Anda di halaman 1dari 44

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

OPTIMALISASI PENGENDALIAN KASUS TBC MELALUI CAPAIAN PENEMUAN


KASUS DI UPTD PUSKESMAS JAPAH KABUPATEN BLORA

Disusun Oleh:

NAMA : Pipit Sujayanti, S. Kep., Ns.

NIP : 199111132020122010

NO. DAFTAR HADIR : 12

JABATAN : Perawat Ahli Pertama

SKPD : UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora

COACH : Diyah Mubarokah Akhadiyati, S. Pi., M.Pi

MENTOR : dr. Retna Wuwuh Nugraheni

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CLIII

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH BEKERJA SAMA DENGAN

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BLORA

TAHUN 2021

1
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

OPTIMALISASI PENGENDALIAN KASUS TBC MELALUI CAPAIAN PENEMUAN


KASUS DI UPTD PUSKESMAS JAPAH KABUPATEN BLORA

Nama Peserta : Pipit Sujayanti, S.Kep., Ns.

NIP : 19911113 202012 2 010

No. Daftar Hadir : 12

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:

Hari : Sabtu

Tanggal : 25 September 2021

Tempat : Aula Lt. 1 BKD Kabupaten Blora

Blora, 24 September 2021

Menyetujui,

Coach, Mentor

Diyah Mubarokah A, S.Pi., M.Pi dr. Retna Wuwuh Nugraheni

Widyaiswara Ahli Madya Pembina

NIP. 19690109 199703 2 002 NIP. 19711213 200604 2 012

2
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,


KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

OPTIMALISASI PENGENDALIAN KASUS TBC MELALUI CAPAIAN PENEMUAN


KASUS DI UPTD PUSKESMAS JAPAH KABUPATEN BLORA

Nama Peserta : Pipit Sujayanti, S.Kep., Ns.


NIP : 19911113 202012 2 010
No. Daftar Hadir : 12

Dinyatakan telah diseminarkan pada:


Hari : Sabtu
Tanggal : 25 September 2021
Tempat : Aula Lt. 1 BKD Kabupaten Blora

Blora, 25 September 2021


Mengesahkan,

Coach, Mentor

Diyah Mubarokah A, S.Pi., M.Pi dr. Retna Wuwuh Nugraheni


Widyaiswara Ahli Madya Pembina
NIP. 19690109 199703 2 002 NIP. 19711213 200604 2 012

Penguji / Narasumber,

Nama
Pangkat
NIP

3
PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dan habituasi
nilai-nilai dasar, kedudukan, dan peran PNS dalam NKRI dengan judul
“Optimalisasi penegndalian kasus TBC melalui capaian penemuan kasus di
UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan serta do’a dari banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak H. Arief Rohman, S.IP, M.Si. selaku Bupati Blora yang telah
mendukung penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Angkatan CLIII Tahun
2021.
2. Bapak Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si. selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah yang
telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS.
3. Bapak Heru Eko Wiyono, S.E., M.Si selaku Plt. Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Blora yang telah memberikan ijin untuk mengikuti Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III.
4. .................... selaku penguji sekaligus narasumber yang telah membimbing
dan memberikan pengarahan dalam membuat rancangan aktualisasi.
5. Ibu Diyah Mubarokah A., S.Pi. M.Si. selaku coach atas semua masukan dan
bimbingannya dalam penyusunan rancangan aktualisasi.
6. dr. Retna Wuwuh Nugraheni selaku mentor sekaligus Plt. Kepala UPTD
Puskesmas Japah yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan
aktualisasi dan habituasi serta memberikan arahan, saran dan bimbingan
dalam penyusunan rancangan aktualisasi.
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi
8. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III angkatan
153 tahun 2021 yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan pelatihan
dasa
4
9. Orang tua yang telah memberikan do’a restu dan bimbingan kepada penulis.
10. Suami dan anak-anak yang telah memberikan semangat pada penulis
11. Keluarga besar peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III angkatan 153
tahun 2021 yang selama ini telah bersama-sama mengikuti semua tahapan
kegiatan pelatihan dasar.

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari


kesempurnaan, penulis berharap adanya masukan yang membangun dari
berbagai pihak guna penyusunan rancangan aktualisasi ini menjadi lebih baik.
Sehingga, laporan aktualisasi ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan
pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN, serta memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dikemudian hari.

Blora, 24 September 2021

Penulis
Pipit Sujayanti, S.Kep., Ns.

5
BAB I

PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA

A. Gambaran Umum Organisasi

Gambar 1.1 Kantor UPTD Puskesmas Japah

1. Dasar Hukum, Tugas dan Fungsi Organisasi


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menerangkan bahwa
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan Puskesmas merupakan upaya yang diberikan oleh
Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, pencatatan dan pelaporan yang dituangkan dalam satu sistem.
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas antara lain: Paradigma Sehat,
Pertanggungjawaban wilayah, Kemandirian Masyarakat, Ketersediaan akses
pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan

6
kesinambungan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan
masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan Bermutu
c. Hidup di lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk


mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, dengan
mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan
keluarga. Pendekatan keluarga ini merupakan salah satu cara Puskemas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga.

Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas mempuanyai fungsi antara


lain:
a. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama
di wilayah kerjanya
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama
di wilayah kerjanya
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehtan yang ditujukan untuk
pengingkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

Puskesmas mengintegrasikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan


UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem
Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas. Kegiatan UKM dan

7
UKP dieselenggarakan guna pencapaian standar pelayanan
minimalKabupaten / kota di bidang kesehatan. Untuk tercapaianya upaya
kesehtaan yang diharapkan, Puskesmas harus ditunjang dengan sistem
manajemen Puskesmas yang baik, sehingga akan menghasilkan
Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen
meliputi, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. Semua
fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan
berkesinambungan sehingga dapat mengetahui capaian kinerja
pembangunan kesehatan. Agar dapat mengetahui perkembangan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah maka dikembangkan suatu
sistem informasi kesehatan daerah, dengan salah satu produknya yaitu
Profil Kesehatan Puskesmas.

Selain melaksanakan fungsinya sebagai penyelenggara UKM dan UKP


Puskesmas melakukan pembinaan terhadap fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya, serta Puskesmas dapat berfungsi
sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip,
dan/atau sebagai jejaring Rumah Sakit pendidikan.

