Anda di halaman 1dari 11

Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang

Tahun Akademik Genap 2018/2019, Juli 2018

IMPLEMENTASI SISTEM GROUNDING


NGR PADA GENERATOR UNTUK
MEREDUKSI ARUS GANGGUAN SATU
FASA KE TANAH PADA PLTD TERONG
RAYON ADONARA FLORES TIMUR
1
Ricardo Stenli Lau, 2Dr. Eng. Ir. I Made Wartana, MT, 3Ir. Ni Putu Agustini, MT.
Institut Teknologi Nasional, Malang, Indonesia
1
ricardo_stenly@yahoo.com

ABSTRAK – Gangguan arus hubung singkat (1 generator pasti membutuhkan sistem pentahan titik
fasa ketanah) pada generator yang besar dapat netral. Hal ini di maksud kan untuk membatasi arus
mengakibatkan generator terganggu dan berbahaya gangguan yang terjadi pada saat gangguan hubung
dengan sistem pentanahan solid yang masih singkat satu phasa ketanah (line to ground) yang
digunakan pada PLTD Terong Adonara. Sistem
pengamanan yang digunakan untuk mengisolasi
akan berakibat buruk pada sistem peralatan dan
gangguan yaitu penggunaan rele Ground Fault Relay juga pada sistem generator itu sendiri [2].
(GFR) dimana GFR tidak dapat bekerja jika tidak Implementasi pentanahan NGR (netral
ada sistem pentanahan netralnya. Penggunaan grounding resistor) pada generator untuk
pentanahan netral solid dan Neutral Grounding mengurangi arus satu phasa ke tanah yang terjadi
Resistor (NGR) digunakan dalam penelitian ini guna akibat berbagai macam gangguan yang mengenai
mengetahui setting rele yang tepat ketika terjadi generator yang menimbulkan bahaya pada
gangguan 1 fasa ke tanah serta melakukan generator dan juga juga menimbulkan arus transient
perbandingan antara sistem pentanahan netral yang yang terjadi akibat adanya arus satu phasa ke tanah
digunakan dalam setting rele GFR. Hasil analisa
yang mengurangi kinerja dari generator itu sendiri
hubung singkat dengan pentanahan solid diketahui
arus gangguan maksimum sebesar 1,47 kA, [2]. Dalam gangguan ini Ground Fault Relay
sedangkan dengan pentanahan NGR diketahui arus (GFR) mempunyai peran penting dalam melokalisir
gangguan maksimum sebesar 0,110 kA. Setting waktu gangguan yang terjadi. Rele gangguan tanah adalah
kerja rele yang didapat dari sistem pentanahan solid suatu rele yang bekerja berdasarkan adanya
(settingan awal PLN) yaitu 0,3 s pada Penyulang 1 kenaikan arus yang melebihi suatu nilai setting
dan penyulang 2 s. Setting waktu kerja rele yang pengaman tertentu dan dalam jangka waktu tertentu
didapat dari sistem pentanahan NGR yaitu 0,283 s bekerja apabila terjadi gangguan hubung singkat
pada penyulang 1 dan 0,297 s pada penyulang 2. fasa ke tanah [4].
Dalam hal ini penggunaan NGR lebih efektif sebagai
Pada penelitian ini akan menganalisis
pentanahan netral karena bisa mereduksi besar arus
hubung singkat yang terjadi sehingga tidak implementasi NGR pada generator PLTD Adonara
membahayakan peralatan dan manusia di sekitar. sehingga bisa menjaga generator dari arus
gangguan satu fasa ke tanah yang bisa berimbas
Kata Kunci : Solid Grounding, NGR (Neutral buruk pada sistem kerja generator karena sistem
Grounding Resistance), GFR (Ground fault relay). pentanahan generator di PLTD Adonara masih
menggunakan sistem pentanahan solid yang masih
I. PENDAHULUAN kurangXbaik dalam mereduksi arus gangguan satu
fasa ke tanah pada generator serta membahas
1.1 Latar Belakang
tentang setting Ground Fault Relay (GFR) yang
Generator merupakan suatu peralatan yang tepat ketika terjadi gangguan satu fasa ke tanah.
berperan penting dalam proses atau tahapan
pembangkit tenaga listrik. Hal ini di karenakan 1.2 Rumusan Masalah
generator mengubah energi mekanik menjadi energi Sesuai dengan latar belakang dapat
listrik. Kontinuitas dari operasi generator ini harus dirumuskan masalah sebagai berikut:
terjaga dengan baik sehingga pasokan energi listrik
yang dihasilkan oleh generator tidak terganggu 1. Berapa besarnya arus gangguan hubung
karena jika sebuah generator terganggu akan sangat singkat satu fasa ke tanah pada pentanahan
berpengaruh pada sistem kerja generator sehingga solid ?
tidak bisa secara maksimal dalam menyediakan 2. Bagaimana menentukan besarnya nilai
energi listrik yang dibutuhkan [1]. Dalam suatu resistansi pada sistem NGR ?

