Anda di halaman 1dari 13
KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN PROSES PENYALURAN AIR BUANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA Oleh: Ataline Muliasari *) *) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara Ji. Merdeka Timur No. 5 Jakarta 10110 Telp. (021) 34832944 Fax. (021) 34832968 ‘e-mail : litbang_udara@ychoo.co.id ABSTRACT Facilities to support activities at airports such as toilets, mosque until the canteen / restourant would require water as a basic requirement. The more solid the number of passengers at the arrival and departure terminals, then more and more also needs clean water at the airport. In addition to clean water was provided for passengers, clean water is also needed by the airport staff ond other workers who support the activities of these air in girport. By utilizing the formula for calculating water os stated on the air dibandar SKEP 347/X11/99, it is known that the clean water needs in Soekarno Hatta Airport is 641 200 liters daily. Keyword: Water Need, Process, Soekarno Hatta Airport PENDAHULUAN Lotar Belakang Sebagaimana tercantum pada Undang-undang Nomor 1 Tohun 2009 tentang Penerbangan, dijeloskan bahwa bandar udera merupakan kawosan di daratan dan/otov perairan dengan batas-batas tertentu yang digunokan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepos landas, naik turun penumpang, bongkor muat barang, dan tempat perpindchan intra dan antarmoda transportasl, yang dilengkapl dengan fesilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasllitas pokok dan fasilitas penunang lainnya. Terkait dengan hal tersebut diatas, bandar udara dimanfaotkan oleh penumpang sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi dari transportas! udora ke transportos! derat. Sehinggo, semakin padat jumieh penumpang pada svaty bandar udara, moka semakin banyak pula aktifitas dan fasilitas yang mendukung kegiatan di bandor # kant 1, dan toilet. udara fersebut sepert! keantin/restoran, mee edara baik berupa tollet, mushota hingga di sat Feailtes pendukung Keio Sebagal kebuiuhan pokoknya. Semctin Povey funy meme ypun oberon eth ‘ersebut disedickan ceria fain tent ‘a ktin/restoro ig ai terminal Keaotonge® mob. Sela aera dara maupUn P nla ri ars Bom an lh at Bone rsebut Terkalt dengan hol tersebut diatas, Bandara Soekarno Hatta yang melayoni masyarakat baik dari maupun menuju lbvkota Negora dan sekitarnys, memeriukan pasokan air yang sangat besar. Kebutuhan air bersih tersebut saat ini diposok oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Darma Kota Tangerang. Pada tahun 2004 terjadi penurunan debit alr Sungai Cisadane yong menyebabkan Perusahaan Daeroh Air ‘Minum (PDAM) Tirta Darma Kota Tangerang kekurangan pasokan air boku termasuk untuk Bandara Soekarno Hatta. Kondisi ini tentunya menjadi pertimbangan bagi pengelolo bandar udara yang jumlch penumpangnya semakin meningkat setlop tahunnyo. Bila memperhatikan besarnya penggunaan air bersih di suatu bandar udara, moka perly diperhotikan pula sistem penenggulongan alr buengennya. Oleh sebab itv, penelitin Ini dilokukon dengan tuluon mengetahui kualitas pelayancn suatu bandar udara terhadap Kebutuhan air bersth dan proses pengolahan air buangannya. Sehingga pengelola bandar udare dopet memanfactkan penelition