Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKUNTANSI PERPAJAKAN

“ ASET TAK BERWUJUD “

DOSEN PENGAMPU: NOVIAN S.E .,MP .,AK.,CA.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

AULIA RAHMI ( 2262201024 )

HENNY SEPTIANY SIANIPAR (2062201019)

MITA PARDOSI (2062201028)

WIWIT TIA ( 2162201074)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERSADA BUNDA

PRODI AKUNTANSI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Berikut ini, kami mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “ASET TAK
BERWUJUD ”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
dan menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai investasi pada efek tertentu.
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya tepat
waktu. Semoga atas bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam menyusun makalah ini, kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyajikan yang
terbaik sesuai dengan kemampuan kami.

Terlepas dari semua itu, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Terima kasih.
BAB I

PENDAHULUAN

 
1 .1 Latar Belakang

Perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat tetap menjalankan
kegiatan operasinya, hal ini dikarenakan perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat
dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Perkembangan suatu perusahaan dititikberatkan
pada bagaimana cara perusahaan tersebut mencapai tujuan utamanya, yaitu tercapainya laba
perusahaan yang telah ditetapkan. Besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan merupakan
ukuran keberhasilan perusahaan dalam mengelola usahanya.
Faktor yang memengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan adalah
modal.Bagi beberapa perusahaan yang memiliki modal besar, tidak akan mengalami kesulitan
dalam mengembangkan usahanya, namun tidak sedikit perusahaan yang memiliki keterbatasan
modal, sehingga mereka sulit untuk mengembangkan usahanya, agar dapat mengatasi hal
tersebut, pada umumnya pihak manajemen perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu menerbitkan
saham baru atau melakukan pinjaman dari pihak luar baik dalam hutang jangka pendek maupun
hutang  jangka panjang, apabila manajemen memilih utang sebagai alternatif sumber modal,
maka manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat
memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang
dengan baik dan mampu membayar utang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun
bunganya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dan karakteristik aktiva tidak berwujud?


2. Apakah klasifikasi dan prinsip dasar akuntansi untuk aktiva tidak berwujud?
3. Bagaimanakah pencatatan dan penilaian aktiva tidak berwujud tersebut?
4. Apakah yang dimaksud dengan contoh aktiva tidak berwujud yang dapat dipertukarkan?

1.3 Tujuan Masalah

1. Menjelaskan pengertian dan karakteristik aktiva tidak berwujud


2. Menjelaskan klasifikasi dan prinsip dasar akuntansi untuk aktiva tidak berwujud
3. Menjelaskan cara pencatatan dan penilaian aktiva tidak berwujud tersebut
4. Menjelaskan yang dimaksud dengan contoh aktiva tidak berwujud yang dapat dipertukarkan
BAB III
PEMBAHASAN

Aset tak berwujud adalah hak, hak istimewa, dan keuntungan kompetitif yang timbul dari
pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti
pemilikan aktiva tidak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Aktiva tak
berwujud mungkin timbul dari :

1) Pemerintah, seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
2) Perusahaan lain, misalnya pembelian yang mencakup pembayaran
untuk goodwill.
3) Perjanjian tertentu, seperti franchise dan lease.

Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva-aktiva yang umumnya


lebih dari satu periode akuntansi dan tidak memiliki wujud fisik. Aktiva
tidak berwujud mencerminkan hak/hak istimewa atau posisi yang
menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Dengan
kata lain aktiva tidak berwujud dalam pengertian akuntansi adalah
aktiva yang :
1) Diperoleh (dibeli) dari pihak lain untuk dikembangkan sendiri oleh perusahaan.
2) Memberikan hak-hak mutlak dan istimewa kepada pemiliknya (perusahaan).
3) Memberikan manfaat dan digunakan dalam operasi normal perusahaan.
4) Mempunyai masa kegunaan relatif permanen atau lebih dari satu periode akuntansi.

Sedangkan menurut Flamholtz, aktiva tetap tidak berwujud salah satu wujudnya berupa
human resources berarti akuntansi untuk manusia sebagai suatu organisasi. Hal ini menyangkut
biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk merekrut, memilih, memperkerjakan, melatih
dan mengembangkan aset SDM, serta berhubungan dengan pengukuran nilai ekonomis dari
pekerja atau pegawai suatu organisasi atau perusahaan.2 Pengakuan sumberdaya manusia
sebagai aset, secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan, dan
secara teknis, pengakuan berarti pencatatan secara resmi.

