai, Lihat Lontara H. Andi Mappasala h. 145
beberapa unsur-unsur nilai yang ada dalam masyarakat Bugis-Makassar,
yakni: 41
a. Alempureng (kejujuran)
berbagai konteks, kata ini juga berarti ikhlas, benar, baik, dan adil.
b. Amaccang (kearifan)
41
A. Rahman Rahim, Menggali Nilai-Nilai, h. 145
42
A. Rahman Rahim, Menggali Nilai-Nilai, h. 145
contoh berikut ini: “jangan sampai engkau ketiadaan kearifan dan
kejujuran.”43
kata yang lemah lembut lagi mempercayai orang lain. Yang dinamakan
jujur ialah perbuatan baik, pikiran benar, tingkah laku sopan lagi takut
kepada tuhan.44
c. Asitinajang (kepatutan)
dari kata asitinajang. Kata asitinajang ini secara leksikal berasal dari kata
rohaniah.45
d. Agettengeng ( keteguhan)
43
A. Rahman Rahim,Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis (Ujungpandang: Lembaga
Penerbitan Universitas Hasanuddin, 1985), h. 152
44
A. Rahman Rahim,Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis, h. 152
45
A. Rahman Rahim,Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis, h. 157
46
A. Rahman Rahim,Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis, h. 160
Agettengeng berasal dari getteng yang berarti teguh. Selain
bermakna teguh, kata ini pun berarti tetap azas atau setia pada keyakinan
atau kuat dan tangguh dalam pendirian, erat memegang sesuatu. Seperti
ini terkait pada makna positif. Hal ini tergambar dalam empat perbuatan
perbuatan yang tercela dan upaya untuk tetap menjaga sikap agar tidak
Maksud dari hadist tersebut, yaitu perasaan malu yang dimiliki oleh
Perasaan malu (siri’) bila di pandang dari segi syariat islam, maka
47
A. Rahman Rahim, Menggali Nilai-Nilai, h. 39
48
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar (Gorontalo:2011), h. 200
dapat terlihat apabila pengertian siri’ diarahkan ke hal-hal yang positif,
maka orang yang berpegang pada falsafah tersebut termasuk orang yang
tidak memiliki rasa mali lagi, maka dia tidak akan segan-segan melakukan
dalam syariat islam. Hal ini tergambar dari ketika di masyarakat tersebut
dan bekerja demi memperoleh kehidupan yang lebih baik, maka hal
49
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar (Gorontalo:2011), h. 200
Ayat tersebut memberikan pemahaman bahwa apabila seseorang
ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik, maka dia harus berusaha
kehidupan yang layak dan hal ini menjadi faktor pendorong untuk
orang lain, maka untuk menanggapi persoalan ini, maka harus diketahui
saling memaafkan.
50
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, Implikasi Falsafah Siri’ Na Pacce Pada
Masyarakat Suku Makassar (Gorontalo:2011), h. 201
keimanannya kepada Allah SWT, siri’ mempunyai perangai saja’ah
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
B. Lokasi penelitian
memiliki luas wilayah 749,79 km2 memanjang dari timur ke barat dengan
panjang garis pantai 114 km, terletak antara 5 23’12- 5 42’1,2’LS dan192
32
di sebelah timur, kabupaten gowa dan takalar di sebelah utara, dan
C. Pendekatan penelitian
mengendalikan analisis dan induktif. Selain itu, penelitian jenis ini juga
D. Sumber Data
Sumber data primer dan sekunder. Data primer adalah semua data yang
51
Lexi j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Cet. 25; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya:, 2008), h.8
dan dokumentasi. Dengan demikian, data dan informasi yang diperoleh
lampau. Dan menggambar suatu kondisi dengan apa adanya. Data primer
dalam penelitian ini yaitu berita berita langsung tentang siri’ na pacce
tersebut.52
tambahan yang melengkapi data yang sudah ada sebelumnya agar dapat
referensi dari buku-buku dan situs internet yang terkait dengan makna siri’
na pacce.53
52
Lexi j. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Cet. 25; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya:, 2008), h.8
53
Lexi j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 8
Wawancara atau interview mendalam adalah metode pengumpulan
terstruktur.54
F. Instrumen Penelitian
termasuk meneliti. Dalam hal ini alat yang dipakai anatara perekam (tape
54
Afifuddin, Dan Beni Ahmad Saebani, M.Si, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung; Pustaka Setia, 2012), H. 125
55
Afifuddin, Dan Beni Ahmad Saebani, M.Si, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung; Pustaka Setia, 2012), h. 125
56
Kamaluddin Tajibu, Metode Penelitian Komunikasi, (Makassar; Alauddin University
Press, 2013), h. 152
penelitian kualitatif , tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia
diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas
sebelumnya.
itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada
pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebgaai alat satu-satunya yang
dapat mencapainya’.57
57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h.306
58
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
H. 43
membaca gerak muka, serta menyelami perasaan dan nilai yang
data berawal dari menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, yaitu informasi dari hasil teknik pengumpulan data baik observasi,
mana yang penting dan mana yang akan di pelajari dan membuat
59
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
H. 43
60
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik Dan
Ilmu Sosial Lainnya, h. 294.
lain. Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan data kedalam
61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2007), h. 249.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Aspek geografis dalam ilmu sejarah adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari suatu peristiwa sejarah yang terjadi pada suatu tempat
62
Kepala Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto Tanggal 24 Februari
2019
63
Kepala Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto Tanggal 24 Februari
2019
39
Penduduk merupakan salah satu faktor pendukung yang
Hasil sensus penduduk tahun 2007 tercatat 2.540 jiwa. Laki-laki sebanyak
1.205 jiwa dan perempuan sebanyak 1.335 jiwa. Jumlah penduduk yang
sebesar itu merupakan aset desa yang perlu dikembangkan agar menjadi
1) Dusun Alluka
2) Dusun Campagayya
3) Dusun Parangnga
4) Dusun Sapaya
5) Dusun Ta’binjai
64
Kepala Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto Tanggal 24 Februari
2019
2. Perkembangan Penduduk
sekitarnya.
Lentu sebesar 2.045 jiwa sampai pada tahun 2015 jumlah penduduk Desa
tahun dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari
Tabel. 1
tahun 1999-2017
Jumlah Penduduk
No Tahun Jumlah
Laki-Laki Perempuan
65
Kepala Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto Tanggal 24 Februari
2019
2 2000 1010 1046 2056
3. Infrastruktur Sosial
Pendidikan adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan
itu ditempuh dengan pendidikan formal atau nonformal. Kaitan dari suatu
bangsa atau negara. Oleh sebab itu, pendidikan sangat menjadi perhatian
prasarananya mulai dari tingkat desa maupun daerah terpencil. Hal ini
66
Kepala Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto Tanggal 24 Februari
2019
Tabel. 2
Belum
30 73 55 46 67 271
sekolah
Putus
46 78 89 28 74 315
sekolah
SR 7 - - 1 5 13
TK 2 6 - 11 26 45
D2 - - - 7 3 10
D3 1 - - 2 3 6
S1 1 6 1 5 15 28
S2 - - 1 1 - 2
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan
khususnya para orang tua disamping itu faktor lain disebabkan oleh
a. Nilai Kejujuran
Ada tiga hal penting yang bisa diterapkan dalam kehidupan kita
kepada Allah semata. Kedua, berperilaku jujur dan jangan menyakiti orang
sistem yang sudah dibangun dengan baik, akibat dari perilaku individu
bukan perbuatan . yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa
teguh dan kokoh, yang tidak tercampur oleh keraguan dan kebimbangan.
yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak
sampai pada keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah.
Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikut hatinya diatas hal tersebut.
Kemudian aqidah jika dikaitkan dengan nilai-nilai Siri’ maka hal tersebut
Nilai Siri’ yaitu nilai yang paling utama yang terkandung dalam
falsafah Siri’ sebagai uraian yang pertama adalah rasa malu dan harga
Siri’nya atau de’ni gaga Siri’na, maka tak ada lagi artinya dia menempuh
kehidupan sebagai manusia. Selain itu juga nilai Siri’ ini juga sudah sejak
zaman dahulu dan sangat di hormati oleh para leluhur dan harus tetap
seorang informan.
67
Hartati, Guru Honorer TK di Desa lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto,
Wawancara tanggal 26 Februari 2019
dalam kegiatan yang tidak bermanfaat dan malahan mengundang murkah
Allah swt. hal tersebut membuat mata hati mereka tidak melihat kehidupan
dunia maya dan juga masih percaya dengan ritual-ritual yang bersifat
syirik terhadap Allah swt. padahal syirik itu adalah sesuatu yang sangat di
benci oleh Allah swt dan juga sebagian masyarakat terlalu cinta akan
swt.