ini untuk mempersiopkon cadangan alr bersih sesvat peningkaton jumiah pergerakan penympang setlap tahunnya. Rumusan Masalah Dengan meningkamya jumich penumpong engkutan udora dan pengguna jas lelmyo dl Bandara Soekarne Hatta, tentunya kebutuhan alr bersih songot diperitken, maka rumusan mosalah meliputi : berapa besar kebutuhan oir di Bandara Soekarno Hatta dan proses pengolahan cir buangannya. Tujvan dan Kegunaan Penelitian Tujvan kalian adalah mengetahul seberapa besar kebutvhan air bersih di Bondora Soekarno Hatta. Sedangkan kegunacnnya adalch memberikon rekomendasi kepado pimpinan terkalt delom epaya peningkaton pelayonan terhadep penumpang di Bandara Soekarne Hotta. Ruang Lingkup Ruang lingkup sesual dengan tujvan dan kegunaan, serta melihat peningkatan pelayonan terhadap penumpang di Bandara Soekarne Hatta dengan tersedionya air bersih, maka langkah-longkah keglatan sebagai berikut: 1. Inventarisasi fumlah penumpang angkutan udera; 2. Inventarisasi jumlah restoran dan mushola; 3. inventarisasi dota debit alr hylan dan lues bander udara; 4, Identifikas! kebutuhan air bersih; 5. Menganalisis kebutuhan air dan proses alr buangannya; 6. Rekomendasl. BAHAN DAN METODE Tempat dan waklu penelitian Pada penelition ini sumber data diday i Hotta pada bulon Mei Tahun 2010 yang ecto “Se cantar herein Sodkara Ne iputi by iumioh penumpang, jumich pengantar/penjemput, imlch ery on ne melpgt Jurnal Bn + Tunloh restora, iumioh Perkuburgan Uda lara Vol36 No.3 i, September 20; 10 232 t } J 1 r ? ; 4 Data sekunder yong didapatkan akon diolah dengan metode kvonttatif dengan memanfaatken beberapa rumus dari SKEP 347/XiI/99- Tinjavan Pustaka 1. Studi Terdahulu Katall dan Jufri, “Redesign of Water Supply System (Case Study : Juanda Infernational ‘Aiport Surabaye)” 2006, menyampolkan bahwa sistem distribu! alr Bersih merupaicon Salah satu bogian penting dart instalest gedung. Peroncangan sistem ini dllokukan Gengon perhitungan yong tepat sesuai dengan struktur, desoln serta fungsl gedung ite Sendi, Bandaro Internasional Juanda Surabaya memitiki gedung yong dilengkap! dengan sistem distribus! air bersth. Tetapi dengan meningkatnya pengguna transportasi udara mengokibotkan adanyo lonjokan dalam pemakelan ‘air bersth. Oleh karena itu erly dilokukan modifikes! pada sistem distribust olr bersih Bandara Internasiona| Suonda Surabaya. Perancangan sistem distribusi alr berslh yang dilakukan meliputi + penalairan kebutvhan alr bersi, pemilhan sistem penyedian dan pipe air bersihy penentuan kapositas dan dimensi dori tangki air, penentuan diameter pipo air serta Pemilfhan pompa air yang tepat. Setelah itu dilakukan modifikas! sistem distribusi alr bersth yong ada agar dapat mencukup! kebutuhan alr sebagal okibot peningkatan kebutuhan alr bersih. Hosll yang didapatkan untuk mengatasi lonjakan kebutuhon oir bersih adalah dengon memodifikasi sistem distribusi air berslh seperti menomboh volume tangkl alr pada Pump House 4 dan Possenger terminal building menambah atau mengganti pompa distribusi cir. 2. Penyediaan Air Bersih Menurut Rofiq Iqbal, ST, Meng, Ph.D. (ITB), 2008 “Pengantar Sistem Plumbing don Perpompaan Sistem Plumbing”, kebutuhan air bersih di perkotaan umumnya tersedia dari hosil penampungan air hujan, sungal, maupun alr tanah. Air