Handayanto, 23, 527-537, KURNIAWAN Et Al
Handayanto, 23, 527-537, KURNIAWAN Et Al
Abstract
Soil quality is the ability of soil that plays a role in maintaining plant productivity, preserving and
maintaining water availability and supporting human activities. Soil quality assessment is measured
based on indicators that describe important soil processes based on the physical, chemical and
biological properties of the soil. The level of soil quality in a plot of land is assessed based on the soil
quality index. This research was conducted from August to December 2020 in the Supiturung Micro
Watershed, Kediri Regency, East Java using a graphical survey method based on the Land Map Unit.
Soil samples were taken at a depth of 0-20 cm at each observation point (20 points) for analysis in
the laboratory. Soil quality indicators are determined based on key soil properties with the Minimum
Data Set (MDS) method, with soil quality indicators from soil physical properties including texture,
bulk density, porosity and soil chemical properties including pH, available-P, exchangeable-K, total-
N, organic-C. Soil quality index was calculated by weighting soil quality indicators with criteria which
divided into 5 classes, i.e. (i) very low class (0.00-0.19), (ii) low (0.20-0.39), (iii) moderate (0.40-0.59),
(iv) good (0.60-0.79) and (v) very good (0.80-1.00). The results showed that the soil in land unit 2 had
different limiting factor values on the percentage of sand and dust from the soil texture, the total-N
content of the soil and the organic-C content of the soil which caused differences in soil quality.
There are two indicators of soil quality, namely the percentage of dust from the soil texture and the
total N content of the soil which has the most influence on the soil quality index.
Keywords : analysis, indicators, minimum data set (MDS), sandy dry lands, soil quality index
http://jtsl.ub.ac.id 527
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 8 No 2: 527-537, 2021
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2021.008.2.23
DAS Mikro Supiturung, Kabupaten Kediri, di Laboratorium Fisika Tanah Jurusan Tanah
Jawa Timur merupakan hamparan bekas aliran Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
lahar yang mempunyai topografi bergelombang Malang. \Analisis sifat kimia tanah dilakukan di
dengan kemiringan lereng 0-15 %, berbatu dan Laboratorium Uji Tanah Balai Pengkajian
berpasir Hal tersebut menyebabkan karakteristik Teknologi Pertanian Jawa Timur. Penelitian
lahan memiliki tekstur tanah dominan berpasir. dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 – Maret
Dengan kondisi geografis yang seperti itu, 2021. Survei lapangan dilaksanakan pada bulan
sebagian besar masyarakat memanfaatkan lahan Agustus 2020. Analisis sifat fisika tanah
sebagai tegalan dengan komoditi utama tebu dan dilaksanakan pada bulan Oktober 2020. Analisis
nanas. Luasan penggunaan lahan tegalan sifat kimia tanah dilaksanakan pada bulan
mencapai 1.155,25 ha atau sekitar 60,44% dari November 2020 – Januari 2021. Analisis data
luas total wilayah, dengan penggunaan lahan dan penyusunan laporan akhir dilaksanakan
yang seperti itu untuk proses produksi tanaman pada bulan Februari – Maret 2021.
maka dapat menyebabkan terjadinya penurunan
Alat dan bahan
pada kualitas tanahnya. Sebagai akibat dari
penurunan kualitas tanah maka tanah tidak Alat yang digunakan adalah Seperangkat laptop
dapat menjalankan fungsinya dengan baik. ASUS A455LF, Software ArcGIS 10.3,
Sumberdaya yang ada pada suatu lahan harus Software Global Mapper, Software Microsoft
dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan Office 2019, Software SPSS 23.0, Pisau
secara berkelanjutan. Salah satu pendekatan lapangan, kantong plastik, kertas label, ring
dalam upaya meningkatkan pengelolaan dan sampel, bor tanah, peralatan analisis
sistem penggunaan lahan di suatu wilayah adalah laboratorium fisika dan kimia tanah, kamera.
