amma PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
& RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG
JL. R.A. Kartini No. 5 Telp. (0341) 426 072 Fax. (0341) 426 072
Email : rsudlawang@ymail.com
LAWANG - 65211
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG KABUPATEN MALANG
NOMOR 188.4 /!292:5/KEP/35.07.209/2019
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL
PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG KABUPATEN MALANG
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG KABUPATEN MALANG
Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan Rumah Sakit Umum Daerah
Lawang Kabupaten Malang telah memperolch status badan
layanan umum daerah secara penuh berdasarkan Keputusan
Bupati Malang Nomor 188.45/637/KEP/35.07.013/2016
tentang Rumah Sakit Umum Daerah Lawang untuk menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangen Badan Layanan Umum Daerah
dengan status Badan Layanan Umum Daerah Penuh, maka
Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Kabupaten Malang diberi
keleluasaan untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan kuelitas pelayanan kepada
masyarakat scbagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu
diberikan keleluasaan kepada Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Lawang Kabupaten Malang untuk memberdayakan
potensi sumberdaya manusia yang berkualitas berdasarkan
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif yang diatur secara
jelas dan sistematis;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dalam Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Kabupaten
Malang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian:
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negaré
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Saki
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara;10.
il.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
2,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum;
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana
telah diubah beberapa kali teralchir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengclolaan Keuangan Dacrah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah;
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.03/1/0232/2014 tentang Peningkatan Kelas Rumah
Sakit Umum Daerah Lawang Kabupaten Malang Propinsi Jawa
Timur;
Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2003
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Dacrah Kabupaten Malang Nomor 23 Tahun 2006
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan;
Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Perda Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
Peraturan Bupati Malang Nomor 44 Tahun 2005 tentang
Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Pemerintah Kabupaten.
Malang;
Peraturan Bupati Malang Nomor 33 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Malang Nomor 15 Tahun
2013 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai dan
Pejabat Pengelola BLUD yang berasal dari Tenaga Profesi Non
PNS;Menetapkan
KEDUA
KETIGA
23. Peraturan Bupati Malang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
Lawang.
24, Keputusan Bupati Malang Nomor 18845/436/KEP/421.013/2015
tentang Honorarium Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Malang;
25. Keputusan Bupati Malang Nomor 188.45/637/KEP/3507.013/2016
tentang Rumah Sakit Umum Daerah Lawang untuk menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
dengan status Badan Layanan Umum Daerah Penuh;
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG
KABUPATEN MALANG TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN LAYANAN
UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG
KABUPATEN MALANG
Pedoman Pengelolaan Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil pada Badan
Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang
Kabupaten Malang adalah sebagaimana Lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini.
Biaya penyelenggaraan pengadaan PTT dan pembayaran upah serta
kesejahteraan Pegawai Non PNS dibebankan kepada Anggaran BLUD
RSUD Lawang Kabupaten Malang.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata ada kekeliruan, maka akan dilakukan
perbaikan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Ditetapkan di Lawang
pada tanggal 7 { NOV 2019
& DIREKTUR RSUD LAWANG,
ae
Pembina Tingkat I
jm ARBANI MUKTI WIBOWO
NIP. 196701251992031009LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD LAWANG
NOMOR 22:5) KEP/35.07.209/2019
TANGGAL : at..November 2019
PEDOMAN PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL
PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG KABUPATEN MALANG
BABI
KETENTUAN UMUM
Dalam Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Kabupaten
Malang ini yang dimaksud dengan :
a
(2)
(3)
cs
5)
(6)
Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Kabupaten Malang
yang selanjutnya disingkat RSUD Lawang;
Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Dacrah Lawang Kabupaten
Malang;
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah SKPD
di lingkungan Pemerintah Daerah dalam hal ini RSUD Lawang Kabupaten
Malang, yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas
Pola Pengelolaan Keluangan BLUD, yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD
adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya;
Pejabat Pengelola BLUD, yang selanjutnya disebut Pejabat Pengelola adalah
pimpinan BLUD yang bertanggung jawab terhadap kinerja operasional BLUD
yang terdiri atas pimpinan, pejabat keuangan dan pejabat teknis yang
sebutannya disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku pada BLUD yang
bersangkutan;
Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil , yang selanjutnya disebut Non-PNS adalah
seseorang yang berstatus bukan PNS dan telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang berdasarkan perjanjian
kontrak kerja dalam jangka waktu tertentu;(7) Pegawai Tidak Tetap yang selanjutnya disingkat PTT adalah Pegawai Non PNS
yang diangkat untuk jangka waktu tertentu setelah menempuh dan
dinyatakan lulus seleksi dan diberhentikan oleh Direktur berdasarkan
perjanjian kerja guna membantu melaksanakan tugas yang bersifat teknis,
profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
organisasi dan tidak berkedudukan sebagai PNS atau CPNS.
(8) Pegawai Tetap yang selanjutnya disingkat PT adalah Pegawai Non PNS yang
ditingkatkan statusnya dari Pegawai Tidak Tetap setelah menempuh dan
dinyatakan lulus verifikasi dan validasi yang kemudian diangkat dan
diberhentikan oleh Direktur setelah mencapai batas usia pensiun atau atas
permintaan sendiri.
