Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PEMAHAMAN FUNGSI BIMBINGAN KONSELING PADA

PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 3 PONTIanak

Nita Wahyu Astuti, Yuline, Luhur Wicaksono


Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Untan Pontianak
Email: nitawahyu1794@gmail.com

Abstract
Guidance and counseling services especially in schools and madrasas have several
functions, namely: 1) understanding function, 2) prevention function, 3) alleviation function,
4) maintenance and development function, and 5) defense function. Considering the
importance of the guidance and counseling function, the BK teacher has an important role
in providing an understanding of the guidance and counseling functions. Therefore, BK
teachers are expected to carry out their duties and provide understanding in accordance
with the functions mentioned above. Therefore, researchers want to find out more about
understanding the function of guidance and counseling for grade VII students of SMP Negeri
3 Pontianak. The problem in this study is how is the understanding of the guidance and
counseling function in VII grade students of SMP Negeri 3 Pontianak. This study aims to
obtain an overview of the understanding of the function of guidance and counseling for grade
VII students of SMP Negeri 3 Pontianak. The method used is a descriptive method with a
quantitative approach that is the problem solving procedure by providing an understanding
of the function of guidance and counseling to grade VII students of SMP Negeri 3 Pontianak
by means of statistics and explained descriptively. The sample of this study was 57 grade VII
students of SMP Negeri 3 Pontianak. Data collection techniques in this study are indirect
communication techniques, with data collection tools namely questionnaires. The
questionnaire was previously tested for validity and reliability. The data analysis technique
used is product moment analysis and continued with the coefficient of determination. Based
on the results of data analysis, it shows that the understanding of the guidance and
counseling function in VII grade students of SMP Negeri 3 Pontianak reaches 85.77% of
these achievements in a good range.

Keywords: Guidance and Counseling Functions

PENDAHULUAN suatu gejala, dapat menginterpretasikan


Pemahaman (Comprehension) grafik, bagan atau diagram serta dapat
merupakan kemampuan untuk memahami menjelaskan konsep atau prinsip dengan kata-
arti, interpolaso, inteprestasi instruksi kata sendiri.
(pengarahan) dan masalah munaf (2001:69) Bimbingan dan konseling merupakan
mengemukakan bahwa “pemahaman suatu layanan yang diberikan kepada peserta
merupakan salah satu jenjang kemampuan didik secara perorangan maupun kelompok
dalam proses berpikir dimana siswa dituntut agar ia dapat mandiri dan mampu berkembang
untuk memahami yang berarti mengetahui secara optimal, baik dalam bidang pribadi,
sesuatu hal dan melihatnya dari berbagai sosial, belajar, maupun karir. Menurut
segi”. Pada tingkatan ini, selain hafal peserta Peraturan Menteri Pendidikan dan
didik juga harus memahami makna yang Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
terkandung, misalnya dapat menjelaskan Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan

1
Konseling Pada Pendidikan Dasar dan dilakukan oleh seorang ahli kepada individu
Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat 1 yang memerlukan bantuan dalam
menyebutkan bahwa “Bimbingan dan memecahkan masalah yang dihadapi, dengan
konseling adalah upaya sistematis, objektif, tujuan teratasinya masalah yang dihadapi
logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang individu.
dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan Hikmawati (2011:1) menyatakan
dan Konseling untuk memfasilitasi bahwa: Bimbingan dan konseling adalah
perkembangan peserta didik/konseli untuk pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
mencapai kemandirian dalam kehidupannya.” secara perorangan maupun kelompok, agar
Nursalim (2015:18) bimbingan mampu mandiri dan berkembang secara
adalah “suatu usaha untuk memberdayakan optimal, dalam bidang pengembangan
individu agar dapat memenuhi kebutuhan- kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kebutuhnnya sendiri dengan cara memberikan kemampuan belajar, dan perencanaan karier,
pengetahuan-pengetahuan dan melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
membelajarkan nilai-nilai, sikap, dan pendukung berdasarkan norma-norma yang
keterampilan.” Sedangkan menurut Suhesti berlaku. Sementara Wardati dan Jauhar
(2013:5) menyatakan bahwa “Bimbingan (2011:17) mendefinisikan: Bimbingan dan
adalah proses pemberian bantuan dalam konseling adalah proses interaksi antara
pemecahan masalah kepada seseorang dengan konselor dengan klien/konseli, yakni
cara memberi ruang keaktifan seseorang anak/siswa, baik secara langsung (tatap muka)
tersebut agar dapat mengembangkan atau tidak langsung (melalui media internet
kemampuan dirinya dan mandiri”. atau telepon) dalam rangka membantu klien
Berdasarkan beberapa pendapat ahli agar dapat mengembangkan potensi dirinya
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa atau memecahkan masalah yang dialaminya.
bimbingan adalah proses pemberian bantuan Berdasarkan beberapa pendapat ahli
yang dilakukan oleh seorang ahli kepada di atas, dapat disimpulkan pengertian
individu yang dilakukan secara sistematis dan bimbingan dan konseling adalah upaya
terencana agar individu dapat bantuan yang diberikan oleh guru
mengembangkan dirinya secara maksimal BK/konselor kepada peserta didik/konseli
sesuai dengan potensinya. agar peserta didik/konseli mampu
Menurut Mortensen (dalam Surya, memecahkan atau menyelesaikan masalah
2003:1) mendefinisikan “Konseling sebagai yang dihadapinya serta mampu
suatu proses antar-pribadi, di mana satu orang mengembangkan potensi yang dimilikinya
dibantu oleh satu orang lainnya untuk secara optimal.
meningkatkan pemahaman dan kecakapan Prayitno dan Amti (2004:112)
menemukan masalahnya”. Sejalan dengan mengatakan “Tujuan umum bimbingan dan
pendapat di atas, Nurihsan (2006:10) konseling adalah untuk membantu individu
berpendapat bahwa: Konseling adalah upaya memperkembangkan diri secara optimal
membantu individu melalui proses interaksi sesuai dengan tahap perkembangan dan
yang bersifat pribadi antara konselor dan prediposisi yang dimilikinya (seperti
konseli agar konseli mampu memahami diri kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),
dan lingkungannya, mampu membuat berbagai latar belakang yang ada (seperti latar
keputusan dan menentukan tujuan belakang keluarga, pendidikan, status sosial
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif
konseli merasa bahagia dan efektif lingkungannya”. Sedangkan tujuan khusus
perilakunya. bimbingan dan konseling merupakan
Berdasarkan beberapa pendapat dari penjabaran tujuan umum tersebut yang
ahli tentang pengertian konseling di atas, dikaitkan secara langsung dengan
maka dapat disimpulkan pengertian konseling permasalahannya itu.
adalah proses pemberian bantuan yang

2
Sedangkan menurut Suhesti (2013:7) Perbaikan/Pengentasan, dan 5) Fungsi
“Bimbingan dan konseling bertujuan Advokasi”.
membantu peserta didik agar memiliki Berdasarkan Berdasarkan beberapa
kompetensi mengembangkan potensi dirinya pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
seoptimal mungkin dan menguasai nilai-nilai fungsi bimbingan dan konseling adalah 1)
yang terkandung dalam tugas-tugas Fungsi Pemahaman, 2) Fungsi Pencegahan, 3)
perkembangannya”. Fungsi Pengentasan/Perbaikan, dan 4) Fungsi
Dari beberapa pendapat ahli tentang Pemeliharaan dan Pengembangann. 5) Fungsi
tujuan bimbingan dan konseling di atas, dapat Pembelaan.
ditarik kesimpulan tujuan bimbingan dan Dalam Dalam pelayanan bimbingan
konseling adalah untuk membantu peserta dan konseling terdapat beberapa landasan
didik agar mampu mengembangkan potensi diantaranya: Landasan filosofis, pemikiran
dirinya seoptimal mungkin. filosofis yang menitik beratkan pada
Dalam konsep dasar seorang konselor pemahaman tentang hakekat manusia.
perlu memahami dan mendalami tentang: 1) Hakekat manusia dilihat dari beberapa
Perubahan dan perkembangan masyarakat; 2) dimensi memiliki empat dimensi yaitu: 1)
Modernisasi; 3) Era globalisasi dan informasi; Dimensi keindividualan; 2) Dimensi
4) Dampak modernisasi, globalisasi dan kesosialan; 3) Dimensi kesusilaan; 4) Dimensi
informasi; 5) Derajat manusia di antara sekian keberagaman.
makhluk; 6) Dimensi kemanusiaan Selain itu hakekat manusia adalah
(individualis, sosialitas, moralitas dan makhluk Tuhan yang memiliki tujuan
relegiusitas); 7) Manusia seutuhnya; 8) mengemban tugas kehidupan yang berkaitan
Sumber masalah; 9) Peranan pendidikan; 10) dengan kehidupan beragama, bekerja,
Peranan bimbingan dan konseling; dan 11) berkeluarga dan bermasyarakat. Landasan
Peraturan perundang-undangan sistem religius, menitik beratkan pada pemahaman
pendidikan nasional. tentang keyakinan bahwa manusia dan seluruh
Prayitno dan Amti (2004:197-217) alam semesta terhadap makhluk Tuhan.
menyatakan fungsi bimbingan dan konseling Upaya konselor pada landasan ini menuntut
ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun suasana dan perangkat budaya dan
keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh kemasyarakatan sesuai dengan kehidupan
melalui layanan tersebut. Fungsi-fungsi itu beragama dalam membantu dan memecahkan
banyak dan dapat dikelompokkan menjadi masalah individu.
empat fungsi pokok, yaitu: 1) Fungsi Landasan psikologis, menitik
Pemahaman, 2) Fungsi Pencegahan, 3) Fungsi beratkan pada pemahaman tentang tingkah
Pengentasan, 4) Fungsi Pemeliharaan dan laku klien. Upaya konselor pada landasan ini
Pengembangan. menuntut bidang garapan bimbingan dan
Adhiputra (2013:14-16) juga konseling adalah tingkah laku perlu diubah,
mengemukakan pendapatnya mengenai fungsi dikembangkan dalam mengatasi masalah-
bimbingan dan konseling. Berdasarkan masalah yang dihadapi atau tujuan yang akan
perbaikan dan tujuan yang ingin dicapai, dicapai dengan pemahaman bahwa
layanan bimbingan dan konseling mengemban pemahaman tingkah laku yang jadi sasaran
sejumlah fungsi, yaitu “1) Fungsi pelayanan memiliki latar belakang dan masa
Pemahaman, 2) Fungsi Pencegahan, 3) Fungsi depan yang berbeda.
Perbaikan, 4) Fungsi Pemeliharaan dan Landasan sosial budaya,
Pengembangan, dan 5) Fungsi Penyesuaian”. penyelenggaraan bimbingan dan konseling
Selain itu Giyono (2015:81) menyatakan harus dapat dilandasi oleh pertimbangan
fungsi bimbingan dan konseling adalah keanekaragaman sosial budaya dan hidup
sebagai berikut: “1) Fungsi Pemahaman, dalam masyarakat disamping akan dinamika
2)Fungsi Pencegahan, 3) Fungsi sosial budaya menuju masyarakat lebih maju.
Pengembangan, 4) Fungsi Perbedaan latar belakang sosial budaya yang