1
Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang
Tahun Akademik Genap 2018/2019, Juli 2018

3. Bagaimana setting ground fault relay 2.2 Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
(GFR) ketika terjadi gangguan hubung Gangguan pada sistem tenaga listrik adalah
singkat satu fasa ke tanah ?
segala macam kejadian yang menyebabkan kondisi
pada sistem tenaga listrik xmenjadi abnormal.
1.3 Tujuan Salah satu yang menyebabkanXkondisi ini adalah
Berdasarkan permasalahan yang gangguan hubung singkat. Gangguan hubung
dikemukakan diatas, maka tujuan dalam penelitian
singkat dibagi menjadi 2 yaitu :
ini adalah sebagai berikut :
1. Gangguan simetris, misalnya :
1. Untuk menganalisis besarnya arus ground  Gangguan hubung singkat tiga fasa.X
fault akibat hubung singkat satu fasa ke  Gangguan hubung singkat tiga fasa ke
tanah pada generator. tanah.
2. Menentukan besarnya nilai resistansi pada 2. Gangguan tidak simetris, misalnya :
NGRXyang digunakan.  Gangguan hubungxsingkat satu fasa
3. Merencanakan setting ground fault relay ke tanah.X
(GFR) yang tepat ketika terjadi gangguan  Gangguan hubungxsingkat dua fasa.
satu fasa ke tanah.  Gangguan hubung singkat dua fasa ke
tanah.
II. KAJIAN PUSTAKA
2.3 Gangguan Simetris
2.1 Generator Sinkron
Gangguan simetris merupakan gangguan
Generator sinkron (alternator) merupakan dimana besarXmagnitude dari arus gangguan sama
jenis mesin listrik yang berfungsi untuk pada setiap fasa. Gangguan ini terjadi pada
menghasilkan tegangan bolak-balik dengan cara gangguan hubung singkat tigaXfasa. Perhitungan
mengubah energy mekanis menjadi energi listrik. arus gangguan dari dihitung menggunakan
Energi mekanis diperoleh dari putaran rotor yang persamaan, hanya sajaXketika gangguan simetris
digerakkan oleh penggerak mula (prime mover), terjadi, tidak terjadi busur dikarenakan konduktor
sedangkan energy listrik diperoleh dari proses tidak menyentuh tanah [9]. Sehingga persamaannya
induksi elektromagnetik yang terjadi pada menjadi :
kumparan stator dan rotornya. Generator sinkron
dengan definisiXsinkronnya, mempunyai makna Vsource
I fault  (2.1)
bahwa frekuensi listrik yang dihasilkannya Zs  ZL
sinkron dengan putaran mekanis generator tersebut. Dimana :
Rotor generator sinkron yang diputar dengan
penggerak mula (prime mover) yang terdiri dari Ifault = Arus gangguan
belitan medan dengan suplai arus searah akan Vsource = Tegangan sistem
menghasilkan medanXmagnet putar dengan
kecepatan danxarah putar yang sama dengan ZS = Impedansi peralatan sistem
putaran rotor tersebut. Generatorxsinkron sering ZL = Impedansi saluran sistem
kita jumpai pada pusat-pusat pembangkit tenaga
listrik (dengan kapasitas yang relative besar).
Misalnya, pada PLTA, PLTU, PLTD dan lain-
lain. Selain generator dengan kapasitas besar, kita
mengenal juga generator denganXkapasitas yang
relative kecil, misalnya generator yang digunakan
untuk penerangan darurat yang sering disebut Gambarx2.2 Gangguan Simetris
Generator Set atau generator cadangan [3].
Vs
I fault  (2.2)
Z s1  Z L  Z s 2

2.4 Gangguan Asimetris


Secara umum besarnya arus gangguan di
hitung menggunakan rumus :
Vs
I fault  (2.3)
Zs  ZL  Z f
Gambar 2.1 Generator
Dimana :
Ifault = Arus gangguan
Vsource = Tegangan sistem
2
Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang
Tahun Akademik Genap 2018/2019, Juli 2018

