K1 5 Ra
K1 5 Ra
Disusun Oleh:
NIP : 199111132020122010
TAHUN 2021
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Hari : Sabtu
Menyetujui,
Coach, Mentor
2
HALAMAN PENGESAHAN
Coach, Mentor
Penguji / Narasumber,
Nama
Pangkat
NIP
3
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dan habituasi
nilai-nilai dasar, kedudukan, dan peran PNS dalam NKRI dengan judul
“Optimalisasi penegndalian kasus TBC melalui capaian penemuan kasus di
UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan serta do’a dari banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak H. Arief Rohman, S.IP, M.Si. selaku Bupati Blora yang telah
mendukung penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Angkatan CLIII Tahun
2021.
2. Bapak Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si. selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah yang
telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS.
3. Bapak Heru Eko Wiyono, S.E., M.Si selaku Plt. Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Blora yang telah memberikan ijin untuk mengikuti Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III.
4. .................... selaku penguji sekaligus narasumber yang telah membimbing
dan memberikan pengarahan dalam membuat rancangan aktualisasi.
5. Ibu Diyah Mubarokah A., S.Pi. M.Si. selaku coach atas semua masukan dan
bimbingannya dalam penyusunan rancangan aktualisasi.
6. dr. Retna Wuwuh Nugraheni selaku mentor sekaligus Plt. Kepala UPTD
Puskesmas Japah yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan
aktualisasi dan habituasi serta memberikan arahan, saran dan bimbingan
dalam penyusunan rancangan aktualisasi.
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi
8. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III angkatan
153 tahun 2021 yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan pelatihan
dasa
4
9. Orang tua yang telah memberikan do’a restu dan bimbingan kepada penulis.
10. Suami dan anak-anak yang telah memberikan semangat pada penulis
11. Keluarga besar peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III angkatan 153
tahun 2021 yang selama ini telah bersama-sama mengikuti semua tahapan
kegiatan pelatihan dasar.
Penulis
Pipit Sujayanti, S.Kep., Ns.
5
BAB I
6
kesinambungan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan
masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan Bermutu
c. Hidup di lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
7
UKP dieselenggarakan guna pencapaian standar pelayanan
minimalKabupaten / kota di bidang kesehatan. Untuk tercapaianya upaya
kesehtaan yang diharapkan, Puskesmas harus ditunjang dengan sistem
manajemen Puskesmas yang baik, sehingga akan menghasilkan
Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen
meliputi, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. Semua
fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan
berkesinambungan sehingga dapat mengetahui capaian kinerja
pembangunan kesehatan. Agar dapat mengetahui perkembangan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah maka dikembangkan suatu
sistem informasi kesehatan daerah, dengan salah satu produknya yaitu
Profil Kesehatan Puskesmas.
8
Gambar 1.2. Denah Kecamatan Japah
Batas Wilayah:
9
2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
10
3. Visi dan Misi
Visi:
“Menjadi Puskesmas Dengan Pelayanan Mandiri Menuju Masyarakat Japah
Sehat”
Misi:
a. Memberdayakan Sumber Daya Kesehatan Yang Ada Agar Masyarakat
Japah Mandiri Untuk Hidup Sehat
b. Meningktakan Upaya Pengendalian Penyakit Dan Masalah Kesehatan
c. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu, Merata,Terjangkau
Dan Berkesinambungan
4. Tujuan
Puskesmas Japah dalam mewujudkan misi tersebut menetapkan tujuan
sebagai berikut:
a. Untuk mewujudkan “Menjadi Puskesmas dengan pelayanan mandiri
menuju masyarakat Japah sehat” maka ditetapkan tujuan: meningkatkan
peran aktif masyarakat Melalui kerja sama lintas sektoral dan lintas
program dibidang kesehatan.
b. Untuk mewujudkan misi ”Memberdayakan sumber daya kesehatan yang
ada agar masyarakat japah mandiri untuk hidup sehat“ maka ditetapkan
tujuan: meningkatkan manajemen sumber daya kesehatan yang
transparan, akuntable, efektif dan efisien
c. Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan upaya pengendalian penyakit
dan masalah kesehatan” maka ditetapkan tujuan: meningkatkan sarana
dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan
d. Untuk mewujudkan misi “Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, terjangkau dan kesinambungan” maka ditetapkan
tujuan: Meningkatkan Profesionalitas kerja dan meningkatkan peran aktif
antara pelayan kesehatan dan masyarakat Melalui kerja sama lintas
sektoral dan lintas program dibidang kesehatan.