3
beraneka pada konseli menjadi tanggung bimbingan sebagai berikut: 1) Bimbingan
jawab konselor agar tidak disamaratakan berkenaan terutama dengan perkembangan
dalam usaha membantu memecahkan pribadi individu; 2) Bimbingan memusatkan
persoalan klien. perhatian pada dunia subjektif peserta didik;
Landasan ilmiah dan teknologi 3) Bimbingan diarahkan pada kerja sama,
membicarakan tentang sifat keilmuan bukan paksaan; 4) Setiap manusia memiliki
bimbingan dan konseling. Bimbingan dan kesanggupan untuk mengembangkan dirinya
konseling sebagai ilmu yang sendiri; 5) Bimbingan didasarkan pada hak-
multidimensional yang menerima sumbangan hak dan nilai-nilai pribadi individu di samping
besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang kebebasan individu untuk memilih 6)
teknologi. Bimbingan merupakan suatu proses
Landasan pedagogis, tujuan pendidikan yang berkelanjutan dan terus-
pendidikan dan tujuan bimbingan dan menerus.
konseling memang dapat dibedakan tetapi Yusuf dan Nurihsan (2012:17-18)
tidak dapat dipisahkan. Secara mendasar mengungkapkan terdapat beberapa prinsip
bimbingan dan konseling merupakan salah dasar yang dipandang sebagai fondasi atau
satu bentuk pendidikan sehingga tujuan landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-
bimbingan dan konseling memperkuat tujuan prinsip itu adalah sebagai berikut: 1)
pendidikan dan menunjang program Bimbingan diperuntukkan bagi semua
pendidikan secara menyeluruh. individu (guidance is for all individuals); 2)
Prayitno dan Amti (2004:115-120) Bimbingan bersifat individualisasi; 3)
menyebutkan asas-asas bimbingan dan Bimbingan menekankan hal yang positif; 4)
konseling adalah sebagai berikut: 1) Asas Bimbingan merupakan usaha bersama; 5)
Kerahasiaan, 2) Asas Kesukarelaan, 3) Asas Pengambilan keputusan merupakan hal yang
Keterbukaan, 4) Asas Kekinian, 5) Asas esensial dalam bimbingan; 6) Bimbingan
Kemandirian, 6) Asas Kegiatan, 7) Asas berlangsung dalam berbagai setting (adegan)
Kedinamisan, 8) Asas Keterpaduan, 9) Asas kehidupan.
Kenormatifan, 10) Asas Keahlian, 11) Asas Berdasarkan beberapa pendapat dari
Alih Tangan Kasus, dan 12) Asas Tut Wuri ahli di atas, dapat didimpulkan bahwa prinsip-
Handayani. prinsip bimbingan dan konseling adalah
Sedangkan menurut pendapat sebagai berikut: 1) Diperuntukan bagi semua
Salahudin (2016:40-41) menyebutkan asas- dan tidak diskriminatif; 2) Bimbingan bersifat
asas bimbingan dan konseling sebagai berikut: individualisasi; 3) Bimbingan menekankan
1) Asas Kerahasiaan, 2) Asas Kesukarelaan, hal yang positif; 4) Merupakan tanggung
3) Asas Keterbukaan, 4) Asas Kegiatan, 5) jawab bersama antara kepala satuan
Asas Kemandirian, 6) Asas Kekinian, 7) Asas pendidikan, konselor atau guru bimbingan dan
Kedinamisan, 8) Asas Keterpaduan, 9) Asas konseling, dan pendidik lainnya dalam satuan
Kenormatifan. pendidikan; 5) Berlangsung dalam berbagai
Berdasarkan beberapa pendapat ahli latar kehidupan; 6) Mendorong konseli untuk
di atas, dapat disimpulkan asas-asas mengambil dan merealisasikan keputusan
bimbingan dan konseling yaitu: 1) Asas secara bertanggungjawab.
Kerahasiaan, 2) Asas Kesukarelaan, 3) Asas Menurut Nursalim (2015:28-30)
Keterbukaan, 4) Asas Kekinian, 5) Asas bidang layanan bimbingan dan konseling
Kemandirian, 6) Asas Kegiatan, 7) Asas adalah sebagai berikut: a) Bimbingan
Kedinamisan, 8) Asas Keterpaduan, 9) Asas akademik, merupakan pelayanan bimbingan
Kenormatifan, 10) Asas Keahlian, 11) Asas yang diarahkan untuk membantu setiap
Alih Tangan Kasus, dan 12) Asas Tut Wuri peserta didik memecahkan berbagai
Handayani. permasalahan akademik; b) Bimbingan karier,
Shertzer & Stone (dalam Nursalim, merupakan kegiatan bimbingan yang secara
2015:24-25) mengemukakan enam prinsip khusus ditujukan untuk membantu peserta

