Anda di halaman 1dari 29
GAMBARAN FAKTOR RESIKO HIPERTENS MASYARAKAT DI PUSKESMAS JEUMPA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA SKRIPSI OLEH ZULFIKAR 07C10104195 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR 2013 GAMBARAN FAKTOR RESIKO HIPERTENS MASYARAKAT DI PUSKESMAS JEUMPA KABUPATEN ACEH BARAT DAYA SKRIPSI OLEH ZULFIKAR 07C10104195 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Golar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR 2013 BABI PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang: Hipertensi_ merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada kebanyakan pasien ctiologi patologinya tidak diketahui, Pada ‘umumnya hipertensi esensial tidak disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan karena berbagai faktor yang saling berkaitan. Salah satu faktor yang paling mungkin berpebgaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial adalh faktor genik Karena sering turun temurun dalam suatu keluarga. Hipertensi merupakan penyakit yang timbul karena interaksi berbagai faktor risiko. Risiko relative hipertensi tergantung pada jumlah dan tingkat keparah dari faktoryang dapat dikontrol seperti stress, obesitas nutrisi serta gaya hidup, serta faktor risiko yang tidak dapat dikontrol seperti genetic, usia, jenis kelamin dan etnis. (Rohaendi, 2008). Hipertensi dianggap sebagai penyaki serius karena dampak yang ditimbulkan sangat luas, bahkan dapat berakhir pada kematian. Hipertensi juga dijuluki sebagai silent killer, karena dapat mengakibatkan kematian mendadak bagi penderitanya. Kematian terjadi akibat dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit lain yang diawali oleh hipertensi seperti kerusakan ginjal, serangan jantung, stroke, glaucoma, disfungsi ereksi, dementia dan Alzheimer (Agromedia, 2013) Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian 7,1 juta orang di seluruh dunia, yaitu sekitar 13% dari total kematian, dan prevelensinya hamper sama besar baik di Negara berkembang maupun di Negara maju. Hipertensi_ menimbulkan angka morbilitas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi Karena hipertensimerupakan penyebab utuma meningkatnya resiko penyakit stroke, jantung dan |. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut juga sebagai komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal. Hipertensi merupakan penyakit yang ‘mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga membutubkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu (Ayu, 2008; Sani, 2008). Hipertensi merupakan penyakit yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor yang dialami sescorang. Menurut Kumar (2005) hiperten: pengaruhi olch usia dan jenis kelamin dimana semakin meningkatnya usia seseorang resiko hipertensi semakin tinggi. Pada dasamnya wanita lebih tinggi memiliki resiko hipertensi pada usia 45-55 tahun keatas dikarenakan wanita ‘mulai kehilangan hormone ekstrogen. Menurut Rohaendi (2008) faktor risiko seseorang bisa terkena hipertensi di pengaruhi oleh faktor genetic dan stress, 70-80% — asus hipertensi dikarenakan seseorang memiliki riwayat hipertensi di dalam keluarga. Stress diyakini memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal ini diduga melalui aktifitas saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten, Di samping itu juga dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormone adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, schingga tekanan darah akan meningkat. Badan Keschatan Dunia (WHO) Angka memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat sei g dengan jumlah penduduk yang membesar, Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia terkena hipertensi. Data Global Status Report on Noncommunicable Disesases 2010 dari WHO menyebutkan, 40 persen negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35 persen, Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46 persen, Sementara kawasan Amerika menempati posisi buncit dengan 35 persen, Di kawasan Asia Tenggara, 36 persen orang dewasa menderita hipertensi, pada 2011 WHO mencatat ada satu miliar orang yang terkena hipertensi (Kompas, 2013). Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32 persen pada 2008 dengan kisaran usia di atas 25 tahun, Jumlah penderita pria mencapai 42,7 persen, sedangkan 39,2 persen adalah wanita (Kompas, 2013). Pada tahun 2007 hiperensi di Indonesia diperkirakan 15 juta orang. Prevalensi pada daerah urban dan rural berkisar antara 17-21% dan hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevelensi pada dewasa adalah 6-15% dan 50% di antara orang dewasa yang menderita hipertensi tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial (Armilawaty, 2007). Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang seperti gaya hidup, pola konsumsimakan, jenis kelamin dan stress. Berbagai penelitian telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi. Berdasarkan laporan Sugiri di Jawa Tengah didapat angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita. Prevelensi di Sumatra Barat 18,6% pria dan 17,4% wanita, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta (petukangan) 14,6% pria dan 13,7% wanita (Yundini, 2006). Pada lokasi penelitian jumlah kunjungan penderita Hipertensi pada tahun 2012 di Puskesmas Jeumpa sebanyak 1011 kunjungan, sedangkan pada tahun 2013 sampai pada bulan Februari berjumlah 168 kunjungan, Dengan ini dapat dikatakan bahwa masih tingginya angka kunjungan penyakit hipertensi pada puskesmas Jeumpa. Jumlah penderita hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas Jeumpa sampai bulan Februari Tahun 2013 sebanyak 83 orang. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah bagaimanakah gambarkan faktor resiko hipertensi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya. 1.3.Tujuan Penelitian 13.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran faktor resiko _hipertensi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran faktor usia pada penderita hipertensi 2. Untuk mengetahui gambaran faktor jenis kelamin pada penderita hipertensi 3. Untuk mengetahui gambaran faktor Genetik pada penderita hipertensi 4. Untuk mengetahui gambaran faktor Gaya Hidup pada penderita hipertensi 5. Untuk mengetahui faktor Konsumsi Makanan pada penderita hipertensi 1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1, Manfaat Teoritis Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dan penel selanjutnya sebagai bahan perbandingan yang berkaitan hipertensi 1.4.2. Manfaat Aplikatif 1, Bagi Dinas Kesehatan sebagai landasan untuk pengambilan kebijakan mengenai penanggulangan penyakit Hipertensi_ pada Masyarakat. ey Bagi Puskesmas sebagai bahan acuan untuk meningkatkan upaya penatalaksanaan hipertensi pada masa yang akan datang BABIL TINJAUAN PUSTAKA. 2.1, Definisi Hipertensi Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal men iki tekanan darah yang jauh lebih rendah dari pada dewasa. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, Tekanan sistolik meningkat sampai usia 80 tahun da tekanan diastolic terus meningkat sampai 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastic. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktifitas dan lebih rendah ketika beristirahat, Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda paling tinggi diwaktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam. Menurut The Sevent Report of The Joint Nasional Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC Vil) hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah distolik > 90 mmHg. Tekanan darah 120-139/80-89 mmHg dikategorikan sebagai prehipertensi. Seseorang yang memiliki tekanan darah pada batas tersebut memiliki risiko dua kali lipat untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan mereka yang tekanan darahnya normal Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata-rata dua kali pengukuran pada masing-masing kunjungan, Perbandingan klasifikasi tekanan darah umur 2 18 tahun menurut JNC VII dan JNC VI ditunjukkan pada tabel berikut ini: ‘Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan darah umur 2 18 Tahun Menurut JNC VIL dan JNC VI Kategori Kategori | Tekanan darah Tekanan darah tekanan darah | tekanan darah sistolik | dan/atau | diastolik (INC VII) (INC VI) (mmHg) (mmHg) Normal Optimal <120 Dan <80 Pre Hipertensi - 120-139 Atau 80-89 : Normal <130 Dan <85 Normal-tinggi | 130-139) Atau 85.89 Hipertensi Hipertensi Derajat 1 Derajat 1 140-159 Atau 90-99 Derajat 2 : 2 160 Atau = 100 Derajat 2 160-179 Atau 100-109 7 Derajat 3 > 180 Atau 2110 Sumber: INC VII dan INC VI 2.2, Etiologi Hipertensi Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada kebanyakan pasien etiologi patologinya tidak diketahui (essensial atau hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol, Kelompok lain dai populasi dengan persentase rendah_mempunyai penyebab yang khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder, endogen