@)
Dokter adalah tenaga medis yang memiliki izin praktek dan izin kompetensi di
bidang kedokteran yang terikat kerja dengan RSUD dan diberi kewenangan
untuk melakuken pelayanan medis di RSUD.
(10) Dokter Tamu adalah dokter yang bukan pegawai RSUD yang mempunyai
pasien dirawat dan ditindak dengan menggunakan fasilitas RSUD.
(11) Kedinasan adalah kewajiban dan kewenangan yang diberikan mengenai atau
yang ada hubungannya dengan peraturan perundang-undangan, perintah dari
pejabat yang berwenang, tata tertib di lingkungan kerja dan standar prosedur
kerja (Standar Operating Procedure atau SOP).
(12) Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola
klinis (clinical governance) agar staf medisdi rumah sakit terjaga
profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan = mutu
profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
(13) Komite Keperawatan wadah non-struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
(14)Komite Tenaga Kesehatan Lain adalah perangkat rumah sakit untuk
menerapkan tata kelola agar tenaga kesehatan di rumah sakit terjaga
profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi
dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi
(15)Instalasi adalah fasilitas penyelenggara pelayanan medis, pelayanan
penunjang medis, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan, pelatihan,
dan pemeliharaan sarana RSUDBAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dibentuknya Keputusan Direktur ini adalah untuk memberikan pedoman
dalam pengelolaan Pegawai Non PNS pada BLUD RSUD dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
‘Tujuan dibentuknya Keputusan Direktur ini adalah untuk mengatur tata cara
pelaksanaan pengelolaan Pegawai Non PNS pada BLUD RSUD yang telah
menerapkan pola fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan/barang berdasarkan
prinsip-prinsip efisiensi, ekonomis, produktif dan kebutuhan praktek bisnis yang
sehat.
BAB Il
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Keputusan Direktur ini mengatur hal-hal sebagai berikut :
(1) kepegawaian BLUD RSUD;
(2) pengadaan yang meliputi :
(3) pengangkatan;
(4) penetapan nomor register pegawai, tanda pengenal dan pakaian dinas harian;
(5) tugas, kewajiban, hak dan larangan;
(6) hukuman disiplin;
(7) upah dan kesejahteraan;
@)
(9) perjanjian kerja dan pernyataan kerja;
peningkatan dan pengembangan karier;
(10)pemberhentian;
(11)pembinaan dan pengawasan;
(12)ketentuan peralihan; dan
(13)ketentuan penutup.BAB IV
KEPEGAWAIAN NON PNS BLUD RSUD
(1) Pegawai Non PNS pada BLUD RSUD terdiri dari :
a. Pegawai Tetap (PT); dan
b. Pegawai Tidak Tetap (PTT).
(2) Pengangkatan dan pemberhentian pegawai ditentukan sebagai berikut :
a. PT, berdasarkan Keputusan Direktur; dan
b. PTT, berdasarkan Perjanjian Kerja antara Dircktur dengan pegawai yang
bersangkutan.
Pegawai Tidak Tetap (PTT) pada BLUD RSUD dapat diangkat menjadi Pegawai
‘Tetap (PT) apabila memenuhi persyaratan :
(1) mempunyai penilaian kinerja yang baik;
(2) telah memperbarui kontrak kerja 3 (tiga) tahun berturut-turut;
(3) telah mengikuti seleksi oleh tim seleksi dengan hasil baik; dan
(4) kebutuhan formasi dan anggaran memungkinkan.
Pegawai Non PNS pada BLUD RSUD dapat menduduki formasi sebagai berikut :
(5) tenaga kesehatan;
(6) tenaga administrasi; dan
(7) tenaga teknis.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, BLUD RSUD dapat
menerima atau meminta bantuan dokter tertentu sebagai dokter tamu yang
dilaksanakan melalui perjanjian kerja antara Direktur dengan dokter tamu yang
bersangkutan.
BAB V
PENGADAAN
Pengadaan Pegawai Non-PNS didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
(1) Prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan
(2) Kebutuhan tenaga dan kecakapan serta keahlian yang dibutuhkan tidak
dapat dicukupi dari PNS di lingkungan BLUD RSUD
(3) Ukuran dan jumlah asset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan serta
produktivitas;
(4)
Kemampuan keuangan dan pendapatan BLUD(6) Pengadaan Pegawai Non PNS dilaksanakan untuk mengisi formasi PNS yang
belum terpenuhi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat.
(6) Pengadaan Pegawai Non PNS terbatas pada jenis pekerjaan yang bersifat
teknis, administrasi dan profesional/ abi
(7) Pengadaan Pegawai Non PNS khusus diperuntukan bagi PIT.
(8) Jenis pekerjaan yang bersifat profesional/ abli, administrasi dan teknis
tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Direktur ini.
Pengadaan PTT dilakukan melalui tahapan =
a.
b.
e
a
e.
£.
perencanaan
pengumuman lowongan
pelamaran
seleksi
pengumuman hasil selcksi
masa percobaan
Pengadaan PTT dilaksanakan oleh Panitia Seleksi yang dibentuk oleh Direktur.
‘Tim Panitia Seleksi yang dibentuk oleh Direktur mempunyai tugas sebagai berikut
rppao gp
menyusun pedoman pelaksanaan pengadaan PTT;
menyiapkan bahan, sarana dan prasarana untuk pengadaan PTT;
menentukan tempat dan jadwal;
|. menyelenggarakan pelaksanaan pengadaan PTT;
melaksanakan pengolahan hasil ujian/seleksi ;
melaporkan kepada Direktur, daftar peringkat nilai yang lulus
ujian/seleksi pengadaan PTT; dan
mengumumkan peserta yang diterima.