68
Syamsuddin, Penyuluh Agama, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten
jeneponto, wawancara tanggal 26 Februauri 2019
a. Nilai Kedisiplinan
Disiplin bukan hanya milik tentara atau polisi saja, tetapi menjadi
milik semua orang yang ingin sukses. Kedisiplinan tidak diartikan dengan
cina yang rajin dan bekerja keras, pasti akan mendapatkan hasil dari kerja
kerasnya. Sebaliknya, umat Islam yang malas, pasti akan menerima hasil
informan.
Dengan memiliki ahlak yang baik maka itu yang menyebabkan orang
masuk syurga. Walaupun dia memiliki ilmu yang tinggi akan tetapi
jika tidak memiliki akhlak yang mulia atau akhlak yang baik maka
sama saja 0 (nol), karena ilmu dan akhlak harus tetap berjalana
bersamaan.69
berbeda jauh dari masa dahulu dengan masa sekarang, baik masyarakat
dari pedesaan maupun perkotaan. Saat ini dengan ada perubahan zaman
Dulu budaya siri’ na pacce itu sangat kental di desa ini namun seiring
berjalannya waktu dari zaman ke zaman budaya itu telah hilang dari
diri masyarakat, seperti halnya kalau anak dimarahi oleh gurunya
dan anak itu pulang melapor kepada orang tuanya, maka anak itu
kembali dimarahi dan sekarang sudah sangatlah berbeda jauh,
banyak anak atau remaja yang sangat mudah melakukan tindakan
kekerasan dari pengaruh hal-hal yang ia tontongi di media sosial dan
lebih parahnya lagi banyak anak-anak yang membantah kata dari
orangtuanya sendiri. 70
perbuatan yang bisa salah jika mereka tidak berakhlak, apalagi di Desa
Lentu yang dikenal dengan nilai-nilai siri’nya yang tinggi, akan tetapi nilai-
nilai siri’ yang telah diterapkan oleh masyarakat Desa Lentu mulai dari
dahulu hingga sekarang mulai memudar. Akan tetapi hal ini tidak bisa
69
Ruda Dg Mile, Petani, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten jeneponto,
wawancara 26 Februari 2019
70
Syamsuddin, Penyuluh Agama, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten
Jeneponto, wawancara Tanggal 26 Februari 2019
Masyarakat Desa Lentu ini hanya beberapa persen saja yang
masih menerapkan nilai-nilai siri’ dalam kehidupannya, namun
sudah banyak dari masyarakat yang tidak memperdulikan nilai siri’
dalam kehidupannya.71
nilai-nilai siri’ sudah mulai menghilang maka akan timbul perilaku perilaku
a. Nilai Kebersihan
kecil, menggunakan air yang bersih lagi mensucikan, berwudhu, dan lain
dapat dilakukan oleh siapa saja, apalagi umat islam yang jela-jelas
b. Nilai Kompetisi
71
Hartati, Guru Honorer, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto
wawancara tanggal 26 Februari 2019
72
Abdul Basit, “Filsafat Dakwah”, h. 257-277
Masih banyak nilai-nilai dakwah yang bisa di kembangkan atau
diturunkan dari sumber ajaran islam, yakni al Quran dan al hadist. Nilai-
Allah Swt. melalui rasul-rasulNya yang mulia untuk manusia agar mereka
jalan yang lurus. Jika dikaitkan dengan nilai siri’ maka berhubungan
Penerapan nilai siri’ adalah sesuatu hal yang dilakukan agar dapat
budaya siri’ sehingga bisa memotivasi kepada orang lain untuk tetap
Nilai siri’ itu sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Jika tidak
menganut budaya tersebut, maka dapat dikatakan bahwa orang-
orang itu masih dipertanyakan mengenai keimanan dan akhlaknya.
Sebab nilai siri’ itu harus tetap tertanam dalam diri setiap manusia.
Penerapannya dalam hal syariah yaitu dimana seseorang harus
merasa malu dan takut kepada Allah swt. jika akan melakukan hal-
hal yang sudah dilarang oleh ajaran islam. Mereka akan berusaha
untuk mempertahankan dirinya agar tidak mempermalukan
keluarga dan orang-orang di sekitarnya.73
seperti dulu lagi yang sangat kental budaya tersebut. Namun sekarang
budaya itu sudah mulai menghilang sedikit demi sedikit namun harapan
tersebut.