B. Tugas Peserta
Tugas jabatan peserta Pelatihan Dasar CPNS dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tugas Pokok Aparatur Sipil Negara
Berdasarkan Undang Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 tahun 2014 Pasal
11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah :
1. Melaksanakan Kebijakan Publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
2. Memberikan Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
12
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang
berdampak pada pelayanan kesehatan
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan,
menetapkan tindakan)
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,
menetapkan tindakan)
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/kritikal
15. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
16. Melakukan tindakan keperawatan pad apasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur
22. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
dan pengaturan suhu tubuh
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitaslisasi pada individu
26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada
individu
27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada
individu
28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
13
30. Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat
31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
34. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik
35. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan
komunikasi
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area
medikal bedah
37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak
38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks area
maternitas
39. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
komunitas
40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa
41. Melakukan perawatan luka
42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan
tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
43. Melakuakn konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan
sebagai ketua tim/perawata primer
48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/
fasilitas kesehatan
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan
fungsi ketenagaan perawat
51. Melakukan perseptorship dan mentorship
14
c. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik untuk di
contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya.
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Dr.(H.C) Ir. Tri Rismaharini, M.T.
Beliau lahir di Kediri, 20 november 1961. Riwayat pendidikan dasar di Sekolah
Dasar Negeri Kediri dan lulus pada tahun 1973, kemudian melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Surabaya, lulus pada
tahun 1976, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 5 Surabaya dan
lulus pada tahun 1980, menempuh pendidikan sarjana di jurusan Arsitektur
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan lulus pada tahun
1987. Ia kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen
Pembangunan Kota di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,
lulus pada tahun 2002.
Pada 4 Maret 2015, ia mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa
dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Gelar kehormatan
tersebut diberikan dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota di Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
15
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pendidikan dan
Kebudayaan (2019— sekarang)
Gambar 1.3
Beliau adalah sosok pimpinan panutan, inspirasi, contoh, dan teladan bagi
penulis. Selama penulis bekerja di instansi, baik ketika beliau menjabat sebagai
walikota maupun ketika beliau menjabat sebagai mentri sosial. Beliau bekerja
dengan penuh tanggung jawab ( akuntabilitas : tanggung jawab, pemimpin)
Beliau sosok yang berani menegakan keadilan demi kemaslahatan bersama,
berbagai program ungulan di rencanankan oleh beliau dengan mengadakan
kerja sama dengan berbagai sektor ( nasionalisme : kerjasama)
Berbagai inovasi beliau buat baik ketiak beliau menjadi walikota surabaya
maupun ketika beliau menjadi menteri sosial. Ketika beliau baru di lantik oleh
presiden Joko Widodo berbagai program beliau utarakan salah satunya adalah
perbaikan data penerima bantuan (etika publik : tekun) (komitmen mutu :
inovatif)
Salah satu program beliau yang saya kagumi adalah mengutamakan anak-
anak terlantar, kemudian fakir miskin, yang akan jadi prioritas untuk program
pemberdayaan (anti korupsi : peduli,kerja keras).
16
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
A. Identifikasi Isu
Isu merupakan suatu fenomena/kejadian yang diartikan sebagai masalah,
sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang
dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak
terjamin kebenarannya, kabar angin, desas desus. Sedangkan isu kritikal
merupakan suatu topik yang berhubungan dengan masalah-masalah sumber
daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan adanya kesadaran publik
akan isu tersebut. Sehingga isu ini menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan
dan diselesaikan.
Berdasarkan kondisi saat ini, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di
UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora ditemukan beberapa isu yang
berkaitan dengan rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan sesuai
dengan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Selain itu sesuai pula dengan peran
dan kedudukan ASN dalam NKRI yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan
Whole of Government.
Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan identifikasi
isu dengan mempertimbangkan keaktualan, problematik, kekhalayakan dan
kelayakan isu tersebut yang disebut dengan metode APKL. Aktual artinya benar-
benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan. Problematik merupakan isu yang
menjadi sebuah dimensi kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
Kekhalayakan artinya menyangkut hidup orrang banyak dan kelayakan artinya
isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Setelah itu prioritas isu ditentukan dengan mengukur tingkat Urgensi
(Urgency), keseriusan masalah (Seriously), perkembangan masalah tersebut
jika tidak dipecahkan (Growth) yang dikenal dengan metode USG. Daftar isu
yang diperoleh di lingkungan kerja Instansi penulis berkaitan dengan Kedudukan
dan Peran PNS dalam NKRI (Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole of
Government).