Dalam melaksanakan tugasnya Tim Pengadaan PIT BLUD RSUD dapat
membentuk Tim Teknis untuk membantu pelaksanaan proses pengadaan PTT.
Proses pengadaan PTT
(1) Direktur menetapkan kebutuhan Pegawai Non-PNS atas usul Kepala Bagian
Administrasi Umum dan Keuangan berdasarkan kebutuhan dari masing-
masing unit kerja pada BLUD RSUD.
(2) Usulan didasarkan pada kebutuhan formasi jabatan.(3)
(4)
(5)
(6)
7
(7)
Kebutuhan pegawai unit kerja dihitung berdasarkan analisis jabatan dan
analisis beban kerja yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja pada
BLUD RSUD
Kebutuhan pegawai harus mempertimbangkan perkiraan keluar masuknya
pegawai, rencana bisnis anggaran dan kemampuan anggaran BLUD RSUD.
Berdasarkan kebutuhan PTT yang telah ditetapkan oleh Direktur, unit kerja
yang menangani bidang kepegawaian membuat perencanaan pengadaan PTT.
Perencanaan dilaksanakan pada awal tahun anggaran dan paling lambat 6
(enam) bulan sebelum tahun anggaran berakhir.
Pengumuman pengadaan PTT dilakukan paling lambat 15 (lima belas) hari
kerja sebelum tanggal pengajuan lamaran.
Pengumuman dilakukan pada papan pengumuman BLUD RSUD yang
memuat paling sedikit :
a. jumlah dan jenis pekerjaan yang dibutuhkan;
b. syarat yang harus dipenuhi oleh pelamar}
c. jenis ujian penyaringan;
d. tempat dan alamat lamaran ditujukan; dan
¢. batas waktu pengajuan lamaran.
Tahapan Proses Pengadaan
a)
2)
(3)
4)
Setiap orang yang berminat untuk menjadi PTT pada BLUD RSUD harus
menempuh ujian penyaringan dan dinyatakan lulus oleh Ketua Tim
Pengadaan PTT BLUD RSUD.
Ujian penyaringan dilaksanakan bertujuan untuk memilih sumberdaya
manusia yang kompeten dan berkualitas, yang meliputi :
a. seleksi administrasi;
b. ujian tertulis/ seleksi akademik; dan
c. tes kesehatan.
Selain jenis ujian penyaringan dapat ditambah dengan jenis ujian penyaringan
lain diantaranya sebagai berikut :
a. praktek;
b. wawancara; dan/atau
c. test psikologi.
ujian penyaringan PTT dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun pada bulan Juni
dan Desember.(9) ujian penyaringan dapat dilakukan diluar jadwal karena adanya kebutuhan
6
(7)
a
(2
(3)
)
)
khusus dan/atau penggantian pegawai yang mengundurkan diri, meninggal
dunia atau berhalangan tetap;
Hasil ujian penyaringan ditetapkan oleh Ketua Tim Pengadaan PIT BLUD
RSUD.
Peserta yang dinyatakan Iulus ujian penyaringan, ditetapkan oleh Direktur
dan diumumkan pada papan pengumuman BLUD RSUD.
BAB VI
PERSYARATAN PELAMAR
Setiap orang yang berminat untuk menjadi PTT pada BLUD RSUD harus
mengajukan lamaran yang ditujukan kepada Direktur dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Warga Negara Indonesia (WN;
b. berusia paling rendah 18 tahun dan paling tinggi 35 tahun untuk
pengangkatan pertama atau berusia paling tinggi 40 tahun bagi yang
memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun;
ce. berkelakuan baik;
. sehat jasmani dan rohani;
e. tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena
melakukan suatu tindak pidana kejahatan;
f. tidak berkedudukan sebagai Calon PNS atau PNS;
g. tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai PNS atau
pegawai swasta;
h. mempunyai pendidikan dan keterampilan sesuai dengan kualifikasi
pekerjaan yang dibutuhkan;
i. mempunyai kecakapan, keahlian dan ketrampilan yang diperlukan;
j. terdaftar sebagai pencari kerja pada satuan kerja yang menangani urusan
tenaga kerja;
k. tidak sedang terikat kontrak kerja dengan Pihak lain; dan
1. foto ukuran 4 x 6 cm, sebanyak 2 (dua) lembar.
Penjabaran mengenai syarat dan tata cara lamaran dilaksanakan oleh
Direktur.
Direktur dapat menerima pelamar yang berusia lebih dari 45 (empatpuluh
lima) tahun untuk diangkat sebagai PIT berdasarkan kebutuhan khusus.(4) Penerimaan pelamar berdasarkan kebutuhan khusus diatur lebih lanjut oleh
Direktur.
BAB VII
PENGANGKATAN
Pelamar yang telah menempuh ujian penyaringan dan dinyatakan lulus oleh
Ketua Tim Pengadaan PTT BLUD RSUD, diangkat dan ditetapkan oleh Direktur
sebagai PTT.
