Anda di halaman 1dari 8
$F$ KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Salemba Raya Nomor 28 Jakarta Pusat 10430 Telp. (021) 3825153 Fax. (021) 3925153 Laman :httpilwwww.kemsos go.id KEPUTUSAN DIREKTUR JAMINAN SOSIAL NOMOR : 505/SK/LJS.JS.TU/10/2015 TENTANG PENGANGKATAN OPERATOR PROGRAM KELUARGA HARAPAN Menimbang Mengingat TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2015 DIREKTUR JAMINAN SOSIAL : a, bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Program Keluarga Harapan Tahun 2015 dipandang perlu mengangkat Operator Program Keluarga Harapan (PKH) tingkat Kabupaten/Kota tahun 2015; b. bahwa berdasarkan pertimbangan _ sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jaminan Sosial; c. bahwa nama-nama sebagaimana tercantum dalam keputusan ini memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Operator PKH tingkat Kabupaten/Kota tahun 2015 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Llembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4967); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara RI Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5235); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun ‘Anggaran 2014 (Lembaran Negara RI Tahun 2013 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5462); 4. Peraturan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial; 6. Keputusan Menteri Sosial Nomor 40/HUK/2014 Tanggal 17 April 2014 tentang Perubahan atas Lampiran Keputusan Menteri Sosial Nomor 150/HUK/2013 tanggal 19 Desember 2013 tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran pada Kantor Pusat Kementerian Sosial; 7. Keputusan Menteri Sosial Nomor 111/HUK/2014 ‘Tanggal 17 Oktober 2014 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Tingkat Pusat. MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JAMINAN SOSIAL TENTANG PENGANGKATAN OPERATOR PROGRAM KELUARGA HARAPAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2015. KESATU : Mengangkat nama-nama yang tercantum dalam lajur 05 dalam jabatan sebagaimana tersebut dalam lajur 06, kepadanya diberikan honor sebagai Operator PKH tingkat Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagaimana tersebut dalam lajur 07 daftar lampiran keputusan ini. KEDUA : Tugas Operator PKH tingkat _ Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud Diktum KESATU adalah : 1, Melakukan penerimaan data dan formulir validasi calon peserta. PKH dari UPPKH Tingkat Pusat/Provinsi dan mendistribusikan kepada seluruh Pendamping PKH; 2.. Melakukan penerimaan data dan formulir verifikasi komitmen peserta PKH dari UPPKH Pusat/Provinsi dan mendistribusikan kepada seluruh Pendamping PKH; 3. Melakukan penerimaan data dan __formulir pemutakhiran kepesertaan PKH dari UPPKH Tingkat Pusat/Provinsi dan mendistribusikan kepada seluruh Pendamping PKH; 4. Melakukan penerimaan data hasil validasi, data hasil pemutakhiran, data hasil verifikasi dan data realisasi penyaluran bantuan PKH dari seluruh Pendamping PKH; 5. Melakukan pemasukan data hasil validasi, data hasil pemutakhiran dan data hasil verifikasi serta data realisasi penyaluran bantuan PKH ke dalam sistem aplikasi sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang telah ditetapkan; 6. Melakukan pengelolaan dan pengiriman data hasil validasi calon peserta, hasil verifikasi komitmen dan hasil pemutakhiran kepesertaan PKH serta realisasi penyaluran bantuan PKH ke UPPKH Tingkat Pusat/Provinsi sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang telah ditetapkan; 7. Memberikan bantuan teknis kepada Pendamping PKH untuk penanganan keluhan dan permasalahan data dan aplikasi yang digunakan; 8. Menyiapkan kebutuhan data dan administrasi kegiatan PKH untuk para pemangku kepentingan di tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota pelaksana PKH; 9. Melakukan mediasi, fasilitasi dan advokasi kepada peserta PKH untuk mendapatkan haknya sebagai peserta PKH serta untuk mendapatkan hak-hak program komplementaritas, baik yang berasal dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di lokasi tugasnya, meliputi KKS, KIS, KIP, KUBE/ UEP, RASKIN, Rumah Tinggal Layak Huni dan hak komplementaritas lainnya; 10.Membantu Pemerintah Pusat/Daerah dalam melakukan pendataan dan pelaporan terkait dengan program-program perlindungan —sosial__— dan penanggulangan kemiskinan; 11. Melakukan pencatatan dan pembuatan laporan kegiatan PKH sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang telah ditetapkan. KETIGA : Kewajiban Operator PKH tingkat Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud Diktum KESATU adalah : 1, Melaksanakan seluruh ketentuan dan peraturan PKH yang telah ditetapkan sesuai buku pedoman PKH dan kebijakan program; 2. Berkoordinasi dengan Koordinator Kabupaten/Kota serta bekerja sama dengan seluruh Pendamping PKH di Kabupaten/Kota dalam menjalankan tugasnya; 3. Memastikan kelengkapan dan validitas data hasil validasi calon peserta, hasil + pemutakhiran kepesertaan, hasil verifikasi komitmen serta realisasi penyaluran bantuan PKH yang diterima dari seluruh Pendamping PKH; 4. Memastikan kelengkapan dan validitas data hasil validasi calon peserta, hasil _pemutakhiran kepesertaan, hasil verifikasi komitmen serta realisasi penyaluran bantuan PKH yang dimasukkan ke dalam sistem aplikasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 