17
Adapun kondisi yang terjadi saat ini dan kondisi yang diharapkan untuk
meningkatkan mutu layanan di Puskesmas Japah dijabarkan dalam tabel
berikut:
Tabel 2.1. Identifikasi Isu
No. Isu dan Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
Sumber Isu:
Pelayanan Publik
Whole of Government
2 Kurang optimalnya Kurangnya kunjungan Masyarakat Japah
sosialisasi dan edukasi masyarakat Japah dapat memanfaatkan
terhadap kesadaran untuk memeriksakan pelayanan kesehatan
masyarakat untuk kesehatan di UPTD yang ada di
memeriksakan Puskesmas Japah Puskesmas Japah
kesehatannya di UPTD Kabupten Blora Kabupaten Blora
Puskesmas Japah
Kabupaten Blora
Sumber Isu:
Manajemen ASN
Pelayanan Publik
Whole of Government
3 Kurang optimalnya Capaian pelayanan Capaian pelayanan
penanganan kasus kesehatan pada kasus kesehatan pada
Penyakit Tidak Menular PTM masih sangat kasus PTM meningkat
(PTM) di UPTD kurang di UPTD di UPTD Puskesmas
Puskesmas Japah Puskesmas Japah Japah Kabupaten
18
Kabupaten Blora Kabupaten Blora Blora
Sumber Isu:
Pelayanan Publik
Whole of Government
4 Kurang optimalnya Masih kurangnya Capaian penemuan
pengendalian kasus capaian penemuan kasus TBC meningkat
TBC melalui capaian kasus TBC di UPTD di UPTD Puskesmas
penemuan kasus di Puskesmas Japah Japah Kabupaten
UPTD Puskesmas Kabupaten Blora Blora
Japah Kabupaten Blora
Sumber Isu:
Manajemen ASN
Pelayanan Publik
Whole of Government
5 Kurang optimalnya Cakupan sasaran Cakupan sasaran
cakupan sasaran vaksinasi Covid 19 vaksinasi Covid 19
Vaksinasi Covid 19 di masih kurang di UPTD meningkat di UPTD
UPTD Puskesmas Puskesmas Japah Puskesmas Japah
Japah Kabupaten Blora Kabupaten Blora Kabupaten Blora
Sumber Isu:
Pelayanan Publik
Whole of Government
19
tersedia. Oleh karena itu dapat disimpulkan terjadi penurunan jumlah
kunjungan pasien rawat inap di Puskesmas Japah.
2. Kurang optimalnya sosialisasi dan edukasi terhadap kesadaran masyarakat
untuk memeriksakan kesehatannya di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten
Blora
Berdasarkan pengamatan selama kurang lebih 7 bulan di Puskesmas
Japah, bahwa kesadaran masayarakat untuk memeriksakan kesehatannya di
Puskesmas Japah masih kurang ditandai dengan kurangnya kunjungan
masyarakat yang memeriksakan kesehatan ke Puskesmas Japah.
3. Kurang optimalnya penanganan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) di
UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora
Berdasarkan hasil diskusi dengan rekan kerja pemegang program PTM
didapatkan hasil bahwa capaian pelayanan kesehatan pasien Hipertensi
sebesar 8,67%, pelayanan kesehatan pasien Diabetes Militus sebesar
53,91%, capaian pelayanan pasien dengan Gangguan Jiwa sebesar 21.20%,
pelayanan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara sebesar 7,27%
dan cakupan Desa yang melaksanakan Posbindu sebesar 16,67%. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa capaian penanganan kasus PTM di UPTD
Puskesmas Japah masih sangat kurang.
4. Kurang optimalnya pengendalian kasus TBC melalui capaian penemuan
kasus di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora
Berdasarkan hasil diskusi dengan rekan kerja pemegang program UKM
untuk capaian penemuan kasus TB sampai bulan Agustus 2021 sebesar 10
%. Sedangkan target penemuan kasus TB di Kabupaten Blora sebesar 72%.
