Anda di halaman 1dari 6

Dampak Pembangunan Kota Pada Kesehatan Dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Kesehatan Perkotaan

DAMPAK PEMBANGUNAN KOTA PADA KESEHATAN DAN


PENGARUHNYA TERHADAP KEBIJAKAN KESEHATAN PERKOTAAN

Aditianata
Jurusan Teknik Planologi, Universitas Esa Unggul
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510
aditianata@esaunggul.ac.id

Abstrak
Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia. Oleh karena itu kesehatan merupakan hal yang
sangat penting, hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan yakni kesejahteraan masyarakat sebagai
objek pembangunan dan perkembangan. Daerah perkotaan merupakan daerah dengan perkembangan
yang sangat pesat hal ini didorong oleh masuknya aliran investasi yang kemudian bertransformasi
menjadi industri, jasa dan perdagangan yang tentunya membawa implikasi. Salah satu diantaranya
adalah masalah kesehatan yang kemudian juga berkembang menjadi kompleks. Lingkungan
mempengaruhi hidup manusia diantaranya melalui berbagai faktor ekologi yang merupakan penopang
kehidupan manusia di bumi. Penyakit-penyakit yang menjadi masalah di Indonesia adalah : Penyakit
ISPA, Malaria, diare, TBC, demam berdarah, polio, tetanus dan campak. Penyakit-penyakit yang
mulai banyak dijumpai di kota-kota besar akibat lajunya pembangunan dan ketidakseimbangan
kebutuhan dan kesenangan adalah kanker usus, penyakit jantung, diabetes, penyakit gigi dan gusi,
kelainan mental,dll. Seharusnya aspek kesehatan menjadi pertimbangan yang penting dalam kebijakan
pembangunan perkotaan Karena pada Hakikatnya tujuan dari pembangunan adalah untuk
peningkatan kesejahteraan, pengakuan martabat, dan peningkatan serta apresiasi terhadap harga diri
masyarakat.

Kata Kunci : Perkembangan Kota, Kesehatan Perkotaan, dan Kebijakan.

Pendahuluan kesejahteraan masyarakat dalam wujud kualitas


Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia. Menurut UNICEF (1993) ukuran
manusia. Oleh karena itu kesehatan merupakan hal kesejahteraan suatu masyarakat dalam wujud
yang sangat penting, hal ini sesuai dengan tujuan kualitas manusia, antara lain meliputi :
pembangunan yakni kesejahteraan masyarakat 1. Tingkat Kesehatan, Gizi Dan Pendidikan;
sebagai objek pembangunan dan perkembangan. Di 2. Tingkat Memperoleh Pendapatan Secara
dalam kesejahteraan tersebut termasuk didalamnya Adil;
kesehatan, sebab dewasa ini biaya pengobatan bagi 3. Tingkat Kemampuan Untuk Berperan
orang sakit sangatlah besar, sehingga kesehatan Secara Aktif Dalam Pembuatan
menjadi barang yang mahal dan memiliki Keputusan Yang Berdampak Pada
kecenderungan diskriminasi terhadap masyarakat Kehidupannya;
marginal atau yang tidak mampu untuk membayar. 4. Tingkat Pengakuan Atas Hak Sipil Dan
Hal ini merupakan tantangan pembangunan yang Kebebasan Berpolitik;
pada hakikatnya adalah mencapai keadilan dan 5. Tingkat Kepedulian Kepada Golongan
NHVHMDKWHUDDQ GDODP KDO LQL ³NHVHKDWDQ EDJL VHPXD´ Yang Lemah.
yang berarti terpenuhinya hak setiap orang untuk 6. Tingkat Perlindungan Bagi Pertumbuhan
hidup sehat, sehingga dapat meraih hidup yang Anak-Anak.
produktif dan berbahagia. Keenam faktor tersebut pada hakikatnya perannya
Winslow mengartikan Kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas lingkungan hidup.
Masyarakat sebagai ilmu dan seni mencegah Dengan demikian, masalah kualitas lingkungan
penyakit, memperpanjang umur dan meningkatkan hidup tidak dapat dipisahkan dalam proses
kesehatan dan efisiensi melalui upaya pembangunan suatu bangsa.
pengorganisasian dan pendayagunaan masyarakat. Menurut Blum kesehatan dipengaruhi oleh
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu 4 faktor yakni: keturunan, pelayanan kesehatan,
indikator kualitas hidup manusia yang sangat perilaku, dan lingkungan. Faktor-faktor yang
dipengaruhi kondisi lingkungan yang ada di suatu mempengaruhi kesehatan ini tentu memiliki kaitan
wilayah. Kemajuan suatu bangsa tidak hanya dengan pembangunan kota karena akan berpengaruh
diukur dari sudut kekuatan milter, pertumbuhan kepada faktor lingkungan. Ketika berbicara
ekonomi yang baik, atau perkotaan dengan mengenai kesehatan dalam masyarakat perkotaan
bangunan yang mewah tetapi akan diukur dari menjadi hal yang sangat penting karena kesehatan
Jurnal Planesa Volume 3, Nomor 2 November 2012 102
Dampak Pembangunan Kota Pada Kesehatan Dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Kesehatan Perkotaan