maupun ekstogen. Bila penyebab_hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi_ pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara pontensial (Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006), 2.2.1, Hipertensi Primer (Esensial) Hipertensi primer adalah suatupeningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme control homeostatic normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus hipertensi, Pada umumnya hipertensi esensial tidak disebabkan oleh faktor ‘tunggal, melainkan karena berbagai faktor yang saling berkaitan. Salah satu faktor yang paling mungkin berpebgaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial adalh faktor genik karena sering turun temurun dalam suatu keluarga (Rohaendi, 2008) 2.2.2, Hipertensi Sekunder Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan penderita hipertensi sekunder dari berbagai penyakit atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah, Disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah, Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, dengan mmenghentikanobat atau mengobati/mengoreksi penyakit yang menyertai_merupakan tahap _awal penanganan hipertensi sekunder (Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006), 2.3. Gejala Klinis dan Diagnosis Hipertensi 2.3.1. Gejala Klinis Hipertensi Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menunjukkan_gejala sampai bertahun-tahun, Oleh karena itu hipertensi dikenal sebagai silent killer. Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, ceksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, akan mengalami edema pupil. Corwin (2000) menyebutkan bahwa sebagaian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-bertahun berupa (Rohaendi, 2008): a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intracranial. b. Pengalihan kabur akibatakibat kerusakan retina akibat hipertensi c. Ayunan langkah yang tidak mantap Karena kerusakan susunan saraf pusat 4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan _filtra glomerolus. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain, 2.3.2. Diagnosis Hipertensi Diagnosis hipertensi diperoleh melalui anamneis mengenai keluhanpasien, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisik meliputi pengukuran tekanan darah, pemeriksaan funduskopi, pengukuran Indeks Massa tubuh (IMT), pemeriksaan lengkap jantung dan paru-paru, pemeriksaan abdomen untuk melihat pembesaran ginjal, masa intra abdominal, dan denyut nasi, serta penilaian neurologis (Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006). Selain pemeriksaan fisik diperlukan juga tes laboratorium dan prosedur diagnostik tainnya. Tes laboratorium meliputi urinalisis rutin, Blood Ureum Nitrogen (BUN) dan kreatinin serum untuk memeriksa keadaan_ ginjal, 10 pengukuran kadar elektrolit terutama kalium untuk mendeteksi aldosteronisme, pemeriksaan kadar glukosa darah untuk melihat adanya diabetis mellitus, pemeriksaan kadar Kolesterol dan trigliserida untuk melihat adanya resiko alerogenesis, serta pemeriksaan kadar asam urat berkaitan dengan terapi yang memerlukan diuretic. Sedangkan prosedur diagnostic lain seperti rontgen bagian dada (elektrokardiografi) juga diperlukan untuk melihat Keadaan jantung dan pembuluh darah aorta serta memberikan informasi tentang status kerja jantung, (Lewis and Collier, 1983). 2.4. Komplikasi Hipertensi Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothe! arteri dan mempercepat atheroklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient ischemic attack), penyal arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial il si. Bila penderita hipertens memiliki fakto-faktor risiko kardiovaskular lain, maka akan meningkatkan mortalitas dan morbidilitas akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut, Menurut Studi Framingham, pasien dengan hipertensi mempunyai_peningkatan resiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung (Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006). 2.5, Faktor Risiko Hipertensi Hipertensi merupakan penyakit yang timbul Karena interaksi berbagai faktor risiko. Risiko relative hipertensi tergantung pada jumlah dan tingkat 1 keparahan dari faktor yang dapat dikontrol seperti stress, obesitas nutrisi serta gaya hidup, serta faktor risiko yang tidak dapat dikontrol seperti genetic, usia, jenis kelamin dan etnis. 