Anda di halaman 1dari 13

Farfit 3- bu fitri

Poliketida (metabolit sekunder)

poliketida memiliki struktur poli dan ketida (memiliki inti 2 karbon dan ch2 CH2CO). Senyawa yg
memiliki rantai hidrokarbon yang panjang sampai bisa membentuk siklis.

kenapa bisa berbentuk siklis karena ada yg bersifat nukleofil

kenapa bersifat nukleofil karena dia di apit oleh gugus karboksil.

poliketida kebanyakan dri suatu bakteri, kapang, lumut.

ciri khas poliketida banyak yg berasal dari golongan antrakuinon yang menghasilkan warna/pigmen.
kebanyakan digunakan sebagai pewarna alami makanan

contohnya anklavin dan monascin, dan rubroprlokamin.

eritromisin diisolasi dari bakteri senyawa poliketida, isolasi tanaman tingkat tinggi menggunakan
teknik yg berbeda dengan isolasi bakteri.

isolasi bakteri, kapang itu dikultur dulu bakterinya diperbanyak dengan menggunakan media agar,
setelah itu vortex dan supernatan diambil menggunakan teknik kimia

poliketia berbentuk hidrokarbon panjang, mengkannya dia non polar dan larut dlm pelarut non polar.

kalau banyak gugus OH dia jadi larut dlm pelarut polar

sifat fisik nya meninggalkan noda yg semi transparan (seperti kertas yg berminyak),

SIfat kimianya, karena memiliki banyak gugus hidroksil (karboksil) dan ketida (CH2CO) yang
nantinya akan menghaislkan benzen, benzen akan substituen dan akan masuk ke posisi meta

kalau menggunakan lampu uv akan berflourensi di panjang gelombang pendek 254 akan berwarna
gelap, kalau di 366 keluar warna tergantung warnanya.

Jalur biosintesa pada tanaman :

ada 3 jalur :

1. jalur asam shikimiat, perkursor (Asam sikimat) akan menghaislkan senyawa alkaloid

2. jalur mevalonat asetat, perkursor (Asetil co enzim a) untuk biosintesis terpenoid [asetil co a +
asetil co a = terpenoid]

3. Jalur malonat asetat, malonil co enzim a (rantai pemanjangannya) jadi poliketida.

Biosintesis poliketida

merupakan reaksi antara asetil co a yg dibentuk dri suatu asam asetat dengan bantuan enzim
poliketida sintase lalu bereaksi kondensasi dan menghasilkan senyawa makromolekul malonil ko
enzim a, lalu digunakan sebagai extension (pemanjangan rantai) jadi malonil koenzim a + asetil ko a =
jadi asetoasetil koenzim a → setelah itu akan berikatan dan berulangan terus menerus, karena adanya
nukleofil dari CO2H dan berperan sebagai ion enolat sampai jadi asam poli-b-ketokarboksilat yaitu
poliketida.

kondensasi = 2 unit senyawa yg menghasilkan senyawa yg besar

Reaksi reduksi siklisasi dan aromatis akan mungkin terjadi karena dia memiliki gugus karboksil.

Jadi karena, dia banyak mengandung gugus metilen, dan gugus karboksil, dan banyak nukelofil dan
elektrofil membentuk senywa poliketida membentuk siklis atau aromatis.

Reaksi kondensasi dan siklisasi

a. kondensasi aldol : reaksi antara gugus metilen dengan gugus karbonil dari poliasetil
membentuk turunan asam orselinat dan turunan antrakuinon

CH2 akan membentuk siklisasi membentuk asam orselinat

poliketida siklis akan membentuk emobin

b. kondensasi claisen : antara gugus metilen CH2 yang bereaksi dengan karboksil atau
karboksilat. menghasilkan asetil florogusinol
c. laktonisasi : antara gugus OH dan gugus karboksilat dan menghasilkan jembatan A atau alfa
piron
d. Eterifikasi : gugus hidroksil bereaksi dengan karbonil membentuk jembatan O

karena senyawa poliketida banyak mengandung metilen, karboksil, nukleofil. yg berperan sebagai
elektrofil dan nukleofil.

Struktur senyawa poliketida, (penamaan)

penamaan poliketida dihitung dari yang mengandung inti gugus karboksil.