Oleh karena itu pengendalian kasus TB melalui capaian penemuan kasus
baru masih kurang.
5. Kurang optimalnya cakupan sasaran Vaksinasi Covid 19 di UPTD
Puskesmas Japah Kabupaten Blora
Berdasarkan hasil diskusi dengan rekan kerja pemegang program
Surveilens dan Imunisasi bahwa cakupan vaksinasi untuk wilayah
Kecamatan Japah masih kurang, yaitu dosis 1 sebesar 2,52 %, dosis 2
sebesar 2,45% dan dosis 3 sebesar 1,82%.
20
B. Analisis Isu
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat
bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu bertujuan untuk menetapkan
kualitas isu dan menetapkan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan
melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Berdasarkan
identifikasi isu yang telah dipaparkan maka perlu dilakukan proses analisis isu
untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan
solusi oleh penulis. Analisis isu tersebut menggunakan dua alat bantu
penetapan kualitas isu yaitu:
1. Menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness dan Growth).
a. Aktual: Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau
diperkirakan terjadi dalam waktu dekat
b. Problematik: merupakan masalah yang mendesak yang memerlukan
berbagai upaya alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan tindakan
nyata.
c. Kekhalayakan: menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pada
umumnya, bukan untuk seseorang atau kelompok
d. KeLayakan: Logis, pantas, realistis, dapat dibahas sesuai tugas, hak,
kewenangan dan tanggung jawab
Rentang penilaian metode APKL yaitu 1-5. Dengan kriteria nilai1: sangat
tidak penting, nilai 2: tidak penting, nilai 3: cukup penting, nilai 4: penting dan
nilai 5: sangat penting. Tapisan APKL yang digunakan untuk analisis isu yang
sudah dipaparkan yaitu:
A P K L
21
kesehatannya di UPTD
Puskesmas Japah Kabupaten
Blora
22
Nilai Urgency / Seriousness Growth /
/
Mendesak Pertumbuhan
Kegawatan
diselesaikan
5. Isu sangat Isu sangat serius untuk segera Isu sangat cepat
23
1. Kurang optimalnya 4 4 4 12 II
penanganan kasus
Penyakit Tidak Menular
(PTM) di UPTD
Puskesmas Japah
Kabupaten Blora
2. Kurang optimalnya 5 4 4 14 I
pengendalian kasus TBC
melalui capaian penemuan
kasus di UPTD
Puskesmas Japah
Kabupaten Blora
Dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG, maka isu strategis yang
perlu diselesaikan adalah “Kurang optimalnya pengendalian kasus TBC melalui
capaian penemuan kasus di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora”
dengan skor 14. Sumber isu berasal dari Manajemen ASN, Pelayanan Publik
dan Whole of Government.
C. Analisis Penyebab
Setelah diperoleh isu prioritas (Core Issue), langkah selanjutnya yang harus
dilakukan adalah menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab isu,
sehingga dapat diintervensi dalam bentuk kegiatan. Analisis akar penyebab
masalah menggunakan diagram Fishbone. Diagram ini berfungsi untuk
mengidentifikasi, mengeksplorasi dan menggambarkan secara detail penyebab
yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Kategori penyebab
permasalahan yang digunakan meliputi Man (sumber daya manusia), Method
24
(metode), Material (bahan baku) dan Milleu (lingkungan) atau melalui
brainstorming dengan rekan kerja di Instansi. Berikut adalah akar penyebab
yang digambarkan pada diagram Fishbone:
25
MAN MATERIAL
Kinerja SDM Kurangnya Kurangnya Kurang
yang belum kesadaran ketersediaan optimalnya
maksimal dalam masyarakat sarana dan Kurangnya pengendali
penemuan kasus dalam prasarana ketersediaan alat an kasus
pencegahan edukasi yang memadai di TBC
penyakit Puskesmas melalui
capaian
Peran kader penemuan
