Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISOPRENOID

OLEH :
KELOMPOK V

LUSIA HERLINA OSIAN KEMBA/519011059


NOVITA VERONIKA LEWAR/519011066
AGNESIA RISTA PUTRI D.W. /519011038
NUR SALSABILA RISKY A/519011063
NURALAM/519011163
NANDA LUTFIA WATI/519011005
RIDHA RESKIYANTI/519011003

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji & Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ISOPRENOID”

Dalam makalah ini mungkin masih ada kesalahan dan masih jauh dari
kata sempurna, baik dari sisi materi maupun dalam penulisannya. Kami dengan
rendah hati menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun
yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Pengertian dan Ciri Umum Senyawa Isoprenoid .........................................5
2.2 Penggolongan Senyawa Isoprenoid................................................................5
2.3 Senyawa Isoprana Lainnya ...........................................................................6
2.4 Peranan Senyawa Isoprenoid Lainnya .........................................................9
2.5 Sumber Isoprenoid.......................................................................................10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hewan dan tumbuhan menghasilkan berbagai macam zat kimia.
Kebanyakan zat tersebut terbentuk dari kerangka karbon yang dapat
diklasifikasikan ke dalam metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit
primer merupakan zat yang dihasilkan oleh suatu organisme sebagai
komponen dasar untuk proses kehidupannya misalnya protein, asam nukleat,
polisakarida, dan sebagainya. Berbeda dengan metabolit sekunder seperti
alkaloid, terpenoid, dan poliketida, yang tidak secara langsung dibutuhkan
dalam mempertahankan hidupnya namun sangat berguna. Seringkali
metabolit sekunder ini disebut juga dengan bahan alam. Karoten, adalah salah
satu jenis pigmen oranye terpenoid yang terkandung dalam wortel. Zai ini
diketahui sebagai sumber vitamin A yang sangat berguna bagi pengelihatan.
Karoten hanyalah salah satu jenis dari ribuan terpenoid yang sangat
berguna bagi hewan, tumbuhan, dan manusia. Sekarang ini, sangat banyak
orang melakukan isolasi dan identifikasi senyawa terpenoid dari berbagai
jenis spesies karena sangat bermanfaat dalam kehidupan. Oleh karena itu
sangat menarik dan penting untuk mempelajari lebih lanjut mengenai
terpenoid.
1.2 Rumusan masalah
a) Apa pengertian dan ciri umum dari senyawa isoprenoid?
b) Bagaimana penggolongan dari senyawa isoprenoid?
c) Apa saja senyawa isoprenoid lainnya?
d) Bagaimana peranan senyawa isoprenoid lainnya dalam kehidupan?

1.3 Tujuan penulisan


a) Mengetahui pengertian dan ciri umum dari senyawa terpenoid.
b) Mengetahui penggolongan dari senyawa isoprenoid.
c) Mengetahui senyawa isoprenoid lainnya.
d) Mengetahui peranan senyawa isoprenoid lainnya dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Ciri Umum Senyawa Isoprenoid


a. Pengertian Senyawa Isoprenoid
Isoprenoid merupakan senyawa hidrokarbon yang tersusun dari
beberapa struktur isoprene. Senyawa isoprenoid sering juga disebut
dengan senyawa terpenoid. Terpenoid merupakan salah satu jenis
metabolit sekunder, dengan kerangka karbon yang terdiri dari dua atau
lebih unit C5 yang disebut unit isoprena (Sjamsul, 1986:3). Oleh karena
itu terpenoid disebut juga isoprenoid.
b. Ciri Umum Senyawa Isoprenoid
o Sifat Fisika: Kebanyakan terpenoid tidak berwarna, cairan harum
sehingga sering disebut minyak atsiri (essential oil), massa
jenisnya lebih ringan daripada air, mudah menguap (volatil).
Hanya sangat sedikit dalam bentuk padat (solid) misalnya
camphor. Semua terpenoid larut dalam pelarut organik dan
biasanya tidak larut dalam air. Hampir semua terpenoid adalah
optik aktif.
o Sifat Kimia:
-Terpenoid dapat berupa rantai terbuka atau siklis tidak jenuh,
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap. Sehingga terpenoid dapat
mengalami reaksi adisi dengan hidrogen, halogen, asam, dan
lainnya. Beberapa produk dari reaksi adisi ini memiliki sifat
antiseptik.
-Terpenoid mengalami polimerasi dan dehidrogenasi.
-Terpenoid mudah teroksidasi oleh hampir semua oksidator. Pada
dekomposisi termal, hampir semua terpenoid membentuk
isoprena sebagai produk.