Identifikasi senyawa poliketida

Isolasi senyawa poliketida dibagi menjadi beberapa teknik :

Jenis poliketida :

1. kuinon, ciri khas aromatis yg berada pada posisi para. Bisa didapat dri tumbuhan tingkat
tinggi, sangrai, dan lumut.

kuionon ada di dalam tanaman sereh wangi, sebagai antibiotik dan


penghilang rasa sakit.

Antrakuinon memiliki struktur 3 aromatis yg berdempet dimana


ditengah2nya ada gugus karboksil.
kalau dlm mikroorganisme dalam bentuk antron dan diantron. antron adalah isomer dri
antrakuinon jadi karboksilatnya ilang 1, kalau bentuk diantron itu 2 antron yg menempel.

Ekstraksi dengan maserasi biasa atau juga bisa maserasi shaker menggunakan pelarut etanol
(polar). Karena ingin mengambil poliketida yg banyak mengandung gugus hidroksil, jadi
kalau mengekstraksi dengan pelarut non polar dri awal dia tidak terlarut semua. Lalu tahapan
fraksinasi / partisinya menggunakan senyawa pelarut non polar yg tujuannya untuk mengikat
senyawa poliketida antarkuinon. Pengecekan dengan menggunakan KLT yang eluentnya
terdiri dari asam asetat: etil asetat : toluen. Ditambahkan acid untuk menaikkan senyawa
antrakuinon.

Senyawa golongan kuinon merupakan pigmen yg bewarna jdi, bewarna orange. Pilihlan
sampel yg Rf nya berada di tengah-tengah.

Untuk memastikan itu antrakuinon atau bukan, dapat menggunakan campuran larutan KOH
10% dalam metanol yg diamati perubahan warna yg terjadi menjadi kuning coklat.

BIsa juga menggunakan pereaksi borntrager (pereaksi amonia) yg mengubah sampel menjadi
warna merah (antrakuinon).

Tahapan identifikasi senyawa antrakuinon :

1. 5 gram simplisia diatas penangas air sampai kering


2. dimasukkan ke dalam campuran 10 mL KOH dan 1 mL H2O2 3% dan dipanaskan
diatas penangas air selama 10 menit dan kemudian disharing.
3. ditambahkan asam asetat glaial kedalam filtrate sampai larutan bersifat asam,
kemudian diekstraksi dengan benzene.
4. 5 ml ekstrak benzene ditambah dengan 5 mL ammonia, lalu dikocok.
5. Apabila terbentuk warna merah pada lapisan amonia maka ekstrak tsb mengandung
antrakuinon.

Naftrakuinon, benzokuinon (kebanyakan diisolasi dri suatu sanggai)

Tahapan isolasi benzo dan naftra, menggunakan pelarut yg bersifat semi polar (seperti
etil asetat), fraksinasi dan isolasinya menggunakan pelarut yang cenderung non polar
dengan kenaikan polaritas. dimurnikan dengan sephadex LH (dipisahkan berdasarkan
berat molekul), pelarut yg digunakan untuk mengembangkan bubur silika itu cuman
kloroform.

2. turunan kromon
3. Aflatoksin

senyawa yang diisolasi dari kapang/jamur, sangat toksik yg bersifat karsiogenik. Senyawa
aflatoksil ada B1, G1.

Senyawa aflatoksin memberikan beberapa efek negatif seperti :

- keracunan akut (aflatoksilikosis)


- dapat menimbulkan iritasi pada mata dan kulit, organ pencernaan yg diiringi mual,
muntah dan diare
- metabolisme protein terganggu
4. Depsida/depsidon

depsidon ada jembatan O, kalau depsida hidroksil. dapat ditemukan dari lintah, dapat juga
ditemukan dlm bentuk asam arselinat nya.

5. Tetrasiklin

dari bakteri streptomyces, isolasi dri teknik mikrobiologi. sampel dikultur dlm marine agar,
mengandung garam dan inkubasi pada suhu 30 selama 25 hari. lalu di fermentasi selama 48
jam. dr hasil fermentasi di ekstraksi memggumakan etamol lalu di ekstraksi dengam etil asetat

6. Makrolida, contohnya eritromisisn merupakan poliketida terbesar.

3 macam instrumen untuk elusidasi : uv-vis, IR, NMR

Aktivitas biologi poliketida :

1. Antibiotik
2. kolesterol
3. antifungi
4. dll

Contoh2 poliketida lain :

1. Diskodermolida
2. rifampisin
3. Epothilones, strukturnya sulfur (Ada belerang)
4. Lavostatin, diisolasi dari kapang yg melalui tahapan proses fermentasi.