(1) PTT yang telah habis masa kerjanya, dapat diangkat kembali/ diperpanjang
masa kerjanya dengan mempertimbangkan :
a. kebutuhan; dan
b. penilaian kinerja bernilai baik.
(2) PTT yang akan diangkat kembali/ diperpanjang masa kerjanya harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. menyampaikan permohonan perpanjangan masa kerja PIT yang
diusulkan oleh kepala unit kerja;
b. melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut :
1. permohonan tertulis dari PIT yang bersangkutan;
2. foto copy daftar penilaian kinerja dengan setiap unsur penilaian paling
rendah bernilai baik, sebanyak 1 (satu) rangkap;
c. permohonan perpanjangan masa kerja PTT diajukan oleh PTT yang
bersangkutan kepada Direktur melalui kepala unit kerja paling lambat 1
(satu) bulan sebelum jangka waktu perjanjian kerja berakhir.
(3) Pengangkatan kembali/ perpanjangan masa kerja PTT dilaksanakan
berdasarkan perjanjian kerja antara Direktur dengan pegawai yang
bersangkutan.
Dokter Tamu
(1) Dokter tamu yang telah berakhir jangka waktu perjanjian kerjanya, dapat
diperpanjang kembali dengan
mempertimbangkan :
a. kebutuhan; dan
b. persetujuan dari Komite Medik.
(2) Perpanjangan jangka waktu, dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja
antara Direktur dengan dokter tamu yang bersangkuian.BAB VII
NOMOR IDENTITAS, TANDA PENGENAL DAN PAKAIAN DINAS HARIAN
a
Setiap Pegawai Non PNS pada BLUD RSUD diberikan nomor identitas dan
tanda pengenal yang ditetapkan dan ditandatangani oleh Direktur.
(2) Setiap Pegawai Non PNS pada BLUD RSUD wajib memakai pakaian dinas
harian yang telah ditentukan.
(3) Ketentuan mengenai nomor identitas, tanda pengenal dan pakaian dinas
harian diatur lebih lanjut oleh Direktur.
BAB IX
TUGAS, KEWAJIBAN, HAK DAN LARANGAN
Pegawai Non PNS pada BLUD RSUD mempunyai tugas melaksanakan tugas
pelayanan, penunjang pelayanan, tenaga administrasi maupun tugas lain yang
mendukung kelancaran pelayanan kesehatan perorangan kepada masyarakat
pengguna pelayanan.
Kewajiban, Hak dan Larangan
Setiap PTT wajib :
(1) setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintah serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
(2) menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
(3) melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh
pengabdian dan rasa tanggung jawab;
(4) menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan; dan
(5) melaksanakan semua ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kerja.
Setiap PTT berhak :
(1) memperoleh upah dan tambahan penghasilan lainnya sesuai kemampuan
keuangan BLUD RSUD;
(2) memperoleh cuti;
(3) memperoleh biaya perjalanan dinas bagi yang mendapat _perintah
melaksanakan tugas dalam dan luar Daerah; dan
(4) memperoleh jaminan kesehatan dan jaminan ketenagakerjaan.Setiap PTT dilarang :
Q)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
menyalahgunakan wewenang;
menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang, baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat
berharga milik negara secara tidak sah;
melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau
orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau Pihak
lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada orang lain, baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan alasan apapun untuk
diangkat dalam jabatan;
menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun dari orang lain yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit terselenggaranya pelayanan sehingga
merugikan masyarakat;
menghalangi terselenggaranya tugas kedinasan;
duduk sebagai anggota atau pengurus partai politik;
(10)memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara :
a. _ ikut serta sebagai pelaksana/peserta kampanye;
b. mengerahkan pegawai lain dan/atau menggunakan fasilitas negara
untuk kegiatan kampanye;
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu calon selama masa kampanye;
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
salah satu calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan,
atau pemberian barang kepada pegawai dalam lingkungan unit kerjanya;
e. memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk;
f. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung pasangan calon
Presiden /Wakil Presiden dan/atau Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;g. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye.
Setiap PT wajib :
(1) setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintah serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
(2) menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
(3) melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan
penuh pengabdian dan rasa tanggung jawab; dan
(4) menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan; dan
(5) melaksanakan semua ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kerja.
Setiap PT berhak :
(1) memperoleh upah dan tambahan penghasilan lainnya sesuai kemampuan
keuangan BLUD RSUD;
(2) memperolch kesempatan untuk mengembangkan diri;
(3) memperoleh cuti;
(4) memperoleh biaya perjalanan dinas bagi yang mendapat — perintah
melaksanakan tugas keluar Daerah;
(5) memperoleh jaminan kesehatan dan jaminan hari tua dalam bentuk premi
asuransi.
Cuti
{1) Cuti diberikan oleh Direktur RSUD Lawang Kabupaten Malang dan dapat
didelegasikan kepada pejabat di lingkungannya;
(2) Tata cara permintaan dan pemberian cuti
a. Cuti Tahunan
1. PTT dan PT yang telah bekerja paling kurang 1 (satu) tahun secara terus
menerus berhak atas cuti tahunan.
Lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.
ey
Untuk menggunakan hak atas cuti tahunan pegawai yang bersangkutan
mengajukan permintaan tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
4.Pemberian cuti tahunan harus memperhatikan kekuatan jumlah
pegawai pada unit kerja yang bersangkutan.b. Cuti Sakit
1. PTT dan PT yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
2. Pegawai yang sakit lebih dari 1 (satu) hari atau sampai 14 (empat belas)
hari berhak atas cuti sakit.