2.5.1. Usia Hipertensi merupakan penyakit yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor risiko yang dialami seseorang. Pertambahan usia mengakibatkan berbagai perubahan fisiologis dalam tubuh seperti penebalan dinding arteri akibat penumpukan zat kologen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku yang dimulai pada usia 45 tahun. Selain itu juga terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik serta kurangnya sensitivitas beroreseptor (penganturan tekanan darah) dan peran ginjal aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun (Kumar, 2005). 2.5.2, Jenis Kelamin Prevelensi terjadinya hipertensi pada pria hampir sama dengan wanita, namun wanita terlindung dari penyakit Kordiovaskular sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormone estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses ateroklerosis. Namun pada masa premenopouse wanita mulai kehilangan hormone ekstrogen sehingga pada usia di atas 45-55 tahun prevelensi hipertensi pada wanita menjadi lebih tinggi (Kumar, 2005). 12 Faktor Genetik Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini bethubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potassium terhadap sodium, Individu dengan orang tuadengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% asus hipertensi esensial riwayat hipertensi dalam keluarga (Rohaendi, 2008) 2.5.4. Faktor Gaya Hidup Gaya hidup adalah salah satu faktor yang mempengaruhi sescorang hipertensi seperti seseorang yang merokok peningkatan terjadinya penyakit kardiovaskuler telah banyak dibuktikan, selain dari lamanya merokok, resiko akibat rokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari Seseorang yang merokok menjadi 2 kali lebih rentan untuk menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler dari pada mereka yang tidak merokok. Begitu juga dengan pengkonsumsi Alkohol yang dapat meningkatkan aktifitas sarah simpatif, karena dapat merangsang sekresi corticotrophin releasing hormone (CRH) yang berujung pada peningkatan tekanan darah, Sementara kafein dapat menstimulasi jatung untuk berkerja lebih cepat sehingga mengalir lebih banyak cairan pada setiap detiknya (Sayogo, 2009). 2.5.5. Konsumsi Makanan Kebiasan mengkonsumsi makanan berat yang banyak mengandung lemak dengan peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi Jemak juga meningkatkan resiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan 13 tekanan darah, Penurunan konsumsi lemak, terutama lemak dalam makanan yang, bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah. Garam merupakan faktor penting dalam patogenisis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang, rendah. Apabila asupan garam kurang dari 3 g/hari, maka prevelensi hipertensinya rendah, sedangkan asupan garam antara 5-15 g/hari_prevelensi_hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap hiperetensi terjadi melalui peningkatan valume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gramvhari yang setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari, Asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan tubuh meretensi cairan schingga meningkatkan volume darah (Angraini, 2008), 2.6. Kerangka Teori Faktor-faktor Hypertensi (Rohaendi, 2008) - Genetic - Lingkungan - Gaya hidup - Makanan Faktor Resiko Hipertensi Faktor-faktor Hypertensi (Kumar, 2005) - usia - Jenis kelamin - stress Gambar 2.1, Kerangka Teori 2.7. Kerangka Konsep - Usia + Jenis Kelamin 14 = Genetik Faktor Resiko Hipertensi - Gaya Hidup - Konsumsi Makanan Gambar 2.2. Kerangka Konsep BABII METODELOGI PENELITIAN 3.1, Jenis dan Raneanagan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis faktor resiko hipertensi Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Jeumpa Kabupaten Acch Barat Daya, (Notoatmodjo, 2010), 3.2, Waktu dan Lokasi Penel ‘ian Lokasi penelitian ini pada wilayah kerja Puskesmas Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya. Penelitian ini direncanakan pada bulan Juni 2013. 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas Jeumpa pada tanggal 11 sampai 23 September 2013 yang berjumlah 20 orang. 3.3.2, Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling dimana sampel yang diambil berdasarkan karakteristik populasi yaitu pasien hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas Jeumpa pada tanggal 11 sampai 23 September 2013 yang berjumlah 20 orang. 