PERTEMUAN SELANJUTNYA-PEPTIDA

peptida adalah suatu struktur primer dari protein, senyawa peptida merupakan gabungan dri beberapa
asam amino antara 2-50 asam amino yg terbentuk adanya ikatan peptida.

Senyawa2 asam amino yg kurang dri 50 dikategorikan sebagai struktur primer protein, karena kalau
lebih dari 50 menjadi molekul kompleks/makromolekul itu dinamakan protein.

dipeptida : gabungan dari 2 asam amino, tri peptida, sampai polipeptida (kategori protein karena
mlebihi dari 50 asam amino).

sifat peptida

Ikatan peptida terjadi karena adanya gugus2 karboksil dan amina, sehingga terbentuk ikatan amida
atau disebut peptida karena adanya pembentukan senyawa amida oleh karboksilat dan amina.

Sifat peptida dipengaruhi oleh adanya gugus tsb, dan rantai R nya (hidrokarbonnya) yang terletak
diantara ujung rantai

memiliki titik isoelektrik atau titik dimana asam amino berada dlm keadaan netral / zwiterion (pH nya
0 akibat pengaruh dri gugus karboksilah dan nh2)

identifikasi dengan biuret, untuk menentukan ada/tidaknya protein

Sifat fisik dan kimia peptida :


senyawa peptida memiliki berat molekul yang tidak melebihi dari 10.000, kalau masih dibawah
sepuluh ribu masih kategori dari peptida, kalau lebih sudah termasuk makromolekul protein.

Sifat kimia,

● memiliki bioaktif seperti antibody dan racun.


● Dapat resisten terhadap protease yang dihasilkan oleh mikroflora usus.
● mempengaruhi imunitas,
● bekerja sebagai enzim
● memiliki sifat seperti candu (exomorphins)
● memiliki anti penggumpalan dan antihipertensi

Secara struktur peptida :

struktur peptida memiliki ikatan peptida di karboksil dan amida.

beberapa asam amino dapet bergabung karena ada ikatan peptida.

Kalau dua asam amino bergabung terbentuk lah 1 ikatan peptida, kalau 3 asam amino bergabung
terbentuklah 2 ikatan peptida.

Secara sistematis :

Penamaan peptida itu dinamakan dari ujung N ke kanan, jadi penamaan dari NH2 baru ke gugus OH.

Ikatan peptida terjadi dari reaksi kondensasi : sintesis antara 2 molekul menjadi 1 molekul besar,
dengan diikuti pelepasan molekul air.

senyawa peptida dapat disintesis

Penamaan peptida, dari kiri diganti dengan akhiran -Il, glicine + alanine = glicilalanine

kalau ada 3 asam amino = alaniltriosilglicine. Jadi 2 senyawa depannya jadi -il

kalau ada 4 = analil glutamil glisil lysin

kalau pentapeptida = sama 4 depannya kasih il, jadi yg tetap hanya terminal C

Ikatan kovalen dalam peptida :


dipengaruhi oleh atom N, pada ikatan peptida atom N tidak bersifat basa karena termasuk golongan
senyawa amida yang tidak terikat bebas (dapat mengalami delokalisasi) dengan gugus karbonil atau
bertumpang tindih.

Contoh senyawa vasopresin,

Warna ungu : terbentuk akibat ikatan kovalen

Ikatan kovalen dalam peptida, mudah terbentuk karena oksidasi ringan senyawa-senyawa tiol (R-SH).
Ikatan ini mudah direduksi kembali menjadi tiol

Untuk senyawa sistem, ikatan sulfida dapat terjadi didalam suatu rantai, misalnya pada suatu nano.