hujan merupakan cir funck dan hanya balk untuk daerah yong mempunyai curch hujan tinggi. Untuk memanfaatkan air hujan, diperlukan suaty penampungan yang besar. Tetopl, cir tampungan ini akan menjadi tempat telur nyamuk. Selain ity, akan berbahaya karena bonyck terkontaminas! bakteri, zat organik, dan non organik. ‘Air tanah merupokon air yang tersedia dibenyck tempat dan dapat diambil dengan peralatan mekonis. kelebihan alr tanch adalah lebih sedikit terkontominos! dibonding ‘alr permukaan. Walau demikien, cir tanch juga mengandung zat organik dan kimio dalam berbagal kador. Sehingga membutuhkan pengolohan tertentu seperti sedimentas!, kimlowi, filtras|, dan aerasi. Beberapo permasalahan pada kualitos air ditampitkan seperti pada tabel tersebut dibawah ini. Tabel 1 Permasalohan pada kualltas ofr ‘Garom-geram kalsium | Membuot pipa berkerak, | Penukaran fon don magnesium dari | merusok boller dan juga _| (diproses dengan ir tanch merusok cucian dan zeollt) mokenan 233 ‘Gurnal Penelitian Perfiubungan Udara Vol.36 No.3, September 2010 Derojat keasoman Perkaroton pipa, kerusok | Peningkatan ting! akibat naiknyo | kan tervtoma pado kadar olkatin ‘oksigen don CO2 {Ph | berbahan kuningon rendoh) Kontaminas! organik | Timbuinya penyokit Klorinost atau oleh air limboh dengan sodium Hipoklorit otav gas klorin “Tidak enak(gnicum) "Sumber: Pengantar Sistem Plumbing dan Perpompaan Sisiem Plumbing Prinsip penyedicon air bersih disesucikan dengon peraturan, Undang-undang don stondar yg berloky di wilayah yang akan dibangun. Untuk Indonesia: SNI No. 01- 0220-1987 tentang Air Minum Yang Boleh Diolirkan ke Alot Plambing, No.907/PERMENKES/ ViI/2002 tentang Persyaraten Kualitas Air Minum, Kep-02/Men KLH/I/1998 tentang Boku Mutu Perairan Darat, Laut dan Udara. Terdopat beberapa system penyediaan air bersih diantoranya: 9. Sistem sambungon langsung dimena pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipe utama penyediaan air. b. Sistem tangki atap yang dilokukan jika sistem sambungan langsung tidok dapat diterapkon karena terbatasnya tekanon dalam pipa utama. Air ditompung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada lontai terendah bongunan atau di bawah muka tanch), kemudian dipempakan ke suatu tangki atos yang blosanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangkt Ini didistribusikan ke seluruh bangunan. c. Sistem tangki tekan bonyak diterapkan untuk perumohan dan hanya dalam kasus tertentu diterapkan pada bangunan pemakaian air besar. Prinsip ker[a : air yang telah ditampung dalam tangki bawah dipompokan ke dalam satu belana/tongki tertutup sehingga udara di dalamnya terkompres!. Blasanya dirancang agar volume udara tidak lebih darl 30% terhadap volume tongki dan 70% volume tangki berisi air. d. Sistem tanpa tongki (booster system), dalam sistem ini tidak menggunakan tangki apopun. Alr dipompakan langsung ke sistem distribusi bongunan dan pompo menghisop alr langsung darl pompa utama. Sistem inl sebenarnya dilarang di indonesia, balk oleh Perusahaan Air Minum maypun pada pipe-pipa utama dalam pemukiman khusus. Fungsi peralatan plombing fc. Menyedickon cir bersih ke tempat-tempat tertentu dg tekanan cukup don alr panas bila diperlukan; b. Menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan; c