Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FITOKIMIA

“POLIKETIDA”

Nama : Yoan Yulista Hartiva


NIM : F1F115023
Dosen Pengampu : Diah Tri Utami, S.Si., M.Sc

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2017
POLIKETIDA

1. Pengertian Poliketida
Poliketida adalah senyawa fenolik yang berasal dari jalur asetat-malonat. Senyawa
poliketida mempunyai kerangka dasar aromatik yang disusun oleh beberapa unit dua atom karbon
dan membentuk suatu rantai karbon yang linier yakni asam poli β-ketokarboksilat yang disebut
rantai poliasetil (Harborne, 1987).
Poliketida adalah senyawa fenolik yang berasal dari jalur asetat-malonat. Senyawa
poliketida mempunyai kerangka dasar aromatik yang disusun oleh beberapa unit dua atom karbon
dan membentuk suatu rantai karbon yang linier yakni asam Poliketida atau yang sering disebut
dengan peptida nonribosom. Dibentuk oleh enzim besar yang multifungsional dengan kelompok
situs katalitik yang terkoordinasi, yaitu Polyketide Synthase (PKS) dan Non-Ribosomal Peptide
Synthase (NRPS) (Sarker et al. 2006).

2. Struktur Dasar
Menurut Mangrina (2001) secara umum senyawa poliketida memiliki struktur
CH3[CH2CO]nCOOH yang disebut ketida atau poli-β-keto. Berdasarkan struktur poliketida
tersebut, secara trivial poliketida memiliki nama poliketida atau alkan poli-on. Sedangkan secara
IUPAC diberi nama polialkanon.
3. Klasifikasi Poliketida

Secara umum, poliketida terbagi ke dalam dua golongan, yaitu poliketida aromatik (yang
terdiri dari satu sampai enam cincin aromatik) dan poliketida kompleks yang terdiri dari makrolida
dan ansamicin (yang memiliki cincin lakton atau laktam), poliena dan polieter (Rahmawati, 2011).

Menurut Mangrina (2001), poliketida aromatik digolongkan menjadi beberapa golongan


berdasarkan pada pola-pola struktur tertentu yang berkaitan dengan jalur biogenesisnya. Secara
umum terdapat lima golongan utama senyawa poliketida aromatik yaitu:

a. Turunan Asil Floroglusinol

b. Turunan Kromon

c. Turunan Benzokuinon
d. Turunan Antrakuinon

4. Biosintesis Poliketida

Poliketida aromatik adalah suatu poliketida yang memiliki karakteristik yaitu struktur
polisiklik aromatik. Biosintesis poliketida aromatik. Biosintesis poliketida aromatik mirip
dengan biosintesis asam lemak. Perbedaan pembentukan asam lemak dan senyawa poliketida
aromatik terletak pada peristiwa reduksi sebelum penambahan asetil-CoA lebih lanjut (Koehn
& Noel, 2003).

Bosintesis poliketida berasal dari suatu reaksi kondensasi asetil CoA dengan senyawa
malonil CoA. Pada dasarnya asetil CoA dibentuk dari asam asetat yang mengalami
pengaktifan pada gugus hidroksilnya menjadi bentuk tio ester dengan bantuan enzim
Poliketida Sintase (PKS) sedangkan malonil CoA berasal dari asetil CoA yang mengalami
karboksilasi pada gugus metalinnya (Koehn & Noel, 2003).

Secara garis besar pembentukan poliketida berlangsung melalui berbagai tahap reaksi
yaitu :

A. Pembentukan rantai karbon poliasetil

Pembentukan rantai poliasitel (suau produk yang mencegah yang berupa rantai karvon
linier poli-B antara unit pemula (Asetil CoA) dan unit perluasan (melonil CoA). Pembentukan
rantai poliasetil terjadi dengan pembentukan enzim poliketida sintase. Setelah terbentuk rantai
diketida terjadi rekasi pemanjangan rantai dengan adanya penambahan gugus asetil yang
berasal dari malonil-CoA ke enzim poliketida sintesis agar enzim tersebut hanya melakukan
siklus kondensasi. Rantai poliasetil yang dihasilkan memiliki kereaktifan yang sangat tinggi
karena rantai poliasitel tersebut memiliki gugus metilen yang dapat bertindak sebagai
nukleofil dan gugus karbonil yang bertindak sebagai elektrofil. Karena kereaktifannya
tersebut rantai poliasetil.