Puskesmas Japah merupakan salah satu Puskesmas yang berada di


wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, yang beralamat di Jalan
Raya Japah-Todanan. Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan,
Puskesmas Japah memegang prinsip penyelenggaraan antara lain:
Paradigma Sehat, Pertanggungjawaban wilayah, Kemandirian Masyarakat,
Ketersediaan akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta
keterpaduan dan kesinambungan.

Luas wilayah Puskesmas Japah 103,05 km2, dengan wilayah kerja


meliputi 18 desa terdiri dari 39 dusun dengan 218 RT dan 45 RW. Secara
administratif mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

8
Gambar 1.2. Denah Kecamatan Japah

Batas Wilayah:

Sebelah Utara : Kabupaten Rembang

Sebelah Timur : Kecamatan Tunjungan

Sebelah Selatan : Kecamatan Ngawen

Sebelah Barat : Kecamatan Todanan

9
2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)

10
3. Visi dan Misi
Visi:
“Menjadi Puskesmas Dengan Pelayanan Mandiri Menuju Masyarakat Japah
Sehat”
Misi:
a. Memberdayakan Sumber Daya Kesehatan Yang Ada Agar Masyarakat
Japah Mandiri Untuk Hidup Sehat
b. Meningktakan Upaya Pengendalian Penyakit Dan Masalah Kesehatan
c. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu, Merata,Terjangkau
Dan Berkesinambungan

4. Tujuan
Puskesmas Japah dalam mewujudkan misi tersebut menetapkan tujuan
sebagai berikut:
a. Untuk mewujudkan “Menjadi Puskesmas dengan pelayanan mandiri
menuju masyarakat Japah sehat” maka ditetapkan tujuan: meningkatkan
peran aktif masyarakat Melalui kerja sama lintas sektoral dan lintas
program dibidang kesehatan.
b. Untuk mewujudkan misi ”Memberdayakan sumber daya kesehatan yang
ada agar masyarakat japah mandiri untuk hidup sehat“ maka ditetapkan
tujuan: meningkatkan manajemen sumber daya kesehatan yang
transparan, akuntable, efektif dan efisien
c. Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan upaya pengendalian penyakit
dan masalah kesehatan” maka ditetapkan tujuan: meningkatkan sarana
dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan
d. Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, terjangkau dan kesinambungan” maka ditetapkan
tujuan: Meningkatkan Profesionalitas kerja dan meningkatkan peran aktif
antara pelayan kesehatan dan masyarakat Melalui kerja sama lintas
sektoral dan lintas program dibidang kesehatan.

5. Nilai-Nilai Budaya Kerja Organisasi


Motto: “Melayani dengan Sepenuh Hati”
Tatanan Nilai Puskesmas Japah: “MANDIRI”
11
a. Motivasi: bekerja dengan penuh semangat
b. Akuntabel: bertanggungjawab
c. Normatif: memberikan pelayanan sesuai dengan norma yang berlaku
d. Dedikasi: menjadi panutan
e. Inovatif: memiliki ide-ide kreatif
f. Responsif: tanggap dalam pelayanan
g. Inklusif: mampu bekerja secara tim

B. Tugas Peserta
Tugas jabatan peserta Pelatihan Dasar CPNS dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara
Berdasarkan Undang Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 tahun 2014 Pasal
11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah :
1. Melaksanakan Kebijakan Publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
2. Memberikan Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia

b. Tugas Pokok Perawat Ahli Pertama


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2019 tentang
Jabatan Fungsional Perawat, menerangkan Uraian tugas jabatan fungsional
Perawat Ahli Pertama, antara lain:
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada masyarakat
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
6. Melaksanakan manajemen surveilens hais sebagai upaya pengawasan
resiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

12
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang
berdampak pada pelayanan kesehatan
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan,
menetapkan tindakan)
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,
menetapkan tindakan)
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/kritikal
15. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
16. Melakukan tindakan keperawatan pad apasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur
22. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
dan pengaturan suhu tubuh
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitaslisasi pada individu
26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada
individu
27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada
individu
28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok

13
30. Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat
31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
34. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik
35. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan
komunikasi
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area
medikal bedah
37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak
38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks area
maternitas
39. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
komunitas
40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa
41. Melakukan perawatan luka
42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan
tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
43. Melakuakn konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan
sebagai ketua tim/perawata primer
48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/
fasilitas kesehatan
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan
fungsi ketenagaan perawat
51. Melakukan perseptorship dan mentorship

14
c. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik untuk di
contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya.
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Dr.(H.C) Ir. Tri Rismaharini, M.T.
Beliau lahir di Kediri, 20 november 1961. Riwayat pendidikan dasar di Sekolah
Dasar Negeri Kediri dan lulus pada tahun 1973, kemudian melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Surabaya, lulus pada
tahun 1976, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 5 Surabaya dan
lulus pada tahun 1980, menempuh pendidikan sarjana di jurusan Arsitektur
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan lulus pada tahun
1987. Ia kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen
Pembangunan Kota di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,
lulus pada tahun 2002.
Pada 4 Maret 2015, ia mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa
dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Gelar kehormatan
tersebut diberikan dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota di Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Riwayat pekerjaan beliau adalah :

 Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan


Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (1997)

 Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan


Kota Surabaya (2001)

 Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya (2001)

 Kepala Bagian Bina Pembangunan (2002)

 Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan (2005)

 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (2008)

 Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya (2010)

 Wali Kota Surabaya (2010—2015 ; 2016—2020)

 Presiden United Cities and Local Governments Asia-Pacific (2018—2020)

15
 Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pendidikan dan
Kebudayaan (2019— sekarang)

 Menteri Sosial RI (2020—sekarang)

Gambar 1.3

Beliau adalah sosok pimpinan panutan, inspirasi, contoh, dan teladan bagi
penulis. Selama penulis bekerja di instansi, baik ketika beliau menjabat sebagai
walikota maupun ketika beliau menjabat sebagai mentri sosial. Beliau bekerja
dengan penuh tanggung jawab ( akuntabilitas : tanggung jawab, pemimpin)
Beliau sosok yang berani menegakan keadilan demi kemaslahatan bersama,
berbagai program ungulan di rencanankan oleh beliau dengan mengadakan
kerja sama dengan berbagai sektor ( nasionalisme : kerjasama)

Berbagai inovasi beliau buat baik ketiak beliau menjadi walikota surabaya
maupun ketika beliau menjadi menteri sosial. Ketika beliau baru di lantik oleh
presiden Joko Widodo berbagai program beliau utarakan salah satunya adalah
perbaikan data penerima bantuan (etika publik : tekun) (komitmen mutu :
inovatif)

Salah satu program beliau yang saya kagumi adalah mengutamakan anak-
anak terlantar, kemudian fakir miskin, yang akan jadi prioritas untuk program
pemberdayaan (anti korupsi : peduli,kerja keras).

