Anda di halaman 1dari 5

Memaknai Kehadiran Kristus Di Tengah Dunia

Berdasarkan Yesaya 9:1-6

(9-1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang
diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. 3 (9-2) Engkau telah menimbulkan
banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti
sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. 4 (9-3)
Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah
Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. 5 (9-4) Sebab setiap sepatu tentara yang
berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. 6 (9-5)
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang
Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. 7 (9-6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak
akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan
mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya.
Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Pendahuluan
Tidak terasa kita semua telah tiba di penghujung tahun 2010, acara perayaan natal
Yesus Kristus telah mulai digelar di mana-mana, dari kota-kota besar hingga ke pelosok-pelosok
desa, instansi-instansi pemerintah maupun swasta, gereja besar maupun kecil, dilakukan
secara “besar-besaran” dan juga “kecil-kecilan,” kita mendengar ada acara “Natal Keluarga
Besar Anu” namun juga kita mendengar ada acara “Natal Rumah Tangga Si Anu.” Kegiatan
akhir tahun semacam ini telah menjadi semacam ritual yang wajib untuk dilaksanakan bagi
orang percaya.
Tentunya adalah sangat indah dan menyenangkan jika natal dapat dirayakan semeriah
mungkin. Namun demikikan, setiap orang percaya memaknai natal Yesus Kristus dengan
berbagai cara dan pikiran masing-masing. Bagi beberapa orang, natal adalah “baju baru,” yang
lain berkata “natal ini ada diskon besar-besaran,” ada juga yang berpikir tentang “hadiah,
makanan, kue apa yang harus dubuat, minuman apa yang harus disiapkan,” “nanti malam ada
natal di mana? Di sana pasti kita makan-makan,” dan untuk semua itu, ada yang menantikan
THR untuk merayakan natal.
Jika Anda juga memikirkan hal-hal di atas, jangan kecewa dulu, sebab itu adalah cara
berpikir yang cukup realistis (dan kadang juga materialistis). Namun demikian dalam hal
merayakan natal Yesus Kristus, ada makna yang lebih dalam dari semua hal semu di atas, yang
patut menjadi perenungan bagi setiap orang percaya.
Saat ini kita akan menelaah suatu bagian firman Tuhan dan menjadikannya bahan
perenungan, sehingga kiranya mungkin kita dapat memaknai kehadiran Kristus di tengah dunia
ini. Yesaya 9:1-6.
Pembicaraan tentang teks ini saya bagi dalam tiga bagian, pertama, tentang Terang
telah bersinar atas bangsa yang dalam kegelapan (ay. 1); kedua, tentang Tuhan mendatangkan
sukacita (ay.2-4); ketiga, tentang Mesias yang dideskripsikan dalam ayat 5-6.

I. Terang telah bersinar atas bangsa yang dalam kegelapan

Kondisi umat pada masa nabi Yesaya disimpulkan dengan suatu istilah yang diketahui
semua orang, yakni “gelap.” Suatu keadaan dimana orang tidak dapat melihat apa-apa.
Dikatakan bahwa “Bangsa itu berjalan di dalam kegelapan.” Istilah “kegelapan” dalam Alkitab
selain diartikan secara literal, juga sering digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan rohani
yang tidak ideal. Istilah yang dalam bahasa Ibrani Höºšek ini, dalam Perjanjian Lama seringkali
dipakai sehubungan dengan beberapa hal yang bersifat negatif seperti, kefasikan (1 Sam. 2:9;
Ams. 4:19); kekecewaan (Ay. 3:4-6); kebodohan (Mzm. 82:5; Pengkh. 2:14); tempat kematian