B. Kondensasi dan Siklisasi (Aromatisasi Molekul)


Karena sifatnya yang sangat reaktif poliasetil tersebut mampu melakukan reaski-reaksi
tertentu, diantaranya :
a. Kondensasi Intramolekular
 Kondensasi Aldol
Pada kondensasi aldol terjadi reaksi antara gugus metilen dengan gugus karbonil dari
poliasitel membentuk suatu turunan asam Orselinat dan Turunan antrakuinon
 Kondensasi Claisen
Pada kondensasi Claisen terjadi reaksi antara gugus metilen dengan gugus
karboksilat pada molekul poliasitel. Kondensasi ini menghasilkan poliketida turunan
Asil Floruglusinol.
b. Siklisasi
 Laktonisasi
Pada reaksi laktonisasi terjadi reaksi antar gugus hirdoksil dengan gugus karboksil
dari poliasitel membentuk lakton. Gugus hidroksil dari poliasitel dihasilkan ketika
gugus karbonil dan poliasitel bertaulomer menjadi bentuk enolva. Reaksi ini
menghasilkan senyawa turunan α
 Eterifikasi
Pada reaksi esterifikasi terjadi reaksi antara gugus hidroksil dengan gugs karbonil
dari poliasitel membentuk eter siklik.

5. Sifat Fisik dan Kimia Poliketida

Sifat-sifat kimia dari semua senyawa-senyawa fenol adalah sama. Dalam bentuk struktur
molekulnya, poliketida memiliki pola oksigen yang berselang seling. Pola inilah yang menjadi ciri
khas poliketida dan membedakan poliketida dari senyawa aromatik lainnya. (Rahmawati, 2011)

Sifat fisika dan kimia poliketida:

 Bersifat nukleofil
 Larut dalam pelarut organic
 Titik leleh 170-300 C

Menurut Mangrina (2001), ciri-ciri senyawa poliketida adalah:

 Strukturnya tersusun dari rantai karbon dengan kelipatan 2 sehingga disebut C2, karena
berasal dari starting material asetat: nCH3COOH , -[CH2CO]n.
 Kadang membentuk cincin benzene aromatis
 Jika cincin benzene biasanya mengandung lebih dari satu gugus hidroksil atau alkoksi
maka gugus-gugus tersebut akan berposisi meta satu sama lain
 Rantai panjangnya kadang mengalami siklisasi

6. Penyebaran Senyawa Poliketida

Menurut Rahmawati (2011) poliketida banyak dihasilkan oleh bakteri, kapang dan lumut.
Dalam bentuk struktur molekulnya, poliketida memiliki pola oksigen yang berselang seling.
Adapun Metabolit sekunder yaitu poliketida yang terdapat pada fungi dan bakteri diantaranya
yakni pigmen antrakuinon yang terdapat pada fungi Claviceps purpurea, griseofulvin terdapat
pada Penicillium griseo-fulvin dan kurvularin yang terdapat pada Culvularis sp.
Poliketida banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Karena dapat diisolasi dari
tumbuhan-tumbuhan yang ada disekitar kita. Poliketida dapat diisolasi dari mikroba. Jamur
Aspergillus terreus, tomat,jagung dan invertebrata yang jumlahnya cukup besar (Mangrina, 2001).

7. Manfaat dan Contoh Poliketida

Menurut Dewick (2009), kegunaan senyawa-senyawa poliketida yaitu:

1. Sebagai antibiotik. Golongan yang sering dimanfaatkan di antaranya golongan makrolida


(eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin),
golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin,klortetrasiklin).
2. Sebagai obat kolesterol (anti kolesterol), misalnya senyawa lovastatin.
3. Doksorubisin digunakan untuk mengobati penyakit leukimia akut, limfoma, dan berbagai
tumor padat diberikan melalui suntikan intravena dan sebagian besar dikeluarkan melalui
empedu. Doxorubicin (adriamisin) dihasilkan oleh Streptomyces peucetius var caesius
4. Sebagai anti jamur, misalnya senyawa amfoterisin.
5. Spyramycin (mengobati toksoplasmosis; Toxoplasma gondii)
6. Tylosisn (antibiotika penting pada hewan; mengobati infeksi saluran nafas pada unggas)
7. Sebagai anti kanker, misalnya senyawa epotilon.
8. Sedangkan potensi senyawa-senyawa poliketida yaitu:
a. Sebagai terapi berbagai penyakit di usia lanjut
b. Sebagai pencegah penyakit jantung
Daftar Pustaka

Dewick, P. 2009. Medical Natural Produts. London: Blackwell Scientific Publications.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.
Bandung: ITB.

Koehn,F.E., & Noel,P. 2003. Basis of Plant Polyketide Biosynthesis. Boca raton: CRC Press.

Mangrina,A. 2001. Kimia Produk Alam Poliketida. Yogyakarta: UGM Press.

Rahmawati,F. 2011. Poliketida Aromatik Asam Usnat. Yogyakarta: UGM Press.

Sarker,S.D., Latif,Z., & Gray,A.I. 2006 Natural Products Isolation. Totowa: Humana Press.

Anda mungkin juga menyukai