2.2 Penggolongan Senyawa Isoprenoid


Berdasarkan jumlah atom C
a. Monoterpenoid
Senyawa yang memiliki jumlah atom C 10 dan dibangun oleh 2 unit
isopropena.
b. Seskueterpenoid
Dibangun oleh 3 unit isoprene dengan jumlah atom C 15.
c. Diterpenoid
Dibangun oleh 4 unit isoprene dengan jumlah atom C 20.
d. Triterpenoid
Kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4
siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu. Atau dengan
kata lain terdiri dari 6 unit isoprene dengan jumlah atom C 30.
e. Tetraterpenoid
Dibangun oleh 8 unit isoprene dengan jumlah atom C 40.
f. Poliisoprena
atau politerpenoid Dibangun oleh n unit isoprene dengan jumlah atom C-
5n
Berdasarkan Jenis rantai karbonnya
a. Terpenoidasiklik, Yaitu terpenoid yang memiliki rantai terbuka.
b. Terpenoid monosiklik, Terpenoid yang memiliki 1 rantai cincin.
c. Terpenoid bisiklik, Terpenoid yang memiliki 2 rantai cincin.
d. Terpenoid trisiklik, Terpenoid yang memiliki 3 rantai cincin.
e. Terpenoid tetrasiklik, Terpenoid yang memiliki 4 rantai cincin

2.3 Senyawa Isoprana Lainnya


Vitamin yang larut dalam lemak (larut-lipid) adalah molekul
hidrofobik apolar yang semua merupakan derivate Isopren. Molekul ini tidak
dapat disintesis oleh tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus
dipasok dari makanan. Vitamin larut-lipid dapat diserap secara efisien jika
terdapat penyerapan yang normal begitu diserap. Molekul vitamin tersebut
harus diangkut di dalam darah seperti halnya lipid apolar yang lain, yaitu
dalam lipoprotein.
Sifat-sifat umum dari vitamin yang larut dalam lemak yaitu kelebihan
konsumsi dari yang dibutuhkan disimpan dalam tubuh, dikeluarkan dalam
jumlah kecil melalui empedu, tidak selalu perlu ada dalam makanan sehari-
hari, gejala defisiensi berkembang lambat, memiliki provitamin, hanya
mengandung unsur C, H, dan O, diabsorpsi melalui sistem limfe, hanya
dibutuhkan oleh organisme kompleks. Vitamin-vitamin yang larut dalam
lemak biasanya ditemukan berhubungan dengan lipid dalam makanan alam,
yaitu vitamin A, D, E, dan K.