3. Pegawai yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk
paling lama 1 % (satu setengah) bulan.
4, Pegawai yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena
menjalankan tugas kewajibannya sehingga yang bersangkutan perlu
mendapatkan perawatan berhak atas cuti sakit sampai yang
bersangkutan sembuh dari penyakitnya.
e
Untuk menggunakan hak atas cuti sakit pegawai yang bersangkutan
mengajukan permintaan tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dari dokter
yang berstatus PNS atau dokter yang bekerja pada unit pelayanan
kesehatan pemerintah.
ca
Sclama menjalankan cuti sakit, pegawai yang bersangkutan menerima
penghasilan (gaji).
PTT dan PT yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu 1
(satu) kali masa kontrak atau paling lama selama 6 (enam) bulan dapat
x
diberhentikan dengan hormat dari jabatannya atau tidak diperpanjang
kontrak kerjanya.
c. Cuti Melahirkan
. Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga
PIT dan PT berhak atas cuti melahirkan setelah yang bersangkutan
bekerja paling kurang 1 (satu) tahun.
2, Lamanya cuti melahirkan untuk kelahiran anak pertama sampai dengan
kelahiran anak kedua PTT dan PT adalah 3 (tiga) bulan.
3. Lamanya cuti melahirkan untuk kelahiran anak ketiga dan seterusnya
bagi PTT dan PT adalah 2 (dua) bulan.
4. Untuk menggunakan hak atas cuti melahirkan pegawai yang
bersangkutan mengajukan permintaan tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dari
dokter yang berstatus PNS atau dokter yang bekerja pada unit
pelayanan kesehatan.
5. Selama menjalankan cuti melahirkan, pegawai yang bersangkutan
menerima penghasilan (gaji).(3)
d. Cuti Karena Alasan Penting
PTT dan PT berhak atas cuti karena alasan penting, apabila :
1. ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu
sakit keras (yang dibuktikan dengan surat keterangan rawat inap dari
unit pelayanan kesehatan) atau meninggal dunia.
2. melangsungkan perkawinan.
3. Pegawai laki-laki yang isterinya melahirkan/operasi caesar) dapat
diberikan cuti karena alas an penting dengan melampirkan surat
keterangan rawat inap dari unit pelayanan kesehatan
4. Lamanya cuti alas an penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja.
a
.Selama menjalankan cuti karena alas an penting, pegawai yang
bersangkutan menerima penghasilan (gaji).
e. Cuti Bersama
1. Cuti bersama diberikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan.
3. Pegawai yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama,
hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang
tidak diberikan, dan hanya dapat digunakan dalam tahun berjalan.
Pegawai yang sedang menggunakan hak atas cuti tahunan, cuti alasan
penting dan cuti bersama dapat dipanggil kembali bekerja apabila
kepentingan dinas mendesak, dan jangka waktu cuti yang belum dijalankan
tetap menjadi hak pegawai yang bersangkutan.
Setiap PT dilarang :
@)
(2)
(3)
(4)
(5)
menyalahgunakan wewenang;
menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
tanpa seizin Direktur, menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing atau lembaga swadaya
masyarakat asing;
memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat
berharga milik negara secara tidak sah;6)
(7)
(8)
(9)
melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau
orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau Pihak lain,
yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada orang lain, baile
secara langsung atau tidak langsumg dan dengan alasan apapun untuk
diangkat dalam jabatan;
menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun dari orang lain yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
(10)melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit terselenggaranya pelayanan _schingga
merugikan masyarakat;
(11)menghalangi terselenggaranya tugas kedinasan;
(12)duduk sebagai anggota atau pengurus partai politi;
(13)memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara :
a. ikut serta sebagai pelaksana/peserta kampanye;
b. mengerahkan pegawai lain dan/atau menggunakan fasilitas negara untuk
kegiatan kampanye;
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu calon selama masa kampanye;
@. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
salah satu calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan,
atau pemberian barang kepada pegawai dalam lingkungan unit kerjanya
anggota keluarga dan/atau masyarakat;
e. memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk;
f. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung pasangan calon
Presiden/Wakil Presiden dan/atau Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
g. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye.Dokter Tamu
Setiap Dokter Tamu wajib :
(1) setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintah serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
(2) menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
(3)
melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh
pengabdian dan rasa tanggung jawab;
(4) menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan; dan
(6) melaksanakan semua ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kerja.
Setiap Dokter Tamu berhak mendapatkan penghasilan atas jasa pelayanannya.
Setiap Dokter Tamu dilarang :
(1) menyalahgunakan wewenang;
(2) menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
(2) memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, _menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang, baik bergerak atau tidak
bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
(4) melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat atau orang lain
di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya
dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau Pihak lain, yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
(5) menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun dari orang lain yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
(6) melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit terselenggaranya pelayanan schingga
merugikan masyarakat; dan
77
menghalangi terselenggaranya tugas kedinasan.BAB X
HUKUMAN DISIPLIN
(1) Setiap Pegawai Non PNS yang melanggar kewajiban dan/ atau larangan
dikategorikan sebagai pelanggaran disiplin.