16
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
A. Identifikasi Isu
Isu merupakan suatu fenomena/kejadian yang diartikan sebagai masalah,
sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang
dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak
terjamin kebenarannya, kabar angin, desas desus. Sedangkan isu kritikal
merupakan suatu topik yang berhubungan dengan masalah-masalah sumber
daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan adanya kesadaran publik
akan isu tersebut. Sehingga isu ini menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan
dan diselesaikan.
Berdasarkan kondisi saat ini, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di
UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora ditemukan beberapa isu yang
berkaitan dengan rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan sesuai
dengan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Selain itu sesuai pula dengan peran
dan kedudukan ASN dalam NKRI yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan
Whole of Government.
Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan identifikasi
isu dengan mempertimbangkan keaktualan, problematik, kekhalayakan dan
kelayakan isu tersebut yang disebut dengan metode APKL. Aktual artinya benar-
benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan. Problematik merupakan isu yang
menjadi sebuah dimensi kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
Kekhalayakan artinya menyangkut hidup orrang banyak dan kelayakan artinya
isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Setelah itu prioritas isu ditentukan dengan mengukur tingkat Urgensi
(Urgency), keseriusan masalah (Seriously), perkembangan masalah tersebut
jika tidak dipecahkan (Growth) yang dikenal dengan metode USG. Daftar isu
yang diperoleh di lingkungan kerja Instansi penulis berkaitan dengan Kedudukan
dan Peran PNS dalam NKRI (Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole of
Government).

17
Adapun kondisi yang terjadi saat ini dan kondisi yang diharapkan untuk
meningkatkan mutu layanan di Puskesmas Japah dijabarkan dalam tabel
berikut:
Tabel 2.1. Identifikasi Isu
No. Isu dan Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan

1 Kurang optimalnya Kunjungan pasien Meningkatnya jumlah


kunjungan pasien rawat inap menurun di kunjungan pasien
Rawat Inap di UPTD Puskesmas rawat inap di UPTD
Puskesmas Japah Japah Kabupaten Puskesmas Japah
Kabupaten Blora Blora Kabupaten Blora

Sumber Isu:
Pelayanan Publik
Whole of Government
2 Kurang optimalnya Kurangnya kunjungan Masyarakat Japah
sosialisasi dan edukasi masyarakat Japah dapat memanfaatkan
terhadap kesadaran untuk memeriksakan pelayanan kesehatan
masyarakat untuk kesehatan di UPTD yang ada di
memeriksakan Puskesmas Japah Puskesmas Japah
kesehatannya di UPTD Kabupten Blora Kabupaten Blora
Puskesmas Japah
Kabupaten Blora

Sumber Isu:
Manajemen ASN
Pelayanan Publik
Whole of Government
3 Kurang optimalnya Capaian pelayanan Capaian pelayanan
penanganan kasus kesehatan pada kasus kesehatan pada
Penyakit Tidak Menular PTM masih sangat kasus PTM meningkat
(PTM) di UPTD kurang di UPTD di UPTD Puskesmas
Puskesmas Japah Puskesmas Japah Japah Kabupaten

18
Kabupaten Blora Kabupaten Blora Blora

Sumber Isu:
Pelayanan Publik
Whole of Government
4 Kurang optimalnya Masih kurangnya Capaian penemuan
pengendalian kasus capaian penemuan kasus TBC meningkat
TBC melalui capaian kasus TBC di UPTD di UPTD Puskesmas
penemuan kasus di Puskesmas Japah Japah Kabupaten
UPTD Puskesmas Kabupaten Blora Blora
Japah Kabupaten Blora

Sumber Isu:
Manajemen ASN
Pelayanan Publik
Whole of Government
5 Kurang optimalnya Cakupan sasaran Cakupan sasaran
cakupan sasaran vaksinasi Covid 19 vaksinasi Covid 19
Vaksinasi Covid 19 di masih kurang di UPTD meningkat di UPTD
UPTD Puskesmas Puskesmas Japah Puskesmas Japah
Japah Kabupaten Blora Kabupaten Blora Kabupaten Blora

Sumber Isu:
Pelayanan Publik
Whole of Government

Data dukung masing-masing Isu adalah berikut ini:


1. Kurang optimalnya kunjungan pasien Rawat Inap di Puskesmas Japah
Kabupaten Blora
Berdasarkan data register jumlah kunjungan pasien rawat inap di UPTD
Puskesmas Japah pada bulan Agustus, berdasarkan BOR (Bed Occupancy
Rate) kunjungan rawat inap sebesar 3.88 % dari 12 tempat tidur yang

19
tersedia. Oleh karena itu dapat disimpulkan terjadi penurunan jumlah
kunjungan pasien rawat inap di Puskesmas Japah.
2. Kurang optimalnya sosialisasi dan edukasi terhadap kesadaran masyarakat
untuk memeriksakan kesehatannya di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten
Blora
Berdasarkan pengamatan selama kurang lebih 7 bulan di Puskesmas
Japah, bahwa kesadaran masayarakat untuk memeriksakan kesehatannya di
Puskesmas Japah masih kurang ditandai dengan kurangnya kunjungan
masyarakat yang memeriksakan kesehatan ke Puskesmas Japah.
3. Kurang optimalnya penanganan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) di
UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora
Berdasarkan hasil diskusi dengan rekan kerja pemegang program PTM
didapatkan hasil bahwa capaian pelayanan kesehatan pasien Hipertensi
sebesar 8,67%, pelayanan kesehatan pasien Diabetes Militus sebesar
53,91%, capaian pelayanan pasien dengan Gangguan Jiwa sebesar 21.20%,
pelayanan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara sebesar 7,27%
dan cakupan Desa yang melaksanakan Posbindu sebesar 16,67%. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa capaian penanganan kasus PTM di UPTD
Puskesmas Japah masih sangat kurang.
4. Kurang optimalnya pengendalian kasus TBC melalui capaian penemuan
kasus di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora
Berdasarkan hasil diskusi dengan rekan kerja pemegang program UKM
untuk capaian penemuan kasus TB sampai bulan Agustus 2021 sebesar 10
%. Sedangkan target penemuan kasus TB di Kabupaten Blora sebesar 72%.
Oleh karena itu pengendalian kasus TB melalui capaian penemuan kasus
baru masih kurang.
5. Kurang optimalnya cakupan sasaran Vaksinasi Covid 19 di UPTD
Puskesmas Japah Kabupaten Blora
Berdasarkan hasil diskusi dengan rekan kerja pemegang program
Surveilens dan Imunisasi bahwa cakupan vaksinasi untuk wilayah
Kecamatan Japah masih kurang, yaitu dosis 1 sebesar 2,52 %, dosis 2
sebesar 2,45% dan dosis 3 sebesar 1,82%.