ZS = Impedansi peralatan sistem


ZL = Impedansi saluran sistem
Zf = Impedansi gangguan
Titik dimanaXkonduktor menyentuh tanah
selama gangguan biasanya di sertai dengan sebuah
busur (arc). Busur ini bersifat resistif, namun
resistansi busur besarnya sangat beragam.
Resistansixgangguan besarnya tergantung resistansi
busur serta tahanan tanah ketika terjadi gangguan Gambar 2.6 Rangkaian Gangguan Dua Fasa Ke Tanahx
ketanah. 2.5 Pentanahan
Sistem pentanahan adalah suatu koordinasi
proteksi yangXsangat penting dalam suatu jaringan
kelistrikan, karena tanpa pentanahan yang baik
maka dapat membahayakan manusia dan hewan
yang berada di sekitarnya dan juga bahkan dapat
mengakibatkan kerusakan alat itu sendiri. Dengan
Gambar 2.3 Gangguan Asimetrisx
demikian, pentanahan memiliki pengaruh yang
1) Gangguan Satu Fasa Ke Tanah signifikan terhadap perlindungan semua komponen
Gangguan satu fasa ke tanah terjadi ketika sistem tenaga listrik. Dengan adanya sistem
sebuah fasa dari sistem tenaga listrik terhubung pentanahan maka keandalan sistem untuk
singkat dengan tanah dan bisa berakibat timbulnya pemanfaatan daya listrikXdapat terjamin dengan
bunga api dan merusakXinti besi dan ini adalah baik. Maka dari itu sekarang banyak metode
kerusakan yang perbaikannya harus di lakukan pentanahan yang bisa menjaga keamanan sistem
secara total gangguan seperti iniXharus segera di tenaga listrikxyang semakin berkembang. Jenis-
proteksi untuk menjaga keamanan dan kinerja suatu jenis metode pentanahan netral sistem tenaga dapat
sistem tenaga listrik [3]. dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah
[4] :
a) Pentanahan melalui tahanan (resistance
grounding)x
b) Pentanahan melalui reactor (reactor
grounding)x
c) Pentanahan tanpa impedansi (solid grounding)
Gambar 2.4 Gambar Gangguan Satu Fasa Ke Tanahx d) Pentanahan dengan reaktor (resonant
grounding)x
2) Gangguan Dua Fasa Hubung Singkat
2.6 Neutral Grounding Resistance (NGR)
Gangguan dua fasa hubung singkat terjadi
ketika dua buah fasa dari sistem tenaga listrik Sistem pentanahan atau grounding adalah
terhubung singkat [3]. suatu sistem pengaman dalam sistem kelistrikan,
dan salah satu sistem pentanahan dengan
menggunakan suatu alat yang disebut neutral
grounding resistance (NGR) merupakan suatu
metodeXpentanahan yang digunakan untuk masalah
tegangan lebih transient dan untuk mereduksi arus
gangguan yang timbul pada generator atau trafo
daya sehingga dapat mengurangi kerusakan pada
peralatan. Hal ini menyelesaikan besarnya arus
Gambarx2.5 Gambar Rangkaian Dua Fasa Hubung Singkatx gangguan oleh perhitungan hukum ohm..
E
3) Gangguan Dua Fasa Ke Tanah I (2.4)
R
Gangguan dua fasa ke tanah terjadi ketika dua
Dimana :
buah fasa dari sistem tenaga listrik terhubung
singkat dengan tanah [3]. I = Arus gangguan
E = Tegangan line ke netral
R = Ohmic neutral grounding resistor
Dengan memilih tahanan yang tepat, arus
gangguan ke tanah dapat dibatasi sehingga dapat

3
Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang
Tahun Akademik Genap 2018/2019, Juli 2018

memperoleh sistem grounding yang bisa bekerja fasa atau 2 (dua) fasa ke tanah. ReleXini terpasang
secara maksimal dalam mereduksi arus gangguan pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah,
yang timbul yang dapat menyebabkan kerugian juga pada pengaman transformator tenaga dan
bagi sistem tenaga listrik tersebut. berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik
akibat adanya gangguan fasa ke tanah. Proteksi
terhadap gangguan tanah lebih sensitif daripada
gangguan antarXfasa. ProteksiXini dapat dilakukan
menggunakan rele yang hanya akan merespon
terhadap adanya arus residu sistem, karena
komponen residual hanya muncul bilamana arus
gangguan mengalir ketanah. [6]
2.9 Perhitungan Setting Ground Fault Relay
Untuk melakukan perhitungan setting rele
Gambar 2.7 Skema Neutral Grounding Resistance arus lebih hal pertama yang perlu diketahui adalah
parameter yang diset pada rele pengaman adalah
1) Low Resistance Grounding arus dan waktu. Untuk menentukan besar arus dan
Netral generator dihubungkan ke tanah waktu kerja rele diperlukan data-data dari peralatan
melalui resistor yang berfungsi membatasi arus yang diamankan oleh rele untuk dihitung
gangguanXtanah yang besarnya beberapaXratus menggunakan persamaan berikut :
ampere (200A-600A). Arus gangguan ini sangat  Persamaan untuk menghitung arus nominal (I𝑛
besar dan dapat merusak stator,xtetapi pada saat atau I𝑏𝑎𝑠𝑒 )
yang sama dapat memungkinkan menghasilkan arus KVA
yang sensitif dan selektif untuk membuat sistem I𝑛 = (2.6)
√3 x KV
proteksi bekerja. Saat ini LRG jarangXdigunakan
dalam generator berkapasitas besar karena terdapat Dimana :
resiko yang tinggi yaitu resiko terbakarnya besi I𝑛 = I𝑏𝑎𝑠𝑒 = arus nominal
stator.LRG juga tidak digunakan pada generator
pararel. Namun, metode LRG adalah metodexyang
paling umum digunakan dalam sistem tegangan I𝑝 = 0,1 x If fasa terkecil (2.7)
menengah pada industry [1].
I𝑠 = I𝑝 x rasio CT (2.8)
2) High Resistance Grounding
Dimana :
Hambatan yang besar dihubungkan antara titik
netral generator dan tanah (ground). Terkadang I𝑠 = arus setting sekunder
resistor kecil terhubung pada lilitan sekunder dari I𝑝 = arus setting primer
trafo satu fasaX(trafo distribusi atau trafo netral
pentanahan). Metode ini membatasi arus gangguan  Persamaan umtuk menghitung waktu kerja
sebesar 5 A hingga 10 A, dan kemudian tidak ada relay:
bahaya dan kerusakan akibat gangguan tanah yang I𝑓 1 phasa)
0,3 x [( )−1]
I set primer
terjadi [1]. TMS = (2.9)
0,14
2.7 Perhitungan Arus Hubung Singkat Satu  Normal Inverse Time-Delayed Characteristic
Fasa ke Tanahx 0,14
t = I0.02−1 x TMS (2.10)
Arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah
yang terjadi pada generator :
j3 III. METODELOGI
I f 1  (2.5)
 Z1  Z 2  Z 0  3.1 Pengumpulan Data
Dimana : Pengumpulan data dilakukan dengan metode
𝐼𝑓1𝜙 = Arus gangguan 1 fasa ke tanah (A) survei yaitu langsung ke lokasi penelitian yakni di
PT. PLN (Persero) Unit Pembangkit PLTD Terong
𝑍0 = Impedansi urutan nol (Ω) Rayon Adonara. Data yang dikumpulkan
𝑍1 = Impedansi urutan positif (Ω) merupakan data sekunder yang telah diarsip dan
disediakan oleh instansi dan siap diolah menjadi
𝑍2 = Impedansi urutan negatif (Ω)
data penelitian.
2.8 Ground Fault Relay 3.2 Pengolahan Data
Pada dasarnya rele gangguan tanah adalah
Data yang diperoleh dari hasil survei di
rele arus lebih yang dipergunakan untuk
PLTD Terong Rayon Adonara akan dimasukan ke
mengamankan gangguan ke tanah yaitu 1 (satu)