Pelacakan kontak
masyarakat yang kasus di
Rendahnya yang rendah UPTD
belum maksimal
penjaringan Sistem pelaporan SDM yang Puskesmas
kasussuspect dan pencatatan memiliki tugas Japah
hasil belum lain di Kabupaten
maksimal Puskesmas Blora
METHOD MILIE
U
26
Setelah dilakukan analisis untuk menemukan penyebab terhadap isu prioritas
dengan menggunakan Fishbone diagram, maka ditemukan beberapa prioritas
penyebab yang perlu diselesaikan, antara lain:
1. Man:
SDM belum maksimal dalam penemuan kasus TB
Kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian penyakit
masih kurang
2. Methode:
Penjaringan kasus suspect masih rendah
Pelacakan kasus kontak rendah
Sistem pencatatan dan pelaporan hasil masih kurang
3. Material:
Kurangnya ketersediaan alat yang memadai di Puskesmas
4. Milleu:
Peran kader masyarakat yang belum maksimal
28
4. Kurang optimalnya pengendalian kasus TBC melalui capaian
penemuan kasus di UPTD Puskesmas Japah Kabupaten
Blora
Sumber isu: Manjamen ASN, Pelyanan Publik dan Whole of
Government
5. Kurang optimalnya cakupan sasaran Vaksinasi Covid 19 di
UPTD Puskesmas Japah Kabupaten Blora
Sumber isu: Pelayanan Publik, Whole of Government
Penyebab Isu :
Gagasan :
29
2. Penyuluhan ke masyarakat pentingnya pencegahan
dan pengendalian kasus TBC
Sumber kegiatan: SKP, Inovasi
3. Sosialisasi peran kader masyarakat dalam
pencegahan dan pengendalian kasus TB
Sumber kegiatan: SKP
4. Penjaringan kasus suspect dan pelacakan kontak TBC
Sumber kegiatan: SKP
5. Peningkatan edukasi berkelanjutan dengan poster dan
leaflet
Sumber kegiatan: Inovasi
30
Matriks Rancangan Aktualisasi
31
masyarakat
(Komitmen Mutu).
c. Penulisan satuan Tersusun Satuan SAP yang disusun
acara penyuluhan Acara Penyuluhan efektif dan efisien, yaitu
(SAP) tentang ringkas dan mencakup
pencegahan dan segala yang dibutuhkan
pengendalian kasus (Komitmen Mutu), isi
TBC dapat
dipertanggungjawabkan
(Akuntabel)
d. Membuat media Tersusun media Dalam membuat media
penyuluhan penyuluhan penyuluhan
pencegahan dan pencegahan dan menggunakan bahasa
pengendalian kasus pengendalian kasus yang baik dan benar
TBC TBC (Nasionalisme), media
sebagai penunjang
peningkatan pelayanan
Puskesmas Japah
(Komitmen Mutu)
2. Melakukan Meningkatkan Kegiatan penyuluhan Penyuluhan
penyuluhan ke pengetahuan kesehan tentang kesehatan
masyarakat masyarakat tentang pencegahan dan menguatkan nilai:
pentingnya pentingnya pengendalian kasus Motivasi,
pencegahan dan pencegahan dan TBC menguatkan Akuntabel, Inovatif,
pengendalian kasus pengendalian kasus Visi: Responsif dan
TBC TBC “Menjadi Puskesmas Inklusif
a. Menetapkan konsep Tersusun konsep Dalam menyusun dengan pelayanan
penyuluhan penyuluhan tentang konsep penyuluhan paripurna menuju
pencegahan dan pencegahan dan menggunakan bahasa masyarakat Japah
pengendalian kasus pengendalian kasus yang baik dan benar mandiri untuk hidup
TBC TBC (Nasionalisme), sehat”
ringkas dan mudah Dan sesuai dengan
dipahami sehingga misi ke 1:
meningkatkan mutu Memberdayakan
pelayanan (Komitmen Sumber Daya
Mutu) dan dapat kesehatan yang ada
dipertanggungjawabkan agar masyarakat
(Akuntabel) Japah mandiri untuk
32
b. Melakukan koordinasi Mendapatkan saran, Dalam berkonsultasi hidup sehat
dengan mentor dan masukan dan dengan Mentor / Dan sila ke 2:
koordinator UKM persetujuan dari Kepala Puskesmas dan Meningkatkan Upaya
pemegang program mentor dan koordinator UKM saya Pengendalian
TB pemegang program menggunkan bahasa
TB yang baik dan benar
(Nasionalisme), sikap
yang sopan santun
(Etika Publik) dan
tanggung jawab
(Akuntabilitas) untuk
meningkatkan
pelayanan kepada
masyarakat
(Komitmen Mutu).