Dalam arti luas, aktiva tak berwujud meliputi semua aktiva yang tidak mempunyai bentuk phisik. Dalam
pengertian demikian, di dalam neraca aktiva tak berwujud bias termasuk dalam kelompok: aktiva lancar seperti
misalnya, piutang dagang, persekot premi asuransi, aktiva tetap seperti misalnya, hak patent, cap dan merk
dagang, goodwill dan beban yang ditangguhkan seperti misalnya, biaya pendirian, biaya riset dan pengembangan,
hak guna usaha, hak sewa jangka panjang.

Aset tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu :

1. Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud seperti property, pabrik, dan peralatan, aktiva tak
berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang
menggunakannya.
2. Bukan merupakan instrument keuangan, aktiva seperti deposito bank, piutang usaha, dan
investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik, tetapi tidak
diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Aktiva ini merupakan instrument keuangan dan
menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, Aktiva tak berwujud menyediakan jasa
selama periode bertahun tahun. Investasi dalam aktiva ini biasanya dibebankan pada periode
masa mendatang melalui beban amortisasi periodic.
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan akuntansi aktiva
jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya, akuntansi untuk jumlah setelah
akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ), dan akuntansi untuk jumlah jika nilainya
turun secara substansial serta terus-menerus.

Klasifikasi Aset Tak Berwujud

1. Cara akuisisi ( manner of acquisition ). Aset tak berwujud dapat diperoleh dengan cara
membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang lain. Cara lain
untuk memperoleh Aset tak berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri melalui operasi,
contohnya adalah paten dan merek dagang.
2. Dapat diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa Aset tak berwujud dapat diidentifikasi secara
terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek dagang , dan wiralaba. Aset tak
berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang
berhubungan denganya. Contohnya adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa
factor seperti loyalitas konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.
3. Dapat dipertukarkan ( exchangeability ). Beberapa Aset tak berwujud dapat diidentifikasi
dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan. Contohnya termasuk
paten, merek dagang dan wiralaba. Aset tak berwujud lainya, yang dapat depertukarkan kecuali
dengan menjual perusahaan itu juga .Contohnya dalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain
yang mau membeli biaya organisasi ini secara terpisah ( terlepas dari perusahaanya ). Goodwill
adalah contoh Aset tak berwujud yang tidak dapatdiidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan.
Goodwill hanya hanya akan memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan
aktiva lainya dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara
simultan.
4. Periode manfaat yang diharapkan ( period of expected benefit ). Beberapa aktiva tak
berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada perusahaan
dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki umur hokum selama 17
tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan dalam kontrak lease.

Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aset tak berwujud

Akuntansi untuk aktiva tak berwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansiserupa yang
diaplikasikan untuk aktiva tak berwujud lainya, seperti properti, pabrik dan peralatan yaitu :
1. Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.
2. Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.
3. Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas
pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
Mencatat Biaya Pembelian Aset Tak Berwujud

Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi
dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli, biaya transfer dan hukum,
dan setiap pengeluaran lainya yang berkaitan dengan akuisisi. Biaya akuisisi merupakan biaya
pasar saat ini dari semua penukar yang diserahkan atau dari aktiva yang diterima, mana yang
lebih dapat ditentukan.

Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis aktiva tak berwujud

Cara akuisisi

Jenis Pembelian Dibuat secara internal


1. Aktiva tak Berwujud 1.Di kapaitalisasikan pada 1. Dibebankan atau
yang dapat diidentifikasi biaya akuisisi. dikapitalisasi tergantung
secara terpisah ( hak 2. Diamortisasi selama pada aktiva tak berwujud
paten, merek dagang, umur hukum atau tertentu.
dan biaya organisasi ) estimasi masa manfaat 2. Jika dikapitalisasi, akan
mana yang lebih singkat di amortisasi sebagai aktiva
dengan umur maksimum tak berwujud yang dibeli.
40 tahun
2.Aktiva tak berwujud 1. Dibebankan pada saat
yang tidak dapat terjadinya.
diidentifikasi secara 2. Tidak tersedia pilihan
terpisah ( goodwill ) untuk pengkapitalisasian,
sehingga tidak akan ada
amortisasi

Mencatat Biaya Aktiva Tak Berwujud yang Dibuat secara Internal.