4
Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang
Tahun Akademik Genap 2018/2019, Juli 2018

dalam software ETAP Power Station untuk Flow (aliran daya), Short Circuit (hubung singkat),
disimulasikan. Motor Starting, Harmonisa,XTransient Stability,
Protective Device Coordination, dan Optimal
3.2.1 Pengelompokan Data Capacitor Placement. Beberapa hal yang perlu
Data yang berasal dari PT PLN Unit diperhatikan dalam bekerja dengan ETAP Power
Pembangkit PLTD Terong Rayon Adonara masih Station adalah : (D.William, and Jr.Stevenson
1990)
berupa data mentah yaitu data single line diagram,
data generator, data trafo, data beban, dan data  One Line Diagram, menunjukkan hubungan
relay pengaman. antar komponen/peralatan listrik.
3.2.2 Data Generator dan Trafo  Library, informasi mengenai semua peralatan
Pada PLTD Terong Rayon Adonara disuplai yang akan dipakai dalam system kelistrikan.
energi listrik yang berasal dari 4 generator diesel  Standar yang dipakai, biasanya mengacu
dengan spesifikasi sebagai berikut. pada standar IECX atau ANSI, frekuensi
Tabel 3.1 Data Generator sistem dan metode-metode yang dipakai.
 StudyCase, berisikan parameter berhubungan
dengan metode studi

Selanjutnya diperlukan juga data transformator


yang diperlukan untuk menjalankan simulasi di
ETAP Power Station seperti yang di tunjukan pada
tabel 3.2.
Tabel 3.2 Data Transformator

Gambar 3.1 Tampilan Program Etap

3.2.3 Data Beban 3.4 Perancangan Simulasi Menggunakan


Tabel 3.3 Data Beban Penyulang Software ETAP Power Station
Menggambar single line diagram pada
lembar kerja ETAP Power Station menggunakan
data yang telah didapatxdari PT. PLN (Persero)
Unit Pembangkit PLTD Terong Rayon Adonara.
3.2.4 Data Relay
Tabel 3.4 Data Relay Pengaman

3.3 Software ETAP Power Station


ETAP merupakan software full grafis yang
dapat digunakan sebagai alat analisis untuk
mendesain dan menguji kondisi sistem tenaga Gambar 3.2 Single Line Diagram PLTD Terong Adonara
listrik yang ada. ETAP dapat digunakan untuk
mensimulasikan sistem tenaga listrik secara off line 3.5 Analisa Hubung-Singkat (Short-Circuit)
dalam bentuk modul simulasi, monitoring data
operasi secara real time, simulasi system real time, Short circuit analysis ini digunakan untuk
optimasi, manajemen energi sistem dan simulasi menjalankan simulasi kondisi steady state dan
intelligent load shedding. koordinasi proteksi dan testing dinamik peralatan
proteksi start device coordination analysis ini juga
ETAP Power Station dapat digunakan untuk mendukung kebutuhan desain dan pengambilan
menggambarkan single line diagram secara grafis keputusan untuk meningkatkan reability, stability
dan mengadakan beberapa analisis/studi yakni Load dan efisiensi system.
5
Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang
Tahun Akademik Genap 2018/2019, Juli 2018