c. Menyiapkan materi Materi penyuluhan Materi penyuluhan
penyuluhan dapat dipahami oleh menggunakan bahasa
masyarakat yang baik dan benar
(Nasionalisme), ringkas
dan mudah dipahami
sehingga meningkatkan
pelayanan (Komitmen
Mutu)
d. Melakukan koordinasi Kader kesehatan Dalam melekukan
dengan kader dapat berpartisipasi koordinasi dengan
kesehatan tentang dan berperan aktif kader kesehatan
pelaksanaan dalam pencegahan mengutamakan
penyuluhan dan pengendalian kesopanan dalam
kasus TB berkomunikasi (Etika
Publik)
e. Melaksanakan Masyarakat Dalam penyampaian
penyuluhan kepada mendapatkan materi penyuluhan
masyarakat pengetahuan dilakukan dengan
sehingga dapat bahasa yang mudah
menumbuhkan dipahami oleh
kesadaran dan masyarakat dan dapat
peran serta dalam dipertanggungjawabkan
pencegahan dan (Akutabel)
pengendalian kasus
33
TB
f. Melakukan evaluasi Pengetahuan Penyampaian materi
kegiatan penyuluhan masyarakat disampaikan dapat
meningkat dan dipertanggungjawabkan
dapat berperan aktif (Akuntebel)
dalam pencegahan
dan pengendalian
kasus TBC.
3. Sosialisasi kader Kader kesehatan Kegiatan sosialisasi Sosialisasi kader
masyarakat tentang sebagai salah satu kader masyarakat masyarakat
peran dan partisipasi agen perubahan tentang peran dan menguatkan nilai:
dalam pencegahan untuk meningkatkan partisipasi dalam Mandiri, Akuntabel,
dan pengendalian kesehatan pencegahan dan Dedikasi, Responsif
kasus TB masyarakat dengan pengendalian kasus dan Inklusif
berperan aktif TBC menguatkan
memberikan Visi:
edukasi kepada “Menjadi Puskesmas
masyarakat dengan pelayanan
a. Menyusun materi Materi pembinaan Dalam penyusunan paripurna menuju
pembinaan peran dan diharapkan mampu meteri menggunakan masyarakat Japah
partisipasi kader meningkatkan bahasa yang baik dan mandiri untuk hidup
kesehatan pengetahuan kader benar (Nasionalisme) sehat”
kesehatan sehingga dan bertanggungjawab Dan sesuai dengan
dapat memberikan (Akuntabel) misi ke 2:
kontribusi kepada Meningkatkan Upaya
masyarakat dalam Pengendalian
meningkatkan penyakit dan masalah
pengetahuan kesehatan
b. Melakukan konsultasi Mendapatkan Dalam berkonsultasi
dengan mentor arahan, masukan dengan Mentor /
danpemegang dan saran dari Kepala Puskesmas dan
program TB mentor maupun pemegang program TB
pemegang program saya menggunkan
TB terkait strategi bahasa yang baik dan
pembinaan terhadap benar (Nasionalisme),
kader kesehatan sikap yang sopan
untuk meningkatkan santun (Etika Publik)
perannya dalam dan tanggung jawab
34
pencegahan dan (Akuntabilitas) untuk
pengendalian kasus meningkatkan
TB pelayanan kepada
masyarakat
(Komitmen Mutu).
c. Melakukan koordinasi Kader kesehatan Menggunkan bahasa
dengan kader-kader termotivasi untuk yang baik, sopan
kesehatan tentang meningkatkan santun (Etika Publik)
jadwal pembinaan pengetahuantentang
pentingnya
pencegahan dan
pengendalian kasus
TB di masyarakat,
sehingga sadar
akan peran dan
partisispasinya
d. Melakukan kegiatan Pengetahuan dan Dalam pembinaan
pembinaan kader skill kader kader kesehatan
kesehatan kesehatan disampaikan dengan
meningkat bahasa yang baik dan
benar (Nasionalisme),
menghargai setiap
perbedaan pendapat
(Etika Publik)
Pelayanan Publik:
Meningkatkan peran
dan partisipasi kader
kesehatan dalam
memberikan pelayanan
kesehatan kepada
masyarakat.
WoG:
Perlu adanya
pembinaaan secara
berkelanjutan kepada
kader kesehatan untuk
meningkatkan kerja
sama yang baik antara
35
tenaga kesehatan
dengan kader demi
memberikan pelayanan
yang prima.