Menyediakan alr untuk mencegah kebokaran. Jumal Cenelitian Perhiubungan Udara Vol36 No.3, September 2010 234 3, Sistem Air Buangan dan Spikler Plumbing ‘Air buangan atau sering juga disebut air limbah adalah semua calran yang dibvang balk yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekos tumbuh-tumbuhan maupun yang mengandung sisa-sisa proses industr Air buangan di bandar udara dipisahkon menjadi tiga bagian yaltu: @. Air kotor yaitu air buangan yang berasal dari kloset, peturason, bidet don air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat plambing lainnya. b. Air bekas yaltu air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnyo, seperti: bak mandi (bath tub), bak cuci tangan, bak depur, dan laln-lain; Air hujan yang [atuh pade atap bangunan. Soufyan M.Noerbombang dan Takeo Morimura, 2000, “Sistem Penyaluran Air Buangan” menyatakon bahwa sistem penyaluran air buangon terdirl atas dua bagian yeltu: a. Sistem pembuangan air kotor don air bekas, yang terdiri atas dua baglan yaitu 1) Sistem tercampur: sistem pembuangon yong mengumpulkan dan mengalirkan ‘ir kotor dan air bekas kedalam satu saluran; 2) Sistem terpisah: sistem pembuangan yang mengumpulkan dan mengalirkon air kotor dan air bekas kedalam saluran yang berbeda. b. Sistem penyoluran air hujan Pada dasamya air hu[an horus disalurkan melalui sistem pembuangan yang terpisch dar! sistem pembuangan air bekas dan air kotor. Jika dicampurkan, maka epabila saluran tersebut tersumbat, ada kemungkinan air hujan akan mengalir balik dan masuk kedalom alot plambing terendah dolam sistem tersebut. Dalam sistem penyaluran air buangan, air buangan yang blasanya mengandung bagion-bagian padat harus mampu dialirkan dengan cepat. Untuk maksud tersebut pipa pembuangan harus mempunyal ukuran dan kemiringan yong cukup dan sesval dengan banyak dan jenis air buangan yang akan dialirkan. Sistem penyaluran air hujan pada prinsipnya hanya mengalirkan debit hujan yang terjadi dl atap bangunan ke tempat yang diinginkan, seperti: drainase perkotaan. 4, Perangkop Air Buangan Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimuro,2000, “Sistem Penyaluran Air Buangan” menyatakan bahwa tujvan utama sistem pembuangan adalch mengalirkan air buangan dori dalam gedung keluar gedung, ke dalam instclasi pengolahan atau rlol umum, tanpa menimbulkan pencemaran pada lingkungan moupun terhadap gedung ttu sendiri, Karena alot plambing tidak terus menerus digunakan, pipa pembuangan tidok selalu teris! alr dan dapat menyebabkan masuknya gas yang berbau ataupun beracun, bahkan serangga. Untuk mencegah hal in, harus dipasang suaty perangkap sehingga bisa menjadi "penyekat” atau penutup alr yang mencegah masuknya gas-gos tersebut. 5, Dasar-dasar sistem Ven Menurut Soufyan M.Noerbambong dan Takeo Morimura,2000, Sistem ven merupakan bagian penting dalam sistem suatu pembuangan, sedangkan tujvan dari sistem ven ini ‘antara lain 2, Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanon; Bs ‘Jurnal Penehitian Perhubungan Udara Vol36 No.3, September 2010 b. Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan; Mensirkulasi udara dalam pipa pembuangan. Karena tujvon utame dari sistem ven ini adalah menjaga agar perangkap tetap mempunyal sekot alr, oleh karen itu pipa ven harus dipesang sedemikian rupa agar mencegah hilangnya sekat alr tersebut. 