3.6 Analisa Koordinasi Perangkat Star  Setiap gangguan phasa ke tanah selalu
Star Device Coordination Analysis ini mengakibat kanXterputusnya daya.
digunakan untuk menjalankan simulasi kondisi
 Arus gangguan ke tanah besar.
steady-state dan koordinasi, Proteksi dan testing
dinamik peralatan proteksi. Star Device
Coordination Analysis memungkinkan studi 3.9 Metode Pentanahan Melalui Tahanan
koordinasi peralatan proteksi dapat dilakukan (Resistance Grounding)
secara efisien dan mudah. Selain itu Star Device Titik netral sistem generator di hubungkan dengan
Coordination Analysis ini juga mendukung tanah melalui sebuah tahanan (resistance).
keperluan desain dan pengambilan keputusan untuk
meningkatkan reliability, stability dan efisiensi
system.

3.7 Normal Inverse Time-Delayed


Characteristic
Karakteristik OCR Inverse time bekerja jika
arus yang dirasakan melebihi arus setting maka
relay arus lebih ini akan membuka anak kontaknya
dengan penundaan waktu yang telah ditentukan. Gambar 3.4 Sistem Pentanahan (Resistance Grounding)
Dalam jenis relay ini, waktu operasi bergantung
pada besarnya arus gangguan yang masuk ke rele. Keuntungan sistem pentanahan (resistance)
Jika arus gangguan sangat tinggi, operasi rele  Besar arus gangguanxtanah dapat di reduksi.
sangat cepat. Dengan kata lain, waktu operasi relay
yaitu waktu tunda dalam relay berbanding terbalik  Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat
dengan besaran arus gangguan yang masuk ke rele. arus gangguanxyang melaluinya.
Akan lambat untuk trip pada arus rendah, namun Kerugian sistem pentanahan (resistance)
lebih cepat trip pada arus gangguan tinggi. Biasa
 Timbulnya rugi-rugi daya pada tanahan
digunakan untuk memproteksi beban lebih, yang
pentanahan selamaxterjadinya gangguan fasa
mungkin memiliki arus starting tinggi.
ke tanah.
3.8 Metode Pentanahan Solid 3.10 Algoritma Simulasi Pada Software ETAP
Pengetanahan ini ialah titik netral Generator Power Station
kita hubungkan langsung ke tanah. Sistem Algoritma pemecahan masalah yakni :
pentanahan langsung adalah dimana titik netrral
1. Mulai.
sistem dihubungkan langsung dengan tanah,xtanpa 2. Menggambar single line diagram.
memasukkan harga suatu impedansi. Pada sistem 3. Input data : Data generator, data
ini bila terjadi gangguan phasa ke tanah akan selalu transformator, data beban, dan data relay.
mengakibatkanxterganggunya saluran (line outage), 4. Menjalankan simulasi short-circuit.
yaitu gangguan harus di isolir dengan membuka 5. Mengecek apakah arus gangguan 1 fasa ke
pemutus daya. Salah satu tujuan pentanahan titik tanah > 1000 A menggunakan sistem
netral secara langsung adalah untuk membatasi pentanahan solid. Apabila melebihi 1000 A
tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu bila maka lakukan pemasangan NGR. Setelah itu
terjadi gangguan fasa ke tanah. kembali di proses short-circuit untuk
menganalisis keadaan setelah dipasang NGR.
Jika arus gangguan tidak melebihi standar
maka lanjut ke langkah berikutnya.
6. Apabila relay tidak bekerja dengan optimal
maka relay disetting ulang kembali ke point.
Dan apabila relay bekerja sesuai dengan
optimal (terkoordinir), maka akan langsung
menganalisis hasil dari simulasi tersebut dan
Gambar 3.3 Sistem Pentanahan Efektif (Solid) ditarik kesimpulan.
7. Langkah selanjutnya analisa hasil dan
penarikan kesimpulan dari hasil simulasi dari
Keuntungan dari sistem pentanahan solid adalah : perhitungan yang telah diperoleh.
 Tegangan lebihXpada phasa-phasa yang tidak 8. Selesai.
terganggu relatif kecil.
 Sederhana dan murah dari segi pemasangan.
Kerugian dari sistem pentanahan solid adalah :

6
Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang
Tahun Akademik Genap 2018/2019, Juli 2018

3.11 Flowchart 4.2 Simulasi Short Circuit Menggunakan


Dibawah ini adalah flowchart penyelesaian Pentanahan Solid
masalah. Masukan data pada software etap power
station dipergunakan untuk menjalankan running
short-circuit untuk mengetahui arus hubung singkat
gangguan 1 fasa ketanah yang ditunjukan pada
gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hasil Running Short-Circuit Menggunakan Sistem