Jenis-jenis peptida :

kebanyakan dlm bahan pangan,

- susu peptida : terbentuk dri protein susu oleh reaksi enzimatik, susu peptida memiliki aktivitas
antihipertensi
- peptida ribosom, memiliki fungsi sebagai hormone dan molekul sinyal yang disintesis dari
translasi RNA
- peptida non ribosom, seperti glutation, memiliki aktivitas sebagai antioksida
- pepton, media nutrisi untuk kultur jamur dan bakteri
- fragemn peptida : digunakan sebagai produk degradasi enzimatik pada sampel terkontrol atau
smapel forensik.
- peptida hormon : contohnya glukagon dan insulin
- neuropeptida : endomorfin
- alkaloid : sebagai suatu sistem pertahanan
- antibiotik

contoh2 dari peptida alami :

- glutation : tripeptida
Peptida alami yang menunjukan aktivitas biologi : contohnya enkefalin yang terdiri dari asam amino

bradikinin yang terdiri dari 9 asam amino yg menghambat reaksi pembengkakan

oksitosin 9 residu asam amino

gramisidin, senyawa antibiotik.

polipeptida hampir sama dengan protein, jadi polipeptida sudah masuk ke dalam kategori senyawa
peptida yang mengandung 50 lebih asam amino dan juga ikatan peptidanya lebih dari 50.

Sintesis peptida, disintesis berdasarkan reaksi kondensasi (penggabungan 2 molekul jdi 1 molekul
besar dengan hilangnya molekul air).

Sintesis peptida tidak bisa dilakukan karena asam amino dapat bergabung dengan berbagai cara,
sintesis peptida harus diblok, jadi salah satu gugus asam amino harus di blok.

Jadi dari salah satu gugus harus di blok supaya menghindari pembentukan senyawa peptida lain.

Jadi, NH2 punya longtare, kalau long tare ketemu dengan gugus karboksil akan terjadi reaksi
substitusi adisi yang menyerang gugus karbonil. Jadi bertindak sebagai suatu nukleofil.

kalau misalkan asam amino gugus NH nya aktif akan terus menerus terjadi reaksi berkesinambungan
yg sangat aktif bereaksi dengan asam aminonya. Mangkannya salah satu gugus dari asam aminonya di
blok, jadi untuk pemblok senyawa salah satu gugus digunakan benzilkloroformat yang menghasilkan
suatu senywa gugus karbamat. Dimana N nya yg cenderung nukleufil menjadi tidak bisa menyerang
sehingga jika mau mensistesis glisin yang bertindak sebagai nukleofil nya NH2 dari glisil nya saja
bukan dari alaninnya. NH2 yang dari glisinnya terjadi dari substitusi adisi menjadi peptida
alanilglisin.

proteksi gugus amina, diproteksi sebagai karbamat

proteksi gugur karboksil, sebagai benzyl ester

Resinnya akan dilepaskan

resin perannya untuk memblok gugus karboksil, resin masih tetap menempal. Gugus karbonil dri
asam amino lainnya yg masih aktif. resin dari polisiren.

penentuan struktur peptide : analisis asam amino.

Analisis asam amino secara umum, Senyawa peptida di reduksi atau di hidrolisis dengan memecahkan
ikatan peptida, terus jadi asam amino2 yg dpt diidentifikasi. Dengan menggunakan liquid
cromatografi. Lalu dilakukan uji identifikasi dengan pewarna nihidrin. dipisahkan dengan
kromatografi cair. Nanti liquid kromatografi akan bisa sambung dengan detektor uvvis atau ms.

UNtuk analisis residu asam amino tsb dapat menggunakan metoda :

- degradasi edman, mengguakan pelarut fenil isosianat. Memutus dengan asam. Prinsipnya
asam amino diputuskan ikatan N terminal dan C terminalnya baru kemudian di identifikasi
dengan spektro. Asam amino peptida akan memotong di ujung terminal N ataupun di ujung
terminal C.

kalau pemotongan di N menggunakan edman dengan fenil isosianat yg nantinya akan diikuti
hidrolisis asam, setelah itu dilanjtukan teknik kromatografi.

- metoda sanger, menggunakan pelarut dinitrofenilbenzen (DFB). cocok untuk asam amino y
punya aromatik. DNFB akan bereaksi dengan guguas amino bebas dalam polipeptida
termasuk pada asam amino lisis. Yang nantinya akan terpotong, yg terpotong itu akan
diidentifikasi lanjut dengan teknik kromatografi.
- Metode analisis c-terminal menggunakan enzim karboksipeptidase. Enzim tsb akan
menganalisis c terminal. proses nya dengan cara mengikubasi polipeptida dengan
enzimkarboksipeptidase. Terus diambil asam amino yg pertama muncul dan lepas.