6. Jens Sistem Ven Sistem itu sendiri dapat dibedokan ates MNoerbambang dan Takeo Marimura,2000): ‘c. Sistem ven tunggal {individval), yaltu pip ven yang dipasong untuk melayoni satu lat plombing dan disambungkan kepada sistem ven lainnya atav langsung terbuka ke udara lvar; b. Sistem ven lup, yaity pipa ven yang melayoni dua atau lebih perangkap alat plombing dan disombungkan kepada ven pipa tegak; Sistem ven tegak, yaity plpa Int merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan diatas cabang mendatar pipa air buangan tertinggi; &. Ven bersama, yoity pipa ven yang melayoni perangkap dari dua olat plumbing yong dipasang bertolok belakang atau sejajor dan dipasang pada tempat di mana kedva pipa pengering alat plambing tersebut disambungkan bersama; fe. Ven basah, yaity ven yang luge berfungs! sebagal plpa pembuangan; 4. Ven menerus, yoity ven tegak yang merupakan kelanjutan dari pipa pembuangan yang dilayaninya; g Ven sirkil, yaity ven cabang yong melayani duo perangkop otav lebih don berpangkel dari baglan depan penyambungan alat plambing terakhir suatu cabang datar pipa pembuangen sampol ke pipa tegok ven; fh. Ven pelepas, yaity pipo ven yong dipasong pada tempat khusus untuk menambah sirkulasi udara antara sistem pembuangan dan sistem ven. beberapa jens _yaitu (Soufyan 7. Sistem Penyaluran Air Hyjan Bangunan yang dilengkapi dengan sistem plambing (Soufyan M.Noerbombong don Takeo Morimura,2000) harus dilengkap! degan sistem drainase untuk pembuangon alr fujan yang berasal dari atap maupun jalur terbuka yang mengolirkan alr. Air hujan yang dibawa dalam system plombing ini horus disolurkan ke dalom lokast pembuangan Untuk alr hujan. Hal Ini Karena tidak boleh alr hujan disalurkan ke dalam sistem lambing air buangan yang hanya bertulvan untuk menyalurkan alr buangen soja atou disalurkan ke suatu tempat sehingga air hujan tersebut okan mengalir ke jalan umum, menyebabkan eros! atav genangan air. Metodologi Penelitian Asumsi kebutuhan air bersih di bondar udara dipengaruhi oleh jm! penumpang, Im! pengantar/penjemput, jml karyawan, im! restoran. iml_mushola Penyaluran oir pada bongunon 1 Estima si kapositas oir buongon; Sistem penyo tran ale buangan; Pemipacn air buo rngon; Dimensi pipa buangan + L Rumus perhitungan air bersih: Kebutuhan oir (Q), Kebocoran 20%, Pendimensian aliran air dengan pipa = Jumlah oir yong dibutuhkan/hari = Proses pengelolaon air buangon ‘Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol.36 No.3, September 2010 236 Pada penelitian ini sumber data didapatkon dari Bandara Soekano Hatta bulan Mel Tahun 2010 yong meliputi beberapa data sekunder meliputi : jumlah penumpang, jumiah pengantar/ penjemput, [umlah karyawan, jumloh restoran, jumiah mushola. ‘Metode Analisis Metede analisls pada penelition Ini dilakukan secara kuantifatif dengan mengolah dota sekunder sebagai berikut: a, Penyediaan air bersth Besarnya kebutuhan alr bersh dihitung berdasorkan Klasifikas! pemokaian bongunan serta jenis keglatan. Klasifikasi dan osumsi kebutuhan air bersih untuk masing-masing penggunaon alr bersih adalah seperti tabel dibawah ini yong diitung pada Jam puncok pemakatan (peak hour). Tabel 2 Pemakaian Alr Bersih No Pemakaian Bangunan/ Pemakaian