73
Syamsuddin, Penyuluh Agama, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten
Jeneponto wawancara Tanggal 26 Februari 2019
74
Ruda Dg Mile, Petani, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten jeneponto,
wawancara 26 Februari 2019
ajaran islam, malu yang dibenarkan seharusnya sesuai dengan
menjaga akhlaknya, saling mengingatkan satu sama lain dan
menjatuhkan budaya siri’ ini itu ekonomi dan status sosial juga
kurangnya kerjasama yang kuat siri’ itu sudah tidak bisa kembali
tetap pada suatu saat keadaan budaya siri na pacce ini akan
kembali seperti dahulu kala. 75
pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa budaya siri’ na pacce
ini sesuai adat dan budaya siri’ menurut agama itu bertentangan dan
seharusnya budaya siri’ itu harus disesuaikan dengan syariat islam. Dan
juga budaya siri’ na pacce ini sudah tidak terlalu kental di desa ini bahkan
harga mati, dan juga manusia bisa bersifat unggul, utuh, dan tidak
75
Syamsuddin, Penyuluh Agama, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten
Jeneponto wawancara Tanggal 26 Februari 2019
kontribusi yang tak ternilai harganya bagi individu, tidak hanya pribadi-
pacce ini, maka bukan hanya menimbulkan harkat , martabat, dan harga
diri sebagai seprang manusia, tetapi juga akan menimbulkan sifat rendah
hal penting untuk dikaji secara mendalam, utamanya dalam era modern
yang sangat pesat seperti sekarang ini dan juga terjadi pergeseran makna
yang pada titik tertentu menjadi sebuah titik tolak dari setiap masalah yang
istilah yang berbeda dan makna yang berbeda dari setiap daerah itu
sendiri.78
didesa lentu ini melalui metode secara lisan dan metode dengan cara
ini dengan cara mengajak orang-orang berbuat baik mulai dari yang dekat
jika ingin menjadi orang yang baik di mata Allah, dicintai oleh
seluruh makhluk maka jadilah orang yang jujur, sebagiamana
yang di contohkan oleh rasulullah Saw. semasa hidupnya pada
masa hidup Rasulullah Saw. sebelum diangkat menjadi rasul.
Rasulullah Saw telah menerapkan nilai-nilai kejujuran dalam
setiap langkah kehidupannya sehingga ia pun dicintai oleh
penduduk makkah pada saat itu. 79
2. Metode Dengan Cara Perbuatan
78
https://dilanatsir.wordpress.com, (19 Maret 2019)
79
Syamsuddin, Penyuluh Agama, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten
Jeneponto wawancara Tanggal 26 Februari 2019
secara individu maupun secara kelompok. Sebagaimana yang dilakukan
oleh orang terdahulu karena islam adalah agama yang harus diyakinkan
Setiap apa yang disampaikan oleh masyarakat yang umumnya lebih tua
keadaan atau kondisi yang sedang dialami masyarakat atau remaja agar
apa yang disampaikan dapat diperhatikan dengan baik dan lebih fokus
80
Hana Prastika, honorer di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto,
Wawancara Tanggal 27 Februari 2019
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
yaitu bentuk nilai siri’ berkaitan dengan aqidah, bentuk nilai siri’
syariah.
B. saran
remaja.
57
2. Penulis berharap agar penelitian ini dapat memberi pemahaman
Kabupaten Jeneponto.
.
DAFTAR PUSTAKA
Anshoriy , Nasruddin (Anre gurutta Ambo Dalle, Maha Guru Dari Bumi
Bugis), Yogyakarta: Tiara Wacana, 2009
Hamid, Abu (Siri’ Na Pesse’), jl. Abdullah Dg. Sirua: Pustaka Refleksi,
2005
Risal Darwis dan Asna Usman Dilo, implikasi falsafah siri’ na pacce
pada masyarakat suku makassar (gorontalo:2011)
59
Tajibu, Kamaluddin, metode penelitian komunikasi, (Makassar; Alauddin
University Press, 2013)
Bugismakassartrip.com
http://belajarislam.com/hadits/hadist-jika-engkau-tak-malu-perbuatlah-
sesukamu
http://onlinejelajah.blogspot.co.id/2015/06//siri’-na-pacce-dalam-nilai- dan-
falsafah.html
Radinalaidin.blogspot.com
https://dilanatsir.wordpress.com
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Ayahanda Abdullah dan Ibunda Herlina. Adapun motto dari penulis yaitu:
jadilah dirimu sendiri, jangan pernah berpikir menjadi orang lain. Yakinlah
Jeneponto tamat pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis masuk
Tamalatea Kabupaten Jeneponto dan tamat pada tahun 2014. Pada tahun