4
didik agar dapat membuat pilihan dan Berdasarkan beberapa pendapat dari
keputusan karier secara tepat; c) Bimbingan ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-
pribadi, merupakan komponen pelayanan jenis pelayanan bimbingan dan konseling di
bimbingan yang secara khusus dirancang sekolah adalah: 1) Pelayanan Orintasi, 2)
untuk membantu individu menangani atau Pelayanan Informasi, 3) Pelayanan
memecahkan masalah-masalah pribadi; d) Penempatan dan Penyaluran, 4) Pelayanan
Bimbingan sosial, merupakan suatu bentuk Pembelajaran, 5) Pelayanan Konseling
pelayanan bimbingan dan konseling yang Perorangan, 6) Pelayanan Bimbingan
diarhkan untuk membantu peserta didik Kelompok, 7) Pelayanan Konseling
menangani berbagai permasalahan sosial atau Kelompok, 8) Pelayanan Mediasi, dan 9)
masalah yang muncul dalam hubungannya Pelayanan Konsultasi. Sedangkan itu
dengan orang lain. kegiatan-kegiatan pendukung pelayanan
Selain pendapat di atas, Sukardi bimbingan dan konseling antara lain: 1)
(2008:53-58) menyatakan bidang bimbingan Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan
mencangkup seluruh upaya bantuan yang Konseling, 2) Penyelenggaraan Himpunan
meliputi: 1) bidang bimbingan pribadi-sosial, Data, 3) Konferensi Kasus, 4) Kujungan
2) bidang bimbingan belajar, dan 3) bidang Rumah, dan 5) Alih Tangan Kasus.
bimbingan karir.
Berdasarkan beberapa pendapat dari METODE PENELITIAN
ahli di atas, dapat disimpulkan bidang Metode penelitian adalah suatu cara
pelayanan bimbingan dan konseling antara untuk memperoleh data dengan kegunaan dan
lain adalah sebagai berikut: 1) Bimbingan tujuan tertentu. Setiap peneliti memerlukan
Pribadi, 2) Bimbingan Sosial, 3) Bimbingan metode untuk mencapai suatu tujuan,
Akademik/Belajar, dan 4) Bimbingan Karier. sebaliknya tanpa adanya metode yang jelas,
Selanjutnya Tohirin (2014:197-237) penelitian itu sendiri tidak akan berjalan
juga mengungkapkan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang diharapkan, karena itu
pendukung pelayanan bimbingan dan metode dalam suatu penelitian sangat
konseling sebagai berikut: a) Aplikasi diperlukan. Seperti yang disampaikan oleh
instrumentasi, yaitu upaya pengungkapan Nawawi (2012:65) mengatakan bahwa
melalui pengukuran yang dilakukan dengan “Metode berarti cara yang digunakan untuk
menggunakan alat ukur atau instrumen mencapai tujuan”. Sedangkan menurut
tertentu; b) Himpunan data, yaitu usaha-usaha Sugiyono (2010:2) mengatakan bahwa
untuk memperoleh data tentang peserta didik, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan
menganalisis dan menafsirkan, serta cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
menyimpannya; c) Konferensi kasus, tujuan dan kegunaan tertentu.”
merupakan forum terbatas yang dilakukan Berdasarkan pendapat ahli di atas,
oleh pembimbing atau konselor guna penelitian ini menggunakan metode
membahas suatu permasalahan dan arah deskriptif. Nawawi (2012:67) menyatakan
pemecahannya; d) Kunjungan rumah, yaitu “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai
upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
kaitannya dengan permasalahan individu atau dengan menggambarkan/melukiskan keadaan
siswa yang menjadi tanggung jawab subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga,
pembimbing atau konselor dalam pelayanan masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang
bimbingan dan konseling; e) Alih tangan berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau
kasus, yaitu upaya mengalihkan atau sebagaimana adanya”.
memindahkan tanggung jawab memecahkan Suatu metode penelitian dapat
masalah atau kasus-kasus tertentu yang digunakan dengan adanya dukungan dari
dialami siswa kepada orang lain (petugas bentuk penelitian, dalam suatu metode
bimbngan lain) yang lebih mengetahui dan penelitian terdapat beberapa macam bentuk
berwenang. penelitian yang dapat digunakan. Menurut