20
B. Analisis Isu
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat
bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu bertujuan untuk menetapkan
kualitas isu dan menetapkan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan
melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Berdasarkan
identifikasi isu yang telah dipaparkan maka perlu dilakukan proses analisis isu
untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan
solusi oleh penulis. Analisis isu tersebut menggunakan dua alat bantu
penetapan kualitas isu yaitu:
1. Menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness dan Growth).
a. Aktual: Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau
diperkirakan terjadi dalam waktu dekat
b. Problematik: merupakan masalah yang mendesak yang memerlukan
berbagai upaya alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan tindakan
nyata.
c. Kekhalayakan: menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pada
umumnya, bukan untuk seseorang atau kelompok
d. KeLayakan: Logis, pantas, realistis, dapat dibahas sesuai tugas, hak,
kewenangan dan tanggung jawab

Rentang penilaian metode APKL yaitu 1-5. Dengan kriteria nilai1: sangat
tidak penting, nilai 2: tidak penting, nilai 3: cukup penting, nilai 4: penting dan
nilai 5: sangat penting. Tapisan APKL yang digunakan untuk analisis isu yang
sudah dipaparkan yaitu:

No Isu Kriteria (skor) Jumlah Peringkat

A P K L

1. Kurang optimalnya kunjungan 3 3 3 4 13 IV


pasien Rawat Inap di Puskesmas
Japah Kabupaten Blora

2. Kurang optimalnya sosialisasi dan 3 3 3 3 12 V


edukasi terhadap kesadaran
masyarakat untuk memeriksakan

21
kesehatannya di UPTD
Puskesmas Japah Kabupaten
Blora

3. Kurang optimalnya penanganan 5 4 5 4 18 II


kasus Penyakit Tidak Menular
(PTM) di UPTD Puskesmas Japah
Kabupaten Blora

4. Kurang optimalnya pengendalian 5 4 5 5 19 I


kasus TBC melalui capaian
penemuan kasus di UPTD
Puskesmas Japah Kabupaten
Blora

5. Kurang optimalnya cakupan 4 4 4 4 16 III


sasaran Vaksinasi Covid 19 di
UPTD Puskesmas Japah
Kabupaten Blora

2. Menggunakan metode USG


Setelah penetapan isu menggunakan metode APKL selajutnya prioritas
isu diidentifikasi kembali menggunakan tapisan Analisis USG (Urgency,
Seriousness dan Growth) mempertimbangkan tingkat kepentingan,
keseriusan, dan perkembangan setiap variabel dengan skor 1-5.
a. Urgency (urgensi): yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan
b. Seriousness (Keseriusan): yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak.
c. Growth (berkembangnya masalah): seberapa kemungkinan isu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
semakin memburuk jika dibiarkan.
Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas USG yaitu sesuai
tabel berikut:

22
Nilai Urgency / Seriousness Growth /
/
Mendesak Pertumbuhan
Kegawatan

1. Isu tidak Isu tidak begitu serius untuk di Isu lamban


mendesak bahas karena tidak berdampak berkemban
untuk segera ke hal yang lain g

diselesaikan

Isu kurang Isu kurang serius untuk Isu kurang


mendesak segera dibahas karena tidak cepat
2.
untuk segera kurang berdampak ke hal berkembang
yang lain
diselesaiakn

3. Isu cukup Isu cukup serius untuk segera Isu cukup


mendesak dibahas karena akan cepat
untuk segera berdampak ke hal yang lain berkembang,
segera
diselesaikan
dicegah

4. Isu Isu serius untuk segera Isu cepat


mendesak dibahas karena akan berkembang
untuk segera berdampak ke hal untuk

diselesaikan yang lain segera dicegah

5. Isu sangat Isu sangat serius untuk segera Isu sangat cepat

mendesak untuk dibahas karena akan berkembang


segera berdampak ke hal yang lain untuk segera
diselesaikan dicegah

Adapun penetapan prioritas isu menggunakan metode USG dijelaskan pada


tebel berikut:

No. Isu U S G Jumlah Rangking

23
1. Kurang optimalnya 4 4 4 12 II
penanganan kasus
Penyakit Tidak Menular
(PTM) di UPTD
Puskesmas Japah
Kabupaten Blora

2. Kurang optimalnya 5 4 4 14 I
pengendalian kasus TBC
melalui capaian penemuan
kasus di UPTD
Puskesmas Japah
Kabupaten Blora

3. Kurang optimalnya 3 3 4 10 III


cakupan sasaran
Vaksinasi Covid 19 di
UPTD Puskesmas Japah
Kabupaten Blora

Dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG, maka isu strategis yang
perlu diselesaikan adalah “Kurang optimalnya pengendalian kasus TBC melalui
capaian penemuan kasus di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora”
dengan skor 14. Sumber isu berasal dari Manajemen ASN, Pelayanan Publik
dan Whole of Government.