Pentanahan Solidx

Dari hasil running short-circuit menggunakan


sistem pentanahan solid diketahui arus hubung
singkatx gangguan 1 fasa ketanah yang terjadi pada
sistem generator seperti yang di tunjukan pada tabel
4.1.
Gambar 3.5 Flowchart Penyelesain Masalah
Tabel 4.1 Hasil Simulasi Arus Gangguan Pentanahan Solid

IV. ANALISIS HASIL


4.1 Perhitungan Arus Hubung Singkat
Gangguan 1 Fasa Ke Tanah Pada
Generator Dengan Sistem Solid
Groundingx
Arus hubung singkat gangguan pada Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Perhitungan dan Simulasi Besar
Generator terdiri dari berbagai jenis yaitu gangguan Arus Gangguan Pada Generator Dengan Pentanahan Solid
1xfasa ke tanah, gangguan 2 fasa ke tanah,
gangguan 3 fasa ke tanah dan dalam analisa ini
membahas permasalahan arus hubung singkat
gangguan 1 fasa ke tanah yang terjadi pada
Generator. Di bawah ini adalah perhitungan yang di
lakukan untuk mendapat hasil nilai arus hubung
singkat (gangguan 1 phasa ke tanah) yang terjadi Dari hasil perhitungan dan hasil simulasi
pada Generator 1-4 merk (WAHANA). running short-circuit yang terlihat pada tabel 4.2
𝑍0 = 2,57 Ω terlihat nilai perhitungan arus hubung singkat
gangguan 1 fasa ketanah mendekati hasil yang
𝑍1 = 2,49 Ω disimulasikan menggunakan software etap power
𝑍2 = 2,33 Ω station dengan metode pentanahan solid.
𝐽3 4.3 Perhitungan Nilai Resistance (NGR)
𝐼𝑓1𝜙 = = 0,4059 𝑝𝑢
𝐽2,57 + 𝐽2,49 + 𝐽2,33 Untuk menghitung nilai tahanan yang
6,3 𝑘𝑉 digunakan agar mereduksi arus hubung singkat
= 0,4059 𝑥 ( ) = 1,476 𝑘𝐴
√3 gangguan 1 fasa ke tanah yang terjadi pada
generator pada PLTD Terong Rayon Adonara yaitu
dengan cara memasukkan nilai arus nominal (𝐼𝑛 )
generator karena nilai resistance (NGR) yang
7
Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang
Tahun Akademik Genap 2018/2019, Juli 2018

digunakan harus sesuai dengan kapasitas generator reduksi dengan menggunakan resistance (NGR)
tersebut agar resistance (NGR) dapat bekerja yang sesuai dengan kapasitas generator yang ada di
dengan maksimal dalam mereduksi arus hubung PLTD Terong Rayon Adonara.
singkat gangguan 1 fasa ke tanah dan mencari nilai
resistance (NGR) yang sesuai dengan generator
menggunakan rumus:
Vln
R (4.1)
I ln
Berikut perhitungan nilai resistance pada generator
:
Generator WAHANA (1-4), 𝐼𝑛 = 110
3,637
𝑅= = 33,06 Ω
110
Hasil perhitungan nilai resistance (NGR) yang
bisa digunakan untuk mereduksi arus hubung
singkat gangguan 1 phasa ke tanah pada generator
WAHANA 1-4 sebesar 33,06Ω. Gambar 4.2 Simulasi Short-Circuit Menggunakan NGR

4.4 Perhitungan Nilai Arus Hubung Singkat


Sesuai hasil yang di tunjukan tabel 4.3 running
Gangguan 1 Fasa Ketanah pada Generator
simulasi short-circuit menggunakan sistem
menggunakan (NGR)
Resistance (NGR) pada ETAP Power Station dan
Dalam analisa ini perhitungan dengan perhitungan menggunakan rumus di ketahui hasil
menggunakan rumus dilakukan agar mengetahui nilai arus hubung singkat gangguan 1 fasa ketanah
selisih dari perhitungan dengan hasil simulasi yang tidak berbeda jauh dengan menggunakan simulasi.
dilakukan setelah generator menggunakan Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Dan Simulasi Besar
pentanahan resistance (NGR). Arus Gangguan Pada Generator Dengan Pentanahan (NGR)
Menentukan besarnya arus gangguan dengan
pentanahan menggunakan resistance (NGR),
menggunakan rumus :
3E g
I f 1  A
 Z1  Z 2  Z 0  3Z n 
𝑍0 = 2,57 Ω Arus Gangguan 1 Fasa ke
𝑍1 = 2,49 Ω Tanah
2000
𝑍2 = 2,33 Ω
𝑍𝑛 = 33,06 Ω 1000 Arus
Gangguan
3 × (3637 + 𝑗0) 0 If
𝐼𝑓1𝜙 = 𝐴
(𝑗2,57 + 𝑗2,49 + 𝑗2,33) + (3 × 33,06) Solid NGR
10911 + 𝑗0
=
99,18 + 𝑗7,39 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Arus Gangguan Menggunakan
10911 + 𝑗0 99,18 − 𝑗7,39 Pentanahan Solid dan NGR
= ×
99,18 + 𝑗7,39 99,18 − 𝑗7,39 4.6 Kurva Kerja Relay GFR Settingan PLN
1082152,98 + 𝑗80632,29 Sesuai data relay yang diperoleh PT. PLN Rayon
= Adonara maka didapatkan data setting yang mana
9891,284 dapat menampilkan kurva seperti gambar di bawah
= 109,40 − 𝑗8,151 = 109,70∠ − 4,26 ini ketika disimulasikan :
 Penyulang 1
4.5 Simulasi Short Circuit Menggunakan
Neutral Grounding Resistance (NGR)
Running short-circuit yang dilakukan setelah
menggunakan metode pentanahan resistance
(NGR) seperti pada gambar 4.2, terlihat bahwa arus
hubung singkat gangguan 1 fasa ke tanah dapat di