a. Vitamin A
Vitamin A adalah suatu reaksi kristal alkohol berwarna kuning dan larut
dalam lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk
ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam
tubuh, Vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif,
yaitu:
 retinol (bentuk alkohol),
 retinal (aldehida), dan
 asam retinoat (bentuk asam).
Struktur vitamin A1 aldehida dapat berasal dari ß – karoten oleh
pemecahan pada bagian tengah karoten pada rantai polien yang
menghubungkan 2 cincin ß-ionon. 2 Atom hydrogen yang terikat pada 2
atom karbon sentral dari beta karoten diperthankan selama perubahan
karoten menjadi vitamin A. Terdapat sejumlah ikatan organik yang
mempunyai aktifitas vitamin A, yang semuanya mengandung beta ionin di
dalam struktur molekulnya.
Ikatan kimia yang mempunyai aktifitas vitamin ini di sebut
preformed vitamin A, sebagai lawannya provitamin A atau prekursor
vitamin A, yang terdiri atas ikatan-ikatan karoten. Deretan homolog
preformed vitaminA ialah vitamin A alkohol, vitamin A aldehida dan
vitamin A asam. Preformed vitamin A sekarang diberi nama Retinol, dan
homolognya retinal dan retinoic acid. Semua sayuran dan buah-buahan
(misalnya ubi merah, wartel, labu, pepaya, dan tomat) yang berwarna
(terutama kuning) dan sayuran yang berdaun hijau mengandung pro
vitamin A (karoten) dalam makanan. Jagung kuning adalah satu-satunya
bahan tepung yang sering di pakai dan mengandung karoten. Profermed
(yang telah di bentuk ) vitamin A disuplay oleh makanan yang berasal dari
hewan, misalnya hati, susu, mentega, telur, dan dalam jumlah sedikit oleh
ginjal dan lemak daging demikian pula oleh beberapa ikan.
b. Vitamin D
Vitamin D adalah suatu golongan persenyawaan. Vitamin D
adalah sterol yang terdapat di alam, terutama pada binatang. Beberapa
sterol tertentu (dikenal dalam provitamin D), bila diletakkan pada cahaya
ultra violet gelombang panjang, mempunyai sifat-sifat fisiologi
menyembuhkan atau mencegah rakhitis, suatu penyakit yang di tandai
oleh kelainan – kelainan pada tulang, termasuk kegagalan kalsifikasi.
Walaupun semua vitamin D mempunyai sifat antirahitis, terdapat
perbedaan besar dalam potensinya bila di tes pada berbagai spesies.
Kerja utama vitamin D adalah menaikkan absorpsi kalsium dan
fosfor dari usus. Vitamin juga mempunyai pengaruh langsung dalam
proses klasiofikasi dan mempengaruhi pengendalian fosfat pada ginjal.
Vitamin D dalam bentuk aktifnya tidak tersebar luas dalam alam, sumber-
sumber yang kaya hanya hati, dan organ dalam (visera) ikan dan hati
binatang yang memakan ikan. Telur dan mentega juga mengandung
vitamin D.

c. Vitamin E
Ditemukannya vitamin E mula – mula berkaitan dengan kegagalan
kehamilan binatang percobaan tikus yang dalam makanannya defisien
dalam vitamin ini. Semua bentuk vitamin E berupa minyak dan tidak
dapat dikristalkan.
Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangakan
vitamin E yang dijual secara komersial biasanya berwarna kuning muda
hingga kecoklatan. Karakteristik kimia utamanya adalah bertindak
sebagai antioksidan. Vitamin E agak tahan panas dan asam tetapi tidak
tahan alkali, sinar ultraviolet dan oksigen. Vitamin E rusak bila
bersentuhan dengan minyak tengik, timah dan besi. Karena tidak larut air,
vitamin E tidak hilang karena pemasakan dengan air. Absorpsi vitamin E
berkisar antara 20-80%. Vitamin disimpan sebagian besar disimpan di
jaringan lemak dan selebihnya di hati.
Berbagai biji-bijian merupakan sumber kaya akan vitamin E.
Khusus bagi biji yang sudah berkecambah dikenal mengandung vitamin E
dalam konsentrasi tinggi. Sumber vitamin E yang lain adalah telur,
daging, hati, ikan, ayam, havermout, minyak jagung, minyk kedelai, dan
minyak biji kapas dan produk – produk yang dibuat dari minyak tersebut.

