Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Disaster & Kep Bencana

ANALISIS
BENCANA
KABUPATEN
LUWU
Dosen : Ns HasrianaS.Kep.,M.Kes
Nama Kelompok
Alvina Abdi Nh0118006

Inayah Nurul Ilmi NH0118032


Peta Indonesia
Peta Sulawesi selatan
Peta kabupaten luwu
Peta Profinsi Luwu Raya
Sejarah Kabupaten Luwu
Sejarah tanah luwu sudah berawal jauh sebelum masa pemerintahan hindia belanda bemula. sebelumnya
luwu telah menjadi sebuah kerajaan yang mewilayahi kolaka (Sulawesi tenggara) dan poso(Sulawesi tengah).
Hal sejarah Luwu ini dikenal pula dengan nama Tanah Luwu yang hubungkan Kesatuan Republik
Indonesia".Pemerintah Pusat mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.34/1952 tentang Pembubaran Daerah
Sulawesi Selatan bentukan Belanda/Jepang termasuk Daerah yang berstatus Kerajaan.
Selanjutnya pada masa setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, secara otomatis Kerajaan Luwu berinteraksi
masuk kedalam Negara Republik Indonesia. Hal itu ditandai dengan adanya pernyataan Raja Luwu pada masa
itu Andi Jemma yang antara lain menyatakan "Kerajaan Luwu adalah bagian dari Wilayah kesatuan repoblik
Indonesia.
Pemerintah pusat mengelurkan peraturan pemerintah No.34/1952 tentang Pembubaran Daerah Sulawesi
Selatan bentukan Belanda/Jepang termasuk Daerah yang berstatus Kerajaan. Peraturan Pemerintah
No.56/1951 tentang Pembentukan Gabungan Sulawesi Selatan. Dengan demikian daerah gabungan tersebut
dibubarkan dan wilayahnya dibagi menjadi7 tujuh daerah swatantra.
Satu di antaranya adalah daerah Swatantra Luwu yang mewilayahi seluruh daerah Luwu dan Tana Toraja
dengan pusat Pemerintahan berada di Kota Palopo.
Geografi Kabupaten Luwu
Kondisi geografis Kabupaten Luwu sangat dipengaruhi oleh kondisi wilayahnya. Secara umum luas wilayah
Kabupaten Luwu kurang lebih 3.000,25 Km2 dan secara administrasi pemerintahan terdiri atas 21
wilayah Kecamatan dengan jumlah Kelurahan/Desa sebanyak 227 ditambah 2 unit permukiman
transmigrasi.

Berdasarkan posisi dan letak geografinya Kabupaten Luwu berada pada koordinat 2º 34’ 45” - 3º 30’ 30”
Lintang Selatan dan 120º 21’ 15” - 121º 43’ 11” Bujur Timur dari kutub Utara dengan patokan posisi
propinsi sulawesi selatan dengan demikian posisi kabupaten Luwu berada
padabagianutaradantimurpropinsiSulawesiselatan.KedudukanKabupatenLuwusesuai
letakgeografiscukupstrategis,menempatiposisisilangjalurtransportasidaratdanporos
trans sulawesi. Letak yang strategis tersebut merupakan salah satu modal dasar untuk memacu
pembangunan.
Geografi kabupaten luwu
Kabupaten Luwu dalam kebijaksanaan pembangunan Propinsi Sulawesi Selatan
ditetapkan sebagai bagian sub wilayah pengembangan bagian
Utara dengan batas administrasi wilayah sebagai berikut :

a) Sebelah Utara : Kabupaten Luwu Utara dan KotaPalopo


b) SebelahSelatan:KabupatenWajodanSidenrengRappang
c) Sebelah Timur : Teluk Bone Sebelah Barat : Kabupaten Enrekangdan
TanaToraja
Kondisi Demografis
Berdasarkan peta goelogi Sulawesi Lembar Majene dan bagian barat lembar Palopo serta lembar Malili bagian
selatan, Geologi Kabupaten Luwu disusun oleh beberapa litologi yaitu;

1. Aluvium (alluvium) (Qa), merupakan endapan termuda dibanding dengan formasi yang lain. Tersusun oleh
beberapa batuan yaitu : lempung (clay), lanau (silt), pasir (sand), dan kerikil (gravelt). Endapan ini
berumurHolosen.