selain terkait erat dengan berbagai tersebut juga Pembahasan


merupakan syarat mutlak keberlanjutan suatu kota. Daerah perkotaan merupakan daerah
Oleh karena itu jika kesehatan masyarakat dengan perkembangan yang sangat pesat hal ini
perkotaan tidak dipikirkan secara baik dapat didorong oleh masuknya aliran investasi yang
menimbulkan bencana yang sangat besar dan kemudian bertransformasi menjadi industri, jasa dan
merugikan orang banyak (wabah penyakit, dsb). perdagangan yang tentunya membawa implikasi.
Bicara mengenai status kesehatan Salah satu diantaranya adalah masalah kesehatan
masyarakat perkotaan tidak dapat dilepaskan dari yang kemudian juga berkembang menjadi
pembicaraan mengenai masyarakat perkotaan dan kompleks. Hal ini disebabkan, antara lain sebagai
pembangunan perkotaan, karena masyarakat berikut :
perkotaan merupakan subjek sekaligus objek dalam
kesehatan dan pembangunan perkotaan. Saat ini 1. Urbanisasi Penduduk
kebanyakan di negara berkembang telah terjadi Terjadinya urbanisasi disebabkan oleh lahan
perubahan besar pada kualitas lingkungan hidup. pertanian yang semakin berkurang dan
Masalah ini dapat diatasi dengan meningkatkan terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan.
kemampuan ekonomi, disertai dengan Penduduk berbondong-bondong ke kota
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia atau mencari pekerjaan sebagai pekerja seperti
dengan kata lain masalah lingkungan di negara pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan
sedang berkembang hanya dapat diatasi dengan pelabuhan, pemulung, pengemis dan pengamen
pembangunan. Yang menjadi masalah adalah jalanan yang membawa dampak sosial dan
bentuk pembangunan yang bagaimana yang tidak kesehatan lingkungan seperti munculnya
mengakibatkan rusaknya lingkungan?. Untuk pemukiman kumuh dimana-mana.
mengatasi masalah ini maka pembangunan yang Perkembangan proses urbanisasi tidak hanya
dicanangkan haruslah pembangunan dengan terjadi di kota besar dan di sekitar kota besar.
konsep bijaksana yang dengan tujuan meningkatkan Urbanisasi di negara berkembang juga terjadi
kualitas lingkungan. Konsep pembangunan yang di wilayah yang jaraknya cukup jauh dari kota
bijaksana tersebut harus berkelanjutan yang di besar. Fenomena Urbanisasi yang terjadi di
Indonesia dikenal dengan konsep Pembangunan sekitar kota kecil dan menengah ini terus
Berwawasan Lingkungan (PBL). berlangsung dan dikenal dengan urbanisasi
Kegiatan pembangunan pada dasarnya wilayah (regional based urbanization).
bertujuan meningkatkan taraf kesejahtaraan Urbanisasi yang terjadi di kota kecil dan
masyarakat (sehat, cerdas, aktif). Kegiatan menengah ini salah satu indikasinya
pembangunan selain berdampak positif bagi ditunjukkan dengan pertambahan dan
masyakat juga berdampak negatif. Dampak tersebut pertumbuhan penduduk.
ada yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Kota kecil merupakan suatu wilayah perkotaan
Sebagai contoh dampak tidak langsung adalah yang jumlah penduduknya kurang dari 100.000
peningkatan penyakit akibat perubahan pola jiwa (Rondinelli, 1983). Menurut Jayadinata,
konsumsi pangan masyarakat sebagai konsekuensi Kota kecil juga merupakan suatu wilayah yang
peningkatan taraf ekonomi yang tidak disertai memiliki jumlah penduduk antara 50.000-
dengan pengetahuan tentang gizi dan kebutuhan 100.000 jiwa (pulau Jawa) atau 20.000-
gizi; perubahan kualitas udara dapat menjadi 100.000 jiwa (luar pulau Jawa). Ciri khas
pemicu meningkatnya kasus infeksi saluran penduduk pada kota kecil adalah bermata
pernafasan akut (ISPA). oleh karena itu pencaharian sebagai petani dan profesi yang
pembahasan mengenai masyarakat perkotaan, masih berhubungan dengan pertanian.
pembangunan kota, dan kesehatan diharapkan dapat 2. Tempat Pembuangan Sampah
mengantarkan kepada pemahaman terhadap dampak Hampir disemua tempat di Indonesia sistem
pembangunan kota terhadap kesehatan yang pembuangan sampah dilakukan secara
kemudian berperngaruh terhadap kebijakan dumping tanpa pengolahan lebih lanjut. Sistem
kesehatan perkotaan yang seringkali kurang berhasil pembuangan ini selain memerlukan lahan yang
dan tidak tepat sasaran, padahal seperti yang kita luas juga menyebabkan pencemaran udara,
ketahui bahwa kesehatan merupakan aspek yang tanah dan air, selain itu lokasi pembuangan
penting dalam pembangunan kota, bahkan sebagai akan menjadi tempat yang baik untuk
ukuran keberhasilan suatu kota dalam perkembangan agent dan vektor penyakit.
pembangunannya. 3. Penyediaan Sarana Air Bersih.
Berdasarkan survei yang dilakukan hanya 60%
penduduk di Indonesia yang memperoleh air

