ISOPRENOID
OLEH :
KELOMPOK V
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji & Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ISOPRENOID”
Dalam makalah ini mungkin masih ada kesalahan dan masih jauh dari
kata sempurna, baik dari sisi materi maupun dalam penulisannya. Kami dengan
rendah hati menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun
yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Pengertian dan Ciri Umum Senyawa Isoprenoid .........................................5
2.2 Penggolongan Senyawa Isoprenoid................................................................5
2.3 Senyawa Isoprana Lainnya ...........................................................................6
2.4 Peranan Senyawa Isoprenoid Lainnya .........................................................9
2.5 Sumber Isoprenoid.......................................................................................10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
a. Vitamin A
Vitamin A adalah suatu reaksi kristal alkohol berwarna kuning dan larut
dalam lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk
ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam
tubuh, Vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif,
yaitu:
retinol (bentuk alkohol),
retinal (aldehida), dan
asam retinoat (bentuk asam).
Struktur vitamin A1 aldehida dapat berasal dari ß – karoten oleh
pemecahan pada bagian tengah karoten pada rantai polien yang
menghubungkan 2 cincin ß-ionon. 2 Atom hydrogen yang terikat pada 2
atom karbon sentral dari beta karoten diperthankan selama perubahan
karoten menjadi vitamin A. Terdapat sejumlah ikatan organik yang
mempunyai aktifitas vitamin A, yang semuanya mengandung beta ionin di
dalam struktur molekulnya.
Ikatan kimia yang mempunyai aktifitas vitamin ini di sebut
preformed vitamin A, sebagai lawannya provitamin A atau prekursor
vitamin A, yang terdiri atas ikatan-ikatan karoten. Deretan homolog
preformed vitaminA ialah vitamin A alkohol, vitamin A aldehida dan
vitamin A asam. Preformed vitamin A sekarang diberi nama Retinol, dan
homolognya retinal dan retinoic acid. Semua sayuran dan buah-buahan
(misalnya ubi merah, wartel, labu, pepaya, dan tomat) yang berwarna
(terutama kuning) dan sayuran yang berdaun hijau mengandung pro
vitamin A (karoten) dalam makanan. Jagung kuning adalah satu-satunya
bahan tepung yang sering di pakai dan mengandung karoten. Profermed
(yang telah di bentuk ) vitamin A disuplay oleh makanan yang berasal dari
hewan, misalnya hati, susu, mentega, telur, dan dalam jumlah sedikit oleh
ginjal dan lemak daging demikian pula oleh beberapa ikan.
b. Vitamin D
Vitamin D adalah suatu golongan persenyawaan. Vitamin D
adalah sterol yang terdapat di alam, terutama pada binatang. Beberapa
sterol tertentu (dikenal dalam provitamin D), bila diletakkan pada cahaya
ultra violet gelombang panjang, mempunyai sifat-sifat fisiologi
menyembuhkan atau mencegah rakhitis, suatu penyakit yang di tandai
oleh kelainan – kelainan pada tulang, termasuk kegagalan kalsifikasi.
Walaupun semua vitamin D mempunyai sifat antirahitis, terdapat
perbedaan besar dalam potensinya bila di tes pada berbagai spesies.
Kerja utama vitamin D adalah menaikkan absorpsi kalsium dan
fosfor dari usus. Vitamin juga mempunyai pengaruh langsung dalam
proses klasiofikasi dan mempengaruhi pengendalian fosfat pada ginjal.
Vitamin D dalam bentuk aktifnya tidak tersebar luas dalam alam, sumber-
sumber yang kaya hanya hati, dan organ dalam (visera) ikan dan hati
binatang yang memakan ikan. Telur dan mentega juga mengandung
vitamin D.
c. Vitamin E
Ditemukannya vitamin E mula – mula berkaitan dengan kegagalan
kehamilan binatang percobaan tikus yang dalam makanannya defisien
dalam vitamin ini. Semua bentuk vitamin E berupa minyak dan tidak
dapat dikristalkan.
Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangakan
vitamin E yang dijual secara komersial biasanya berwarna kuning muda
hingga kecoklatan. Karakteristik kimia utamanya adalah bertindak
sebagai antioksidan. Vitamin E agak tahan panas dan asam tetapi tidak
tahan alkali, sinar ultraviolet dan oksigen. Vitamin E rusak bila
bersentuhan dengan minyak tengik, timah dan besi. Karena tidak larut air,
vitamin E tidak hilang karena pemasakan dengan air. Absorpsi vitamin E
berkisar antara 20-80%. Vitamin disimpan sebagian besar disimpan di
jaringan lemak dan selebihnya di hati.
Berbagai biji-bijian merupakan sumber kaya akan vitamin E.
Khusus bagi biji yang sudah berkecambah dikenal mengandung vitamin E
dalam konsentrasi tinggi. Sumber vitamin E yang lain adalah telur,
daging, hati, ikan, ayam, havermout, minyak jagung, minyk kedelai, dan
minyak biji kapas dan produk – produk yang dibuat dari minyak tersebut.
d. Vitamin K
Vitamin K terdapat pada sejumlah struktur ikatan organik yang
semuanya termasuk ikatan Quinone dan mempunyai bioktivitas vitamin
K. vitamin K mula-mulanya yaitu 2- methyl, 1,4 naphtoquinone. Bentuk
induk dari vitamin K disebut medanion oleh IUPAC dan manaquinone
IUNS. Kemudian terdapat dua deretan derivat karena perbedaan struktur
rantai samping yang melekat C3 dari bentuk induk tersebut.
