Adoc - Pub - Panen Dan Penanganan Benih Cengkeh Dalam Produksi
Adoc - Pub - Panen Dan Penanganan Benih Cengkeh Dalam Produksi
BENIH BERMUTU
PENDAHULUAN
PANEN
Benih yang bermutu tinggi dan seragam menurut Sadjad (1980) sangat
ditentukan oleh waktu panen yang tepat. Penentuan waktu panen dapat diketahui
dari perubahan warna buah, kekerasan buah, rontoknya buah/biji, pecahnya buah
dan lain-lain, meskipun tolak ukur tersebut kurang obyektif. Menurut Delouche
(1983) dalam Sukarman dan Hasanah (2003), saat panen yang tepat adalah saat
masak fisiologis karena pada saat tersebut, benih mempunyai bobot kering dan vigor
yang maksimum sehingga mutu benih yang dihasilkan menjadi lebih optimal.
Menurut Ruhnayat dan Wahyudi (2012), persyaratan benih cengkeh yang
dikehendaki diantaranya telah mencapai masak fisiologis yang ditandai dengan
warna coklat kehitaman, berat minimal 1 gram, panjang 2,5 cm dan diameter 1 – 2
cm.
PENANGANAN BENIH
b. Pengeringan Benih
Kadar air benih sangat berpengaruh terhadap kehidupan benih. Kadar air dari
masing-masing benih tergantung pada sifat dari benihnya (ortodoks, rekalsitran
atau semi rekalsitran). Pengurangan kadar air dimaksudkan agar benih aman
untuk diproses lebih lanjut, terhindar dari serangan hama dan penyakit, serta
tidak berkecambah.
Pengeringan benih sangat dipengaruhi oleh kadar air awal benih, kelembaban
nisbi (RH), suhu pengeringan, kecepatan aliran udara dan permeabilitas benih
terhadap penguapan benih.
Cengkeh termasuk dalam benih rekalsitran, sehingga benih cengkeh memiliki
daya simpan yang relatif singkat dan akan mengalami kematian apabila kadar
airnya turun menjadi 15 – 20 %, atau setara dengan keseimbangan kadar air
benih RH 70%, suhu 20°C. Hal ini dikarenakan benih selama proses pengeringan
selalu mengalami kerusakan sehingga dalam proses pengeringannya benih
cengkeh cukup dikeringanginkan bila akan disimpan. Pada prinsipnya
pengeringan yang dilakukan tidak sampai melewati kadar kritis benih.
d. Penyimpanan Benih
Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mempertahankan mutu fisiologis benih
agar dapat digunakan untuk keperluan bahan tanam di musim berikutnya. Dalam
penyimpanan benih akan mengalami kemunduran yang kecepatan
kemundurannya sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, mutu awal benih, kadar
air benih dan suhu di ruang simpan.
Benih cengkeh termasuk dalam benih rekalsitran sehingga memiliki daya simpan
yang relatif singkat, dari beberapa hari sampai beberapa minggu. Menurut
Sukarman dan Rusmin (2000) dalam Sukarman dan Hasanah (2003), untuk
mempertahankan mutu fisiologis, penyimpanan dilakukan dengan kadar air 20 –
30%, ruang simpan yang sejuk (15 – 20°C), kelembaban tinggi (lebih dari 70%)
dan aerasi yang cukup.
PENUTUP
REFERENSI