C. Analisis Penyebab
Setelah diperoleh isu prioritas (Core Issue), langkah selanjutnya yang harus
dilakukan adalah menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab isu,
sehingga dapat diintervensi dalam bentuk kegiatan. Analisis akar penyebab
masalah menggunakan diagram Fishbone. Diagram ini berfungsi untuk
mengidentifikasi, mengeksplorasi dan menggambarkan secara detail penyebab
yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Kategori penyebab
permasalahan yang digunakan meliputi Man (sumber daya manusia), Method

24
(metode), Material (bahan baku) dan Milleu (lingkungan) atau melalui
brainstorming dengan rekan kerja di Instansi. Berikut adalah akar penyebab
yang digambarkan pada diagram Fishbone:

25
MAN MATERIAL
Kinerja SDM Kurangnya Kurangnya Kurang
yang belum kesadaran ketersediaan optimalnya
maksimal dalam masyarakat sarana dan Kurangnya pengendali
penemuan kasus dalam prasarana ketersediaan alat an kasus
pencegahan edukasi yang memadai di TBC
penyakit Puskesmas melalui
capaian
Peran kader penemuan
Pelacakan kontak
masyarakat yang kasus di
Rendahnya yang rendah UPTD
belum maksimal
penjaringan Sistem pelaporan SDM yang Puskesmas
kasussuspect dan pencatatan memiliki tugas Japah
hasil belum lain di Kabupaten
maksimal Puskesmas Blora

METHOD MILIE
U

26
Setelah dilakukan analisis untuk menemukan penyebab terhadap isu prioritas
dengan menggunakan Fishbone diagram, maka ditemukan beberapa prioritas
penyebab yang perlu diselesaikan, antara lain:
1. Man:
SDM belum maksimal dalam penemuan kasus TB
Kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian penyakit
masih kurang
2. Methode:
Penjaringan kasus suspect masih rendah
Pelacakan kasus kontak rendah
Sistem pencatatan dan pelaporan hasil masih kurang
3. Material:
Kurangnya ketersediaan alat yang memadai di Puskesmas
4. Milleu:
Peran kader masyarakat yang belum maksimal

D. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan


Dari beberapa isu yang diidentifikasi dan diuji dengan pendekatan APKL dan
USG, maka diperoleh core issue yang harus ditangani yaitu “Kurang optimalnya
pengendalian kasus TBC melalui penemuan kasus di UPTD Puskesmas Japah
Kabupaten Blora”. Adapun dampak core issue tersebut jika tidak diselesaikan
maka pengobatan terhadap kasus TB terlambat. Dengan penemuan kasus baru
TBC maka pengobatan terhadap TB dapat segera diberikan, sehingga akan
meningkatkan status kesehatan masyarakat. Selain itu dampak yang dapat
timbul adalah kurang optimalnya pengendalian kasus TB di Puskesmas Japah.

E. Gagasan Pemecahan Isu


Berdasarkan uraian di atas, maka gagasan pemecahan isu prioritas adalah
mengoptimalkan pengendalian kasus TBC di Puskesmas Japahmaka ditetapkan
judul “Optimalisasi Pengendalian Kasus TBC Melalui Capaian Penemuan Kasus
Di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora”. Selanjutnya akan dilaksanakan 5
(lima) kegiatan, yaitu:
1. Membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang penengendalian kasus
TB (Sumber kegiatan: SKP, Inovasi)
27
Menyelesaikan penyebab prioritas Man yaitu masih rendahnya kesadaran
masyarakat pentingnya pencegahan penyakit TB.
2. Penyuluhan ke masyarakat pentingnya pencegahan dan pengendalian
kasus TBC (Sumber kegiatan: SKP, Inovasi)
Menyelesaikan penyebab prioritas Man yaitu masih rendahnya kesadaran
masyarakat pentingnya pencegahan penyakit TBC
3. Sosialisasi peran kader masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian
kasus TB (Sumber kegiatan: SKP)
Menyelesaikan penyebab prioritas Milleu, yaitu masih rendahnya peran
kader masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian kasus TBC.
4. Penjaringan kasus suspect dan pelacakan kontak TBC (Sumber kegiatan:
SKP)
Menyelesaikan penyebab prioritas Method, yaitu masih rendahnya
penjaringan kasus suspect, masih rendahnya pelacakan kasus kontak
5. Peningkatan edukasi berkelanjutan dengan poster dan leaflet (Sumber
kegiatan: Inovasi)
Menyelesaikan penyebab masalah Material , yaitu masih kurangnya sarana
dan prasarana edukasi.

F. Rancangan Aktualisasi Habituasi


Unit Kerja: UPTD Puskesmas Japah, Kabupaten Blora
Identifikasi isu:
1. Kurang optimalnya kunjungan pasien Rawat Inap di
Puskesmas Japah Kabupaten Blora
Sumber isu: Pelayanan publik, Whole of Government
2. Kurang optimalnya sosialisasi dan edukasi terhadap
kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya
di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora
Sumber isu: Manajemen ASN, Pelayanan Publikdan Whole
of Government
3. Kurang optimalnya penanganan kasus Penyakit Tidak
Menular (PTM) di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora
Sumber isu: Pelayanan Publik, Whole of Government

28
4. Kurang optimalnya pengendalian kasus TBC melalui capaian
penemuan kasus di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten
Blora
Sumber isu: Manjamen ASN, Pelyanan Publik dan Whole of
Government
5. Kurang optimalnya cakupan sasaran Vaksinasi Covid 19 di
UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora
Sumber isu: Pelayanan Publik, Whole of Government

Isu yang diangkat : Kurang optimalnya pengendalian kasus TBC melalui


capaian penemuan kasus di UPTD Puskesmas Japah
Kabupaten Blora

Penyebab Isu :

1. Kinerja SDM belum maksimal dalam penemuan kasus


2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pencegahan
dan pengendalian penyakit
3. Rendahnya penjaringan kasus suspect
4. Rendahnya pelacakan kasus kontak
5. Sistem pelaporan dan pencatatan belum maksimal
6. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana
edukasi
7. Kurangnya ketersediaan alat yang memadai di
Puskesmas
8. Peran kader masyarakat yang belum maksimal
9. SDM yang memiliki tugas laindi Puskesmas

Judul : Optimalisasi Pengendalian Kasus TBC Melalui Capaian


Penemuan Kasus Di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten
Blora”

Gagasan :

1. Membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang


penengendalian kasus TB
Sumber kegiatan: SKP, Inovasi

29
2. Penyuluhan ke masyarakat pentingnya pencegahan
dan pengendalian kasus TBC
Sumber kegiatan: SKP, Inovasi
3. Sosialisasi peran kader masyarakat dalam
pencegahan dan pengendalian kasus TB
Sumber kegiatan: SKP
4. Penjaringan kasus suspect dan pelacakan kontak TBC
Sumber kegiatan: SKP
5. Peningkatan edukasi berkelanjutan dengan poster dan
leaflet
Sumber kegiatan: Inovasi