Kadang kala perusahaan membuat sendiri aktiva tak berwujud, seperti paten. Hanya
biaya yang secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aktiva tak berwujud tersebut
hanya akan diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan telah mengeluarkan biaya penelitian yang
sangat besar untuk membentuk hal yang dipatenkan, namun hanya biaya untuk mendapatkan
paten tersebut yang dikapitalisasi sebagai aktiva. Karena kendala ini, biaya yang dikapitalisasi
untuk aktiva tak berwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak mencerminkan nilainya,
sedangkan biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud yang dibeli melalui transaksi
yang wajar diasumsikan mencermikan nilainya.
Amortisasi Biaya Aset Tak Berwujud

Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva tak berwujud :

1. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat
maksimum.

2. Ketentuan untuk pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang dpat mengubah
batas umur masa manfaat aktiva tersebut.

3. Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi umur
manfaat.

4. Perkiraan umur pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok pegawai.

5. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi
keunggulan kompetitif yang sudah ada.

6. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan dengan
layak.

7. Apakah aktiva tak berwujud itu terdiri dari berbagai factor individual dengan umur manfaat
efektif yang bervariasi.

Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya aktiva tak
berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau umur hukum
tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.

1. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud


Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari
penggunaan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang
belum diamortisasikan, maka aktiva tak berwujud disesuaikan ke nilai wajarnya.
Kerugian penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan antara nilai buku dan nilai
wajar. Niali buku aktiva yang telah direvisi akan diamortisasi selama sisa umur manfaat
aktiva tersebut, tetapi periode amortisasi tidak lebih dari 40 tahun.
2. Pelepasan Aktiva Tak Berwujud
Ketika sebuah aktiva tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan, biaya yang
belum diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau kerugian pelepasan
diakui dan dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama dengan perbedaan antara hasil
bersih dari pelepasan dan biaya yang belum diamortisasi.
Aset Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan

Aktiva Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan adalah adalah aktiva tak berwujud yang dapat
diidentifikasi sebagian dari aktiva lainya dan dapat dijual secara terpisah. Contohnya :
mencangkup hak paten, hak cipta, merek dagang, dan waralaba ( tetapi bukan biaya organisasi )

Hak Paten

Paten adalah sebuah hak khusus yang diakui secara hukum dan terdaftar Di Kantor Hak Paten
Amerika Serikat. Hak tersebut membuat pemegangnya dapat menggunakan, menjual, dan
mengendalikan barang-barang, proses, atau kegiatan yang tercangkup dalam paten tanpa adanya
pengaruh atau gangguan dari luar. Pendaftaran Paten di Kantor Paten tidak menjamin adanya
perlindungan. Sebuak paten tidak akan menjadi hak khusus, kecuali bila paten tersebut dapat
dimenangkan di pengadilan, jadi ada kesepakatan umum bahwa biaya untuk memepertahankan
paten dipengadilan harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya paten. Jika tuntutan tidak dapat
dimenangkan, maka biaya hukum dan biaya paten yang belum diamortisasi harus dihapus.
Kerugian penurunan niali ini harus didebet untuk setiap jumlah yang diharuskan. Paten memiliki
umur hukum selama 17 tahun, walaupun umur paten biasanya lebih pendek karena kemajuan
teknologi dapat menyebabkan produk kehilangan keunggulan kompetitif dengan cepat.

Hak Cipta

Hak Cipta adalah sebuah bentuk perlindungan hukum bagi para penulis literatur, musisi, artistic,
dan pekerjaan sejenis. Pemilik hak cipta memiliki hak ekslusif seperti hak mencetak, mencetak
ulang, menyalin pekerjaan, menjual atau mendistribusikan salainan itu, dan untuk mengerjakan
atau mencatat pekerjaan. Undang-undang hak cipta tahun 1978 melindungi umur hak cipta itu
selama umur penulis ditambah 50 tahun. Hak cipta dapat dijual atau secara kontrakual
diserahkan kepihak lainya. Biaya hak cipta diukur sesuai dengan prinsip biaya. Jika sebuah hak
cipta tidak memiliki umur ekonomis untuk keseluruhan umur hukumnya, maka biaya hak cipta
harus diamortisasi selama peride diharapkan menghasilkan pendapatan. Hak cipta tidak boleh
diamortisasi melebihi sisa umur hukumnya atau 40 tahun, mana yang lebih singkat.