melalui penilaian kualitas tanah (Rahmanipour et Bahan yang digunakan adalah sampel tanah utuh
al., 2014). dan sampel tanah terganggu, bahan analisis
Tewu et al. (2016) berpendapat bahwa laboratorium fisika dan kimia tanah, Peta RBI
kegiatan budidaya pertanian di atas tanah Lembar Kediri, Ngancar dan Krisik 1:25.000,
berpasir terdapat banyak kendala yang Peta Geologi Lembar Kediri 1:100.000,
berhubungan dengan sifat fisik, kimia dan DEMNAS dan Citra Google Earth.
biologi tanah serta iklim yang tidak sesuai untuk Metode
pertumbuhan tanaman, unsur hara yang rendah,
sehingga keadaan tersebut tidak mendukung Penelitian ini dilaksanakan dengan
untuk pertumbuhan tanaman. Memperhatikan menggunakan metode survei fisiografis melalui
kendala-kendala yang ada khususnya pada tanah pendekatan analitik yang dipadukan dengan
berpasir, maka perlu dilakukan kajian lebih Sistem Informasi Geografis. Survei lapangan
dalam mengenai kualitas tanah pada lahan dilaksanakan berupa pengambilan sampel tanah
berpasir di lokasi penelitian sehingga dapat utuh dan sampel tanah terganggu pada setiap
memberikan informasi tentang strategi satuan peta lahan untuk keperluan analisis sifat
manajemen lahan yang tepat sesuai dengan fisika dan kimia tanah. Pengunaan Sistem
tingkat kualitas tanah yang ada. Untuk Informasi Geografis meliputi pembuatan peta
mempermudah dalam menyampaikan informasi dasar, pembuatan peta satuan peta lahan untuk
kepada masyarakat dilakukan dengan menentukan titik pengamatan serta pembuatan
pembuatan peta sebaran kualitas tanah. peta indeks kualitas tanah dari hasil pembobotan
dan penjumlahan indikator kualitas tanah.
Terdapat 10 satuan peta lahan (SPL) dengan
Bahan dan Metode jumlah titik pengamatan per satuan peta lahan
Tempat dan waktu penelitian sebanyak 2 titik, sehingga terdapat 20 total titik
pengamatan. Indikator kualitas tanah ditentukan
Penelitian ini dilaksanakan di DAS Mikro berdasarkan kunci sifat tanah dengan metode
Supiturung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Minumum Data Set (MDS), dengan indikator
Tepatnya terletak di lereng bagian barat dari kualitas tanah dari sifat fisika tanah meliputi:
Gunung Kelud dengan luas total wilayah tekstur, berat isi, porositas dan siifat kimia tanah
1.911,37 ha. Analisis sifat fisika tanah dilakukan meliputi: pH, P tersedia, Kdd, N total, C
http://jtsl.ub.ac.id 528
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 8 No 2: 527-537, 2021
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2021.008.2.23
organik. Analisis sampel tanah di laboratorium mengalikan 0,4 (bobot 1) dengan 0,33 (bobot 2)
dilakukan untuk penetapan: tekstur (Metode dengan 0,4 (bobot 3) dan hasilnya sama dengan
Pipet), berat isi (Ring Sample), porositas (Ring 0,053 (Tabel 1).
Sample), pH ((1:5), Elektrometri; pH Meter), P b. Skor tersebut dihitung dengan
tersedia (Olsen; Spektrofotometer), Kdd (NH4- membandingkan data observasi indikator tanah
Ac 1 M, pH 7; AAS), N total (Kjedahl; dengan fungsi evaluasi. Skor bernilai dengan
Titrimetri) dan C organik (Walkley dan Black). rentang 0 (untuk kondisi buruk) sampai 1 (untuk
Analisis indeks kualitas tanah dihitung kondisi baik). Skor tersebut dapat ditentukan
berdasarkan data hasil analisis laboratorium dengan interpolasi atau persamaan linier
terhadap indikator kualitas tanah yang dipilih, berdasarkan rentang yang ditentukan dari data
yaitu: tekstur, berat isi, porositas, pH, P tersedia, yang diperoleh. Fungsi persamaan linier yang
Kdd, N total dan C organik. Menurut Partoyo digunakan adalah sebagai berikut:
(2005), langkah-langkah dalam menghitung
(Y)= (x–x2)/(x1–x2) ……………………... (1)
indeks kualitas tanah adalah sebagai berikut:
a. Indeks bobot diperoleh dengan mengalikan (Y)= 1- (x – x2)/(x1 – x2) …………… (2)
bobot fungsi tanah (bobot 1) dengan bobot
Keterangan: Y (skor linier), x (nilai sifat-sifat
media perakaran (bobot 2) serta dengan bobot
tanah), x2 (nilai batas atas), dan x1(nilai batas
kedalaman akar (bobot 3). Misalnya, indeks
bawah).