2. Granit kambuno (kambuno granite) (Tpkg), terdiri dari granit (granite), granodiorit (granodiorite) dan sekis
(schist), Granit berwarna putih berbintik hitam kebiruan, berbutir sedang-kasar, berhablur penuh (holokristalin),
umumnya bertekstur porfiritik, fenokris terdiri atas ortoklas, plagioklas, kuarsa, hornblenda dan biotit, yang
tersebar diatas massa dasar kuarsa, hornblenda, biotit dan mineral lempung. Umunya batuan masih segar,
terdapat berbagai jenis granit, diantaranya mikrolit hornblende-biotit, mikrogaranite, biotit, gneiss-mikrigranite
biotit, dan mikro-leukogranite (Hartono S, 1980.
Jumlah kecamatan
1. Bajo 11. Larompong
2. Bajo barat 12. Larompong selatan
13. latimojong Ponrang
3. Basse sangtempe Basse 14. Ponrang selatan Suli
4. sangtempe utara Belopa 15. Suli barat Walenrang
5. Belopa utara 16. Walendrang barat
17. Walendrang timur
6. Bua Walendarangutara
18.
7. Bua porang 19.
8. Kamanre 20.
9. lamasi Lamasi 21.
10. Timur
11.
Kondisi lklim
Iklim di luwu termasuk iklim tropis, suhu udara minimum 26,30 0C dan
suhu Maksimum 27,90 0C dengan kelembaban udara rata-rata 83% .
Analisi Bencana
Bencana yang sering terjadi
● Melihat kondisi Banjir badang dan tanah logsor yang sering terjadi
diluwujedral dan perlindungan jaminan social , perencanaan
kawasansiagabencana berbasis masyarakat. pencegahan ini
dipusatkandi lapangan desa.kamirri kecamatan. Masamba
.halini dalam rangka memperkuat mitigasi bencana diluwu
mengingat luwu salah satu daerah yang rawanbencana.
Analisis Bencana
Penyebab terjadinya bencana banjir

● Banjir yang diakibatkan curah hujan tinggi yang


memicu luapan air di sungai selain banjir bandang,
tanah longsor juga sering kerapterjadi di
daerahLuwu.
Analisi Bencana
Penyebab terjadinya bencana logsor

longsor terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi


terjadi terus-menerus terjadi karnakondisi iklim.
Gambaran Mitigasi Bencana Banjir
● Melihat kondisi Banjir badang dan tanah logsor yang sering terjadi di luwu jendral dan perlindungan jaminan
social ,perencanaan kawasan siaga bencana berbasis masyarakat.pencegahan ini di pusatkan di lapangan desa
kamirri kecamatan, Masamba. hal ini dalam rangka memperkuat mitigasi bencana di luwu mengingat luwu salah
satu daerah yang rawanbencana.
Gambaran Mitigasi Bencana BANJIR
❖ SAATBENCANA
❖ PRABENCANA ● MatikanLIstrik
● penataan daerah aliran sungai terutama pada ● Mengungsi kedaerahaman
sungai-sungai yangmeluap ● Jangan berjalan dekat saluranair
● pembangunan system pemantauandan ● Hubungi instansi yang berhubungan dengan
peringantan banjir penanggulanbencana.
● tidak membnguan bangunan dibantaran
sunggai ❖ PASCABENCANA
● tidak membuang sampai kesungai,dan ● BersikanRumah
menjagah kebersihan lingkungan ● Siapkan air bersih untuk menghindaridiare
● pengerukansungai ● Waspada terhadap binatang berbisaatau
● penghijauhan ulusungai penyebaran penyakit yang mugkinada
● Selalu waspada pada banjirsusulan
Gambaran Mitigasi Bencana Longsor
❖ PRABENCANA ❖ SAATBENCANA
● Hindari daerah rawan bencana untuk ● Segera menjahui suara gemuruh atau arah
membangunpemungkiman datangnyalonggsor
● Mengurangi tingkat keterjanganlereng. ● Segerah evakusi diri kea rahzona
● Trasering dengan sisten drainase yang evakusi yang telah di tentukan
Tepat
● Penghijauan dengan tanamanberakar ❖ PASCABENCANA
dalam ● Hindari wilayah longsor karna kondisi
● Mendiriksn bsngunsn berpotensikuat tanah yanglabil
● Penutupan rekahan diatas lereng untuk ● Apabila hujan turun setelah longsortejadi
mencegah air cepatmmasuk. antisipasi terjadinya longsor susulan
Dampak kerusakan yang timbul
a. MasalahKesehatan
b. KerugianEkonomi
c. Sulitnya AirBersih
d. Aktifitas WargaTerhambat
e. Munculnya KorbanJiwa
Hal-hal yang dilakukan saat terjadinya bencana
1. Melakukan penampungan warga korban bencana banjir pada 3 titik yang di sediakanBNPB
2. Melakukan evakusi terhadap warga korban terutama warga korban, ibu hamil danbalita
3. Memberikan bantuan berupa sembako dan pakaian pada korban pengungsian di 3 titik masing- masing
yang di bentuk oleh tim gabungan baik pemerintah pusat daerah setempat serta para relawan yang tersebar
di tiga titik yaitu kec.masamba, baebunta dansabban
4. Badan penanggulangan bencana daerah (BPDB).pihak BPDB menghimbau warga agarbias
secepatnya menghubungi TRC BPDB LUWU jika mengetahuai adanya dampak bencana yang
membutuhkan bantuan di nomor (muchlis=082271636028) (syahrul=081241227987),
(Nurdin=08291335071) (widia=08293774232)
Terima kasih

Palopo (Luwu)

Anda mungkin juga menyukai