5
Nawawi (2012:68-81), “Bentuk-bentuk pokok atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data
dari metode deskriptif dapat digolongkan yang memiliki karakteristik tertentu di dalam
menjadi tiga bentuk seperti berikut ini: (1) suatu penelitian.”
Survei (Survey Studies), (2) Studi Hubungan Sedangkan Sugiyono (2010:59)
(Interrelationship Studies), (3) Studi berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah
Perkembangan (Developmental Studies). generasi yang terdiri atas obyek atau subyek
Menurut bentuk penelitian di atas yang mempunyai kualitas dan karakteristik
yang dianggap sesuai dengan masalah tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
penelitian adalah studi survei. Bentuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
penelitien ini digunakan untuk menganalisis Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas,
pemahaman fungsi-fungsi bimbingan dan dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
konseling pada peserta didik kelas VII SMP seluruh data yang mempunyai kualitas dan
Negeri 3 Pontianak. karakteristik tertentu yang menjadi perhatian
Populasi merupakan sumber data penelitian untuk dipelajari dan kemudin
akurat yang diperlukan dalam penelitian. ditarik kesimpulan. Karakteristik populasi
Penetapan populasi harus tepat sehingga dapat dalam penelitian ini adalah: 1) Peserta didik
diperoleh sumber data yang benar-benar kelas VII SMP Negeri 3 Pontianak tahun
mampu memberikan informasi yang 2019; 2) Peserta didik yang telah
diperlukan. Menurut Nawawi (2012:150) mendapatkan layanan tentang fungsi-fungsi
menyatakan bahwa “Populasi adalah bimbingan dan konseling.
keseluruhan obyek penelitian yang dapat Adapun sebaran populasi penelitian
terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, ini adalah sebagaimana tertera pada tabel 1
tumbuhan-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test

Tabel 1
Distribusi Populasi penelitian

Populasi Siswa
No Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 VII A 12 19 31
2 VII B 11 17 28
3 VII C 11 19 30
4 VII D 14 18 32
5 VII E 17 15 32
6 VII F 15 19 34
7 VII G 13 18 31
8 VII H 18 18 36
9 VII I 14 17 31
Jumlah Peserta Didik 127 160 275
Sumber: Guru BK SMP Negeri 3 Pontianak

Sugiyono (2010:81) “Sampel adalah sebenarnya dalam suatu penelitian”.


bagian dari jumlah dan karakteristik yang Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat
dimiliki oleh populasi”. Sedangkan Nawawi disimpulkan sampel adalah sebagian dari
(2012:153) mengatakan “Sampel secara populasi yang menjadi sumber data dalam
sederhana diartikan sebagai bagian dari penelitian.
populasi yang menjadi sumber data

6
Menurut Arikunto (2005:95) Penarikan sampel dalam penelitian ini
mengatakan “untuk sekedar ancer-ancer maka menggunakan teknik random sampling yaitu
apabila subjek kurang dari 100, maka lebih seluruh populasi mendapat kesempatan untuk
baik diambil semua, sehingga penelitiannya diambil menjadi sampel namun dilakukan
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya dengan penarikan acak. Atas dasar itu maka
jika subjeknya besar, dapat diambil 10%-15% jumlah sampel peserta didik dengan sebaran
atau 20%-25% atau lebih”. sebagaimana tertera pada table 2.