d. Vitamin K
Vitamin K terdapat pada sejumlah struktur ikatan organik yang
semuanya termasuk ikatan Quinone dan mempunyai bioktivitas vitamin
K. vitamin K mula-mulanya yaitu 2- methyl, 1,4 naphtoquinone. Bentuk
induk dari vitamin K disebut medanion oleh IUPAC dan manaquinone
IUNS. Kemudian terdapat dua deretan derivat karena perbedaan struktur
rantai samping yang melekat C3 dari bentuk induk tersebut.
Terdapat di dalam alam dalam 2 bentuk, keduanya terdiri atas
cincin 2- metilnaftakinon dengan rantai samping pada posisi 3. vitamin
K1 (filoqinon) mempunyai rantai samping fitil dan hanya terdapat di
dalam tumbuh-tumbuhan berwarna hijau. Vitamin K2 ( menaqinon)
merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya terdiri atas
beberapa satuan isopren (berjumlah 1-14 unit). Minaqinon disentesis oleh
bakteri di dalam
saluran cerna. Menadion (vitamin K3) adalah bentuk vitamin K
sintetik. Menadion terdiri atas cincin nafqinon tanpa rantai samping, oleh
karena itu mempunyai sifat larut air. Menadion baru aktif secara biologik
setelah mengalami alkilasi di dalam tubuh. Konsentrasi vitamin K tertinggi
ditemukan dalam hati. Jumlah yang lebih sedikit terdapat dalam saluran
pencernaan dalm otot rangka dan dalam plasma. Vitamin K1 terdapat
dalam rumput alfalfa dan dalam sayur-sayuran berwarna hijau.

2.4 Peranan Senyawa Isoprenoid Lainnya


a Vitamin A
Vitamin A memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
 Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang.
Didalam mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah dioksidasi
menjadi retinal. Kemudian mengikat protein opsin dan membuktikan
pigmen, visual, merah-ungu atau rodopsin. Kebutuhan vitamin A untuk
penglihatan dapat dirasakan, bila kita dari cahaya terang di luar kemudian
memasuki ruangan yang remang-remang cahayanya. Mata membutuhkan
waktu untuk dapat melihat. Kecepatan mata beradaptasi setelah terkena
cahaya terang berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia di
dalam darah untuk membentuk rodopsiin.
 Diferensiasi sel
 Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan
dalam sifat atau fungsi semulanya. Perubahan sifat atau fungsi sel
ini adalah salah satu karakteristik dari kekurangan vitamin A yang
dapat terjadi pada tahap perkembangan tubuh, seperti pada tahap
pembentukan sperma dan sel telur, pembuangan, pembentukan
struktur dan organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan jenis,
masa bayi, anak-anak, dewasa dan masa tua.
 Fungsi kekebalan
 Ada hubungan kuat antara status vitamin A dan resiko terhadap
penyakit infeksi pernapasan.
 Hubungan antara kekurangan vitamin A dan diare (tapi belum
begitu jelas)
 Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan
komplikasi yang dapat berakibat kematian.
 Pertumbuhan dan Perkembangan
Berpengaruh pada sintesis protein (pertumbuhan sel)  Perkembangan
tulang dan pertumbuhan gigi.
 Reproduksi
 Pembentukan sperma dan sel telur sera perkembangan janin (dalam
bentuk retinol).

 Pencegahan kanker dan penyakit jantung


 Berpengaruh dalam pencegahan kanker
 Sebagai antioksidan yang dapat mencegah kanker paru-paru.
 Berperan dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung

b.Vitamin D
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon
paratiroid dan kalsitoni, protiein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor,
magnesium dan flour. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah membantu
pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di
dalam darah untuk diendapkan pada proses pengersan tulang.
c.Vitamin E
Fungsi vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak
dan mudah memberikan gugus hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada
struktur cincin ke radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul relatif
dan dapat merusak, yang mempunyai elektron tidak berpasangan. Bila
menerima hidrogen, radikal bebas menjadi tidak reaktif. Pembentukan radikal
bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabolisme aerobik normal pada waktu
oksigen secara bertahapdireduksi menjadi air. Radikal bebas yang dapat
merudak itu juga diperolah tubuh dari benda-benda polusi, ozon, dan asap
rokok.
d.Vitamin K
Vitamin K berfungsi memproses sintesa dalam prothrombine yang
diperlukan dalam pembekuan darah, vitamin K merupakan komponen dari
protrombine itu sendiri. Fungsi lain vitamin K ialah sebagai pentranspor
elektron di dalam proses redoks dalam jaringan atau sel.