bobot untuk berat isi diperoleh dengan
http://jtsl.ub.ac.id 529
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 8 No 2: 527-537, 2021
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2021.008.2.23
c. Indeks Kualitas Tanah diperoleh dengan cara permukaan laut (mdpl) dengan relief datar
mengalikan indeks bobot dengan skor dari hingga bergunung dan kemiringan lereng 3-
indikator terpilih. Penilaian kualitas tanah 40%. Jumlah curah hujan tahunan rata-rata
menggunakan persamaan indeks kualitas tanah 1.797,5 mm tahun-1 dengan rata-rata suhu
(Liu et al., 2014) yaitu: minimum 23,8oC dan maksimum 30,7oC. Jenis
tanah didominasi oleh tanah Inceptisols dan
IKT= Wi × Si……....(3)
Entisols. Penggunaan lahan berupa hutan alami,
Keterangan: IKT (indeks kualitas tanah) Si (skor hutan produksi, semak belukar, tegalan, sawah
indikator terpilih), Wi (indeks bobot). dan permukiman. Jenis pengunaan lahan
Data Indeks Kualitas Tanah (IKT) yang terbesar adalah tegalan mencapai 1.155,25
didapatkan dari pembobotan dan penjumlahan hektar atau sekitar 60,44% dari luas total
dibandingkan dengan kriteria kualitas tanah wilayah, kemudian jenis pengunaan lahan
berdasarkan nilai indeks kualitas tanah yang terkecil adalah semak beluar sebesar 25,76
terdiri dari lima kelas (Tabel 2), kemudian hektar atau 1,35% dari luas total wilayah dengan
selanjutnya dilakukan pembuatan peta sebaran komoditas dominan berupa nanas, tebu dan
kualitas tanah di lokasi penelitian. kakao. Peta titik pengamatan disajikan pada
(Gambar 1).
Tabel 2. Kriteria kualitas tanah berdasarkan nilai Sebaran indeks kualitas tanah
indeks kualitas tanah (IKT).
Hasil pembobotan dan penjumlahan indeks
No Kelas Nilai Kriteria Kualitas kualitas tanah menunjukkan bahwa sebaran
Tanah indeks kualitas tanah pada lokasi penelitian
1. 0,80-1,00 Sangat baik (SB) dominan berada pada kategori rendah yaitu
2. 0,60-0,79 Baik (B) dengan rentang nilai 0,20 – 0,39. Hanya 1 SPL
3. 0,40,0,59 Sedang (S) yaitu pada SPL 2 yang mempunyai nilai IKT
4. 0,20-0,39 Rendah (R)
5. 0,00-0,19 Sangat rendah (SR)
0,43 termasuk dalam kategori sedang yaitu
dengan rentang nilai 0,40 – 0,59 (Tabel 3).
Sumber: Partoyo (2005). Rendahnya nilai IKT pada hampir semua SPL
karena oleh indikator tanah yang memiliki nilai
Hasil dan Pembahasan rendah seperti tekstur tanah yang dominan pasir
berat, pH yang tidak sesuai dan kandungan hara
Kondisi umum wilayah dalam tanah yang juga rendah meliputi C
Lokasi penelitian berada di DAS Mikro organic, P tersedia, Kdd dan juga N total tanah.
Supiturung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang Tekstur tanah pada daerah penelitian dominan
melewati empat desa yaitu Desa Sepawon, berpasir yang memiliki fraksi >70% pasir dan
Sugihwaras, Plosokidul dan Jarak dengan luas termasuk dalam kelas lempung berpasir.