Tabel 2
Distribusi Sample Penelitian

Populaso Peserta Didik Jumlah Peserta


No Kelas
20% Laki-Laki 20% Perempuan Didik
1 VII A 12 × =2 17 × =3 5
2 VII B 11 × =2 17 × =3 5
3 VII C 11 × =2 19 × =4 6
4 VII D 14 × =3 18 × =4 7
5 VII E 17 × =3 15 × =3 6
6 VII F 15 × =3 19 × =4 7
7 VII G 13 × =3 18× =4 7
8 VII H 18 × =4 18× =4 8
9 VII I 14 × =3 17 × =3 6
Jumlah 57

Berdasarkan sebaran di atas sampel adalah: 1) Angket/Kuesioner,


yang diambil dalam penelitian ini berjumlah Angket/kuesioner adalah daftar pertanyaan
57 siswa. tertulis yang disusun secara sistematis yang
Menurut Nawawi (2012:100-101), digunakan untuk memperoleh informasi dari
teknik penelitian sebagai cara yang dapat responden. Menurut Nawawi (2012:124)
ditempuh untuk mengumpulkan data dapat menyatakan bahwa “Kuesioner adalah usaha
dibedakan menjadi enam yaitu: 1) Teknik mengumpulkan informasi dengan
Observasi Langsung; 2) Observasi Tidak menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis,
Langsung; 3) Teknik Komunikasi Langsung; untuk dijawab secara tertulis pula oleh
4) Teknik Komunikasi Tidak Langsung; 5) responden.”
Teknik Pengukuran; 6) Teknik Studi Jadi, angket adalah alat yang
Dokumenter/Bibliographis. digunakan untuk pengumpulan data dengan
Berdasarkan pendapat tersebut cara menyampaikan pertanyaan tertulis
penelitian ini menggunakan teknik kepada responden untuk mencapai tujuan
komunikasi tidak langsung, teknik pengumpulan data. Pada penelitian ini, angket
komunikasi langsung, dan teknik studi ditujukan kepada siswa kelas VII SMP Negeri
dokumenter/bibliographis. 3 Potianak yang meliputi sampel penelitian. 2)
Berdasarkan teknik pengumpulan Dokumen, Dokumen dalam penelitian ini
data yang digunakan, maka pengumpulan data merupakan alat pengumpul data untuk
yang sesuai dengan teknik yang digunakan memperoleh data tentang: a) RPL (Rencana

7
Pelaksanaan Layanan) Bimbingan dan berikut: NP = × 100 Keterangan: NP=
Konseling; b) Program kerja guru BK di SMP
nilai persen yang dicari atau diharapkan R=
Negeri 3 Pontianak.
skor mentah yang diperoleh siswa SM= skor
Pada penelitian ini, untuk menjawab
maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
permasalahan penelitian, maka data yang telah
100= bilangan tetap.
terkumpul kemudian diolah dan dianalisis
Untuk mengetahui kualitas hasil
untuk dapat digunakan dalam penarikan
perhitungan persentase angket tersebut, maka
kesimpulan. Untuk mengolah data penelitian
digunakan tolok ukur kategori kualitas
yang telah dikumpulkan melalui angket, maka
persentase dapat dilihat pada table 3.
dipergunakan rumus persentase correction
menurut Purwanto (2012:102) sebagai

Tabel 3
Tolok Ukur Kategori Hasil Angket

Tingkat Penguasaan Nilai Huruf Bobot Predikat


86 – 100 % A 4 Sangat Baik
76 – 85 % B 3 Baik
60 – 75 % C 2 Cukup
55 - 59 % D 1 Kurang
≤ 54 % TL 0 Kurang Sekali
(Purwanto, 2012:103)