Merek Dagang Dan Nama Dagang

Merek Dagang ( seperti lambang „busur emas‟ Mcdonald ) dan Coca-cola adalah nama symbol
atau identitas lain yang membedakan perusahaan produk, jasa. Semuanya dapat didaftarkan ke
Kantor Paten di Amerika untuk memperjelas kepemilikan atau perlindungan hukum. Merek
dagang dan anam dagang yang telah diperbaharui setelah 20 tahun, yang akan menambah
umurnya manjadi tidak terbatas. Jumlah ekuivalen yang dibayarkan untuk membeli merek
dagang akan dikapitalisasi. Biaya yang secara langsung terjadi dalam pengembangan,
perlindungan , perluasan, pendaftaran, atau mempertahankan merek dagang harus dikapitalisasi
dan diamortisasi selama umur manfaat merek dagang itu atau selama 40 tahun, mana yang lebih
singkat.

Franchise (Waralaba) dan License (Perijinan)

Franchise adalah Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau
memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo
maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan
hak franchise.

Lease hold (Hak sewa)

Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung,
sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat
akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan : Hak
sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber daya
(dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat kembali (berpotensi
menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.Manfaat yang akan diterima oleh
perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu
lebih dari satu tahun buku.

Perijinan (Permit & Licences)

Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun
pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijin-ijin
perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah habis maka ijin tersebut
harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas tertentu atas
terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari
satu tahun buku. Untuk itu Ijin diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.

Hak Penggandaan (Copyright )

Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah, puisi,
novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu. Copyright
meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.

Biaya Organisasi

Biaya yang timbul dalam bentukan suatu organisasi perusahaan tersebut biaya organisasi. Biaya
tersebut meliputi pengeluaran untuk biaya jasa yang dibayarkan kepada underwriters untuk
pengurusan saham dan obligasi, biaya pengurusan ijin dan akte pendirian dan biaya promosi
untuk pengenalan kepada organisasi kepada masyarakat. Biaya-biaya tersebut dikapitalisasi
sebagai aktiva tak berwujud dengan nama Biaya Organisasi. Sebenarnya biaya organisasi akan
bermanfaat selama hidup perusahaan, tetapi dalam praktik perusahaan menetapkan masa
manfaat dengan taksiran tertentu yang dianggap wajar. Seperti halnya aktiva tak berujud lainnya,
biaya organisasi juga diamortisasi selama jangka waktu tertentu.

Goodwill

Goodwill adalah kelebihana-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan,


yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa
karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk
unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.Goodwill hanya diakui
(dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu transaksi, yang mana dalam transaksi tersebut perusahaan
dinilai lebih oleh pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa berupa : penjualan perusaahaan,
bergabung/ berhentinya sekutu (anggota persero) baru, merger atau akuisisi.

Biaya Research Dan Pengembangan

Biaya research dan pengembangan bukan aktiva tak berujud, tetapi karena pengeluaran-
pengeluaran ini berhubungan dengan hak paten dan hak cipta maka pengeluaran tersebut akan
dibahas pada makalah ini. Banyak perusahaan melakukan pengeluaran yang cukup besar
jumlahnya untuk keperluan research dan pengembangan dalam rangka mendapatan produk baru
atau proses yang lebih baik.