30
Matriks Rancangan Aktualisasi

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN


SUBTANSI MATA TERHADAP VISI NILAI
PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
1. Membuat Satuan Tersusun Satuan Kegiatan penyusunan Penyusunan SAP
Acara Penyluhan Acara Penyuluhan materi SAP tentang pencegahan dan
(SAP) tentang (SAP) tentang pencegahan dan pengendalian kasus
pencegahan dan pencegahan dan pengendalian kasus TBC memperkuat
pengendalian kasus pengendalian kasus TBC menguatkan nilai: Motivasi,
TBC TBC Visi: Akuntabel, Inovatif
a. Membuat konsep Terwujudnya Dalam penyusunan “Menjadi Puskesmas dan responsif
satuan acara konsep yang konsep SAP dengan pelayanan
penyuluhan tentang mendukung menggunkan bahasa paripurna menuju
pencegahan dan kegiatan yang baik dan benar masyarakat Japah
pengendalian kasus penyuluhan yang (Nasionalisme), mandiri untuk hidup
TBC dilakukan dengan bahasa yang sehat”
mudah dipahami agar Dan sesuia dengan
meningkatkan mutu misi ke 2:
pelayanan di UPTD Meningkatkan Upaya
Puskesmas Japah Pengendalian
(Komintmen Mutu) Penyakit dan Masalah
dan dapat Kesehatan
dipertanggungjawabkan
(Akuntabel)
b. Konsultasi dengan Mendapatkan Dalam berkonsultasi
atasan (mentor) dan masukan, saran dan dengan Mentor /
koordinator persetujuan dari Kepala Puskesmas dan
pemegang program mentor dan pemegang program TB
TBC pemegang program saya menggunkan
TBC bahasa yang baik dan
benar (Nasionalisme),
sikap yang sopan
santun (Etika Publik)
dan tanggung jawab
(Akuntabilitas) untuk
meningkatkan
pelayanan kepada

31
masyarakat
(Komitmen Mutu).
c. Penulisan satuan Tersusun Satuan SAP yang disusun
acara penyuluhan Acara Penyuluhan efektif dan efisien, yaitu
(SAP) tentang ringkas dan mencakup
pencegahan dan segala yang dibutuhkan
pengendalian kasus (Komitmen Mutu), isi
TBC dapat
dipertanggungjawabkan
(Akuntabel)
d. Membuat media Tersusun media Dalam membuat media
penyuluhan penyuluhan penyuluhan
pencegahan dan pencegahan dan menggunakan bahasa
pengendalian kasus pengendalian kasus yang baik dan benar
TBC TBC (Nasionalisme), media
sebagai penunjang
peningkatan pelayanan
Puskesmas Japah
(Komitmen Mutu)
2. Melakukan Meningkatkan Kegiatan penyuluhan Penyuluhan
penyuluhan ke pengetahuan kesehan tentang kesehatan
masyarakat masyarakat tentang pencegahan dan menguatkan nilai:
pentingnya pentingnya pengendalian kasus Motivasi,
pencegahan dan pencegahan dan TBC menguatkan Akuntabel, Inovatif,
pengendalian kasus pengendalian kasus Visi: Responsif dan
TBC TBC “Menjadi Puskesmas Inklusif
a. Menetapkan konsep Tersusun konsep Dalam menyusun dengan pelayanan
penyuluhan penyuluhan tentang konsep penyuluhan paripurna menuju
pencegahan dan pencegahan dan menggunakan bahasa masyarakat Japah
pengendalian kasus pengendalian kasus yang baik dan benar mandiri untuk hidup
TBC TBC (Nasionalisme), sehat”
ringkas dan mudah Dan sesuai dengan
dipahami sehingga misi ke 1:
meningkatkan mutu Memberdayakan
pelayanan (Komitmen Sumber Daya
Mutu) dan dapat kesehatan yang ada
dipertanggungjawabkan agar masyarakat
(Akuntabel) Japah mandiri untuk

32
b. Melakukan koordinasi Mendapatkan saran, Dalam berkonsultasi hidup sehat
dengan mentor dan masukan dan dengan Mentor / Dan sila ke 2:
koordinator UKM persetujuan dari Kepala Puskesmas dan Meningkatkan Upaya
pemegang program mentor dan koordinator UKM saya Pengendalian
TB pemegang program menggunkan bahasa
TB yang baik dan benar
(Nasionalisme), sikap
yang sopan santun
(Etika Publik) dan
tanggung jawab
(Akuntabilitas) untuk
meningkatkan
pelayanan kepada
masyarakat
(Komitmen Mutu).
c. Menyiapkan materi Materi penyuluhan Materi penyuluhan
penyuluhan dapat dipahami oleh menggunakan bahasa
masyarakat yang baik dan benar
(Nasionalisme), ringkas
dan mudah dipahami
sehingga meningkatkan
pelayanan (Komitmen
Mutu)
d. Melakukan koordinasi Kader kesehatan Dalam melekukan
dengan kader dapat berpartisipasi koordinasi dengan
kesehatan tentang dan berperan aktif kader kesehatan
pelaksanaan dalam pencegahan mengutamakan
penyuluhan dan pengendalian kesopanan dalam
kasus TB berkomunikasi (Etika
Publik)
e. Melaksanakan Masyarakat Dalam penyampaian
penyuluhan kepada mendapatkan materi penyuluhan
masyarakat pengetahuan dilakukan dengan
sehingga dapat bahasa yang mudah
menumbuhkan dipahami oleh
kesadaran dan masyarakat dan dapat
peran serta dalam dipertanggungjawabkan
pencegahan dan (Akutabel)
pengendalian kasus