(2) Pegawai Non PNS dapat dijatuhi hukuman disiplin oleh pejabat yang
berwenang.
Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin
(1) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :
a. hukuman disiplin ringan;
b. hukuman disiplin sedang; dan
c. hukuman disiplin berat.
(2) Hukuman disiplin ringan terdiri dari :
a, teguran lisan;
b. teguran tertulis; atau
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
(3) Hukuman disiplin sedang terdiri dari :
a. penundaan kenaikan berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun; atau
b. penurunan upah sebesar 1 (satu) kali kenaikan upah berkala untuk paling
lama 1 (satu) tahun.
(4) Hukuman disiplin berat terdiri dari:
a. pembebasan dari jabatan;
b. pemutusan atau pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai Pegawai Non PNS; atau
c. pemutusan atau pemberhentian dengan tidak hormat sebagai Pegawai
Non PNS.
Tata Cara Pemeriksaan, Penjatuhan dan Penyampaian Keputusan Hukuman
Disiplin
(1) Direktur wajib memeriksa terlebih dahulu Pegawai Non PNS yang diduga
melakukan pelanggaran disiplin, sebelum menjatuhkan hukuman disiplin.
(2) Pemeriksaan dilakukan :
a. secara lisan, apabila berdasarkan pertimbangan pelanggaran disiplin yang
dilakukan oleh Pegawai Non PNS yang bersangkutan termasuk jenis
hukuman disiplin ringan;b. secara tertulis, apabila berdasarkan pertimbangan pelanggaran disiplin
yang dilakukan oleh Pegawai Non PNS yang bersangkutan termasuk jenis
hukuman disiplin sedang dan berat.
(3) Dalam melakukan pemeriksaan, apabila dipandang perla Direktur dapat
mendengar atau meminta keterangan dari orang lain yang dianggap
mengetahui peristiwa atau _perbuatan melanggar disiplin tersebut.
(4) Direktur dapat melimpahkan kewenangan melakukan pemeriksaan terhadap
pelanggaran disiplin, kepada pejabat yang tuges pokok dan fungsinya di
bidang pembinaan kepegawaian.
Pegawai Non PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin kemudian melakukan
pelanggaran disiplin yang sifat dan/atau jenisnya sama, dapat dijatuhi hukuman
disiplin yang lebih berat daripada hukuman disiplin sebelumnya.
Hukuman disiplin sedang yang dijatuhkan kepada Pegawai Non PNS berlaku
terhitung mulai tanggal penyampaian keputusan hukuman disiplin oleh Direktur
kepada Pegawai Non PNS yang bersangkutan.
Hukuman disiplin berat yang dijatuhkan kepada Pegawai Non PNS mulai berlaku :
(1) apabila tidak ada keberatan, pada hari kelima belas terhitung mulai tanggal
Pegawai Non PNS yang bersangkutan menerima keputusan hukuman disiplin,
kecuali jenis hukuman disiplin berat pembebasan dari jabatan;
(2) apabila ada keberatan, pada tanggal keputusan atas keberatan itu, kecuali
jenis hukuman disiplin berat pembebasan dari jabatan;
(3) jenis hukuman disiplin berat pembebasan dari jabatan mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan oleh Direktur.
Dokter Tamu
(1) Setiap Dokter Tamu yang melanggar kewajiban dan/atau larangan
dikategorikan sebagai pelanggaran disiplin.
(2) Dokter Tamu dapat dijatuhi hukuman disiplin oleh pejabat yang berwenang,
berupa :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; atau
c. pernyataan tidak puas secara tertulis, atau
d. pemutusan perjanjian kerja.Pejabat yang Berwenang Menjatuhkan Hukuman Disiplin
Direktur diberikan kewenangan untuk menjatuhkan hukuman disiplin kepada
Pegawai Non PNS BLUD RSUD dan Dokter Tamu yang melakukan pelanggaran
disiplin.
BAB XI
UPAH DAN KESEJAHTERAAN
(1) Setiap Pegawai Non PNS diberikan upah setelah melaksanakan tugas yang
dibayarkan setiap awal bulan pada bulan berikutnya.
(2) Khusus untuk Pegawai Non PNS dengan status PT diberikan kenaikan upah
berkala setiap 2 (dua) tahun | (satu) kali sebesar 3% (tiga persen) dari besaran
upah yang diterimanya.
Selain diberikan upah dan kenaikan upah berkala, Pegawai Non PNS dapat
diberikan kesejahtcraan lain yang disesuaikan dengan kemampuan anggaran
BLUD RSUD berupa :
a. tunjangan;
(3)
b. insentif;
c. honorarium; dan
d. pemeriksaan kesehatan, apabila Pegawai Non PNS memerlukan
pemeriksaan kesehatan karena sakit.
(4) Jenis dan besaran pemberian upah dan kesejahteraan lain, ditetapkan dengan
Keputusan Direktur.
Pemberian upah dilaksanakan berdasarkan standar upah sesuai dengan jenjang
pendidikan Pegawai Non PNS pada BLUD RSUD.
BAB XII
PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN KARIER
PTT dapat ditingkatkan statusnya menjadi PT apabila :
(i) Telah melaksanakan tugas paling singkat selama 3 (tiga) tahun bekerja dan
telah memenuhi persyaratan dengan mempertimbangkan kebutuhan.