Masa Manfaat dan Tarif AmortisasiHartaTakBerwujud

Berikutini masa manfaat dan metode amortisasi harta tak berwujud yang diperbolehkan secara
fiskala dalah :
 
Tarif
KelompokHartaBerwuju Masa
Amortisasiberdasarkanmetode
d Manfaat
Garis Lurus SaldoMenurun

Kelompok 1 4 tahun 25% 50%


Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
 
Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatu perusahaan
dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi sesuai dengan tabel masa
manfaat dan tarif amortisasi.
Amortisasi atas Pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi
dengan menggunakan metode satuan produksi
 
Metode Satuan Produksi = {Produksi tahun ini / Taksiran deposit minyak mentah (gas bumi)
yang bisa ditambang} x 100 %
 
Amortisasi atas Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain migas, hak
pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam/hasil alam lainnya yang memiliki masa
manfaat lebih dari satu tahun, dengan menggunakan metode satuan produksi paling tinggi 20%
setahun. Berikut ini rumus yang dapat digunakan yaitu ;

HakPengusahaanHutan (HPH) = {Produksitahunini / Taksiranproduksidalamkonsesi HPH} x


100%, maksimum 20%.
HakPenambanganselainminyak dan gas bumi = {Produksitahunini / Taksiran deposit mineral
yang bisaditambang} x 100%, maksimum 20%.
 
Apabila ternyata jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari jumlah taksiran
produksi, sehingga masih terdapat sisa pengeluaran untuk memperoleh hak atau pengeluaran lain
(yang belum diamortisasi), maka sisa pengeluaran yang belum diamortisasi tersebut dapat
dibebankan sekaligus dalam tahun pajak yang bersangkutan.
  
Contoh Amortisasi atas Hak Penambangan selain Minyak dan Gas Bumi

Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan hutan yang mempunyai potensi


10.000.000 ton kayu, sebesar Rp500.000.000 diamortisasi sesuai dengan persentase satuan
produksi yang direalisasikan dalam tahun yang bersangkutan.
 
Jika dalam 1 (satu) tahun pajak ternyata jumlah produksi mencapai 3.000.000 ton yang
berarti 30% dari potensi yang tersedia, maka besarnya amortisasi yang diperkenankan untuk
dikurangkan dari penghasilan bruto pada tahun tersebut adalah 20% dari pengeluaran atau
sebesar Rp100.000.000.
Apabila terjadi pengalihan harta tak berwujud atau hak-hak tersebut di atas, maka nilai sisa buku
fiskalnya dibebankan sebagai biaya, sedangkan jumlah yang diterima atau diperoleh sebagai
penggantiannya merupakan penghasilan.

Contoh Amortisasi atas Hak Penambangan Minyak dan Gas Bumi

PT X mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak penambangan minyak dan gas bumi di
suatu lokasi sebesar Rp500.000.000. Taksiran jumlah kandungan minyak di daerah tersebut
adalah sebanyak 200.000.000 barel. Setelah produksi minyak dan gas bumi mencapai
100.000.000 barel, PT X menjual hak penambangan tersebut kepada pihak lain dengan harga
sebesar Rp300.000.000. Penghitungan penghasilan dan kerugian dari penjualan hak tersebut
adalah sebagai berikut :
 
Dengan demikian jumlah nilai sisa buku sebesar Rp250.000.000 dibebankan sebagai
kerugian dan jumlah sebesar Rp300.000.000 dibukukan sebagai penghasilan.
Apabila pengalihan tersebut dalam rangka sumbangan, hibah, bantuan, dan warisan yang
memenuhi syarat dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b UU Nomor 36 Tahun 2008, maka nilai
sisa buku fiskalnya tidak dapat diakui sebagai biaya.
 
Dari uraian di atas untuk biaya perolehan atas harta tak berwujud dan pengeluaran
lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai dan
muhibah (goodwill) yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun tidak dapat dibebankan
sekaligus, sehingga harus dibebankan secara bertahap dengan cara melakukan Amortisasi sesuai
dengan Pasal 11 A UU Nomor 36 Tahun 2008. Secara fiskal metode yang digunakan dalam
amortisasi dapat dilakukan dengan metode garis lurus atau metode saldo menurun. Dalam
penggunaan metode tersebut harus dilakukan secara taat azas dan konsisten.
 
Untuk amortisasi atas Pengeluaran hak dan/atau pengeluaran lain yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi menggunakan metode
satuan produksi sedangkan untuk selain bidang penambangan minyak dan gas bumi metode
satuan produksi yang digunakan maksimum 20% setahun. Jika metode satuan produksi hanya
sebesar 20%.

Anda mungkin juga menyukai