103 Jurnal Planesa Volume 3, Nomor 2 November 2012


Dampak Pembangunan Kota Pada Kesehatan Dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Kesehatan Perkotaan

bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk manusia dalam mempertahankan kelangsungan
perkotaan selebihnya mempergunakan air kehidupannya. Pengelolaan lingkungan yang kurang
sumur dan sumber lainnya. bijaksana akan lebih mengarah kepada eksploitasi
4. Pencemaran Udara sumber daya alam dan pengrusakan lingkungan.
Tingkat pencemaran udara di kota-kota besar Penurunan kualitas lingkungan yang terjadi pada
sudah melebihi nilai ambang batas normal. Hal akhirnya mempunyai konsekwensi negatif pada
ini diakibatkan gas buangan kendaraan penurunan derajat kesehatan masyarakat.
bermotor. Selain itu pembakaran hutan untuk Derajat kesehatan masyarakat tidak hanya
lahan pertanian dan perkebunan. Enam dari 15 ditentukan oleh angka kesakitan karena infeksi
kota yang paling terpolusi di dunia terdapat di tetapi juga akibat kontaminasi zat-zat tertentu yang
Asia. Posisi yang paling tinggi adalah dapat mengganggu kesehatan, baik yang bersifat
1.Katmandu, Nepal, 2. New Dehli, India, 3. toksik maupun tidak. Keberhasilan pembangunan
Jakarta, Indonesia bersama dengan Chongqing, dalam meningkatkan pendapatan memiliki
China, 4. Calcutta, India. Sepertiga dari hubungan searah dengan meningkatnya kasus-kasus
pencamaran karbondioksida di dunia penyakit seperti penyakit jantung, obesitas,
dikeluarkan di daerah ini. diabetes, penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini
pada akhirnya dapat menekan angka harapan hidup.
5. Pembuangan Limbah Industri Dan Rumah Lingkungan mempengaruhi hidup manusia
Tangga diantaranya melalui berbagai faktor ekologi yang
Hampir semua limbah cair yang berasal merupakan penopang kehidupan manusia di bumi.
industri dan rumah tangga dibuang langsung Rusaknya proses ekologi akan membahayakan
dan bercampur menjadi satu ke badan sungai kehidupan di bumi kita. Faktor-faktor ekologi
atau laut, ditambah lagi dengan kebiasaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
penduduk melakukan kegiatan MCK di 9 Efek rumah kaca.
bantaran sungai. Akibatnya kualitas air sungai Kenaikan suhu bumi yang disebabkan
menurun dan apabila digunakan untuk air baku terserapnya gelombang infra-merah oleh gas-
memerlukan biaya yang tinggi. gas rumah kaca. Efek rumah kaca berperan
6. Bencana Alam/Pengungsian dalam mejaga suhu lingkungan yang
Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, seimbang bagi makhluk hidup. Gas rumah
atau banjir yang sering terjadi di Indonesia kaca terpenting adalah CO2 yang berasal dari
mengakibatkan penduduk mengungsi yang pernafasan, pembakaran dan pembusukan
tentunya menambah banyak permasalahan bahan organik.
kesehatan lingkungan. 9 Fotosintesis
7. Perencanaan Tata Kota Dan Kebijakan Fotosintesis merupakan proses esensial untuk
Pemerintah menjaga kelangsungan kehidupan di bumi.
Perencanaan tata kota dan kebijakan Dari proses fotosintesis inilah energi matahari
pemerintah seringkali menimbulkan masalah dirubah menjadi energi kimia yang
baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh terkandung di dalam bahan organik
pemberian izin tempat pemukiman, gedung tumbuhan. Energi inilah yang dipakai oleh
atau tempat industri baru tanpa didahului makhluk hidup lainnya yang tidak dapat
dengan studi kelayakan lingkungan yang berfotosintesis, antara lain : manusia, hewan
menyebab terjadinya banjir, pencemaran dan jasad renik. Selain sebagai penghasil
udara, air dan tanah serta masalah sosial energi fotosintesis berperan dalam
lainnya. terbentuknya rosot karbon dan menghasilkan
Status kesehatan msayarakat sangat gas oksigen (O2). Mengingat pentingnya
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hendrik L. Blum fotosintesis maka kita harus menjaga agar
menjelaskan bahwa status kesehatan masyarakat dalam proses pembangunan tetap cukup
sangat bergantung pada 4 komponen besar yakni terdapat tumbuhan hijau (hutan, semak
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan belukar dan padang rumput).
genetik (keturunan). Dalam konteks ekosistem 9 Penambatan nitrogen
manusia sebagai salah satu komponen lingkungan Nitrogen merupakan unsur yang esensial
memiliki hubungan timbal balik dan saling untuk kehidupan makhluk hidup. Udara kira-
ketergantungan dengan lingkungan. Pada satu sisi kira mengandung 80% nitrogen. Penambat
lingkungan merupakan penyedia hampir seluruh nitrogen berupa bakteri (Asobacter,
kebutuhan manusia dan sebaliknya dan lingkungan rhizobium) dan ganggang hijau (Anabaena,
sangat dipengaruhi keadaannya oleh aktifitas Azolla). Penambatan nitrogen berperan dalam

Jurnal Planesa Volume 3, Nomor 2 November 2012 104


Dampak Pembangunan Kota Pada Kesehatan Dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Kesehatan Perkotaan