air rata-rata/1 orang / Jenis Kegiatan hari T_| Penumpang 3 ‘2 ‘| Staff / Karyawan 10 3_| Pengantar /Penjemput 3 4 | Restaurant / Kantin 20 5 | Mushola 10 ‘Sumber: SKEP 347/X1V99 b, Perhitungan kebutuhan alr bersih Rumus untuk menghitung alr bersih dibandar udara sebagaimana tercantum pada ‘SKEP 347/XII/99 adalah sebagai berikut: - Kebutuhan alr (Q) = Jumloh orang x pemakaian rata-raa = Kebocoran diperhitungkan 20 % = Jad! Q = 1,2 x Jumiah orang x Pemakalan rata-rata Q total x M PAR Keterangan: M = Jumlah orang saat jam puncak (Peck Hour) PAR = Pemakalan air rata-rata & Aliran air dengan pipa sesuai dengan SKEP 347/XII/99 memperhitungkan faktor kecepatan, dimana kecepatan maksimum tersebut dalom suatu perencanaan yang ekonomis adalch 2,5m / detik. Untuk mengetahui besarya pengoliron dan kehilangan tekan ketika pengaliran dihitung dengan rumus: Kecepatan (V) Vv =Q/A V= kecepatan m/dt A= Luas Penampang pipa (m?). 237 ‘Jurnal Penelitian Perbubungan Udara Vol36 No.3, September 2010 d. Penyaluran air pada bongunan menurut SKEP 347 /X11/99: ‘Air buangan dari aktifitas manusia akan mengandung berbagal macam unsur yang mudah busuk sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan efek yang ditimbulkan akan membahayakan lingkungan, oleh sebab ity alr buangan harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang kesoluran terbuka atou peresapan didalam tanoh. Estimast kapasitas air buangan dapat dihitung berdasarkan prosentase penyediaan air bersih yakni diperkirakan +/- 80% Sistem penyaluran air buangan dalam pipa adalah grafitasi kemiringan pipa air buangan horizontal 1% -2%. Air buongan diolh dalam septic. tank kemudion diresapkan dalam tanch. ‘@. Sistem pemipaan vent yang berfungsi untuk mengalirkan gos dan bau yong terbentuk dori buangan manusia, serta untuk menghindari aliran balik. f. Prinsip pengoliran air hujan adalah sistem grafitasi, sedangkan tuluan pembuangan air hujan adolch mengalirkan air hujan secepat mungkin ke seluruh pembuangan yong terdekat. Air hujan yang tertangkap oleh atap disalurkan melalul roof drain dan pipa-pipa talang untuk selonjunya diolirkan keseluruh drainase keliling bangunan. Dimens! soluran air hujan dihitung saat debit aliran pada kondisi puncak, yaitu dihitung dengan rumus: Q =FxCxIxAxCs Dimana: Q = Debit pengaliran m3/detik; F = Konstonta 0.278; ‘A. = Luas doerah pengaliran (Km?); 1 = Intensitas hujan (mm/jam); Cs = Storage coeficient; C= Koefisien pengaliran rota-rata suatu daerch (Bandara: 0.9) Kemiringan saluran sedapat mungkin sama atau tidak Jauh berbeda dengan kemiringan muka tanh. Pengaliran tidck boleh mengakibatkan erosi atau endopan dengan kecepatan aliran maksimal 3m/dt dan minimum 0,75/detik. @. Perenconaan saluran air hyjon dapat dilakukan dengan rumus: D 5 2789 x (n x Q)*0.375 x S* dimano: D = Diameter saluran; Debit air hujan m3/dty Kemiringan Saluran; Koefisien Kekasoran Manning (antara 0.015 s/d 0.0004). ‘Jurnal @eneltian Perhubungan Udara VoL36 No.3, September 2010 238 MILIK PUBLIKASI DAN DOKUMENTASI PUSLITBANG PERHUBUNGAN UDARA HASIL DAN PEMBAHASAN Jumiah penumpang Bandara Soekarno Hatta yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura Il (Persero) merupakan bandar udara dengan jumlah pergerckan penumpang tertinggi di Indonesia, Menurut data