ANalisis asam amino dengan spektro

- senyawa yg mengandung peptida digunakan teknik kromatografi yang berdasarkan ukuran


atau bermuatan. digunakan resin penukar ion.
- jika suatu larutan asam yg mengandung campuran asam amino dilewatkan melalui kolom pad
resin penukar ion, asam amnio akan diserap oleh resin karena adanya gaya tarik menarik
antara gugus sulfonate yg bermuatan - dan +.
- jika kolom dicuci dengan larutan buffer pada ph tertentu akan berpisah, nanti hasil yg
ditampung ini dilihat dengan pereaksi ninhidrin.
- pirolina dan hidroksiprolina tidak dapat direaksikan dengan ninhidrin karena gugus asam
amino sekunder.
- Ninhidrin biasanya utnuk amina primer.

LC MS:

untuk membaca hasil fragmen2 hasil peptida yg sudah dipotong

pelarutnya khusus asetonitril dan air.

jadi nanti protein di kationkan atau dibuat positif supaya terbaca pada MS, nah amida akan
ditambahkan 1 supaya terbaca.

PERTEMUAN SELANJUTNYA-Protein

Asam amino

Penggolongan asam amino : …

Berdasarkan rantai samping non polar, memiliki gugus r alifatik (Semakin panjang semakin non
polar)

rantai samping aromatik, adanya fenil alanin triptofan

rantai samping polar tidak bermuatan, gugus karboksil dan gugus amino sama. bersifat hirofilik
(mudah larut dlm air)

rantai samping polar bermuatan negatif, asam amino mengandung lebih dari 1 gugus karboksil,
mangkannya bersifat asam. contoh aspartate dan glutamat.

rantai sampaing polar bermuatan positif (bersifat basa), mengandung lebih dri 1 amino contohnya
arginin, lisin, histidin

Berdasarkan sintesis dlm tubuh :

- asam amino essensial (tubuh tidak bisa membuat sendiri)


- non essensial (dapat dibuat oleh tubuh) : histidine, glisin, alanine, serin

Sifat asam basa dari asam amino :

1. zwitter ion, asam amino bermuatan netral jdi memiliki jumlah positif dan negatif sama
2. amfoter, asam amino yang bisa bersifat asam atau basa.
3. titik isoelektrik, asam amino dlm keadaan netral/ pH sama dengan 0. Muatan negatif= positif

sifat protein :

1. molekul sangat besar, sehingga sukar larut dlm air


2. dapat mengalami koagulasi oleh pmanasan, penambahan asam atau basa
3. bersifat amfoter karena membentuk zwiter ion, pada titik isoelektriknya dpt mengalami
koagulasi sehingga dapat dipisahkan dri pelarutnya.
4. sangat mudah mengalami kerusakan oleh adanya suhu yang terlalu tinggi.

Secara struktur protein :

jika asam amio terjadi interaksi ikatan hidrogen, dapat membetuk lilitan sehingga tgerbentuk struktur
sekunder (spiral alfa heliks).
struktur protein pada primer, sekunder, tersier dpt membentuk globular akan terbentuk 3 dimensi
quarterner.

Klasifikasi protein :

1. struktur susunan molekul

adanya protein fibriler/ skleroprotein yaitu protein yang berbentuk serabut yang tidak larut
dalam pelarut encer garam, basa, asam maupun alkoho. contohnya elastin collagen

protein globural/sferoprotein : protein yg berbentuk bola larut dlm asam dan garam encer
yang dapat berubah karena suhu.

2. protein berdasarkan kelarutan

albumin : larut dlm air dan terkoagulasi oleh panas

globulin : tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panad, larut dalam larutan encer, dan
mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi

glutelin : tidak larut dalam pelarut netral tetapi larut dalam asam/basa encer

prolamin atau gliadin larut dalam alkohol 70-80% dan tidak larut dalam air

3. adanya senywa lain pad aprotein

protein yang terkonjugasi dan protein sederhana contohnya : lipoprotein, phosphoprotein,


nucleoprotein

4. tingkat degradasi

degradasi merupakan tingkat permulaan denaturasi suatu protein,

turunan protein yang merupakan hasil degradasi protein :

keton dapat mengendap oleh reaksi alkohol

hidrolisis ringan adanya metaprotein, kalau hidrolisis berat adanya keton/peptida

FUngsi biologis protein

- sebagai senywa struktural


- sebagai pembentuk utama jaringan, contohnya kolagen keratin fibroin dan kapsid virus
- sebagai enzim dan hormone
- protein transporter : hemoglobin, transferin (mengangkut ion besi), dan .. (mengangkut
hormon tiroin)

protein transpor dalam membran sel merupakan semi permeable, ada sel gerak : aktin dan
miosin

identifikasi protein :

1. uji biuret (paling umum)


terdiri dari campuran larutan NaOH 0,1 M dan larutan CuSO4 1% cocok digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptida. Jadi ungu, kalau ada protein. Kalau jdi merah
muda itu urea.