menjaga kesuburan tanah dan perairan. Tanpa sumberdaya yang terbaharui tetap dapat
makhluk hidup penambat nitrogen udara, terjaga mempunyai sifat terbaharui.
maka hutan dan padang rumput akan merana 4. Fungsi hidro-orologi
bahkan mati. Oleh karena itu kemampuan Hutan dan bentuk vegetasi lainnya
lingkungan untuk menambat nitrogen harus mempunyai peranan yang sangat penting
kita jaga dan pelihara. hidro-orologi. Hutan sangat berperan
1. Pengendalian populasi penyerapan dan penguapan air. Selain
Pengendalian populasi berperan dalam menyebabkan penguapan keberadaan hutan
menjaga kesimbangan antara pemangsa dan menyebabkan peresapan air juga tinggi
mangsa. Pengendalian hama terpadu banyak sehingga ketersedian air setelah musim hujan
dilakukan dibidang pertanian dan telah juga tinggi serta distribusi air sepanjang tahun
membawa keuntungan. Di Indoneisa menjadi lebih baik. Sehingga banjir,
pengendalian hama terpadu telah menurunkan kekurangan air dalam musim kemarau
penggunaan pestisida sebanyak 63% dan dikurangi, dan erosi berkurang. Fungsi hidro-
biaya produksi sebesar 52%. Selain urologi hutan dan vegetasi lainnya harus kita
keuntungan petani diperbesar keuntungan perhatikan. kerusakan fungsi ini akan banyak
lainnya adalah menurunya pencemaran oleh merusak hasil pembangunan yang telah
pestisida. dicapai dan membahayakan pembangunan
2. Penyerbukan berkelanjutan.
Penyerbukan berperan dalam proses
pembuahan pada tanaman. Agar bunga Variasi perubahan pada faktor-faktor
menjadi buah diperlukan penyerbukan. Bahan ekologi tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi
makanan manusia banyak sekali merupakan kesehatan manusia. Hal lain yang berpengaruh
hasil penyerbukan, antara lain, jagung, padi, adalah hubungan timbal balik antara organisme
kelapa, tomat dan mangga. Karena itu (parasitisme, muatualisme dan komensalis. Selain
penyerbukan sangat penting. Penyerbukan itu, faktor prilaku manusia dan lingkungan saling
ada yang oleh angin, adapula oleh bantuan mempengaruhi sehingga mengakibatkan perubahan
serangga, burung dan hewan lainnya. tatanan suatu ekosistem akibat ulah manusia
Kekurangan populasi hewan tersebut akan maupun sebaliknya perubahan pada manusia akibat
mempengaruhi produksi banyak tumbuhan. kondisi lingkungan.
Oleh karena itu penggunaan pestisida yang Infeksi penyakit dan kecukupan konsumsi
tidak bijaksana dan pencemaran udara akan pangan dan gizi serta interaksi diantara keduanya
mempunyai efek demikian. merupakan dua komponen yang pada dasarnya
3. Kemampuan memperbaharui diri mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Dalam
Sumber daya ada yang dapat diperbaharui dan aktivitas hidupnya manusia selalu berusaha
ada yang tidak dapat diperbaharui. memenuhi 2 hal yakni Need (kebutuhan) dan
Kemampuan memperbaharui ini pula tidak Demand (keinginan). Menurut Abraham Maslow
mutlak/ ada batasnya, apabila kemampuan itu menyatakan kebutuhan manusia terdiri dari :
dilampaui maka sumber daya terbaharui 1. Kebutuhan Fisiologis
menjadi tidak terbaharui. Sebagai contoh air. 2. Kebutuhan Akan Keselamatan
Apabila beban pencemaran melampaui 3. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Rasa
kemampuan perairan memperbaharui diri Cinta
maka kualitas air akan menurun dan tidak 4. Kebutuhan Akan Harga Diri
dapat digunakan lagi untuk digunankan 5. Kebutuhan Akan Perwujudan Diri.
sebagai air minum. Pencemaran yang tidak
dapat diuraikan lagi oleh jasad renik Keinginan manusia yang bersifat tidak
menyebabkan air tidak dapat dimurnikan lagi terbatas seringkali memunculkan berbagai macam
secara alamiah. Contoh lain adalah ekploitasi perilaku manusia yang sesungguhnya kurang
sumber daya ikan yang tidak bijaksana seperti bakhan tidak menguntungkan. Beberapa diantaranya
penangkapan yang serempangan, adalah kesenangan terhadap menu mewah dan
penangkapan dengan bahan peledak, dan kesenangan menguras kekayaan alam untuk
racun hama. Tindakan tersebut selain menumpuk kekayaan.
kuantitas dan kualitas produksi menurun juga Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
akan menjadikan sumber daya ikan tidak keinginan yang lebih mengarah kepada kesenangan
terbaharui. Semua ini perlu kita hindari agar selain mempengaruhi derajat kesehatan manusia itu
sendiri, juga mempengaruhi tatanan ekosistem yang