statistik PT. Angkasa Pura Il (Persero), selama tahun 2009 Bandara Soekarno Hatta telah melayoni 37.143.719 penumpang atau rata-rata lebih dari 100.000 penumpang perhari. Penyediaan Air Bersih Besarnya kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan klasifikas! pemakaian bangunan serta jenis kegiatan. Klasifikasi dan asumsi kebutuhan air bersth untuk masing-masing Penggunaan air bersih dikitung pada jam puncak pemakaian (peak hour) dengon memanfaatkan rumus untuk menghitung air bersih di bandar udara sebagaimana tercantum pada SKEP 347/XII/99 adalah sebagai berikut: 1) Kebutuhan air (Q) = Jumich orang x pemokaian rata-rata 2) Kebocoran diperhitungkan 20 % 3) Jodi @ = 1,2 x Jumlah orang x Pemokaian rata-rata Q total = 1,2 x MPAR Keterangan: mM Jumlah orang saat jam puncak (Peak Hour) PAR = Pemakaion air rata-rata Untuk menghitung kebutuhan air (Q) di Bandara Soekarno Hatta diperlukan beberapa date primer yait jumlah penumpang rata-rata pada waktu sibuk, jumlah pengantar dan penjemput, dan junlah staff/karyawan, seperti terlihat pada tabel 3. Tabel 3 _ Jumlah Orang saat peak hour _ No | Pemakaian Bangunan/Jenis Kegictan | Jumich rato-rata zak 00. 1_| Penumpang 2_| Staff /‘Kary 3_| Pengantar ‘Sumber: Hasil Survei ‘Sementara itu, diperlukan juga data sekunder yaitu jumlah restaurant dan mushola. Terkait dengan hal tersebut diatas, maka data sekunder yang didapatkan pada Tabel 4 Tabel 4 Jumloh restaurant & terminal Ruang_ Terminal |_| Terminal 2_| Terminal 3_| _Jumich Restaurant 30 89 62 | 181 ‘Mushola a | ae 24 73 ‘Sumber: Bandara Scekarno Hatta 239 Jurnal Penelitian Perhubungan Udara Vol.36 No.3, September 2010 Contch perhitungan secara manual dari data primer dan sekunder yang didopotkon ‘adalah sebagai berikut: Qstaff = 1,2 x Jumlch orang x Pemakaian rata-rata 1,2 x 2.000 x 10 lt = 24.000 It Terkalt dengan hal tersebut dietas, dengan memanfaatkan program excel maka perhitungan kebutuhon air untuk Bandera Soekarno Hatta adalah sebagal berlkut: Tobel 5 Total Pemakalan Air Rata-rata Petharl Pemakeian Bangunan/ Penumpang 360.000 Stoff / Keryawan 24.000 Pengantar / Penjemput Restaurant / Kantin 20 ‘Mushola 10 Total Pomakaian rata-rata / hari ‘Sumber: Hasil pengolahan data 1. Kecepatan Aliran Air Dan Diameter Pipa Minimal Yang Dibutuhkan Aliran alr dengan pipa memperhitungkan faktor kecepatan, dimona kecepatan maksimum tersebut dalam suatu perencanaan yang ekonomis adalch 2,5m / detik. Untuk mengetohui besarnya pengaliran don kehilangan tekon ketika pengaliron dihitung dengan rumus: v =Q/A dimana: V_ = kecepaton m/dt. A = lwas Penampang pipa (m7). Oleh sebab itu, untuk memperoleh perencanaan yang ekonomis yaltu 2,5 m/dt, moka Jus penompang pipa yang dibutuhkan adalah: A =Q/ 2,5 = 641.220 / (2,5 x 3600 dt x 24 jam) = 2,96 m3 = 296 em?. Diometer pipa minimal yang dibutuhkan (d) A= 11x12, 2 = 296/3,14 = 94,27 cm dibulatkan = 100 cm. = V100 = 10cm. d= 2x 10 em= 20cm. 2. Penyaluran Air Buangan ©. Esiimasi. kapasitas air buangon dapat dihitung berdasarkon prosentase penyediaan clr bersih yakn! diperkirakon +/- 80%. Penyediaan air bersih (Q) yang dibutuhkan untuk Bandora Soekaro Hatta adalah 641.220 It, sehinggo @stimasi kopositas air buangan diperkirakan 80% x 641.220 = 512.976 It. b. Dimensi saluran air hujan untuk