Disiapkan oleh: Pieter Sunkudon 1


(Mzm. 88:7; Pengkh. 6:4); kesusahan & kesengsaraan (Pengkh. 5:14; Yes. 8:22; Rat. 3:2); tipu
muslihat (Yes. 5:20); mengabaikan firman Tuhan (Yes. 50:10; 59:9); dan yang lainnya.
Ditambah dengan frase “di negeri kekelaman,” dalam bahasa Ibrani Bü´eºrec calmäºwet.
calmäºwet secara literal berarti “kematian-seperti bayangan; suasana yang menyeramkan;
bayang-bayang kematian.” Dengan demikian menjadikan istilah di atas terdengar semakin
mengerikan.
Melihat latar belakangnya, nabi Yesaya melayani sebagai nabi bagi Kerajaan Yehuda
(Selatan) pada 760-681 B.C. sekitar 40 tahun sebelum Kerajaan Israel (Utara) ditaklukkan oleh
bangsa Asyur, dan dibawa ke pembuangan. Dan sekitar tujuh puluh tahun sebelum Yehuda
ditaklukkan oleh Nebukadnesar, raja Babel. Dan diperkirakan Yesaya sezaman dengan Hosea
(753-715 B.C.)-kerajaan Utara, dan Mikah (742-687 B.C.)- Yehuda.
Pada masa pelayanan nabi Yesaya, terjadi pergolakan besar di dalam masyarakat. Di
bawah pemerintahan raja Ahaz dan Manasseh, Moral dan kerohanian umat merosot sangat
jauh. Masyarakat terbawa kepada penyembahan berhala, bahkan di sana ada pengorbanan
anak.
Praktek penyembahan terhadap beberapa dewa yang dikenal pada waktu itu harus
dilakukan dengan cara, mempersembahkan anak dan praktek prostitusi.
Berikut beberapa dewa dan cara penyembahannya:

Nama Daerah Peran Penyembahannya

Bel (Marduk) Babel Dewa cuaca, Prostitusi,


perang, matahari mempersembahkan
anak

Nebo (anak Babel Dewa pengajaran,


Marduk) astronomy, ilmu
pengetahuan

Ashtoret (Asherah) Kanaan Dewi cinta, Prostitusi


melahirkan dan
kesuburan.

Khamos Moab Mempersembahkan


anak

Molek Amon Dewa negara Mempersembahkan


anak

Baal Kanaan Dewa hujan, panen, Prostitusi


melambangkan
kekuatan dan
kesuburan

Dagon Filistin Dewa panen, Mempersembahkan


pembenihan, anak
pertanian yang
sukses

Bandingkan Ulangan 18:10

Disiapkan oleh: Pieter Sunkudon 2


(Neil S. Wilson dan Linda K. Taylor, Tyndale Handbook of Bible Charts & Maps [Wheaton:
Tyndale House Publisher Inc., 2001], 195-196, 215.) [terj. langsung)

Pasti kita semua pernah terjebak disebuah ruangan yang gelap, atau mungkin Anda
pernah terjebak di dalam rumah yang baru saja mengalami pemadaman listrik? Bagaimana
perasaanya jika dalam keadaan gelap seperti itu, tiba-tiba lampu menyala kembali? Pasti
semua akan bersorak kegirangan, perasaan akan lega, dan yang terpenting kita semua dapat
melihat apa yang tadinya tidak kelihatan.
Dalam keadaan yang “gelap” secara rohani, semua orang tidak tahu harus berbuat apa,
masing-masing melakukan apa yang dianggapnya baik, sekalipun itu salah. Dalam kekelaman
ada kesusahan, penderitaan, belenggu, bahkan ada ketakutan yang mencekam. Ketika keadaan
yang mengerikan ini terjadi, Allah tidak tinggal diam, namun karena kasih-Nya yang besar, Ia
memberikan Terang yang sejati kepada manusia agar mereka dapat dibawa kembali kejalan
yang benar. Dialah Mesias.

II. Tuhan mendatangkan sukacita yang besar

3
(9-2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah
bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di
waktu membagi-bagi jarahan.

Alasan Umat bersukacita :


1. Sebab Umat telah dibebaskan dari penindasan
4
(9-3) Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta
tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
2. Sebab tidak ada lagi korban peperangan
5
(9-4) Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang
berlumuran darah akan menjadi umpan api.

III. Mesias

Yes. 9:6 mendeklarasikan dua hal, kemanusiaan ("A Child is born") dan ke-Allah-an ("A
Son is given") dari Tuhan Yesus Kristus. Sang nabi melihat kepada masa kerajaan di mana
Mesias akan memimpin dalam kebenaran dan keadilan di atas tahta Daud. Allah telah berjanji
kepada Daud bahwa pemerintahan dan tahtanya akan berdiri selamanya (2 Sam 7:16), dan
hal ini dipenuhi secara literal dalam Yesus Kristus (Luke 1:32-33; Zech 9:9), yang pada suatu
hari nanti akan memimpin dari Yerusalem (Isa 11:1-5; Jer 23:5-8; 30:8-10). Kerajaan ini
disebut "the Millennium," yang berarti “seribu tahun.” Frase ini dipakai enam kali dalam Why.
20.
(BW7: The Bible Exposition Commentary: Old Testament © 2001-2004 by Warren W. Wiersbe.
All rights reserved.)