15 16 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data yang diperoleh langsung melalui wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden. 3.4.2 Data Sekunder Data sckunder adalah data yang diperoleh dari Puskesmas Jeumpa Kabupaten Jeumpa yang berkaitan dengan penyakit Hipertensi 3.5. Defini perasional Table 3.1. Definisi Operasional Variabel No Variabel Keterangan Variabel 1 Usia Definisy Umur responden yang menderita hipertensi Cara ukur : Wawancara Alatukur : kuesioner Hasilukur : 1, Muda 2. Tua Skala ukur : Ordinal 2 JenisKelamin Definisi_: Jenis _kelamin responden yang menderita hipertensi. Cara ukur : Wawaneara Alatukur : kuesioner Hasil ukur 1. Laki-laki 2. Perempuan Skala ukur : Ordinal 3 Genetik Definisi_: Riwayat penyakit hipertensi pada kedua orang tua responden. Wawaneara Caraukur : kuesioner Alatukur : 1. Ada Hasilukur 2. Tidak ada Skala ukur : Ordinal 7 4 Gaya Hidup Definisi. : Keseharian responden dalam beraktifitas yang berdasarkan pada gaya hidupnya. Cara ukur Wawancara Alatukur : kuesioner Hasil ukur 1. Baik 2. Tidak baik Skala ukur : Ordinal 5 Konsumsi Definisi : Makanan yang dikonsumsi _setiap Makanan harinya oleh responden. Caraukur : Wawancara Alat ukur : kuesioner Hasil ukur 1, Baik 2. Tidak baik Skala ukur :_O1 ial 3.6. Aspek Pengukuran Usia Muda; jika responden < 40 tahun Tua _: jika responden > 40 tahun Jenis Kelamin Laki-laki ka jenis kelamin reponden laki-laki Perempuan _: jika jenis kelamin responden perempuan Genetik Ada; jika salah satu dari orang tua responden mengalami riwayat penyakit hipertensi Tidak ada: jika orang tua responden tidak mengalami riwayat penyakit hipertensi Gaya Hidup Baik _: jika responden menjawab >50% pertanyaan dengan benar Tidak Baik : jika responden menjawab < 50% pertanyaan dengan benar 18 Konsumsi Makanan Baik jika responden menjawab > 50% pertanyaan dengan benar Tidak Baik : jika responden menjawab < 50% pertanyaan dengan benar 3.7. Teknik Analisa Data Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat untuk mendapat data tentang distribusi frekuensi dari_masing-masing variabel, kemudian data ini disajikan dalam bentuk table distrib frekuer Pada penelitian ini analisa data dengan statistic univariat akan digunakan untuk menganalisa a. Faktor Usia pasien hipertensi; b. Faktor Jenis Kelami pasien hipertensi; ¢. Faktor Genetik pasien hipertensi; 4d, Faktor Gaya Hidup pasien hipertensi; ¢, Faktor Konsumsi Makanan pasien hiperten BIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1, Hasil Peni an 4.1.1. Gambaran Umum Puskesmas Jeumpa terletak di kecamatan Alue Sungai Pinang Kabupaten Aceh Barat Daya dengan Puskesmas 3234m’, dan luas wilayah kerja 40km/segi. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jeumpa berjumlah 9037 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 2469 dan 2150 KK adalah warga miskin. Untuk jumlah desa di wilayah kerja Puskesmas Jeumpa sebanyak 12 desa, jumlah desa yang terpencil adalah 4. Adapun batasan wilayah kerja puskesmas Jeumpa sebagai berikut Sebelah Utara berbatasan dengan pergunungan Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja puskesmas Susoh Sebelah selatan berbatasan dengan laut Sebelah barat berbatasan dengan wilayah kerja puskesmas Sikabu 4.1.2. Analisis Univariat 1. Usia ‘Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Penderita Hipertensi di Puskesmas Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013. No Usia Frekuensi % T Muda’ 3 25.0 2 Tua 15 75.0 Total 20 100 Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013) 19 20 Dari Tabel diketahui dari 20 responden berdasarkan usia penderita hipertensi yang paling banyak adalah yang berusia tua yaitu 15 orang (75%), 2, Jenis kelamin Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin Penderita Hipertensi di Puskesmas Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013. No Jenis kelamin Frekuensi % I Laki-laki 14 70,0 2 Perempuan 6 30,0 Total 20 100 Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013) Dari Tabel diketahui dari 20 responden berdasarkan jenis kelamin penderita hipertensi yang paling banyak adalah laki-laki sebanyak 14 orang (70%), 3. Genetik Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Genetik Penderita Hipertensi di Puskesmas Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013. No Genetik Frekuensi % 1 Ada 10 50,0 2 Tidak ada 10 50,0 Total 20 100 Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013) Dari Tabel diketahui dari 20 responden berdasarkan genetik penderita hipertensi yang genetiknya ada hipertensi sama dengan yang tidak ada yaitu banyak yaitu 10 orang (50%). 