Anda di halaman 1dari 5

PANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI

BENIH BERMUTU

Diah Pratiwi, S.P., M.P


PBT Pertama BBPPTP Surabaya

PENDAHULUAN

Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) merupakan salah satu tanaman


rempah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan industri farmasi maupun
makanan. Saat ini Indonesia merupakan produsen sekaligus konsumen cengkeh
terbesar di dunia. Sayangnya besarnya kebutuhan cengkeh ini tidak diimbangi
dengan produksi cengkeh nasional. Menurut Direktur Jenderal Perkebunan
Kementerian Pertanian dalam pembukaan Rakernas Asosiasi Petani Cengkeh
Indonesia (APCI) ke-6 Tahun 2013, produktivitas cengkeh dalam tiga tahun ini masih
rendah, yaitu 260 – 360 kg/ha, padahal produktivitas cengkeh dapat mancapai 500 –
600 kg/ha (Anonim, 2013).
Rendahnya produktivitas cengkeh Indonesia ini harus dapat diatasi jika ingin
cengkeh Indonesia memiliki daya saing di pasar domestik maupun internasional.
Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan perbaikan teknik budidaya yang
dilakukan terutama dalam pemilihan benih saat awal budidaya. Benih bermutu dan
bersertifikat akan menjamin keberhasilan budidaya terutama untuk benih tanaman
tahunan seperti cengkeh karena pada tanaman tahunan, produksi/hasil baru dapat
diketahui setelah beberapa tahun. Penggunaan benih yang salah dapat
menyebabkan kerugian jangka panjang. Oleh karena itu benih bermutu dan
bersertifikat merupakan syarat mutlak dalam budidaya tanaman cengkeh.
Tanaman cengkeh dapat diperbanyak secara generatif dengan biji maupun
vegetatif dengan setek/cangkok/sambungan. Karena perbanyakan generatif relatif
lebih mudah dan cepat dilakukan, sehingga perbanyakan generatif lebih banyak
dilakukan. Dalam perbanyakan secara generatif, faktor biji yang digunakan sebagai
benih harus diperhatikan dengan serius terutama dalam proses produksi benihnya
karena benih yang berkualitas dihasilkan dari proses yang panjang yang dimulai dari
pemilihan bahan tanam, pemeliharaan tanaman, panen serta penanganan benih
setelah panen.
Benih cengkeh merupakan benih rekalsitran yang memerlukan penanganan
khusus karena tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama. Panen dan
penanganan benih yang baik sangat menentukan mutu benih cengkeh yang
dihasilkan. Oleh karena itu, tata cara panen dan penanganan benih cengkeh yang
tepat harus diketahui.

PANEN

Benih yang bermutu tinggi dan seragam menurut Sadjad (1980) sangat
ditentukan oleh waktu panen yang tepat. Penentuan waktu panen dapat diketahui
dari perubahan warna buah, kekerasan buah, rontoknya buah/biji, pecahnya buah
dan lain-lain, meskipun tolak ukur tersebut kurang obyektif. Menurut Delouche
(1983) dalam Sukarman dan Hasanah (2003), saat panen yang tepat adalah saat
masak fisiologis karena pada saat tersebut, benih mempunyai bobot kering dan vigor
yang maksimum sehingga mutu benih yang dihasilkan menjadi lebih optimal.
Menurut Ruhnayat dan Wahyudi (2012), persyaratan benih cengkeh yang
dikehendaki diantaranya telah mencapai masak fisiologis yang ditandai dengan
warna coklat kehitaman, berat minimal 1 gram, panjang 2,5 cm dan diameter 1 – 2
cm.

Gambar 1. Buah Cengkeh Masak Fisiologis (Ruhnayat, 2012)

PENANGANAN BENIH

a. Pengupasan Kulit Buah atau Pemisahan Buah Semu


Kulit buah atau buah semu termasuk dalam kotoran benih atau benda asing yang
akan sangat mempengaruhi kualitas benih yang dihasilkan karena merupakan
media yang baik bagi pertumbuhan cendawan. Oleh karena itu kulit benih dan
buah semu harus dikupas atau dipisahkan dari benihnya. Pengupasan kulit buah
atau pemisahan buah semu ini dimaksudkan untuk mempertahankan tingkat
kemurnian benih dan menghindarkan dari infeksi cendawan. Pengupasan kulit
buah pada cengkeh dilakukan agar benih cepat berkecambah dan untuk
menghindari terjadinya fermentasi yang dapat merusak viabilitas benih.
Pengupasan kulit dilakukan dengan hati-hati dengan menggunakan tangan atau
pisau yang tidak terlalu tajam agar benih tidak luka. Benih yang telah dikupas
direndam dalam air bersih selama ± 24 jam untuk meningkatkan kadar air, dan
dilanjutkan dengan pencucian untuk menghilangkan lendir yang menempel pada
benih. Selama pencucian, benih diaduk dan digosok-gosok dalam air secara hati-
hati untuk mempercepat hilangnya lendir yang menempel di permukaan benih
dengan penggantian air sebanyak 2 – 3 kali.