(2) Persyaratan berupa penilaian kinerja atas pelaksanaan tugas selama dalam
masa kerja dengan setiap unsur penilaian paling rendah bernilai baik, yang
meliputi :
a. kesetiaan;prestasi kerja;
kerja sama;
ketaatan dan disiplin;
kejujuran;
tanggung jawab; dan
momo nos
. prakarsa,
@
Penilaian kinerja atas pelaksanaan tugas Pegawai Non PNS dilaksanakan oleh
atasan langsungnya.
Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan tugas, peningkatan kinerja dan
pengembangan karier Pegawai Non PNS, PTT dan PT dapat dialihtugaskan antar
instalasi atau unit kerja di lingkungan BLUD RSUD.
Dalam rengka meningkatkan kompetensi dan pengembangan wawasan keilmuan,
PIT dan PT dapat mengikuti pelatihan/bimbingan teknis sesuai tugas pokok dan
fungsinya berdasarkan perintah atasan langsungnya.
BAB XIII
PERJANJIAN KERJA DAN PERNYATAAN KERJA
(1) Sebelum diangkat menjadi PTT, pelamar yang telah dinyatakan lulus ujian
penyaringan, wajib menandatangani Perjanjian Kerja dan Pernyataan Kerja.
(2) Perjanjian kerja dibuat secara tertulis yang ditandatangani oleh Direktur dan
pelamar yang telah dinyatakan lulus ujian penyaringan yang isinya paling
sedikit memuat :
a. identitas para Pihak;
. hak dan kewajiban para Pihak;
jenis pekerjaan;
besaran upah;
jangka waktu perjanjian kerja;
tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat;
gy
pemutusan perjanjian kerja; dan
tanda tangan para Pihak.
Jangka waktu perjanjian kerja antara BLUD RSUD dengan PTT ditetapkan
selama 6 (enam) bulan.
pPRmep ao
(3)
Disamping membuat dan menandatangani Perjanjian Kerja, PTT wajib me
dan menandatangani Pernyataan Kerja.(1) Pernyataan Kerja dibuat secara tertulis yang isinya paling sedikit memuat :
a. kesediaan dan kesanggupan untuk mematuhi semua aturan yang
ditentukan oleh BLUD RSUD; dan
b. tidak menuntut untuk diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
BAB XIV
PEMBERHENTIAN
(1) PTT dan PT dapat berhenti atau diberhentikan dari tugasnya selaku Pegawai
Non PNS pada BLUD RSUD.
(2) Apabila PTT dan/atau PT berhenti atau diberhentikan dari tugasnya selaku
Pegawai Non PNS, maka :
a. kepala unit kerja dilarang mengganti dengan Pihak lain sebelum
dilakukan pengadaan berdasarkan Keputusan Direktur;
b, kepala unit kerja wajib melaporkannya kepada Direktur melalui Kepala
Bagian Administrasi Umum dan Keuangan;
c. PIT dan/atau PT yang mengajukan permohonan berhenti sebelum
berakhirnya masa perjanjian kontrak kerja diwajibkan membayar penalti
sebesar gaji masa perjanjian kontrak terakhir yang telah ditandatangani.
d. PTT dan/atau PT yang berhenti atau diberhentikan sebelum genap 1
(satu) bulan, maka perhitungan upahnya ditentukan sebagai berikut :
1. sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja, tidak mendapatkan upah;
2. diatas 10 (sepuluh) hari kerja, mendapatkan upah 1 (satu) bulan
penuh;
3. pegawai non PNS yang meninggal dunia kurang dari 10 (sepuluh) hari
kerja, mendapatkan upah 1 (satu) bulan penuh.
PTT berhenti dari tugasnya selaku Pegawai Non PNS, apabila :
(1) telah berakhir jangka waktu Perjanjian Kerja;
(2) telah mencapai usia 56 (limapuluh enam) tahun;
(3) mengajukan permohonan berhenti bekerja dengan ketentuan masa kerja
minimal 2 (dua) tahun dan pegawai yang bersangkutan harus mengajukan
permohonan tertulis kepada Direktur RSUD Lawang dengan mengetahui
atasan langsungnya sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum masa
kontrak berakhir; atau
(4) meninggal dunia.Pemberhentian PTT karena telah mencapai usia 56 (limapuluh enam) tahun
dilaksanakan setelah jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir.
Bagi PTT yang pada saat diterbitkannya Keputusan Direktur ini sudah mencapai
usia 56 (limapuluh enam) tahun atau lebih, dapat diperpanjang masa kerjanya
untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
Dikecualikan dari ketentuan batas usia pemberhentian PTT, apabila PTT yang
bersangkutan masih dibutuhkan dan memiliki kinerja yang baik dan/atau
prestasi yang memuaskan.
(1) PTT diberhentikan dari tugasnya selaku Pegawai Non PNS, apabila selama
dalam jangka waktu Perjanjian Kerja melakukan perbuatan dan/atau terjadi
peristiwa sebagai berikut :
a. tidak memenuhi syarat kesehatan;
b. melanggar ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kerja;
¢. tidak masuk kerja selama 6 (enam) hari berturut-turut tanpa keterangan
yang dapat dipertanggungjawabkan;
d. tidak dapat melaksanakan sepenuhnya tugas/pekerjaan yang dibebankan
kepadanya; dan/atau
e. melanggar peraturan yang telah ditentukan bagi pegawai BLUD RSUD.