21 4. Gaya hidup Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Gaya hidup Penderita Hipertensi di Puskesmas Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya ‘Tahun 2013. No Gaya hidup Frekuensi % 1 Baik 8 40,0 2 Tidak baik 12 60.0 Total 20 100 Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013) Dari Tabel diketahui dari 20 responden berdasarkan gaya hidup penderita hipertensi yang paling banyak adalah gaya hidupnya tidak baik sebanyak 12 orang (60%). 5, Konsumsi makanan Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi makanan Pend Hipertensi di Puskesmas Jeumpa Kabupaten Acch Barat Daya Tahun 2013. No Konsumsi makanan Frekuensi % 1 Baik 9 45.0 2 Tidak baik u 55,0 Total 20 100 Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013) Dari Tabel diketahui dari 20 responden berdasarkan konsumsi makanan penderita hipertensi yang paling banyak adalah konsumsi makanannya tidak baik yaitu 11 orang (55%). 4.2, Pembahasan 4.2.1, Usia Hipertensi merupakan penyakit yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor risiko yang dialami seseorang, Pertambahan usia mengakibatkan berbagai perubahan fisiologis dalam tubuh seperti penebalan dinding arteri akibat 22 penumpukan zat kologen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku yang dimulai pada usia 45 tahun, Selain itu juga terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik serta kurangnya sensitivitas beroreseptor (penganturan tekanan darah) dan peran ginjal aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun (Kumar, 2005). Pada hasil penelitian penderita hipertensi didominasi oleh usia tuasebanyak 75% sedangkan 25% nya lagi berusia muda, ini dapat diartikan usia tua rentan terkena penyakit hipertensi. Asumsi penelitia usia tua sangatlah rentan terkena penyakit kebiasan buruk di muda dapat mempengaruhi kesehatan di usia tua, 4.2.2. Jenis Kelamin Prevelensi terjadinya hipertensi pada pria hampir sama dengan wanita, namun wanita terlindung dari penyakit kordiovaskular sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormone estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses ateroklerosis. Namun pada masa premenopouse wanita mul kehilangan hormone ekstrogen sehingga pada usia di atas 45-55 tahun prevelensi hipertensi pada wanita menjadi lebih tinggi (Kumar, 2005). Pada lokasi penelitian penyakit hipertensi banyak terjadi pada laki-laki sebanyak 70% sedangkan 30% nya lagi berjenis kelamin perempuan, Laki-laki lebih banyak mengalami hipertensi ini dikarenakan laki-laki banyak yang merokok sehingga pola hidupnya tidak baik dibandingkan perempuan. 23 Genetik Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu. mempunyai risiko menderita hipertensi, Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potassium tethadap sodium. Individu dengan orang tuadengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% asus hipertensi esensial riwayat hipertensi dalam keluarga (Rohaendi, 2008). Pada lokasi penelitian sangat berbeda dengan teori Rohaendi (2008) dimana dari 20 responden berdasarkan genetik penderita hipertensi yang genetiknya ada hipertensi sama dengan yang tidak ada yaitu sebanyak 50%, dapat diartikan penderita hipertensi banyak dialami oleh orang yang genetiknya tidak mengalami hipertensi. Penyakit hipertensi pada pasien yang penelitia lakukan penelitian lebih banyak penderita yang genetiknya tidak mengalami hipertensi dikarena kan pola hidup yang salah oleh pasien schingga mereka mengalami hipertensi. 4.2.4. Gaya Hidup Gaya hidup adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang hipertensi seperti seseorang yang merokok peningkatan terjadinya penyakit kardiovaskuler telah banyak dibuktikan, selain dari lamanya merokok, resiko akibat rokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap_perhari. Seseorang yang merokok menjadi 2 kali lebih rentan untuk menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler dari pada mereka yang tidak merokok. Begitu juga dengan pengkonsumsi Alkohol yang dapat meningkatkan aktifitas sarah simpatif’ karena dapat merangsang sekresi corticotrophin releasing hormone (CRH) yang, 24 berujung pada peningkatan tekanan darah. Sementara kafein dapat menstimulasi jatung untuk berkerja lebih cepat schingga mengalir lebih banyak cairan pada setiap detiknya (Sayogo, 2009) Dari hasil penelitian penderita hipertensi gaya hidupnya banyak yang tidak baik dimana dari 20 responden berdasarkan gaya hidup penderita hipertensi yang gaya hidupnya baik hanya 40% sedangkan 60% nya lagi bergaya hidup tidak baik, ini dapat diartikan gaya hidup salah satu fajtor yang memicu terjadinya hipertensi, jelas bahwa gaya hidup adalah salah satu faktor yang dapat memicu penyakit seseorang terlihat jelas lebih banyak pasien pola hidupnya tidak baik sehingga mereka mengalami hipertensi. 