Gambar 2. Pengupasan Kulit Buah (Ruhnayat, 2012)

b. Pengeringan Benih
Kadar air benih sangat berpengaruh terhadap kehidupan benih. Kadar air dari
masing-masing benih tergantung pada sifat dari benihnya (ortodoks, rekalsitran
atau semi rekalsitran). Pengurangan kadar air dimaksudkan agar benih aman
untuk diproses lebih lanjut, terhindar dari serangan hama dan penyakit, serta
tidak berkecambah.
Pengeringan benih sangat dipengaruhi oleh kadar air awal benih, kelembaban
nisbi (RH), suhu pengeringan, kecepatan aliran udara dan permeabilitas benih
terhadap penguapan benih.
Cengkeh termasuk dalam benih rekalsitran, sehingga benih cengkeh memiliki
daya simpan yang relatif singkat dan akan mengalami kematian apabila kadar
airnya turun menjadi 15 – 20 %, atau setara dengan keseimbangan kadar air
benih RH 70%, suhu 20°C. Hal ini dikarenakan benih selama proses pengeringan
selalu mengalami kerusakan sehingga dalam proses pengeringannya benih
cengkeh cukup dikeringanginkan bila akan disimpan. Pada prinsipnya
pengeringan yang dilakukan tidak sampai melewati kadar kritis benih.

c. Pemilihan Benih/Sortasi Benih


Pemilihan benih/sortasi benih bertujuan agar benih terbebas dari bahan-bahan
atau benda asing yang tidak diinginkan dan kerusakan benih. Selain itu,
pemilihan benih juga dimaksudkan agar benih yang dihasilkan memiliki mutu dan
ukuran benih yang seragam serta terhindar dari kontaminasi cendawan gudang
seperti Aspergillus spp., Penicillium spp. dan Mucoralis. Pemilihan benih/sortasi
benih dapat dilakukan secara manual, yang didasarkan pada ukuran, berat jenis
dan bentuk benih untuk memisahkan biji yang kurang baik (biji terlalu kecil,
terdapat bercak hitam, biji yang kotilnya hanya 1 (satu) dan buah yang bijinya
berisi 2). Menurut Ruhnayat dan Wahyudi (2012), benih yang dipilih adalah benih
yang telah berwarna coklat kehitaman, memiliki berat jenis lebih dari 1 (satu),
berat minimal 1 gram dengan panjang 2,5 cm dan diameter 1 – 2.

d. Penyimpanan Benih
Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mempertahankan mutu fisiologis benih
agar dapat digunakan untuk keperluan bahan tanam di musim berikutnya. Dalam
penyimpanan benih akan mengalami kemunduran yang kecepatan
kemundurannya sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, mutu awal benih, kadar
air benih dan suhu di ruang simpan.
Benih cengkeh termasuk dalam benih rekalsitran sehingga memiliki daya simpan
yang relatif singkat, dari beberapa hari sampai beberapa minggu. Menurut
Sukarman dan Rusmin (2000) dalam Sukarman dan Hasanah (2003), untuk
mempertahankan mutu fisiologis, penyimpanan dilakukan dengan kadar air 20 –
30%, ruang simpan yang sejuk (15 – 20°C), kelembaban tinggi (lebih dari 70%)
dan aerasi yang cukup.

e. Pengujian Mutu Benih Cengkeh


Pengujian mutu benih merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
mengetahui mutu benih, baik mutu fisik maupun mutu fisiologis. Benih cengkeh
yang dihasilkan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan jika ingin
diedarkan. Benih yang telah memenuhi standar, ditandai dengan terbitnya
sertifikat mutu benih. Sertifikat ini merupakan jaminan bagi konsumen terhadap
mutu benih yang digunakan dan juga memberikan legalitas kepada produsen
bahwa benih yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan mutunya.

PENUTUP

Benih cengkeh bermutu dapat dihasilkan dengan cara panen dan


penanganan benih yang tepat. Karena dengan cara panen dan penanganan benih
yang tepat diharapkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi benih cengkeh
yang merupakan benih rekalsitran dapat tereliminir. Benih bermutu yang dihasilkan,
sebelum beredar harus memenuhi standar benih yang dipersyaratkan. Oleh karena
itu, pengujian mutu benih menjadi syarat utama dalam menentukan mutu benih.
Benih yang telah memenuhi standar ditandai dengan terbitnya sertifikat mutu benih
tersebut.

REFERENSI

Ruhnayat, A. Dan A. Wahyudi. 2012. Petunjuk Teknis Pembenihan Tanaman


Cengkeh (Euegenia aromaticum). Balai Tanaman Rempah dan Obat.

Anonim. 2013. Produksi Cengkeh di Bawah Kebutuhan Nasional.


m.antara.com/berita.Diunduh tanggal 6 September 2013.

Anonim. Tanpa Tahun. Pembibitan Cengkeh. www.lestarimandiri.org/id. Diunduh


tanggal 4 Nopember 2013.

Sukarman dan M. Hasanah. 2003. Perbaikan Mutu Benih Aneka Tanaman


Perkebunan Melalui Cara Panen dan Penanganan Benih. Jurnal Litbang
Pertanian : 22(1).

Anda mungkin juga menyukai