4. Melakukan Meningkatkan Kegiatan penjaringan Penjaringan kasus
penjaringan kasus Capaian penemuan kasus suspect dan suspect dan
suspect dan kasus dengan pelacakan kasus pelacakan kontak
pelacakan kontak TB penjaringan kasus kontak menguatkan TB menguatkan
suspect dan Visi: nilai:
pelacakan kontak “Menjadi Puskesmas Motivasi, Normatif,
a. Melakukan konsultasi Mendapatkan Dalam berkonsultasi dengan pelayanan Inovatif, Responsif
dengan mentor untuk arahan, masukan, dengan Mentor / paripurna menuju dan Inkusif
penemuan kasus TB saran dan Kepala Puskesmas masyarakat Japah
dengan penjaringan persetujuan dari saya menggunkan mandiri untuk hidup
kasus suspect Kepala Puskesmas bahasa yang baik dan sehat”
benar (Nasionalisme), Dan sesuai dengan
sikap yang sopan Misi ke 1:
santun (Etika Publik) Memberdayakan
dan tanggung jawab Sumber Daya
(Akuntabilitas) untuk Kesehatan yang ada
meningkatkan agar masyarakat
pelayanan kepada Japah mandiri Untuk
masyarakat hidup sehat.
(Komitmen Mutu). Misi ke 2:
b. Melakukan koordinasi Mendapatkan Dalam melakukan Meningkatkan Upaya
dengan pemegang arahan, saran dan koordinasi dengan Pengendalian
program TB dan dukungan dari pemegang program TB Misi ke 3:
Bidan Desa pemegang program dan Bidan Desa Meningkatkan
TB dan Bidan Desa menggunakan bahasa Pelayanan Kesehatan
terkait penemuan yang baik dan benar yang bermutu,
kasus baru (Nasionalisme), merata, terjangkau
dengan sopan dan dan
menghargai pendapat Berkesinambungan
(Etika Publik), dan
dengan musyawarah
(Nasionalisme) demi
memberikan pelayan
yang baik kepada
masyarakat
36
(Komitmen Mutu)
c. Menggali informasi Meningkatkan peran Dalam mendapatkan
dari kader kesehatan serta kader informasi dari kader
adanya kasus suspect kesehatan untuk kesehatan saya
dan kasus kontak memberikan lakukan dengan sopan
informasi terkait (Etika Publik),
subjek kasus menggunakan bahasa
suspect dan kasus yang baik dan benar
kontak (Nasionalisme), dan
informasi yang saya
dapatkan penuh
tanggung jawab
(Akuntabilitas), untuk
memberikan pelayanan
yang baik kepada
masyarakat
(Komitmen Mutu).
d. Mendatangi subjek Subjek kasus Ketika melakukan
kasus suspect dan bersedia dilakukan kunjungan dengan
kasus kontak, serta pemeriksaan untuk sopan santun,
informed consent penemuan kasus TB menyampaikan maksud
dan tujuan kedatangan
(Etika Publik),
menyampaikan dengan
bahasa yang jelas, baik
dan benar
(Nasionalisme) dan
bertanggung jawab
(Akuntabel), serta
tidak memaksakan ke
subjek (Nasionalisme).
e. Melakukan Menemukan kasus Saat melakukan
pengambilan sample TB baru pengambilan sample
dahak dan pengiriman dahak pada subjek
sample ke dilakukan dengan
laboratorium penuh hati-hati dan
mikroskopik tanggung jawab
(Akuntabel), untuk
mendapatkan hasil
37
yang maksimal demi
meningkatkan status
kesehatan masyarakat
(Komitmen Mutu).
f. Melakukan tindak Melaksanakan Pemberian obat
lanjut pemberian obat program sebagai tindak lanjut
OAT pada kasus BTA pengendalian kasus pada subjek dengan
positif TB dengan BTA positif dilakukan
pengobatan dengan penuh
tanggung jawab
(Akuntabel) untuk
memberikan pelayanan
kesehatan dengan
meningkatkan
kesehatan masyarakat
(Komitmen Mutu),
menjelaskan dosis,
waktu, dan
penggunaan obat
dengan jelas dan
menggunakan bahasa
yang baik dan benar
(Nasionalisme), penuh
sopan santun dan tidak
menggurui (Etika
Publik).