1.911,37 ha. Secara astronomis, daerah Menurut Arifin (2011), tekstur tanah
penelitian berada antara 9.123.000 - 9.129.000 m mempunyai peranan dalam mempengaruhi sifat
S dan 624.000 - 640.000 m E dengan sistem fisik dan kimia tanah, terutama hubungannya
proyeksi Universal Transverse Mercator pada dalam kapasitas menahan air dan unsur hara.
zona 49 selatan. Secara geografis daerah Rukmi et al. (2017) menyatakan bahwa tanah
penelitian berada pada lereng barat Gunung dengan tekstur lempung berpasir memiliki pori
Kelud yang berbatasan pada bagian barat makro lebih besar daripada pori mikro, sehingga
dengan Kecamatan Gurah, bagian utara dengan kapasitas menahan air dan unsur haranya
Kecamatan Pare, bagian Timur dengan menjadi kecil tetapi sangat efisien dalam hal
Kecamatan puncu dan bagian selatan dengan sirkulasi air dan udara. Sejumlah unsur hara
Kota Blitar. Kondisi geologi tersusun atas tiga memiliki sifat yang mudah larut pada tanah yang
formasi geologi yaitu Batuan gunung api kelud mengalami erosi. Kondisi tersebut dapat dilihat
tua (Qpvk), Batuan gunung api kelud muda pada satuan peta lahan yang dilewati oleh aliran
(Qvk) dan Endapan lahar (Qvlh). Ketinggian lahar memiliki permukaan tanah yang lebih
tempat berkisar antara 200-1.200 m di atas dinamis jika dibandingkan dengan satuan peta
lahan lainnya.
http://jtsl.ub.ac.id 530
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 8 No 2: 527-537, 2021
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2021.008.2.23
Air yang mengalir dari hulu ke hilir akan menahan air dan unsur haranya lebih baik
menyebabkan run off sehingga kandungan dibandingkan tanah dengan lempung berpasir
unsur hara yang ada di tanah ikut terangkut. yang memiliki lebih banyak pori makro. Titik
Namun meskipun demikian satuan peta lahan pengamatan 2 pada SPL 6 memiliki nilai indeks
yang dilewati oleh aliran lahar juga akan tetap kualitas tanah sebesar 0,37 (kategori rendah),
tersuplai berbagai mineral dari material vulkanik sehingga keseluruhan SPL 6 indeks kualitas
yang berasal dari Gunung Kelud. Pada SPL 6, tanahnya termasuk dalam kategori rendah
yaitu pada titik pengamatan 1 memiliki indeks karena pada titik pengamatan 2 memiliki
kualitas tanah sebesar 0,66 (kategori baik). Nilai kategori indeks kualitas tanah yang rendah
IKT yang tergolong baik tersebut karena sehingga dipilih kelas terberatnya untuk ke
indikator tanah yang memiliki nilai baik juga, depannya dapat dilakukan usaha perbaikan. Peta
Berdasarkan hasil analisa tekstur tanah pada nilai indeks kualitas tanah disajikan pada
lokasi tersebut memiliki fraksi pasir total lebih (Gambar 2).
sedikit dibandingkan lokasi lainnya yaitu sebesar
Hubungan antara indikator kualitas tanah
20%, sehingga jika dikelaskan masuk dalam
dengan indeks kualitas tanah
kelas lempung berdebu. Tanah dengan tekstur
lempung berdebu memiliki ruang pori lebih Hasil uji korelasi antara indikator-indikator
banyak sehingga memiliki porositas yang besar. kualitas tanah dari sifat fisik dan kimia dengan
Hal ini sejalan dengan Rukmi et al. (2017) bahwa indeks kualitas tanah mempunyai nilai korelasi
tanah dengan tekstur lempung berdebu tersusun tinggi yaitu dengan nilai r = ≥ 0,5.