Proses alami yang dilalui-Nya


(9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita;

Kekuasaan yang dimiliki-Nya


“lambang pemerintahan ada di atas bahunya,”

Namanya

Disiapkan oleh: Pieter Sunkudon 3


i. Penasihat Ajaib,

Kata yô`ëc adalah sebuah kata kerja dari akar kata, yá`ac (menasehati), dengan bentuk qal
partisip maskulin tunggal absolut, yakni suatu bentuk kata kerja yang dapat membentuk kata
benda.
Kata ini diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai, “wonder: extraordinary,” sulit untuk
dimengerti, Allah berperkara dengan umat-Nya Is 29:14. Jadi, jika namanya adalah “ajaib”
maka tidak akan ada hal yang tidak baik tentang kepemimpinan-Nya! Sebagai Penasehat, Ia
memiliki kebijaksanaan untuk memimpin secara adil, dan sebagai Allah yang Perkasa, Dia
memiliki kuasa untuk melaksanakan rencana-rencana-Nya yang bijak.
Masih terjadi perdebatan dalam penerjemahan kedua kata ini, ada memisahkan keduanya
dan menerjemahkan nama-Nya “Ajaib” dan “Penasehat.” Namun kebanyakan ahli cenderung
mamahami kedua kata ini sebagai berhubungan, sehingga singkatnya dapat diterjemahkan
“keajaiban seorang penasehat” (wonder of a counsellor), predikat suatu kepemimpinan yang
ideal.

ii. Allah yang Perkasa,


Nama ´ël GiBBôr - The mighty God, sedang menunjukkan bahwa pribadi yang akan datang
sebagai Mesias adalah Allah sendiri. Allah yang kuat, dikatakan sebagai GiBBôr yang juga dapat
berarti pejuang, tentara, pahlawan yang gagah perkasa. Memang selama hidup-Nya di dunia,
Yesus Kristus tidak pernah terlihat seperti yang dideskripsikan di sini. Namun sebagaimana
yang dikatakan Paulus, “melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia (Flp. 2:7).” Kata “mengosongkan”diambil
dari kata kenosis, yang berarti Kristus merendahkan dirinya, secara literal dapat dipahami,
sebagai sikap yang tidak “mengatifkan” kuasa-Nya secara besar-besaran (sekalipun Ia adalah
Allah yang Perkasa.)

iii. Bapa Kekal,

"Bapa Kekal" bukanlah menunjukkan bahwa anak itu juga adalah seorang bapa.
Sekalipun dalam beberapa terjemahan disebut “Everlasting Father,” adalah lebih baik jika frase
ini (´ábî`ad) diterjemahkan “Bapa dari Kekekalan” ("Father of eternity"). Bagi orang Yahudi,
kata "bapa" dapat berarti “pembuat” ("originator") atau “sumber” ("source"). Sebagai contoh,
Iblis adalah “bapa (oroginator) dusta" (John 8:44, NIV). Yesus adalah "Bapa dari kekekalan (the
Father of eternity)."
(BW7: The Bible Exposition Commentary: Old Testament © 2001-2004 by Warren W. Wiersbe.
All rights reserved.)
Mengenai istilah yang diterjemahkan dengan kata “kekal,” Menurut Archer, istilah ”`ad
dan `ôläm rupanya bersinonim dan bahkan bisa saling menggantikan tanpa perubahan arti.”
Sebutan ´ábî`ad bukan dalam arti kekekalan yang tak berawal serta berakhir (sebagaimana
sebutan untuk Allah), melainkan dalam arti seluruh rentang waktu antara permulaan
penciptaan hingga yang paling akhir. Yakni menunjuk kepada Kristus sebagai Pencipta dunia –
dunia yang dipandang sebagai kesinambungan atau rentangan waktu (lih. Yoh. 1:3 – “segala
sesuatu dijadikan oleh Dia) (Arher. Ensiklopedi of Bible, 454).

iv. Raja Damai.