105 Jurnal Planesa Volume 3, Nomor 2 November 2012


Dampak Pembangunan Kota Pada Kesehatan Dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Kesehatan Perkotaan

ada. Hubungan saling mempengaruhi yang kuat Kesimpulan


antara manusia dan lingkungan dimana manusia Setelah diketahui dampak pembangunan
sebagai pengelola lingkungan yang memiliki akal kota terhadap kesehatan maka seharusnya aspek
dan pengetahuan ternyata banyak mendominasi kesehatan menjadi pertimbangan yang penting
sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan- dalam kebijakan pembangunan perkotaan.
perubahan tatanan eksosistem disana-sini. Diantaranya adalah konsep kota sehat yang pertama
Sebaliknya disadari atau tidak ternyata lingkungan kali dikembangkan di Eropa oleh WHO pada tahun
juga telah mengadakan sejumlah reaksi yang 1980-an. Konsep kota sehat tidak hanya
mempengaruhi kesehatan manusia itu sendiri. memfokuskan pelayanan kesehatan yang lebih
Terdapat perbedaan antara masalah ditekankan kepada aspek menyeluruh yang
kesehatan yang dialami oleh kelompok masyarakat mempengaruhi kesehatan masyarakat baik jasmani
didaerah yang belum berkembang yang dicirikan maupun rohani. Konsep kota sehat pada umumnya
oleh kurangnya aktifitas pembangunan dan berasal dari keinginan dan kebutuhan masyarakat.
memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah dengan Pengelolanya pun masyarakat, pemerintah berperan
kelompok masyarakat yang tinggal di daerah maju sebagai fasilitator. Dalam penerapan kota sehat ini
dengan taraf kesejahteraan yang tinggi. Pada yang paling diutamakan adalah prosesnya, bukan
masyarakat pertama umumnya kasus infeksi banyak sekedar target, tidak mempunyai batas waktu, dan
terjadi karena masalah lingkungan fisik dan biologi berkembang secara dinamis sesuai dengan sasaran
yang tidak tertata dengan baik, serta masalah yang diinginkan masyarakat secara bertahap.
kurangnya gizi yang menjadi pemicu munculnya Kemudian kebijakan desentralisasi kesehatan yang
penyakit infeksi penyakit akibat rendahnya daya merupakan turunan dari otonomi daerah.
tahan tubuh terhadap serangan penyakit serta akses Desentralisasi kesehatan di Indonesia secara lebih
untuk memperoleh pelayanan kesehatah rendah. jelas dilakasanakan setelah dikeluarkannya UU No.
Penyakit-penyakit yang menjadi masalah di 22 tahun 1999, PP No. 25 tahun 2000, serta SE
Indonesia adalah : Penyakit ISPA, Malaria, diare, Menkes No. 1107/Menkes/E/VII/2000. UU No. 22
TBC, demam berdarah, polio, tetanus dan campak. tahun 1999 pasal 1 ayat h menyebutkan ³RWRQRPL
Penyakit-penyakit yang mulai banyak dijumpai di daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk
kota-kota besar akibat lajunya pembangunan dan mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
ketidakseimbangan kebutuhan dan kesenangan setempat (termasuk bidang kesehatan), menurut
adalah kanker usus, penyakit jantung, diabetes, prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
penyakit gigi dan gusi, kelainan mental,dll. Suatu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
artikel dari Sari Setiologi (The Jakarta Post, 2. \DQJ EHUODNX´
Sept.2003). Seorang ahli mengatakan, penyakit Menurut aturan perundang-undangan dan
pernapasan menjadi pembunuh nomor satu di dalam prakteknya, desentralisasi bidang kesehatan
Indonesia, dari nomor tiga pada tahun 1997 dan di Indonesia menganut semua jenis desentralisasi
nomor enam pada tahun 1993. Pulmologist Ida (dekonsentrasi, devolusi, delegasi, dan privatisasi).
Bernida mengatakan pada hari Kamis bahwa polusi Hal ini terlihat dari masih adanya kewenangan
udara menjadi lebih buruk pada sepuluh tahun pemerintah pusat yang didekonsentrasikan di daerah
terakhir, membuat penyakit pernapasan bertambah provinsi melalui Dinas Kesehatan Provinsi. Selain
parah, termasuk tuberculosis (TBC) astma, kanker itu, berdasarkan SE Menkes/E/VII/2000 disebutkan
paru-paru, chronic obstructive pulmonary disease beberapa tugas yang mungkin tidak dapat
(COPD) dan pneumonia. Dia mengatakan penyakit dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota dapat
cardiovascular dan kanker berturut-turut menjadi diserahkan ke tingkat yang lebih tinggi. Upaya
pembunuh nomor dua dan nomor tiga. privatisasi pelayanan kesehatan dan perusahaan
Menurut penelitian Jakarta Urban pendukung pelayanan kesehatan juga sedang giat
Development Project, konsentrasi timbal di Jakarta dilakukan. Kemudian masih banyak lagi kebijakan-
akan mencapai 1,7-3,5 mikrogram/meter kubik kebijakan kesehatan yang dikaitkan dengan
(ìg/m3) pada tahun 2000. Menurut Bapedalda pembangunan kota. Dengan adanya kebijakan
Bandung, konsentrasi hidrokarbon mencapai 4,57 desentralisasi maka terdapat keluwesan pemerintah
ppm (Baku Mutu PP 41/1999: 0,24 ppm), NOx daerah untuk melaksanakanan pemerintahan sendiri
mencapai 0,076 ppm (baku mutu: 0,05 ppm), dan atas prakarsa, kreativitas, dan peran serta
debu mencapai 172 mg/m3 (baku mutu: 150 masyarakat dalam mengembangkan dan memajukan
mg/m3).Sebagai contoh Selain faktor-faktor kesehatan di daerahnya. Implikasi dari kebijakan
tersebut menentukan derajat kesehatan, maka tersebut adalah daerah Kabupaten/Kota
indikator umur harapan hidup, angka kematian bayi (pemerintah, DPRD, dan masyarakat) harus
dan balita serta angka kematian Ibu melahirkan. merencanakan dan merumuskan sendiri program