33
TB
f. Melakukan evaluasi Pengetahuan Penyampaian materi
kegiatan penyuluhan masyarakat disampaikan dapat
meningkat dan dipertanggungjawabkan
dapat berperan aktif (Akuntebel)
dalam pencegahan
dan pengendalian
kasus TBC.
3. Sosialisasi kader Kader kesehatan Kegiatan sosialisasi Sosialisasi kader
masyarakat tentang sebagai salah satu kader masyarakat masyarakat
peran dan partisipasi agen perubahan tentang peran dan menguatkan nilai:
dalam pencegahan untuk meningkatkan partisipasi dalam Mandiri, Akuntabel,
dan pengendalian kesehatan pencegahan dan Dedikasi, Responsif
kasus TB masyarakat dengan pengendalian kasus dan Inklusif
berperan aktif TBC menguatkan
memberikan Visi:
edukasi kepada “Menjadi Puskesmas
masyarakat dengan pelayanan
a. Menyusun materi Materi pembinaan Dalam penyusunan paripurna menuju
pembinaan peran dan diharapkan mampu meteri menggunakan masyarakat Japah
partisipasi kader meningkatkan bahasa yang baik dan mandiri untuk hidup
kesehatan pengetahuan kader benar (Nasionalisme) sehat”
kesehatan sehingga dan bertanggungjawab Dan sesuai dengan
dapat memberikan (Akuntabel) misi ke 2:
kontribusi kepada Meningkatkan Upaya
masyarakat dalam Pengendalian
meningkatkan penyakit dan masalah
pengetahuan kesehatan
b. Melakukan konsultasi Mendapatkan Dalam berkonsultasi
dengan mentor arahan, masukan dengan Mentor /
danpemegang dan saran dari Kepala Puskesmas dan
program TB mentor maupun pemegang program TB
pemegang program saya menggunkan
TB terkait strategi bahasa yang baik dan
pembinaan terhadap benar (Nasionalisme),
kader kesehatan sikap yang sopan
untuk meningkatkan santun (Etika Publik)
perannya dalam dan tanggung jawab

34
pencegahan dan (Akuntabilitas) untuk
pengendalian kasus meningkatkan
TB pelayanan kepada
masyarakat
(Komitmen Mutu).
c. Melakukan koordinasi Kader kesehatan Menggunkan bahasa
dengan kader-kader termotivasi untuk yang baik, sopan
kesehatan tentang meningkatkan santun (Etika Publik)
jadwal pembinaan pengetahuantentang
pentingnya
pencegahan dan
pengendalian kasus
TB di masyarakat,
sehingga sadar
akan peran dan
partisispasinya
d. Melakukan kegiatan Pengetahuan dan Dalam pembinaan
pembinaan kader skill kader kader kesehatan
kesehatan kesehatan disampaikan dengan
meningkat bahasa yang baik dan
benar (Nasionalisme),
menghargai setiap
perbedaan pendapat
(Etika Publik)

Pelayanan Publik:
Meningkatkan peran
dan partisipasi kader
kesehatan dalam
memberikan pelayanan
kesehatan kepada
masyarakat.
WoG:
Perlu adanya
pembinaaan secara
berkelanjutan kepada
kader kesehatan untuk
meningkatkan kerja
sama yang baik antara

35
tenaga kesehatan
dengan kader demi
memberikan pelayanan
yang prima.
4. Melakukan Meningkatkan Kegiatan penjaringan Penjaringan kasus
penjaringan kasus Capaian penemuan kasus suspect dan suspect dan
suspect dan kasus dengan pelacakan kasus pelacakan kontak
pelacakan kontak TB penjaringan kasus kontak menguatkan TB menguatkan
suspect dan Visi: nilai:
pelacakan kontak “Menjadi Puskesmas Motivasi, Normatif,
a. Melakukan konsultasi Mendapatkan Dalam berkonsultasi dengan pelayanan Inovatif, Responsif
dengan mentor untuk arahan, masukan, dengan Mentor / paripurna menuju dan Inkusif
penemuan kasus TB saran dan Kepala Puskesmas masyarakat Japah
dengan penjaringan persetujuan dari saya menggunkan mandiri untuk hidup
kasus suspect Kepala Puskesmas bahasa yang baik dan sehat”
benar (Nasionalisme), Dan sesuai dengan
sikap yang sopan Misi ke 1:
santun (Etika Publik) Memberdayakan
dan tanggung jawab Sumber Daya
(Akuntabilitas) untuk Kesehatan yang ada
meningkatkan agar masyarakat
pelayanan kepada Japah mandiri Untuk
masyarakat hidup sehat.
(Komitmen Mutu). Misi ke 2:
b. Melakukan koordinasi Mendapatkan Dalam melakukan Meningkatkan Upaya
dengan pemegang arahan, saran dan koordinasi dengan Pengendalian
program TB dan dukungan dari pemegang program TB Misi ke 3:
Bidan Desa pemegang program dan Bidan Desa Meningkatkan
TB dan Bidan Desa menggunakan bahasa Pelayanan Kesehatan
terkait penemuan yang baik dan benar yang bermutu,
kasus baru (Nasionalisme), merata, terjangkau
dengan sopan dan dan
menghargai pendapat Berkesinambungan
(Etika Publik), dan
dengan musyawarah
(Nasionalisme) demi
memberikan pelayan
yang baik kepada
masyarakat

36
(Komitmen Mutu)
c. Menggali informasi Meningkatkan peran Dalam mendapatkan
dari kader kesehatan serta kader informasi dari kader
adanya kasus suspect kesehatan untuk kesehatan saya
dan kasus kontak memberikan lakukan dengan sopan
informasi terkait (Etika Publik),
subjek kasus menggunakan bahasa
suspect dan kasus yang baik dan benar
kontak (Nasionalisme), dan
informasi yang saya
dapatkan penuh
tanggung jawab
(Akuntabilitas), untuk
memberikan pelayanan
yang baik kepada
masyarakat
(Komitmen Mutu).
d. Mendatangi subjek Subjek kasus Ketika melakukan
kasus suspect dan bersedia dilakukan kunjungan dengan
kasus kontak, serta pemeriksaan untuk sopan santun,
informed consent penemuan kasus TB menyampaikan maksud
dan tujuan kedatangan
(Etika Publik),
menyampaikan dengan
bahasa yang jelas, baik
dan benar
(Nasionalisme) dan
bertanggung jawab
(Akuntabel), serta
tidak memaksakan ke
subjek (Nasionalisme).
e. Melakukan Menemukan kasus Saat melakukan
pengambilan sample TB baru pengambilan sample
dahak dan pengiriman dahak pada subjek
sample ke dilakukan dengan
laboratorium penuh hati-hati dan
mikroskopik tanggung jawab
(Akuntabel), untuk
mendapatkan hasil

37
yang maksimal demi
meningkatkan status
kesehatan masyarakat
(Komitmen Mutu).
f. Melakukan tindak Melaksanakan Pemberian obat
lanjut pemberian obat program sebagai tindak lanjut
OAT pada kasus BTA pengendalian kasus pada subjek dengan
positif TB dengan BTA positif dilakukan
pengobatan dengan penuh
tanggung jawab
(Akuntabel) untuk
memberikan pelayanan
kesehatan dengan
meningkatkan
kesehatan masyarakat
(Komitmen Mutu),
menjelaskan dosis,
waktu, dan
penggunaan obat
dengan jelas dan
menggunakan bahasa
yang baik dan benar
(Nasionalisme), penuh
sopan santun dan tidak
menggurui (Etika
Publik).