Secara ringkas istilah Raja (Ing. Prince) = “dalam Yes 9:6, adalah nama yang diberikan
kepada anak yang merepresentasikan Messias di masa depan. Termin "Prince of Peace" berarti

Disiapkan oleh: Pieter Sunkudon 4


suatu posisi tertinggi dan kepemimpinan yang penuh kedamaian dari seorang raja Mesias: gelar
tertinggi manusia dalam keadaan yang paling ideal.”
Dalam Perjanjian Lama, ada sepuluh istilah Ibrani yang diterjemahkan dengan istilah
prince (“raja/pangeran/petinggi”) (1) Heb: sar: (2) Heb: nasi':(3) Heb: nadhibh (4) Heb:
naghidh: (5), (6) Heb: razon, and Heb: rozen, (7) Heb: nacikh, (8) Heb: qatsin, (9) Heb: shalish
(10) Heb: chashmannim:
Namun yang akan dijelaskan di sini hanyalah istilah yang dipakai dalam Yesaya 9:6,
yakni kata Sar. Kata Ibrani Sar, dalam Perjanjian Lama memang berarti “raja” atau “pangeran
(Ing. prince)” namun demikian, adalah penting untuk menelusuri penggunaannya dalam
beberapa konteks yang ternyata cukup variatif dan menarik.
Istilah sar secara umum dipakai (a) kepada orang yang memiliki gelar bangsawan atau
seorang penguasa: Ams. 8:16; Yes. 32:1. Dalam beberapa bagian istilah sar juga menunjuk
kepada seorang yang memimpin (Hak. 7:25). (b) pengurus tertinggi dalam istana (Kej. 12:15).
Para duta negara (Yer. 36:14); para gubernur (1 Raj. 20:14). (c) keimaman 1 Taw. 24:5: (of Yes.
43:28). (d) seorang pemimpin yang meraih keberhasilan besar (2 Sam 3:38) –suatu gelar
kehormatan. Dalam percakapan pada umumnya, “a prince” adalah seorang yang kaya (band.
Ay. 34:19).

Jika melihat penggunaannya dalam Alkitab dapat ditemukan sebagai berikut. Dalam Yosua 5:14
menunjuk pada seorang tentara misterius berhadapan dengan Yosua dekat Yeriko menyebut
dirinya “Panglima Balatentara TUHAN.”("prince of the host of Yahweh") : suatu gelar militer
tertinggi dipakai oleh seorang “manusia super.” dalam Yesaya 9:6, nama ini diberikan kepada
Sang anak yang hadir sebagai Mesias di masa depan. Termin “Raja Damai” ("Prince of Peace")
menunjuk kepada posisi tertinggi dan pemerintahan yang damai oleh seorang raja Mesianik:
gelar tertinggi seorang manusia dalam keberadaan yang paling ideal. Dan 8:11: di sini, sekali
lagi, Seperti dalam Yos. 5:14, nampak frase “panglima balatentara” ("prince of the host.").
dalam Dan 8:25 “Raja segala raja” ("the prince of princes") menunjuk kepada Allah sendiri:
gelar tertinggi manusia dalam bentuk absolut digunakan terhadap Allah. Dan 10:21: “Mikhael,
pemimpinmu” ("Michael your prince"). Di sini Michael sang pemimpin para malaikat itu disebut
sebagai pemimpin orang-orang Yahudi. Dalam Dan 10:13: para pimpinan supra natural bangsa-
bangsa yang melawan Allah disebut "the prince of the kingdom of Persia" (compare 10:20, "the
prince of Persia," "the prince of Greece"). (BW07: ISBE Bible Dictionary)
Melihat dari penggunaannya di beberapa konteks, ada hal yang unik dari istilah ini,
yakni penggunaannya terhadap kepemimpinan yang bersifat supranatural. Dari sepuluh istilah
yang menunjuk “petinggi,” istilah yang paling sering digunakan untuk subyek-subyek
supranatural adalah Sar. Dan Mesias yang dideskripsikan dalam Yesaya 9:6 ini memiliki gelar
Sar-šälôm (Prince of peace).

Refleksi
Dalam kegelapan kita tidak dapat melihat apa-apa, kita tidak dapat mengetahui mana
yang benar atau mana yang salah. Dan sebab dosa-dosa kita, segala kebaikan yang kita
kerjakan adalah “seperti kain kotor (Yes.64:6).” Kini Kristus telah datang ke dalam dunia,
membawa keselamatan kekal bagi manusia, namun keselamatan yang disediakan-Nya itu tidak
akan dapat diperoleh jika hati kita tidak terbuka bagi-Nya. Yesus berkata "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan
mempunyai terang hidup (Yoh. 8:12)."
Amin.

Disiapkan oleh: Pieter Sunkudon 5

Anda mungkin juga menyukai