Bandara Soekarne Hatta yong memiliki luas area 1.740 km?, dihitung soct debit aliran pada kondisi puncak dan dibuat dengan kemiringan 2% dengan rumus: “Jurnal Penefitian Perubungan Udara Vol.36 No.3, September 2010 240, xCxIxAxCs dimana @ = Debit pengoliron m3/detik; F ‘A. = was daerch pengaliran (Km); 1 = Intensitos hujan (mm/jam); Cs = Storage cooficient; C= Keefisien pengaliran rate-rata suatu daeroh (Bandara: 0.9). Terkalt dengan hal tersebut diatas, maka debit pengaliran di bandar udara ini adalch sebagai berikut: Q = 0.278 x 0.9 x5 x 1,740 x0.02 x 0.1 Q $435 m3/dt. 5 Perencanaan saluran air hujan dapat dilakukan dengan rumus: D = 3,2789 x (nx Q)40,375 x S*-0,5 dimana: D = Diameter saluran Q= Debit air hujon m3/dt ‘emiringan Saluran ‘oefisien Kekasaran Manning (antara 0.015 s/d 0.0004) Terkalt dengan hal tersebut diatas, moka diameter saluran untuk Bandara Soekarno Hatta dengan debit air hyjon rata-rata sebesar 2m3/dt sampai 4 m3/dt (Media indonesia - 27 September 2005), adalah sebagal berikut: D = 3,2789 x (nx Q)"0,375 x S.0,5 ,2789 x (0.0004 x 2 }0,375 x 0.024.0,5 59m D KESIMPULAN Kebutuhan air di Bandara Soekarno Hatto setiap horinya (Q) adalah 641.220 liter, sehingga bila direncanakon kecepatan maksimum ekonomis menurut SKEP 347/XII/99 adalah 2,5m / detik, maka diameter plpa (d) yang dibutuhkan adalah 20 cm. 1 2 2aT Estimas! kapasitas cir buangan di Bandara Soekamo Hatta adalah 512.976 It. Dimenst soluran air hujan untuk Bandara Soekamo Hatta yang memiliki luas area 1.740 km? memiliki debit aliran 4,35 m3/dt. Menurut SKEP 347/XII/99 pengaliran tidak boleh mengokibatkan erosi atau endapan dengan kecepatan aliran maksimal 3m/dt dan minimum 0,75/detlk. Oleh sebab itu, dimens! saluran air hujan untuk Bandara Soekarno Hatta scat ini telch melebihi ketentuan tersebut diatas, sehingga dapat mengakibatkan banjir dlarea bandar udara. Diameter saluran yang diperlukan oleh Bandara Soekorno Hatta dengan debit air hujan rata-rata sebesar 2m3/dt sampal 4 m3/dt (Media Indonesia - 27 September 2005) adalah: 1,59 m. ‘Jumnal Penelitian Perhubungan Udara Vol.36 No.3, September 2010 DAFTAR PUSTAKA Copper & Brass “Research Association: Chapter Xill. Floor Drains, Yard Drains, Cellar Drainers, Rain Leaders”. Katali, Jufri “Redesign of Water Supply System (Case Study : Juanda International Airport Surabaya”. R.M. Starbuck. Also available from Amazon "Standard Practical Plumbing" R. M. Starbuck. Also available from Amazon "Standard Practical Plumbing: Chapter Xl. Main Trop And Fresh-Air Inlet”. Rofiq Iqbal, ST., M.Eng,, Ph.D. (ITB) “Pengantar Sistem Plumbing dan Perpompaan Sistem Plumbing”. Soufyan M.Neerbambang dan Takeo Morimura,2000 “Sistem penyaluran air buangon". UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih dengan dibantunya pengumpulan data kepada PT. ‘Angkasa Pura Il (Persero) Bandara Soekarne Hatto, dan Prof. DR. K. Martono, S.H., LLM. sebagai Mitra Bestari Warta Ardhia Jumal Penelitian Perhubungan Udara. BIODATA PENULIS *) Ataline Mullasarl, Magister Teknik, Peneliti Pertama Bidang Transportasi Udora di Pusat Litbang Perhubungan Udara Badan Litbang Perhubungan. Alamat Kantor : Jl. Merdeka Timur No. 5, Jakarta Pusat. ‘Jurnal Penelitian Perhubungan Udara VoL36 No.3, September 2010 242

Anda mungkin juga menyukai