HASIL PENELITIAN DAN < 0.266 maka pertanyaan tersebut tidak valid.
PEMBAHASAN Selanjutnya butir pertanyaan tersebut harus
Sebelum penelitian dilaksanakan, diperbaiki atau dibuang.
maka harus dilaksanakan beberapa langkah Dari 55 butir pernyataan setelah di uji
persiapan penelitian, yaitu: 1) Menyusun validitas, data yang dihasilkan ada 12 butir
instrumen penelitian: a) menyusun kisi-kisi pernyataan yang tidak valid dan akan dibuang
angket; b) menyusun item pertanyaan. yaitu butir nomor 7, 8, 9, 17, 22, 24, 32, 44,
Uji validitas terhadap angket 46, 47, 48, dan 55 karena rhitung < rtabel. Jadi
menggunakan perangkat lunak SPSS jumlah butir pernyataan pemahaman fungsi
(statistical product and service solution) versi bimbingan dan konseling yang digunakan
16.0 for windows. Uji validitas dilakukan dalam penelitian adalah 43 butir pernyataan.
untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah Uji reliabilitas berhubungan dengan
disusun dapat digunakan untuk mengukur kemampuan alat ukur untuk membuktikan
secara tepat dengan menggunakan metode apakah alat ukur yang digunakan dapat
Korelasi Product Moment Pearson, yaitu dipakai dan dipercaya. Berdasarkan validitas
mengkorelasikan setiap skor item dengan skor angket penelitian, maka dari 55 item
total. pernyataan dan 57 responden, dilakukan lagi
Uji validitas dilakukan kepada 57 uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS
responden yang sesuai dengan karakteristik (statistical product and service solution) versi
sampel namun bukan responden yang 16.0 for windows dengan metode Cronbach’s
sesungguhnya dengan db = n – 2 = 57 – 2 = Alpha. Adapun hasil uji reliabilitas angket
55, dan taraf signifikasi 0.05 maka diperoleh pemahaman fungsi bimbingan dan konseling
rtabel = 0.266. Apabila rhitung > 0.266 maka tertera pada table 4
pertanyaan tersebut valid akan tetapi jika rhitung

8
Tabel 4
Uji Reabilitas
Pemahaman Fungsi Bimbingan dan Konseling

Case Processing Summary Reliability Statistics


N % Cronbach's
Cases Valid 57 100.0 Alpha N of Items
Excludeda 0 .0 .730 56
Total 57 100.0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.

Tabel 4 Menunjukan bahwa hasil uji didistribusikan dengan kategori tolak ukur
Crobach’s Alpha sebesar 0,730 sedangkan rtabel yang ada. Setelah kegiatan pengolahan data
(Uji 2 sisi) pada signifikasi 0,05 dengan dilakukan kemudian akan dianalisis data.
jumlah data n-2= 57-2 = 55 didapat sebesar Pengolahan data dapat dilihat pada lampiran
0,266. Karena hasil Crobach’s Alpha lebih 8.
besar dari rtabel maka dapat disimpulkan bahwa Tolak ukur digunakan untuk
butir-butir angket pemahaman fungsi menentukan kategori penilaian tiap aspek
bimbingan dan konseling reliable dan dapat variabel yang diamati dalam penelitian
digunakan untuk penelitian. dengan prosedur sebagai berikut: a)
Setelah data penelitian yang diperoleh Menentukan jumlah skor aktual untuk setiap
dari hasil uji validitas angket selanjutnya aspek variabel; b) Menentukan jumlah skor
diolah sesuai teknik analisis data yang telah maksimal untuk setiap aspek variabel; c)
ditetapkan sebelumnya. Pengolahan data Menentukan persentase untuk setiap aspek
dalam penelitian ini dilakukan dengan variabel dengan rumus: = × 100 ; c)
langkah-langkah sebagai berikut: a)
Mengkonsultasikan perhitungan persentase
Memeriksa isian angket responden, apakah
dengan tabel tolak ukur kategori penilaian.
menjawab seluruh item pernyataan. Dari hasil
Hasil penelitian menyatakan bahwa
pemeriksaan data ternyata seluruh angket
pemahaman fungsi bimbingan dan konseling
sudah dijawab semua responden yang
pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 3
berjumlah 57 peserta didik; b) Memberikan
Pontianak berada pada kategori “Baik” yang
nomor urut pada setiap angket dan nomor urut
berarti peserta didik dapat memahami fungsi
responden; c) Memberi skor pada setiap
pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi
option jawaban yang diberikan responden; d)
pengentasan, fungsi pengentasan, fungsi
Melakukan pengolahan angket berdasarkan
pemeliharaan dan pengembangan, serta fungsi
kriteria alternatif jawaban angket yang
pembelaan dengan baik.
menjadi pilihan responden masing-masing
Berdasarkan hasil penelitian, fungsi
item angket pemahaman fungsi bimbingan
pemahaman yang paling banyak dipahami
dan konseling yang disebarkan kepada
oleh peserta didik ialah pemahaman tentang
responden kelas VII SMP Negeri 3 Pontianak;
masalah klien. Kemudian berdasarkan hasil
e) Menghitung jumlah jawaban angket dari
penelitian, Fungsi pencegahan yang paling
setiap responden kemudian memasukkannya
banyak dipahami oleh peserta didik ialah
ke dalam rumus persentase dan
meningkatkan kemampuan individu untuk

