“TERPENOID”
Disusun oleh
Ervina Apriani
442416016
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
fikiran.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kami yakin bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karen itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................ 4
1.3. Tujuan ................................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1. Definisi Umum Terpenoid .................................................................................................... 5
2.2. Ciri Umum Terpenoid dan Tata Nama (Nomenclature) ...................................................... 5
2.3. Reaksi pada Terpenoid ......................................................................................................... 7
2.4. Biosintesis Terpenoid ........................................................................................................... 8
2.6. Manfaat Terpenoid ............................................................................................................... 8
BAB III ......................................................................................................................................... 10
PENUTUP..................................................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................................... 10
3.2. Saran ................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi umum senyawa terpenoid,
2. Untuk mengetahui dan memahami ciri umum dan tata nama dari senyawa terpenoid.
3. Untuk mengetahui dan memahami reaksi yang dapat terjadi pada senyawa terpenoid.
4. Untuk mengetahui dan memahami proses biosintesis pada senyawa terpenoid.
5. Untuk mengetahui dan memahami peran dan manfaat senyawa terpenoid dalam
kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Umum Terpenoid
Terpenoid merupakan salah satu jenis metabolit sekunder, dengan kerangka karbon yang
terdiri dari dua atau lebih unit C5 yang disebut unit isoprena (Sjamsul, 1986:3). Oleh karena itu
terpenoid disebut juga isoprenoid. Pada definisi yang lebih modern, terpenoid merupakan
hidrokarbon dari tanaman dengan rumus umum (C5H8)n, termasuk juga derivat lainnya yang
teroksigenasi, terhidrogenasi, dan terdehidrogenasi.
Dari struktur tersebut maka ikatan antar unit isoprena dapat mungkin terjadi antara :Ekor
dan kepala, Ekor dan ekor, Ekor dan bagian tengah, dan Siklisasi. Namun demikian, sejauh ini
penggabungan yang lazim terjadi antar “Kepala dan Ekor”.
Setelah kerangka dasar (C5n ) terbentuk, rantai terpenoid tersebut dapat memperoleh gugus
tambahan seperti oksogen atau berbagai jenis heteroatom lainnya. Selain mendapat gugus
tambahan, kerangka terpenoid dapat membentuk siklis ( siklisasi)
b. Klasifikasi selanjutnya didasarkan pada jenis rantai karbonya, apakah terbuka,
tertutup, memiliki dua atau lebih cincin:
a. Terpenoid asiklik: Terpenoid dengan rantai terbuka
b. Terpeoid monosiklik: Terpenoid yang memiliki 1 rantai cincin
c. Terpenoid bisiklik: Terpenoid yang memiliki 2 rantai cincin
d. Terpenoid trisiklik: Terpenoid yang memiliki 3 rantai cincin
e. Terpenoid tetrasiklik: Terpenoid yang memiliki 4 rantai cincin
Tata nama senyawa terpenoid secara individu menggunakan sistem tatanama IUPAC atau
CAS (Chemical Abstracts Service system). Berikut ini contoh nama tata nama dengan IUPAC
dan CAS.
Namun demikian penggunaan nama trivial lebih sering digunakan untuk beberapa
senyawa. Nama trivial sering dikaitkan dengan sumber alami dimana senyawa tersebut diperoleh
atau sifatnya, misalnya saja:
1) Menthol yang bersumber dari “peppermint” dan mengandung gugus OH, maka diberikan
nama menthol
2) Camphor, dijumpai pada kayu camphor laurel (Cinnamomum camphora)
3) Limonene, karena baunya seperti jeruk sehingga diberi nama dari jeruk lemon, dan lainnya.
SO3H.
2.4. Biosintesis Terpenoid
Biosintesis terpenoid pada tumbuhan mengikuti jalur asam asetat mevalonat. Asam asetat
diaktifkan dengan koenzin A membentuk asetilCoA dan melakukan reaksi kondensasi dengan
asetilCoA yang lain sehingga terbentuk asetoasetilCoA. AsetoasteilCoA yang terbentuk juga
berkondensasi dengan unit asetilCoA yang lain, sehingga terbentuk tiga unit gabungan asetilCoA
yang selanjutnya diprotonasi membentuk asam mevalonat. Adanya pirofosfat pada asam
mevalonat dapat terjadi pelepasan komponen CO2 (dekarboksilasi) dan pelepasan OPP
membentuk isopentenil pirofosfat (IPP) dengan isomernya dimetilalil pirofosfat (DMAPP)
(Sjamsul, 1986:7; Dewick, 2009:40&188).
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Terpenoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang tersusun atas 2 atau lebih unit
C5 (isoprena)
b. Secara umum sifat terpenoid tidak berwarna, cairan harum, massa jenisnya lebih ringan
daripada air, mudah menguap (volatil). Semua terpenoid larut dalam pelarut organik dan
biasanya tidak larut dalam air.
c. Senyawa terpenoid dapat mengalami berbagai reaksi seperti oksidasi, reduksi, dehidrasi,
adisi, dan substitusi.
d. Biosintesis terpenoid melalui jalur asam mevalonat dengan menghasilkan IPP dan
DMAPP debagai dasar pembentuk terpenoid.
e. Senyawa terpenoid dimanfaatkan secara meluas dalam berbagai bidang seperti industri,
kesehatan, serta berperan bagi spesies penghasil terpenoid itu sendiri dalam
kehidupannya.
3.2. Saran
Semoga makalah selanjutnya lebih baik lagi dan bermanfaat untuk orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bialangi, N., Mustapa, M. A., Salimi, Y. K., Widiantoro, A., & Situmeang, B. (2016).
Antimalarial activity and phitochemical analysis from Suruhan (Peperomia pellucida)
extract. JURNAL PENDIDIKAN KIMIA, 8(3), 33-37.
Connolly, J.D dan Hill, R.A. 1991. Dictionary of Terpenoids. London: Chapman &Hill.
Gunnawan dan Sutrisnayanti, 2008. Jurnal Kimia : Isolasi dan Identifikasi Senyawa Terpenoid
yang Aktif Antibakteri pada Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn). Bukit Jimbaran :
FMIPA Universitas Udayana.
Sell, Charles S. 2003. The Fragrant Introduction of Terpenoid Chemistry. Cambridge : The
Royal Society of Chemistry.