Terdapat di dalam alam dalam 2 bentuk, keduanya terdiri atas
cincin 2- metilnaftakinon dengan rantai samping pada posisi 3. vitamin
K1 (filoqinon) mempunyai rantai samping fitil dan hanya terdapat di
dalam tumbuh-tumbuhan berwarna hijau. Vitamin K2 ( menaqinon)
merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya terdiri atas
beberapa satuan isopren (berjumlah 1-14 unit). Minaqinon disentesis oleh
bakteri di dalam
saluran cerna. Menadion (vitamin K3) adalah bentuk vitamin K
sintetik. Menadion terdiri atas cincin nafqinon tanpa rantai samping, oleh
karena itu mempunyai sifat larut air. Menadion baru aktif secara biologik
setelah mengalami alkilasi di dalam tubuh. Konsentrasi vitamin K tertinggi
ditemukan dalam hati. Jumlah yang lebih sedikit terdapat dalam saluran
pencernaan dalm otot rangka dan dalam plasma. Vitamin K1 terdapat
dalam rumput alfalfa dan dalam sayur-sayuran berwarna hijau.
b.Vitamin D
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon
paratiroid dan kalsitoni, protiein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor,
magnesium dan flour. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah membantu
pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di
dalam darah untuk diendapkan pada proses pengersan tulang.
c.Vitamin E
Fungsi vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak
dan mudah memberikan gugus hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada
struktur cincin ke radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul relatif
dan dapat merusak, yang mempunyai elektron tidak berpasangan. Bila
menerima hidrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif. Pembentukan radikal
bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabolisme aerobik normal pada waktu
oksigen secara bertahapdireduksi menjadi air. Radikal bebas yang dapat
merudak itu juga diperolah tubuh dari benda-benda polusi, ozon, dan asap
rokok.
d.Vitamin K
Vitamin K berfungsi memproses sintesa dalam prothrombine yang
diperlukan dalam pembekuan darah, vitamin K merupakan komponen dari
protrombine itu sendiri. Fungsi lain vitamin K ialah sebagai pentranspor
elektron di dalam proses redoks dalam jaringan atau sel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Isoprenoid merupakan senyawa hidrokarbon yang tersusun dari beberapa
struktur isoprene. Senyawa isoprenoid sering juga disebut dengan senyawa
terpenoid. Ciri umum isoprenoid dapat dilihat pada sifat fisika dan sifat
kimianya. Sifat kimia dari isoprenoid yaitu Kebanyakan terpenoid tidak
berwarna, cairan harum sehingga sering disebut minyak atsiri (essential
oil), massa jenisnya lebih ringan daripada air, mudah menguap (volatil).
Semua terpenoid larut dalam pelarut organik dan biasanya tidak larut
dalam air.
2. Penggolongan senyawa terpenoid dapat dibagi menjadi 2 yaitu
berdasarkan jumlah atom C dan berdasarkan jenis atom karbon
3. Senyawa isoprenoid lainnya yaitu Vitamin yang larut dalam lemak seperti
Vitamin A, D, E, dan K. 4. Peranan dari Vitamin yang larut dalam lemak
yaitu vitamin A berfungsi dalam penglihatan diferensiasi del, fungsi
kekebalan, pertumbuhan dan perkembangan, pencega kanker dan penyakit
jantung. Vitamin D berfungsi untuk membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang serta membantu pengerasan tulang. Vitamin E
berfungsi sebagai antioksidan yang larut dalam lemak. Vitamin K
berfungsi untuk memproses sintesa prothrombin yang diperlukan dalam
pembekuan darah.
3.2 Saran
Untuk dapat memahami mengenai pengertian, ciri umum, penggolongan,
senyawa isoprenoid lainnya, serta peranan dari Isoprenoid lainnya ini
harus
lebih banyak mencari sumber refrensi yang terpercaya, karena selain yang
diungkapkan di atas dapat ditemukan lebih banyak lagi, sehingga pembaca
diharapkan dapat lebih banyak membaca referensi lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Charles S. 2003. The Fragrant Introduction of Terpenoid Chemistry. Cambridge:
The Royal Society of Chemistry.
Fessenden, Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: erlangga
Gunnawan dan Sutrisnayanti, 2008. Jurnal Kimia : Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Terpenoid yang Aktif Antibakteri pada Herba Meniran
(Phyllanthus niruri Linn). Bukit Jimbaran : FMIPA Universitas Udayana.
Nurainun, Hasbi dkk. 2015. Karakterisasi Senyawa Isoprenoid Sebagai Produk
Alami Pada Mangrove Sejati Minor Non Sekresi Excoecaria Agallocha
L., Di Hutan Mangrove Sumatera Utara. Program Studi Kehutanan,
Universitas Sumatera Utara
Poedjiadi, Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Bandung: UI Press Sell