9
mendorong individu untuk tidak melakukan berbagai pengaturan kegiatan dan program; 5)
sesuatu yang akan memberikan resiko yang Fungsi Pembelaan yang diberikan oleh guru
besar, dan melakukan sesuatu yang BK pada peserta didik kelas VII SMP Negeri
memberikan manfaat. Selanjutnya fungsi 3 Pontianak tahun 2019.
pengentasan yang dipahami oleh peserta didik Saran
adalah pengentasan masalah berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian, ada
bimbingan dan konseling. Selanjutnya, fungsi beberapa aspek yang sekiranya dapat diangkat
pemeliharaan dan pengembangan yang sebagai saran yang baik bagi pihak sekolah
dipahami oleh peserta didik adalah dan guru. Adapun saran yang ingin saya
pemeliharaan dan pengembangan sampaikan sebagai penulis, yaitu: 1) Bagi
dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, Guru Bimbingan dan Konseling, Diharapkan
kegiatan, dan program. Serta fungsi guru BK senantiasa memberikan pemahaman
pembelaan yang dipahami oleh peserta didik tentang arti penting ruang lingkup yang ada
mengenai hak-hak mereka untuk dalam Bimbingan dan Konseling, terutama
mendapatkan pembelaan dalam berbagai tentang fungsi Bimbingan dan Konseling
masalah yang akan dihadapi. kepada peserta didik agar tidak ada lagi
kesalahpahaman tentang fungsi Bimbingan
SIMPULAN DAN SARAN dan Konseling di Sekolah. 2) Bagi Peneliti
Simpulan Selanjutnya, Diharapkan penelitian ini dapat
1) Fungsi Pemahaman yang diberikan menambahkan wawasan tentang ruang
oleh guru BK pada peserta didik kelas VII lingkup Bimbingan dan Konseling terutama
SMP Negeri 3 Pontianak tahun 2019 fungsi Bimbingan dan Konseling dan menjadi
tergolong “baik”. Artinya guru pembimbing bahan acuan untuk penelitian selanjutnya,
mampu memberikan pemahaman tentang bilamana terdapat kesalahan bisa menjadi
klien, pemahaman tentang masalah klien, bahan pelajaran untuk lebih menyempurkan
pemahaman tentang lingkungan yang lebih penelitian selanjutnya.
luas; 2) Fungsi Pencegahan yang diberikan
oleh guru BK pada peserta didik kelas VII DAFTAR RUJUKAN
SMP Negeri 3 Pontianak tahun 2019 ABKIN. (2013). Panduan Khusus Bimbingan
tergolong “baik”. Artinya guru BK mampu dan Konseling. Jakarta: Dinas
memberikan pemahaman tentang dorongan Pendidikan dan Kebudayaan.
perbaikan lingkungan, perbaikan pribadi Adhiputra, Anak Agung Ngurah. (2013).
klien, meningkatkan kemampuan individu, Bimbingan dan Konseling Aplikasi di
mendorong individu untuk tidak melakukan Sekolah Dasar dan Taman Kanak-
kanak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
sesuatu yang akan memberikan resiko yang
Ajowi, Jack O and Enose M.W Simatwa.
besar, menggalang dukungan kelompok; 3) (2010). The Role of Guidance and
Fungsi Pengentasan yang diberikan oleh guru Counseling in Promoting Student
BK pada peserta didik kelas VII SMP Negeri Discipline in Secondary Schools in
3 Pontianak tahun 2019 tergolong “sangat Kenya: A Case Study of Kisumu
baik”. Artinya guru BK mampu memberikan District. Educational Research and
pemahaman tentang pengentasan masalah Reviews. Vol. 5 (5).
berdasarkan bimbingan dan konseling; 4) Anas Sudijono. (2012). Pengantar Evaluasi
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan Pendidikan, Jakarta: PT Raja
yang diberikan oleh guru BK pada peserta Grafindo Persada.
didik kelas VII SMP Negeri 3 Pontianak tahun Aqib. Zainal. (2012). Ikhtisar Bimbingan dan
2019 tergolong “baik”. Artinya guru BK Konseling di Sekolah. (Cetakan Pertama)
mampu memberikan pemahaman tentang Bandung: Yrama Widya.

10
Badrujaman, Aib. (2011). Teori dan Aplikasi Hamrin and Erikson. (2014). Guidance and
Program Bimbingan dan Konseling. Counseling Definition, Principles, Functions,
Jakarta: PT. Indeks. Difference. [Online]. Tersedia: http:
Daryanto dan Mohammad Farid. (2015). //www.nsgmed.com/education/guidance-and-
Bimbingan Konseling Panduan Guru counseling-definition-principles-functions-
BK dan Guru Umum. Yogyakarta: difference/. Html [June 26, 2014
Gava Media.
Giyono, (2015). Bimbingan Konseling.
Yogyakarta: Media Akademi.

11

Anda mungkin juga menyukai