8
Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang
Tahun Akademik Genap 2018/2019, Juli 2018

= 0,55A
Setting waktu rele standar inverse:
I𝑓 1 phasa 0,02
0,3 x [( ) −1]
I set primer
TMS = 0,14
793 0,02
0,3 x [( ) −1]
22,1
= 0,14
= 0,15 detik
0,14
t= x TMS
I0.02 −1
0,14
= 793 0,02 x 0,15
( ) −1
21,`
= 0,283 detik
 Penyulang 2
I𝑝 = 0,1 x If fasa terkecil
= 0,1 x 666 A
= 66,6 A
I𝑠 = I𝑝 x rasio CT
5
= 66,6 x 200
= 1,66 A
Setting waktu rele standar inverse:
I𝑓 1 phasa 0,02
0,3 x [( ) −1]
I set primer
Gambar 4.4 Kurva Kerja Rele GFR Penyulang 1 Pada Software
TMS =
0,14
ETAP 793 0,02
0,3 x [( ) −1]
66,6
 Penyulang 2 = 0,14
= 0,108 detik

0,14
t = I0.02−1 x TMS
0,14
= 793 0,02 x 0,108
( ) −1
66,6
= 0,297 detik
 Relay Tambahan (Incoming)
Setelan arus rele gangguan tanah di incoming 20
kV harus lebih sensitif, hal ini berfungsi sebagai
cadangan bagi relai di penyulang 20 kV dibuat 8%
x arus gangguan tanah terkecil.
I𝑝 = 0,08 x If fasa terkecil
= 0,08 x 221 A
= 17,68 A
I𝑠 = I𝑝 x rasio CT
5
= 17,68 x 200
= 0,44 A
Setting waktu rele standar inverse:
I𝑓 1 phasa 0,02
0,3+0,4 x [( ) −1]
I set primer
TMS = 0,14
793 0,02
Gambar 4.5 Kurva Kerja Rele GFR Penyulang 2 Pada Software 0,3+0,4 x [( ) −1]
17,68
ETAP = 0,14
= 0,39 detik
Dapat dilihat bahwa rele penyulang 1 dan t =
0,14
x TMS
penyulang 2 tidak mempunyai rele yang berfungsi I0.02 −1
0,14
sebagai backup ketika terjadi gangguan. = 793 0,02 x 0,39
( ) −1
17,68
= 0,692 detik
4.7 Perhitungan dan Setting Relay GFR
Untuk menentukan setting rele GFR diambil dari
arus gangguan hubing singkat 1 fasa ke tanah di 4.8 Kurva Kerja Relay GFR Hasil Perhitungan
Dengan menggunakan pentanahan NGR didapat
ujung saluran (terkecil), dengan CT yang digunakan
arus primer dan sekunder rele pada ADN 1 sebesar
adalah 200 : 5X
Ip = 22,1 A dan Is = 0,55 A dengan waktu kerja rele
 Penyulang 1
t = 0,283 s. Untuk arus primer dan sekunder rele
I𝑝 = 0,1 x If fasa terkecil
pada ADN 2 sebesar Ip = 66,6 A dan Is = 1,66 A
= 0,1 x 221 A dengan waktu kerja rele t = 0,297 s. Dan untuk
= 22,1 A incoming didapat arus primer Ip = 17,68 A serta
I𝑠 = I𝑝 x rasio CT arus sekunder Is = 0,44 A dengan waktu kerja rele
5
= 22,1 x 200 t = 0,692 s. Setelah melakukan perhitungan maka
9
Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang
Tahun Akademik Genap 2018/2019, Juli 2018