(2) PTT yang diberhentikan tidak menunggu sampai berakhirnya jangka waktu
Perjanjian Kerja.
(3) Pemberhentian PTT, ditetapkan oleh Direktur atas usul Kepala Bagian
Administrasi Umum dan Keuangan setelah mendapatkan laporan dari kepala
unit kerja.
PT berhenti dari tugasnya selaku Pegawai Non PNS, apabila :
a. telah mencapai usia 56 (limapuluh enam) tahun;
b. mengajukan permohonan berhenti bekerja dengan ketentuan masa kerja
minimal 2 (dua) tahun dan pegawai yang bersangkutan harus mengajukan
permohonan tertulis kepada Direktur RSUD Lawang dengan mengetahui
atasan langsungnya sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum masa
kontrak berakhir; atau
c. meninggal dunia.
(1) Dikecualikan dari ketentuan batas usia pemberhentian PT sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, apabila PT yang bersangkutan masih
dibutuhkan dan memiliki kinerja yang baik dan/atau prestasi yang
memuaskan, dapat diperpanjang masa kerjanya untuk jangka waktu paling
lama 2 (dua) tahun.(1)
(2)
PT diberhentikan dari tugasnya selaku Pegawai Non PNS, apabila melakukan
perbuatan dan/atau terjadi peristiwa sebagai berikut :
a. tidak memenuhi syarat kesehatan;
b. melanggar ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kerja;
¢. tidak masuk kerja selama 45 (empatpuluh lima) hari dalam setabun tanpa
keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan;
d. tidak dapat melaksanakan sepenuhnya tugas/pekerjaan yang dibebankan
kepadanya; dan/atau
¢. melanggar peraturan yang telah ditentukan bagi pegawai BLUD RSUD.
Pemberhentian PT, ditetapkan oleh Direktur atas usul Kepala Bagian
Administrasi Umum dan Keuangan setelah mendapatkan laporan dari kepala
unit kerja.
BAB XV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Direktur berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Pegawai
Non PNS yang pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada pejabat yang ditunjuk.
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pegawai Non PNS yang diangkat sebelum berlakunya Keputusan Direktur ini,
dapat menjadi PTT setelah dinyatakan lulus verifikasi dan validasi.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Biaya penyelenggaraan pengadaan PTT dan pembayaran upah serta kesejahteraan
Pegawai Non PNS dibebankan kepada Anggaran BLUD RSUD
DIREKTUR RSUD LAWANG,
———_t—.
drg. ARBANI MUKTI WIBOWO
Pembina Tingkat |
NIP. 196701251992031009LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD LAWANG
NOMOR : 188.4/!3325/KEP/35.07.209/2019
TANGGAL NOV. 2038.
JENIS PEKERJAAN YANG DISEDIAKAN BAGI PEGAWAI NON PNS
TENAGA KESEHATAN :
Dokter
Dokter Gigi
Perawat
Perawat Gigi
Bidan
Penata Anestesi
Apoteker
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
|. Asisten Apoteker
10. Pranata Laboratorium Kesehatan
11. Nutrisionis
12. Fisioterapis
13. Terapis Wicara
14. Okupasi Terapis
15, Teknisi Kardiovaskular
16. Teknisi Pelayanan Darah
17. Fisikawan Medis
18. Radiografer
19. Sanitarian
20. Teknisi Elektromedik
‘TENAGA ADMINISTRASI :
Pengadministrasi Kepegawaian
Pengadministrasi Umum
Pengelola Barang Milik Negara
Bendahara Penerimaan
Bendahara Pengeluaran
Pengolah Daftar Gaji
Pengadministrasi Keuangan
Pengadministrasi Penerimaan
Pengadministrasi Perencanaan dan Program
10. Pengeiola Bahan Perencanaan
11, Pengadministrasi Rekam Medis dan Informasi
12. Pengelola Instalasi Teknologi Informasi
13. Pengolah Data Pembayaran Jaminan Kesehatan
14. Pengelola Obat dan Alat-Alat Kesehatan
TENAGA TEKNIS :
Pengemudi
Petugas Keamanan
Binatu Rumah Sakit
Operator Mesin
Pengemudi Ambulan
Pengolah Makanan
Pramu Kebersihan
Pramu Bakti
|. Teknisi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
10. Teknisi Listrik, Telepon, AC, dan Lift
11. Tenaga Teknis Lainnya.
PONE sep
SEIoONsone
PENSEGOOTEOTOSISTIOLIGI ‘dIN
OMOSIN LIN INVER IP
eg a
ONVAVT GNSH NALA
0% sz} st |su>v/sse| or | s> pecze| s st> Sunsonve eve Eva
w | bees] a | pee, i ones en
ov NOHVEL<| se | NAHVLLS| 08 NAHVLS-e} ¢ NOHVL €-0 Veaay VSVA
0% b TAATT si € THART or | @ THAa1 s , 1 TaAq1 IDOTONISd SRL VE
os . |
Ivuna Iva wana IvTNia vrRaLRo
DNVAVT GNSA SNd NON IVMVOGd NVIVIINGd LOfod
aa ‘WOONVL
6102/60c z0'se/adllf ¢OWON
ONVMVT GASH MALASAIG NVSALAGTA NVA T