dari pori-pori mikro sehingga kemampuan
http://jtsl.ub.ac.id 531
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 8 No 2: 527-537, 2021
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2021.008.2.23
http://jtsl.ub.ac.id 532
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 8 No 2: 527-537, 2021
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2021.008.2.23
Terdapat 4 indikator yang mempunyai nilai 69,5%, dimana hubungan yang terjadi
determinasi paling tinggi yang memberikan berbanding terbalik yaitu semakin besar nilai
pengaruh nyata terhadap indeks kualitas tanah. fraksi pasir maka akan menurunkan nilai indeks
Indikator-indikator tersebut yaitu persentase kualitas tanah. Persentase debu juga
pasir dengan nilai R2=0,6954, persentase debu mempengaruhi indeks kualitas tanah secara
dengan nilai R2=0,7115, N total dengan nilai signifikan (p<0.01), dengan nilai koefisien
R2=0,5588 dan C organik dengan nilai korelasi 0,844 yang berarti terdapat hubungan
R2=0,5635. Indikator lainnya mempunyai nilai yang saling mempengaruhi antara kandungan
korelasi kecil yaitu dengan nilai r = ≤ 0,5 seperti fraksi debu dengan indeks kualitas tanah.
berat isi dengan nilai R2=0,1564, porositas Berdasarkan persamaan linier (Gambar 4), nilai
dengan nilai R2=0,0192, persentase liat dengan R2=0,7115 menunjukkan bahwa kandungan
nilai R2=0,0119, pH dengan nilai R2=0,1096, fraksi debu mempengaruhi indeks kualitas tanah
Kdd dengan nilai R2=0,0024, dan P tersedia sebesar 71%, dimana hubungan yang terjadi
dengan nilai R2=0,032 sehingga tidak berbanding lurus yaitu semakin besar nilai fraksi
memberikan pengaruh terhadap indeks kualitas debu maka akan meningkatkan nilai indeks
tanah. Kemudian berdasarkan analisis regresi kualitas tanah.
terdapat hubungan dari empat indikator dengan Dapat disimpulkan bawah kandungan
indeks kualitas tanah, dimana hubungan yang fraksi debu di dalam tekstur tanah sangat
terjadi adalah sebagai berikut : mempengaruhi kualitas suatu tanah. Hal itu
karena fraksi debu merupakan bagian dari
Hubungan tekstur dengan indeks kualitas tanah
partikel tanah yang paling stabil dan tahan
Persentase pasir merupakan salah satu indikator terhadap erosi. Erosi akan membuat hilangnya
tanah yang mempengaruhi indeks kualitas tanah sejumlah lapisan tanah yang mengandung unsur
secara signifikan (p<0.01), dengan nilai hara, sehingga tanah akan kehilangan sejumlah
koefisien korelasi -0,834 yang berarti terdapat unsur hara. Hal ini sesuai dengan Arifin et al.
hubungan yang kuat antara kandungan fraksi (2018) bahwa tekstur tanah yang paling peka
pasir dengan indeks kualitas tanah. Berdasarkan terhadap erosi adalah pasir sangat halus dan
persamaan linier (Gambar 3), nilai R2= 0,6954 debu. Oleh sebab itu semakin tinggi kandungan
menunjukkan bahwa kandungan fraksi pasir debu dalam tanah akan menjaga kualitas dari
mempengaruhi indeks kualitas tanah sebesar tanah tersebut.
0.8
0.6
IKT
0.4
y = -0.0049x + 0.7255
0.2
R² = 0.6954
0
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00
Persentase Pasir
http://jtsl.ub.ac.id 533
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 8 No 2: 527-537, 2021
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2021.008.2.23
0.8
0.6
IKT
0.4
y = 0.0048x + 0.2702
0.2
R² = 0.7115
0
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00
Persentase Debu
Hubungan N total dengan indeks kualitas tanah berarti indikator N total memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap IKT. Kandungan N
Gambar 5 menunjukkan bahwa indikator N
dalam tanah ditentukan oleh tekstur tanah. Jenis
total tanah mempunyai hubungan yang
tanah dengan tekstur halus memiliki kadar N
signifikan dengan indeks kualitas tanah
total tanah lebih tinggi (Barus et al., 2013).
(p<0.01), dengan nilai koefisien korelasi 0,748.
Faktor lain yang menjadi penyebab banyaknya
Koefisien korelasi yang bernilai positif
N dalam tanah tergantung dari keadaan
menunjukkan bahwa hubungan antara indikator
lingkungannya seperti iklim dan jenis vegetasi.