5. Melaporkan setiap permasalahan data dan sistem aplikasi yang digunakan secara berjenjang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 6. Mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan serta kegiatan bimbingan teknis yang diselengarakan oleh UPPKH Pusat maupun UPPKH Daerah; 7. Berperan aktif dalam mensukseskan program- program Pemerintah, khususnya program-program Kementerian Sosial; 8. Bertanggung jawab terhadap capaian target dan kualitas pengelolaan data PKH di wilayah kerjanya KEEMPAT : Operator PKH tingkat Kabupaten/Kota wajib memegang teguh prinsip Kode Etik Pegawai Non Organik UPPKH 1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi; Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin; 3. Memberikan pelayanan dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan; 4. Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 5. Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan _peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan; 6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara dan tidak memberikan data kepesertaan PKH baik secara lisan maupun tertulis kepada pihak lain kecuali mendapat izin dari Kementerian Sosial; P 7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; 8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya; 9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; KELIMA 10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain; 11. Tidak melakukan tindakan penyalahgunaan dana, termasuk mengutip dana dari peserta PKH serta membawa/menyimpan uang bantuan PKH; 12. Tidak melakukan manipulasi/pemalsuan data dan dokumen untuk kepentingan laporan program; 13. Tidak melanggar surat keputusan Direktur Jaminan Sosial tentang larangan rangkap pekerjaan. Operator PKH tingkat Kabupaten/Kota memperoleh hak cuti dengan ketentuan : 1, Cuti tahunan diberikan sebanyak-banyaknya 12 (duabelas) hari kerja dalam satu tahun, termasuk di dalamnya hak cuti bersama, yang pelaksanaannya tidak boleh bertepatan dengan jadwal pemutakhiran data dan penyaluran bantuan PKH; 2. Cuti hamil/melahirkan diberikan _ sebanyak- banyaknya selama 2 (dua) bulan. Cuti hamil/ melahirkan dapat diambil 1 (satu) bulan sebelum melahirkan dan 1 (satu) bulan setelah melahirkan. Pengambilan hak cuti hamil/melahirkan harus memperhatikan pekerjaan rutin Operator PKH seperti penerimaan, pemasukan dan pengelolaan data hasil verifikasi komitmen, pemutakhiran data serta penyaluran bantuan PKH; 3. Pengambilan hak cuti tahunan, cuti hamil/ melahirkan diajukan secara tertulis kepada Ketua UPPKH Kabupaten/Kota dengan ketentuan minimal 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan cuti; 4. Persetujuan surat cuti tahunan atau cuti hamil/ melahirkan diterbitkan olen Ketua_ _ UPPKH Kabupaten/Kota dan tembusannya dikirim kepada Dinas Sosial Provinsi; 5. Pelaksanaan cuti tahunan atau cuti hamil/ melahirkan dihitung sejak tanggal permohonan disetuj 6. Selama pelaksanaan cuti tahunan atau cuti hamil/ melahirkan, Operator PKH Kabupaten/Kota tetap mendapatkan hak atas pembayaran honornya. KEENAM KETUJUH KEDELAPAN KESEMBILAN Pelaksanaan tugas Operator PKH tingkat Kabupaten/ Kota sebagaimana maksud Diktum KEDUA adalah : 1. Berlaku untuk 1 (satu) tahun anggaran; 2. Dapat diperpanjang pada pelaksanaan tahun berikutnya jika memenuhi ketentuan _ syarat evaluasi kinerja dan kelanjutan program (PKH). Operator PKH tingkat Kabupaten/Kota yang terbukti tidak melaksanakan tugas, kewajiban dan prinsip Kode Etik Pegawai Non Organik UPPKH sebagaimana tercantum dalam Diktum KEDUA, KETIGA dan KEEMPAT, akan diberikan sanksi dalam bentuk : 1, Mendapat teguran secara lisan; 2. Mendapat teguran secara tertulis berupa Surat Peringatan (SP) sesuai tingkat pelanggaran yang dilakukan : a. SP 1: berlaku untuk 2 (dua) bulan pertama; b. SP 2: berlaku untuk 1 (satu) bulan berikutnya; c. SP3: berupa pemutusan kontrak kerja. Pemberian sanksi berupa SP dapat diikuti dengan penundaan pembayaran honornya; 3. Ditunda atau bahkan tidak dibayarkan honor dan tunjangannya; 4: Dilakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak oleh Manajemen PKH Pusat. Semua biaya sehubungan dengan ditetapkannya keputusan ini dibebankan pada Daftar _Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jaminan Sosial Tahun 2015 Nomor : SP DIPA-027.05.1.4403.10/2015, Revisi ke-1 tanggal 19 Maret 2015. Dalam menjalankan tugasnya, Operator PKH tingkat Kabupaten/Kota tidak berhak menuntut untuk diangkat menjadi CPNS/PNS. KESEPULUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan dibetulkan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di: Jakarta al: 1 Oktober 2015, inan Sosial, Tembusan : Menteri Sosial Republik Indonesia Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Inspektur Jenderal Kementerian Sosial Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta VII Dinas Sosial Provinsi Pelaksana PKH Dinas Sosial Kabupaten/Kota Pelaksana PKH Yang bersangkutan. PSPSPS “IVISOS NVNIWVE AAAS ooo'o0e'z | HoLvaado IMG VIVWSX ATISHS OLNATHYMVS VLOX vaya vaaivwns| “% ooo'ooe'z | HOLvaado IGNVSdVH NVRIGSA OLNATHVMVS WLOX Lvava VUSLVINNS| “1 90 so +0 £0 ZO 10 ‘wONOH | Nvivave VWVN VLOH/NaLvanava ISNIAONd ‘ON STOZ F9qG074O TO : TesBueL S10Z/O1/AL'Sf'SP1/AS/SOS + ‘IVISOS NVNINVE ANLAAAIG NVSALAdTH LVANS NVAldWV1 AVLAVa JOUION

Anda mungkin juga menyukai