4.2.5. Konsumsi Makanan Kebiasan mengkonsumsi makanan berat yang banyak mengandung lemak dengan per gkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsum lemak juga meningkatkan resiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah, Penurunan konsumsi lemak, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah. Garam merupakan faktor penting dalam patogenisis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang rendah. Apabila asupan garam kurang dari 3 g/hari, maka prevelensi hipertensinya rendah, sedangkan asupan garam antara 5-15 g/hari_prevelensi_hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap hiperetensi terjadi melalui peningkatan valume plasma, curah jantung dan tekanan darah, Konsumsi 25 garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari yang setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mgyhari. Asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan tubuh meretensi cairan schingga meningkatkan volume darah (Angraini, 2008), Dari ha | penelitian diketahui bahwa penderita hipertensi memiliki pola makan yang salah dimana dari 30 responden berdasarkan gaya hidup penderita hipertensi yang gaya hidupnya baik hanya 45% sedangkan 55% nya lagi bergaya hidup tidak baik. makanan adalah salah satu penyebab terjadinya penyakit jika konsumsi makanannya tidak baik, begitu juga pada pasien hipertensi yang menjadi objek penelitian pola konsumsi pasien tidak baik sehingga mereka mengalami hipertensi. ABV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari 20 responden berdasarkan usia penderita hipertensi yang paling banyak adalah yang berusia tua yaitu 15 orang (75%), dari 20 responden berdasarkan jenis kelamin penderita hipertensi yang paling banyak adalah laki- laki sebanyak 14 orang (70%), dari 20 responden berdasarkan genetik penderita hipertensi yang genetiknya ada hipertensi sama dengan yang tidak ada yaitu banyak yaitu 10 orang (50%), dari 20 responden berdasarkan gaya hidup penderita hipertensi yang paling banyak adalah gaya hidupnya tidak baik sebanyak 12 orang (60%) dan dari 20 responden berdasarkan konsumsi makanan penderita hipertensi yang paling banyak adalah konsumsi makanannya tidak baik yaitu 11 orang (55%), 1.2. Saran 1. Kepada Puskesmas Jeumpa agar lebih meningkatkan penyulusan tentang bahayanya hipertensi sera meningkatkan pelayanan pada penderita hipetensi agar penderita hipertensi dapat memperoleh kesembuhan dari penyakit hipertensi. 2. Kepada penderita hipertensi lebih meningkatkan kesadaran tentang hidup sehat, merubah pola hidup yang buruk agar mendapatkan kesembuhan dari penyakit hipertensi. 26 DAFTAR PUSTAKA Agromedia, 2013. Dampak dan Bahaya_—Penyakit_Hipertensi http://agromedia.net/Artikel/dampak-dan-bahaya-dari-penyakit- hipertensi.html. Angraini, A.D., dkk, 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Priode Januari sampai Februari 2008. USU Anonim, 2007. Hipertensi Penyebab Utama Jantung. Pusat Komunikasi Publik. Sekretariat Jendral Departemen Kesehatan, http://ruhyana, wordpress.com/2007/06/1 O/hipertensi-penyebab-utama- penyakit-jantung-2/ Armilawaty, Husnul, A, dan Ridwan, A. 2007. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS. hitp://ridwanamiruddin. wordpress.com/2007/12/08/hipertensi-dan-faktor- risikonya-dalam-kajian-epidemiologi Ayu, E.S. 2008. Hipertensi. http://egha_chan.wordpress.comv/hipertensi. Depker RI, 2006.. Pharmeceutical Care Hipertensi. dan Alat Kesehatan, Jakarta. jen Bina Kefarmasian Kompas Health, 2013. Penderita_Hipertensi_Terus — Meningkat. http://health.kompas.com/tead/2013/04/05/1404008/Penderita Hipertensi. Terus.Meningkat. Diunduh pada tanggal 18 Juli 2013. Kumar V, Abbas, A.K Fauston, N., 2005. Penyakit Hipertensi Vaskulari. Philadelpia. Rohaendi, 2008. Hipertensi. http://mediakesehatan.com/hipertensi /1874. Sani, A. 2008. Hypertension. Current Perspective. Medya Crea. Jakarta. Hal. 26- 28. Sayogo, 2009. Hipertensi. http://respository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/ Yundini, 2006. Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi. http:iwww.mail- arcive.com/sukasukamu@yahoogroups.com/msg00321.htm |.

Anda mungkin juga menyukai