Adoc - Pub - Kesebangunan Dan Kekongruenan
Adoc - Pub - Kesebangunan Dan Kekongruenan
Tugas ini Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Matematika SMP 2
Dosen Pengampu :Koryna Aviory, S.Si, M.Pd
Oleh :
Kelas : 4A3
DAFTAR ISI............................................................................................................1
1. Pengertian Kesebangunan.............................................................................2
2. Pengertian Kekongruenan.............................................................................6
PETA KONSEP.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
Dua bangun atau lebih dikatakan sebangun jika memenuhi syarat sebagai berikut:
Panjangsisi-sisiyangbersesuaianpadabangun-bangun tersebutmemiliki perbandingan yang
Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
Penyelesaian:
a) Amati persegiABCD dan persegi EFGH.
(i) Perbandingan panjang sisi-sisinya adalah
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐷𝐶 𝐴𝐷 4
𝐸𝐹 = 𝐹𝐺 = 𝐻𝐺 = 𝐸𝐻 = 5
Jadi, sisi-sisi yang bersesuaian dari persegi ABCD dan persegi
EFGHsebanding.
(ii) Bangun ABCD dan EFGH keduanya persegi sehingga besar
setiap sudutnya 90°. Dengan demikian, sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar.
Berdasarkan (i) dan (ii), persegi ABCD dan persegiEFGH sebangun.
b) Amati persegi ABCD dan belahketupat PQRS.
(i) Perbandingan panjang sisi-sisinya adalah
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐷𝐶 𝐴𝐷 4
𝑃𝑄 = 𝑄𝑅 = 𝑆𝑅 = 𝑃𝑆 = 4
Contoh :
Amatilah gambar berikut ini
Penyelesaian:
Unsur-unsur persegipanjang ABCD adalah
𝐴𝐵 = 𝐷𝐶 = 8 𝑐𝑚, 𝐴𝐷 = 𝐵𝐶 = 6 𝑐𝑚, dan ∠A = ∠B = ∠C = ∠D = 90°
Amati persegipanjang PQRS dengan diagonal PR. Panjang PQ dapat
ditentukan dengan menggunakan Dalil Pythagoras sebagai berikut:
Contoh :
Coba kamu selidiki apakah ∆𝐴𝐵𝐶
dan ∆𝐴′ 𝐵′𝐶′ pada gambar disamping sebangun?
Jelaskan hasil penyelidikanmu.
Penyelesaian :
Amati ∆𝐴𝐵𝐶
(𝐴𝐶)2 = (𝐴𝐵)2 + (𝐵𝐶)2 ⇔ (𝐴𝐶)2 = 82 + 62
- (𝐴𝐶)2 = 100 ⇔ 𝐴𝐶 = √100 = 10
Jadi, 𝐴𝐶 = 10
Amati ∆𝐴′ 𝐵′ 𝐶′
(𝐴′𝐵′)2 = (𝐴′𝐶′)2 − (𝐵′𝐶′)2 ⇔ (𝐴′𝐵′)2 = 52 − 32
Berarti, 𝐴𝐵
𝐵𝐶 𝐴𝐶
𝐴 𝐵
′ =𝐵′ 𝐶′ =𝐴′ 𝐶′
Jadi, ∆𝐴𝐵𝐶sebangun dengan ∆𝐴′ 𝐵′𝐶
2. PerbandinganRuasGarispadaSegitiga
Amati gambar 1.10 diketahui bahwa 𝑆𝑇/∕ 𝑃𝑅, oleh karena itu,
SQ TQ ST
PQ RQ PR (*)
Jika 𝑃𝑆 = 𝑝, 𝑆𝑄 = 𝑞, 𝑅𝑇 = 𝑟, 𝑇𝑄 = 𝑠, 𝑃𝑅 = 𝑡 dan 𝑆𝑇 = 𝑢, dengan
𝑝 ≠ 0, 𝑞 ≠ 0, 𝑟 ≠ 0, 𝑠 ≠ 0, 𝑡 ≠ 0, 𝑢 ≠ 0,seperti tampak pada gambar
1.10maka persamaan (*) menjadi
q s u
( p q) (r s) t
Sekarang, amati perbandingan senilai 𝑞
𝑝+𝑞
= 𝑟+𝑠 . kedua ruas
𝑠
q s
rr
𝑞
Berdasarkan perbandingan = 𝑠 dapat dikatakan bahwa jika dalam
𝑝 𝑟
suatu segitiga terdapat garis yang sejajar dengan salah satu sisi segitiga
maka garis tersebut akan membagi sisi lainnya dengan perbandingan𝑡 .