2.5 Sumber Isoprenoid


Mangrove
Mangrove adalah tumbuhan berkayu yang tumbuh diantara daratan dan lautan di
daerah tropis dan subtropis. Tanaman mangrove telah lama dikenal sebagai
sumber senyawa fitokimia atau senyawa biologis aktif (Bandaranayake, 2002).
Senyawa triterpenoid dan fitosterol (isoprenoid) secara luas terdistribusi di hutan
mangrove (Koch et al, 2003; Basyuni et al, 2007a). Karena berbagai aktivitas
biologisnya, isoprenoid dianggap memiliki potensi yang penting sebagai sumber
alam untuk senyawa obat (Sparg et al, 2004) dan tanaman mangrove telah lama
digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Isoprenoid merupakan senyawa hidrokarbon yang tersusun dari beberapa
struktur isoprene. Senyawa isoprenoid sering juga disebut dengan senyawa
terpenoid. Ciri umum isoprenoid dapat dilihat pada sifat fisika dan sifat
kimianya. Sifat kimia dari isoprenoid yaitu Kebanyakan terpenoid tidak
berwarna, cairan harum sehingga sering disebut minyak atsiri (essential
oil), massa jenisnya lebih ringan daripada air, mudah menguap (volatil).
Semua terpenoid larut dalam pelarut organik dan biasanya tidak larut
dalam air.
2. Penggolongan senyawa terpenoid dapat dibagi menjadi 2 yaitu
berdasarkan jumlah atom C dan berdasarkan jenis atom karbon
3. Senyawa isoprenoid lainnya yaitu Vitamin yang larut dalam lemak seperti
Vitamin A, D, E, dan K. 4. Peranan dari Vitamin yang larut dalam lemak
yaitu vitamin A berfungsi dalam penglihatan diferensiasi del, fungsi
kekebalan, pertumbuhan dan perkembangan, pencega kanker dan penyakit
jantung. Vitamin D berfungsi untuk membantu pembentukan dan
pemeliharaan tulang serta membantu pengerasan tulang. Vitamin E
berfungsi sebagai antioksidan yang larut dalam lemak. Vitamin K
berfungsi untuk memproses sintesa prothrombin yang diperlukan dalam
pembekuan darah.

3.2 Saran
Untuk dapat memahami mengenai pengertian, ciri umum, penggolongan,
senyawa isoprenoid lainnya, serta peranan dari Isoprenoid lainnya ini
harus
lebih banyak mencari sumber refrensi yang terpercaya, karena selain yang
diungkapkan di atas dapat ditemukan lebih banyak lagi, sehingga pembaca
diharapkan dapat lebih banyak membaca referensi lebih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Charles S. 2003. The Fragrant Introduction of Terpenoid Chemistry. Cambridge:
The Royal Society of Chemistry.
Fessenden, Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: erlangga
Gunnawan dan Sutrisnayanti, 2008. Jurnal Kimia : Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Terpenoid yang Aktif Antibakteri pada Herba Meniran
(Phyllanthus niruri Linn). Bukit Jimbaran : FMIPA Universitas Udayana.
Nurainun, Hasbi dkk. 2015. Karakterisasi Senyawa Isoprenoid Sebagai Produk
Alami Pada Mangrove Sejati Minor Non Sekresi Excoecaria Agallocha
L., Di Hutan Mangrove Sumatera Utara. Program Studi Kehutanan,
Universitas Sumatera Utara
Poedjiadi, Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Bandung: UI Press Sell

Anda mungkin juga menyukai