N total tanah terhadap indeks kualitas tanah
Vegetasi yang tumbuh di atas tanah dan
berbanding lurus. Nilai R2=0,5588
kecepatan dekomposisinya merupakan faktor
menunjukkan bahwa kandungan N total
penyebab perubahan terhadap kandungan N
mempengaruhi indeks kualitas tanah sebesar
dalam tanah (Supangat et al., 2013). Oleh sebab
55,8% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
itu, N total menjadi indikator dalam kualitas
Hubungan yang terjadi menunjukkan bahwa
tanah karena merupakan unsur hara makro yang
garis kecenderungan indeks kualitas tanah
dibutuhkan oleh tanah dan pertumbuhan
meningkat seiring dengan kenaikan N total yang
tanaman.
0.8
0.6
IKT
0.4
http://jtsl.ub.ac.id 534
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 8 No 2: 527-537, 2021
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2021.008.2.23
Hubungan C organik dengan indeks kualitas tanah organik tanah akan menaikan indeks kualitas
tanah sebesar 0,1 satuan satuan yang berarti
Gambar 6 menunjukkan bahwa indikator C
indikator C organik tanah memberikan
organik tanah mempengaruhi indeks kualitas
pengaruh yang signifikan terhadap indeks
tanah secara signifikan (p<0.01), dengan nilai
kualitas tanah. Rendahnya kandungan C organik
koefisien korelasi 0,751. Koefisien korelasi yang
dalam tanah karena kurang masukan bahan
bernilai positif menunjukkan bahwa hubungan
organik yang diberikan pada tanah. Bahan
antara indikator C organik terhadap indeks
organik berfungsi dalam perbaikan sifat-sifat
kualitas tanah berbanding lurus. Nilai
tanah secara keseluruhan meliputi sifat fisika,
R2=0,5635 menunjukkan bahwa kandungan C
kimia dan biologi tanah. Peranan bahan organik
organik mempengaruhi indeks kualitas tanah
dapat memperbaiki struktur tanah,
sebesar 56,3% dan sisanya dipengaruhi oleh
meningkatkan kapasitas tanah dalam menahan
faktor lain. Hubungan yang terjadi
air, meningkatkan status keharaan serta
menunjukkan bahwa garis kecenderungan
meningkatkan kapasitas tukar kation
indeks kualitas tanah meningkat seiring dengan
(Kusumandaru et al., 2015). Sehingga bahan
kenaikan C organik. Maka, berdasarkan
organik menjadi indikator yang cukup penting
persamaan regresi tersebut tersebut dapat
dalam kualitas tanah.
disimpulkan bahwa setiap kenaikan 1% C
0.8
0.6
IKT
0.4
y = 0.13x + 0.2368
0.2 R² = 0.5635
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
C organik
http://jtsl.ub.ac.id 536
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 8 No 2: 527-537, 2021
e-ISSN:2549-9793, doi: 10.21776/ub.jtsl.2021.008.2.23
Rahmanipour, F., Arzaioli, R., Bahrami, H.A. and Tewu, R.W., Theffie, K.L dan Pioh, D.D. 2016.
Fereidouni, Z. 2014. Assesment of soil quality in Kajian sifat fisik dan kimia tanah pada tanah
agricultural lands of Qazvin Province, Iran. berpasir di Desa Noongan Kecamatan Langowan
Journal Ecological Indicator 40: 19-26. Barat. Jurnal Agroekoteknologi 7(2): 74-81.
Rukmi, Bratawinata, A.A., Pitopang, R. dan Matius, Wander , M.M., Walter, G.L., Nissen, T.M., Billero,
P. 2017. Sifat fisik dan kimia tanah pada berbagai G.A., Andrews, S. S. and Cavanaught-Grant,
ketinggian tempat di habitat eboni (Diospyros D.A. 2002. Soil quality: science and process.
celebica Bakh.) DAS Sausu Sulawesi Tengah. Agronomy Journal 94: 23-32.
Warta Rimba 5 (1): 28-36.
Supangat, A.B., Supriyo, H., Sudira, P. dan
Poedjirahajoe, E. 2013. Status kesuburan tanah di
bawah tegakan Eucalyptus pellita F. Mueii: Studi
Kasus di HPHTI PT. Arara Abadi, Riau. Manusia
dan Lingkungan 20(1): 22-34.
http://jtsl.ub.ac.id 537