𝑢
Selanjutnya, amatigambar1.11
Cobaselidiki, apakah∆𝑃𝑄𝑅 sebangun
dengan ∆𝑄𝑆𝑅
Padagambartersebuttampakbahwa :
1) ∠𝑃𝑄𝑅 = ∠𝑄𝑆𝑅 (Siku-siku)
2) ∠𝑄𝑅𝑃 = ∠𝑄𝑅𝑆 (berimpit)
Ukurlah panjang sisi dan besar sudut segitiga ABC dan segitiga PQR.
Jika dilakukan pengukuran dengan benar, diperoleh hubungan :
(i) 𝐴𝐵 = 𝑃𝑄, 𝐵𝐶 = 𝑄𝑅, dan 𝐴𝐶 = 𝑃𝑅
(ii) ∠𝐴 = ∠𝑃, ∠𝐵 = ∠𝑄, dan ∠𝐶 = ∠𝑅
Oleh karena itu, ∆𝐴𝐵𝐶 kongruen dengan ∆𝑃𝑄𝑅.
Sekarang, ukurlah panjang sisi dan besar sudut ∆𝐾𝐿𝑀 dengan panjang
sisi 𝐾𝐿 = 3 𝑐𝑚, 𝐿𝑀 = 5 𝑐𝑚, dan 𝑀𝐾 = 4 cm . Kemudian, bandingkan
dengan unsur-unsur ∆𝐴𝐵𝐶 dengan panjang sisi 𝐴𝐵 = 6𝑐𝑚, 𝐵𝐶 =
10 𝑐𝑚, dan 𝐴𝐶 = 8 𝑐𝑚. Dari hasil pengukuran tersebut, diperoleh hubungan
berikut.
(iii) 𝐴𝐵 ≠ 𝐾𝐿, 𝐵𝐶 ≠ 𝐿𝑀, dan 𝐴𝐶 ≠ 𝐾𝑀
(iv) ∠𝐴 = ∠𝐾, ∠𝐵 = ∠𝐿, dan ∠𝐶 = ∠𝑀
Berdasarkan (iii) dan (iv) dapat diketahui bahwa ∆𝐴𝐵𝐶 tidak kongruen
dengan ∆𝐾𝐿𝑀. Akan tetapi,
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐴𝐶
𝐾𝐿 = 𝐿𝑀 = 𝐾𝐿
Dengan demikian, ∆𝐴𝐵𝐶 sebangun dengan ∆𝐾𝐿𝑀.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwaDua segitiga
yang kongruen pasti sebangun, tetapi dua segitiga yang sebangun belum
tentu kongruen.
𝐴 → 𝐵 (𝐴 menempati 𝐵)
𝐵 → 𝐶 (𝐵 menempati 𝐶)
𝐷 → 𝐸 (𝐷 menempati 𝐸)
𝐴𝐵 → 𝐵𝐶 sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶
𝐵𝐷 → 𝐶𝐸 sehingga 𝐵𝐷 = 𝐶𝐸
𝐴𝐷 → 𝐵𝐸 sehingga 𝐴𝐷 = 𝐵𝐸
Hal ini menunjukkan bahwa dua segitiga yang kongruen memenuhi
sifat umum berikut.
Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang
Dalam pergeseran ∆𝐴𝐵𝐷 dengan arah ̅𝐴̅𝐵̅→ , sehingga
∠𝐷𝐴𝐵 → ∠𝐸𝐵𝐶sehingga ∠𝐷𝐴𝐵 = ∠𝐸𝐵𝐶
∠𝐷𝐵𝐴 → ∠𝐸𝐶𝐵sehingga ∠𝐷𝐵𝐴 = ∠𝐸𝐶𝐵
∠𝐴𝐷𝐵 → ∠𝐵𝐸𝐶sehingga ∠𝐴𝐷𝐵 = ∠𝐵𝐸𝐶
Hal ini menunjukkan bahwa dua segitiga yang kongruen memenuhi
sifat umum berikut.
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
Contoh :
Pada gambar disamping, PQ diputar setengah
putaran dengan pusat O (titik O di luar PQ)
sehingga bayangannya P’Q’. Slidiki apakah
∆𝑃𝑂𝑄 kongruen dengan ∆𝑃′𝑂𝑄′. Jelaskan hasil
penyelidikanmu.
Contoh :
Amati Gambar 1.19.
Penyelesaian:
Sebangun Kongruen