didapatkan data setting yang mana dapat rele Incoming pada waktu 0,729 s. Dapat kita lihat
menampilkan kurva seperti gambar dibawah ini pada hasil perhitungan ulang rele sudah
ketika disimulasikan : terkoordinasi dengan baik dimana rele 2 sebagai
 Penyulang 1 pengaman utama penyulang mengamankan pertama
kali saat terjadi gangguan dan rele Incoming
sebagai backup.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan simulasi,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada sistem pentanahan dengan menggunakan
solid grounding pada Generator PLTD Terong
Rayon Adonara diketahui arus hubung singkat
gangguan 1 fasa ke tanah sebesar 1,47 kA dan
dengan menggunakan sistem pentanahan
neutral grounding resistance yang sesuai
dengan kapasitas generator dapat dilihat arus
hubung singkat gangguan 1 fasa ke tanah
dapat direduksi hingga kisaran 109 A.
2. Settingan waktu hasil perhitungan rele GFR
menggunakan pentanahan neutral grounding
resistance tidak terpaut terlalu jauh dengan
Gambar 4.6 Kurva Kerja Rele GFR Penyulang 1 Pada Software settingan awal pentanahan solid PT. PLN
ETAP
Rayon Adonara.
Dari hasil perhitungan yang sudah di simulasikan,
untuk rele yang memutus pertama adalah rele 1 3. Dari hasil perhitungan dan simulasi setting
pada waktu 0,332 s, dan rele yang memutus kedua rele GFR menggunakan pentanahan neutral
rele Incoming pada waktu 0,727 s. Dapat kita lihat grounding resistance didapat arus sekunder
pada hasil perhitungan ulang rele sudah 0,55 A dengan time dial 0,283 s pada
terkoordinasi dengan baik dimana rele 1 sebagai penyulang 1, arus sekunder 1,66 A dengan
pengaman utama penyulang mengamankan pertama time dial 0,297 s pada penyulang 2, dan arus
kali saat terjadi gangguan dan rele Incoming sekunder 0,44 A dengan time dial 0,692 detik
sebagai backup. pada rele incoming yang berfungsi sebagai
 Penyulang 2 backup.
5.2 Saran
Bahwa sistem pentanahan Generator PLTD
Terong Rayon Adonara yang sebelumnya
menggunakan sistem solid grounding kurang
mampu dalam menghadapi arus gangguan hubung
singkat 1 fasa ke tanah dan penggunaan neutral
grounding resistance dapat di jadikan pilihan
karena bisa mereduksi arus gangguan hubung
singkat 1 fasa ke tanah agar generator tetap dalam
kondisi aman dan stabil saat menghadapi gangguan
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Ajit Bapat, Robert Hanna, Sargito Pameta (2015). Stadant
Advanced Concepts In High Resistance Grounding. 978-
1-4799-7114-5/15© 2015 IEEE.
[2] Choong-Koo Chang (2015) Optimal neutral ground
resistor rating of the medium voltage systems in power
generating stations, Journal of International Council on
Electrical Engineering, 5:1, 55-63, DOI:
Gambar 4.7 Kurva Kerja Rele GFR Penyulang 1 Pada Software
10.1080/22348972.2015.1110878.
ETAP
[3] Agriselius, Asyer (2014). Analisis Pemilihan Pentanahan
Dari hasil perhitungann yang sudah di simulasikan, Titik Netral Generator Pada Pembangkit Listrik
untuk rele yang memutus pertama adalah rele 2 Tenaga Mikro Hidro 2 x 4,4 MW Nua Ambon
pada waktu 0,226 s, dan rele yang memutus kedua
10
Seminar Hasil Elektro S1 ITN Malang
Tahun Akademik Genap 2018/2019, Juli 2018

Menggunakan Software ETAP 7.5. Jurusan Teknik Elektro


Institut Teknologi Bandung.
[4] Kuncahyo, Mochamad (2017). Analisis Setting Grounf
Fault Relay (GFR) Terhadap Sistem Pentanahan Netral
Transformator Menggunakan Metode Neutral Resistor
(NGR) Pada Penyulan PLN. Rayon Kuala Pembuang.
Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional
Malang.
[5] Selkirk,Don and Glenney,Jeff. The Importance of the
Neutral-Grounding Resistor .IEEE
[6] Elfizon,S.Pd.,M.Pd.T (2014) Studi Pengaruh Petanahan
Netral Trafo Daya 2 x 42 MVA Tehadap gangguan satu
fasa ketanah dengan Simulasi EMTP. Universitas Negeri
Padang.
[7] IEEE Guide for Generator Ground Protection, IEEE
Standard C37.101, 1993.
[8] Johannesburg, soudh Africa (2012). Fundamentals of
Short Circiut Protection For Tranformers. Schweitzer
Engineering Laboratories, Inc
[9] Suroso, Aryawa Prasada., Pujiantara, Margo., dan Priyadi,
Ardyono 2006). Arus Ground-Fault Di Dalam Rangkaian
Generator Dengan Perbedaan Unsur-Unsur Yang Meng-
Ground-Kan Neutral, Jurnal Ilmiah Semesta Teknika,
Vol. 9, No. 2.
[10] Kongdoro,Rusli (2006). Analisa Gangguan Satu Fasa ke
Tanah yang Mengakibatkan Sympathetic Trip pada
Penyulang yang tidak Terganggu di PLN APJ Surabaya
Selatan Jurnal Teknik Elektro Vol. 6, No. 1, Maret 2006.

11

Anda mungkin juga menyukai