2. Uji xantoproteat

menggunakan asam nitrat yang pekat atau campuran larutan asam cuka pekat dengan asam
sulfat pekat. Uji ini untuk mengindentifikasi cincin benzena pada sampel molekul protein.
Protein yg mengandung inti benzene jika dipanaskan dengan alrutan hno3 akan jadi
kuning/jingga

3. uji timbel sulfida

dibuat dri larutan natrium timbal nitrat atau pb-asetat (naoh dan pb nitrat). untuk mengetahui
adanya belerang dlm protein. Nanti pakai pemanasan (dipecah) baru dideteksi. positif
mengeluarkan warna coklat dan hitam

Isolasi protein

prosedur pemurnian protein dapat dilakukan karena adanya variasi :

kelarutan, ukuran, muatan, binding specificity, hidrofobik.

Faktor yg mempengaruhi isolasi protein :

- suhu
- ph
- radiasi
- pelarut organik
- ion logam
- enzim2
- perlakuan mekanis
- penambahan garam

jadi sel akan dilisis, hasil lisis akan di sentrifugasi untuk mendapatkan pelet atau supernatan. lalu
dilanjtukan untuk isolasi protein.
Tahapan isolasi protein :

1. protein ekstraselular

tahapan isolasi, di sentrifugasi nanti hasilnya supernatan dan pelet

2. protein intraselular

tahapan isolasi :

cuci jaringan / sel dengan bufer salin, untuk menghilangkan pengotor/ bahan ekstraseluler

sel mikroba : sentrifugasi dan resuspensi dalam bufer

lisis sel → memecah / membuka sel → ekstrak : homogenat

setelah itu di sentrifugasi menghasilkan pelet (protein membran) dan supernatan (crude
ekstrak).

Penilisan sel ada 2 metode, mekanik (homogenisasinya tingkat tinggi, ada penggerusan, dan sonikasi)
dan kimiawi (menggunakan larutan buffer, detergen, kelator, inhibitor protease).

Pengerusan : untuk memecah dinding sel dan memperluas permukaan sampel

secara kimiawi dengan penambahan larutan buffer, jadi selama proses penggerusan ditambahkan
buffer yg tujuannya agar komponen sel dalam sampel tsb optimum / baik

kimiawi detergen, terjadi saponifikasi dengan detergen

kimiawi dengan detergen ionik : dapat memecah interaksi protein-protein


non ionik : lipid-lipid dan interaksi lipid protein

Kimiawi : kelotor, pengekelat sebagai enzim protease

inhibitor protease : tujuannya untuk mencegah proses pemutusan dari ikatan peptida, sampel ikatan
peptidanya tidak boleh putus yaitu dengan cara melakukannya dengan suhu sangat rendah.

setelah proses penirisan, dilakukan sentrifugasi. Nanti pelet yang akan digunakan di pisahkan
supernatan nya.

Strategi permuniaan, dari hasil sentrifugasi dipilih berdasarkan muatan (kromatogradi penukar ion)
atau kepolaran (kromatogradi interaksi), atau afinitas.

pemurnian protein, sampel ditambahkan amonium sulfat dengan tujuan untuk penetapan.

Pemisahan dengan menggunakan kromatografi penukar ion

- penukar kation terdiri dari polimer negatif


- penukar anion terdiri dari polimer positif
- dipengaruhi oleh pH

Kromatogradi size exclusion/ gel filtraion, protein dipisahkan berdasarkan berat molekul. Sampel
protein akan dimasukan nanti pemisahannya berdasarkan berat molekul, BIasanya dipakai silika gel
Sefadex (nanti dia akan mengembang sangat halus dan porosnya sangat kecil yg tujuannya mengikat
asam amino)

kromatografi afinitas, yang keluar bersama. ditambahkan ligan untuk mengikat protein dalam suatu
matriks.

visualization atau isolasi dari protein (hasil isolasi) bisa menggunakan elektroforesis gel atau SDS
Page.

Anda mungkin juga menyukai