Pelayanan Publik:
Meningkatkan capaian
penemuan kasus TB di
Masyarakat dengan
penjaringan kasus
suspect
WoG:
Diperlukan adanya
kerja sama antara
tenaga kesehatan
dengan Kepala Desa,
Kader Kesehatan dan
38
Masyarakat
5. Peningkatan edukasi Meningkatkan Kegiatan peningkatan Peningkatan
berkelanjutan dengan kesadaran edukasi berkelanjutan edukasi yang
poster dan leaflet masyarakat untuk dengan poster dan berkelanjutan
berperan aktif dalam leaflet menguatkan menguatkan nilai:
pencegahan dan Visi: Motivasi, Inovatif
pengendalian kasus “Menjadi Puskesmas dan Responsif
TB dengan pelayanan
a. Membuat desain Terwujudnya desain Menggunakan bahasa paripurna menuju
poster dan leaflet poster dan leaflet yang baik dan benar masyarakat Japah
yang akan (Nasionalisme), dan mandiri untuk hidup
mendukung dalam isinya dapat sehat”
memberikan dipertanggungjawabkan Dan sesuai dengan
edukasi yang (Akuntabel) Misi ke 2:
berkelanjutan Meningkatkan Upaya
kepada masyarakat Pengendalian
b. Melakukan konsultasi Mendapatkan Dalam berkonsultasi Misi ke 3:
dengan mentor dan masukan, arahan dengan Mentor / Meningkatkan
pemegang program dan saran terkait isi Kepala Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan
UKM tentang isi poster dan leaflet pemegang program yang bermutu,
poster dan leaflet UKM saya merata, terjangkau
menggunkan bahasa dan
yang baik dan benar Berkesinambungan
(Nasionalisme), sikap
yang sopan santun
(Etika Publik) dan
tanggung jawab
(Akuntabilitas) untuk
meningkatkan
pelayanan kepada
masyarakat
(Komitmen Mutu).
c. Melakukan Sebagai media Isi poster dan leaflet
pencetakan poster informasi bagi menggunakan bahasa
dan leaflet masyarakat yang baik dan benar
(Nasionalisme) dan
dapat
dipertanggungjawabkan
39
(Akuntabel) dan jujur
(Anti Korupsi)
d. Menempelkan poster Meningkatkan Dalam menempatkan
dan leaflet pada kesadaran dan poster ditempatkan
tempat yang strategis motivasi masyarakat pada tempat yang
dan mudah dibaca untuk berperan sesuai dan mudah
serta dalam untuk dibaca (Etika
pencegahan dan Publik)
pengendalian kasus
TB Pelayanan Publik:
Meningkatkan
pengetahuan dan
motivasi masyarakat
untuk berperan serta
dalam pencegahan dan
pengendalian kasus TB
WoG:
Perlu adanya motivasi
dari masyarakat untuk
berperan serta dalam
pencegahan dan
pengendalian kasus TB
40
G. Jadwal Kegiatan
27
28
29
30
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
5
5
1
3
4
6
7
8
9
1
2
3
4
6
1 Menyusun Satuan Acara 1. Foto kegiatan
Penyuluhan (SAP) tentang konsultasi
pencegahan dan V V V VV V 2. Konsep SAP
pengendalian kasus TBC
2 Melakukan Penyuluhan 1. Foto kegiatan
kesehatan kapada penyuluhan
masyarakat tentang V V V V V V 2. Video kegiatan
pencegahan dan 3. Evaluasi
pengendalian kasus TBC kegiatan
penyuluhan
3 Sosialisasi kepada kader 1. Foto kegiatan
masyarakat tentang 2. Video kegiatan
peran dan partisipasi 3. Evaluasi kader
dalam pencegahan dan V V V V V V
pengendalian kasus TB
41
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
42
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Pipit Sujayanti, S. Kep., Ns.
Jabatan : Perawat Ahli Pertama
NIP : 19911113 202012 2 010
Tempat, Tanggal Lahir : Blora, 13 November 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Ds. Dologan Rt.006 / Rw.001, Kec. Japah, Kab.
Blora
No. HP : 085725730710
Nama Instansi : UPTD Puskesmas Japah
Alamat Instansi : Jalan Raya Japah-Todanan
Alamat Email : pipitsujayanti@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
No. Tingkat Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan
43
5. Profesi Universitas Muhammadiyah 2015 Ners
Surakarta (UMS)
C. Riwayat Pekerjaan
No. Instansi Jabatan Lamanya
44