Pelayanan Publik:
Meningkatkan capaian
penemuan kasus TB di
Masyarakat dengan
penjaringan kasus
suspect
WoG:
Diperlukan adanya
kerja sama antara
tenaga kesehatan
dengan Kepala Desa,
Kader Kesehatan dan

38
Masyarakat
5. Peningkatan edukasi Meningkatkan Kegiatan peningkatan Peningkatan
berkelanjutan dengan kesadaran edukasi berkelanjutan edukasi yang
poster dan leaflet masyarakat untuk dengan poster dan berkelanjutan
berperan aktif dalam leaflet menguatkan menguatkan nilai:
pencegahan dan Visi: Motivasi, Inovatif
pengendalian kasus “Menjadi Puskesmas dan Responsif
TB dengan pelayanan
a. Membuat desain Terwujudnya desain Menggunakan bahasa paripurna menuju
poster dan leaflet poster dan leaflet yang baik dan benar masyarakat Japah
yang akan (Nasionalisme), dan mandiri untuk hidup
mendukung dalam isinya dapat sehat”
memberikan dipertanggungjawabkan Dan sesuai dengan
edukasi yang (Akuntabel) Misi ke 2:
berkelanjutan Meningkatkan Upaya
kepada masyarakat Pengendalian
b. Melakukan konsultasi Mendapatkan Dalam berkonsultasi Misi ke 3:
dengan mentor dan masukan, arahan dengan Mentor / Meningkatkan
pemegang program dan saran terkait isi Kepala Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan
UKM tentang isi poster dan leaflet pemegang program yang bermutu,
poster dan leaflet UKM saya merata, terjangkau
menggunkan bahasa dan
yang baik dan benar Berkesinambungan
(Nasionalisme), sikap
yang sopan santun
(Etika Publik) dan
tanggung jawab
(Akuntabilitas) untuk
meningkatkan
pelayanan kepada
masyarakat
(Komitmen Mutu).
c. Melakukan Sebagai media Isi poster dan leaflet
pencetakan poster informasi bagi menggunakan bahasa
dan leaflet masyarakat yang baik dan benar
(Nasionalisme) dan
dapat
dipertanggungjawabkan

39
(Akuntabel) dan jujur
(Anti Korupsi)
d. Menempelkan poster Meningkatkan Dalam menempatkan
dan leaflet pada kesadaran dan poster ditempatkan
tempat yang strategis motivasi masyarakat pada tempat yang
dan mudah dibaca untuk berperan sesuai dan mudah
serta dalam untuk dibaca (Etika
pencegahan dan Publik)
pengendalian kasus
TB Pelayanan Publik:
Meningkatkan
pengetahuan dan
motivasi masyarakat
untuk berperan serta
dalam pencegahan dan
pengendalian kasus TB
WoG:
Perlu adanya motivasi
dari masyarakat untuk
berperan serta dalam
pencegahan dan
pengendalian kasus TB

40
G. Jadwal Kegiatan

Septemb Oktobe November RENCANA


NO. KEGIATAN er r BUKTI
KEGIATAN

27
28
29
30

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
5

5
1

3
4

6
7
8
9

1
2
3
4

6
1 Menyusun Satuan Acara 1. Foto kegiatan
Penyuluhan (SAP) tentang konsultasi
pencegahan dan V V V VV V 2. Konsep SAP
pengendalian kasus TBC
2 Melakukan Penyuluhan 1. Foto kegiatan
kesehatan kapada penyuluhan
masyarakat tentang V V V V V V 2. Video kegiatan
pencegahan dan 3. Evaluasi
pengendalian kasus TBC kegiatan
penyuluhan
3 Sosialisasi kepada kader 1. Foto kegiatan
masyarakat tentang 2. Video kegiatan
peran dan partisipasi 3. Evaluasi kader
dalam pencegahan dan V V V V V V
pengendalian kasus TB

4 Melakukan penjaringan 1. Foto kegiatan


kasus suspect dan 2. Video kegiatan
pelacakan kontak TB
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

5 Peningkatan edukasi 1. Foto Kegiatan


berkelanjutan dengan 2. Video Kegiatan
poster dan leaflet
V V V V V V

41
DAFTAR PUSTAKA

BPSDMD Provinsi Jawa Tengah. 2021. Panduan Aktualisasi dan Habituasi.


Semarang: BPSDMD Provinsi Jawa Tengah

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar Calon


PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Analisis Isu Kontemporer: Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar Calon


PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government: Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat

Peraturan Menteri Pandayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi


Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat.

42
CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Pipit Sujayanti, S. Kep., Ns.
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
NIP : 19911113 202012 2 010
Tempat, Tanggal Lahir : Blora, 13 November 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Ds. Dologan Rt.006 / Rw.001, Kec. Japah, Kab.
Blora
No. HP : 085725730710
Nama Instansi : UPTD Puskesmas Japah
Alamat Instansi : Jalan Raya Japah-Todanan
Alamat Email : pipitsujayanti@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan
No. Tingkat Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan

1. SD SD Negeri 1 Dologan 2003

2. SMP SMP Negeri 1 Japah 2006

3. SMA SMA Negeri 1 Tunjungan 2009 IPA

4. S1 Universitas Kristen Satya 2013 Keperawatan


Wacana (UKSW)

43
5. Profesi Universitas Muhammadiyah 2015 Ners
Surakarta (UMS)

C. Riwayat Pekerjaan
No. Instansi Jabatan Lamanya

1. Rumah Sakit Jantung Jakarta Perawat April 2016-


(JHC) Pelaksana September 2016

2. Rumah Sakit Pusat Angkatan Perawat Oktober 2016-


Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Pelaksana Oktober 2020
Jakarta
3. UPTD Puskesmas Japah Perawat Ahli Januari 2021-
Pertama sekarang

44

Anda mungkin juga menyukai