usaha bisnis, pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu kunci penting. Begitu pula dalam dunia farmasi. SDM kefarmasian bukan saja tenaga yang bekerja di apotek maupun rumah sakit, namun tenaga yang bekerja di dalam pengembangan riset farmasi, industri distribusi farmasi, industri produksi dan sebagainya. Meski memiliki posisi dan peran yang berbeda, tenaga kefarmasian ini memiliki tujuan akhir yang sama, yakni pelayanan kesehatan untuk masyarakat melalui penyediaan obat yang memiliki kualitas. Setiap posisi, tugas dan peran berbeda, tetapi idealisme melayani masyarakat tetap menjadi hal yang terpenting. Keberhasilan seorang apoteker baik yang berada di rumah sakit maupun di korporasi farmasi lain bisa dilihat dari hasil pelayanan yang diberikannya Perubahan Paradigma Kefarmasian
Sudah lebih dari 4 dekade telah terjadi
perubahan paradigma kefarmasian di dunia bisnis farmasi. Yang bermula dari pembuatan obat serta penyaluran obat-obatan, kini beralih pada kepedulian terhadap pasien. Peran Farmasis pun lambat laun berubah, dari hanya peracik obat serta pemasok produk farmasi menuju ke arah pemberi pelayanan dan informasi penuh pada pasien. Dan akhirnya berujung pada nilai kepedulian pada pasien. Perubahan paradigma dunia farmasi ini, memiliki implikasi perubahan pada setiap pelaku dan tenaga kefarmasian. Nilai-nilai pelayanan kesehatan yang berkualitas, menjadi poin penting dalam perubahannya. Diperlukan sebuah didikan khusus, bagi para tenaga farmasi di Indonesia. Sekarang ini, seorang apoteker / Farmasis pun harus bisa memberikan obat yang layak, lebih efektif dan seaman mungkin serta memuaskan pasien, sehingga bisa memberikan kontribusi pengobatan serta kualitas hidup pasien. Obat yang layak artinya yang sesuai dengan kebutuhan, yang efektif artinya yang memiliki dampak penyembuhan terbaik bagi pasien. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian di Indonesia, masih dapat dikatakan lamban. Padahal jika ditekuni, inovasi yang dihasilkan bakal menjadi aset berharga untuk negeri sendiri. Di antara pengusaha farmasi dan sektor swasta bidang farmasi lainnya, paradigma juga harus dirubah. Pengembangan teknologi dalam dunia farmasi bukan lagi sebagai nilai pengeluaran, tetapi menjadi bentuk investasi jangka panjang. Selama ini pun, kontribusi kalangan industri farmasi dalam penelitian dan pengembangan iptek di Indonesia masih kecil. Karena memang diakui bahwa penelitian untuk menemukan obat paten menelan dana yang sangat besar. See You