Jurnal Planesa Volume 3, Nomor 2 November 2012 106


Dampak Pembangunan Kota Pada Kesehatan Dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Kesehatan Perkotaan

pembangunan kesehatan di daerahnya tanpa harus (diterjemahkan oleh Trisnantoro, L.). Gajah
menunggu kebijakan dari atas. Mada University Press, Yogjakarta, 1989
Pada Hakikatnya tujuan dari pembangunan
adalah untuk peningkatan kesejahteraan, Misra, R.P. 1981. Depelopment Where People
pengakuan martabat, dan peningkatan serta Matter: Case for a Comprehensive Social
apresiasi terhadap harga diri masyarakat. Kebijakan Policy. Regional Development Alternatives,
pembangunan sejogianya dimaksudkan untuk International Perspectives. Maruzen, Asia,
kesehatan / peningkatan derajat kesehatan Nagoya. 1981
masyarakat secara merata. Program pembangunan
kesehatan harus bersifat bottom-up, yaitu
berdasarkan aspirasi dari bawah. Hal ini tidak
mudah, karena selama ini daerah sudah terbiasa
dengan kebijakan pembangunan yang top-down
tanpa memperhatikan aspirasi masyarakat. Di sisi
lain, masyarakat sangat jarang dilibatkan dalam
proses pembangunan kesehatan. Oleh karena itu,
keberhasilan pembangunan kesehatan harus selaras
dengan keberhasilan pembangunan kota.
Akhirnya, dengan adanya kebijakan
pembangunan kota yang pro kesehatan. Maka
pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama
bahu-membahu menjalankan pembangunan untuk
mencapai kondisi kesehatan yang baik, yaitu
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan
dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

Daftar Pustaka
Abidin, Said Zainal. Kebijakan Publik. Jakarta.
Suara Bebas. 2006

Anne Mills et al. Desentralisasi Sistem Kesehatan.


WHO. 1989

Doxiadis, Constantinos A. 1968, Ekistics ³$Q


Introduction to the Science of Human
Settlements, Anchor Press, Australia. 1968.

Hartono, B. Penataan Sistem Kesehatan Daerah.


Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 2001

Jahi, A. 1988 (penyunting). Komunikasi Massa dan


Pembangunan Pedesaan di Negara-negara
Dunia Ketiga: Suatu Pengantar. PT.
Gramedia, Jakarta. 1988

Lynch, Kevin. 1984, Good City Form,


Massachusetts Institute of Technology,
USA.

Mills, A., J.P. Vaughan, D.L. Smith, dan I.


Tabibzadeh. 1989. Desentralisasi Sistem
Kesehatan: Konsep-konsep, Isu-isu, dan
Pengalaman di Berbagai Negara

107 Jurnal Planesa Volume 3, Nomor 2 November 2012

Anda mungkin juga menyukai