Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME X No.

XX JANUARI/JULI XXXX ISSN PRINT : 2502-0900

ISSN ONLINE : 2502-2032

Birokrasi di Indonesia : Study Case di Era Reformasi


M.Rofi Reyhan Khalidsyah1), Tarisa2), Rahmansyah3), Polyantes Toboroza4), Muhammad Aldi5), M. Haikal Kaila R6)
1), 2) ,3), 4), 5), 6)
Program Stud Ilmu Pemerintahan

20206100461), 20206100512), 20206100243), 20206100484), 2019610064P5), 20206100546)

ABSTRACT
Indonesia's bureaucracy, both at the center and in the regions, was often scrutinized during the New Order era and
criticized for behavior that was inconsistent with their own responsibilities as officials. Bureaucracy is slow, inclusive,
slows progress, focuses on process rather than content, and is inefficient. With the development of the era of the
bureaucracy experiencing what is better known as bureaucratic reform, where the bureaucracy is no longer described
as something difficult and durable. The success of bureaucratic reform in the regions cannot be separated from the
leadership's role in unifying the vision and success of the agencies implementing bureaucratic reform. Reform or
"update" comes from the word "update" which not only increases efficiency and effectiveness through reduction,
restructuring or shrinking the bureaucracy, but more than that bureaucratic reform accelerates the eradication of
corruption, reduces economic differences between regions and strengthens society. and public services. Determine the
validity and quality of the data used by researchers. Methodological triangulation, theoretical triangulation and model
triangulation based on data sources Data collection was carried out through interviews, observation, documentation
and literature study. Data source triangulation involves checking the accuracy of certain data using different data
collection methods and sources. Of course, each of these methods provides different clues or information, which in turn
offers a different view of the phenomenon under study. The data is then compared with Televan's theoretical
perspective to avoid individual bias in the researcher's findings or the conclusions drawn from them.

Keywords : Birokrasi,Revormasi,Birokrasi Indonesia..

ABSTRAK

Birokrasi Indonesia baik di pusat maupun di daerah sering dicermati pada masa Orde Baru dan dikritik karena
perilakunya yang tidak sesuai dengan tanggung jawabnya sendiri sebagai pejabat. Birokrasi lambat, inklusif,
memperlambat kemajuan, berfokus pada proses daripada konten, dan tidak efisien. Dengan berkembangnya era
birokrasi mengalami apa yang lebih dikenal dengan reformasi birokrasi, dimana birokrasi tidak lagi digambarkan
sebagai sesuatu yang sulit dan tahan lama. Keberhasilan reformasi birokrasi di daerah tidak lepas dari peran
pimpinan dalam menyatukan visi dan keberhasilan instansi pelaksana reformasi birokrasi. Reformasi atau
“pembaruan” berasal dari kata “pembaruan” yang tidak hanya meningkatkan efisiensi dan efektifitas melalui
pengurangan, restrukturisasi atau penciutan birokrasi, tetapi lebih dari itu reformasi birokrasi mempercepat
pemberantasan korupsi, mengurangi perbedaan ekonomi antar daerah dan memperkuat masyarakat. dan layanan
publik. Menentukan validitas dan kualitas data yang digunakan peneliti. Triangulasi metodologi, triangulasi teori dan
triangulasi model berdasarkan sumber data Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi
dan studi pustaka.Triangulasi sumber data melibatkan pemeriksaan keakuratan data tertentu menggunakan metode
dan sumber pengumpulan data yang berbeda. Tentu saja, masing-masing metode tersebut memberikan petunjuk atau
informasi yang berbeda, yang pada gilirannya menawarkan pandangan yang berbeda terhadap fenomena yang diteliti.
Data tersebut kemudian dibandingkan dengan perspektif teoretis Televan untuk menghindari bias individu dalam
temuan peneliti atau kesimpulan yang ditarik darinya.

Kata Kunci :Birokrai,Reformasi,Birokrasi di Indonesia

1
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME X No.XX JANUARI/JULI XXXX ISSN PRINT : 2502-0900

ISSN ONLINE : 2502-2032

1. Pendahuluan Di negara maju pemilihan kepala negara atau


kepala pemerintahan hanya bisa terpilih apabila kepala
Birokrasi Indonesia baik di pusat maupun di negara tersebut sudah dipilih dan ditunjuk langsung oleh
daerah sering diperiksa pada masa Orde Baru dan rakyat. Hal ini terjadi karena adanya profesionalisme dan
dikritik karena perilakunya yang tidak sesuai dengan sifat yang tidak memihak. Selain itu di dalam reformasi
kewajiban yang diembannya sebagai pegawai negeri. birokrasi terdapat hal penting yakni jiwa kepemimpinan
Sehingga ketika kita berbicara tentang birokrasi selalu yang bersifat nasional dan tanggung jawab yang kuat.
berkonotasi negatif. Birokrasi lambat, partisipatif, Selain itu tanpa kewajiban eksekutif dan legislatif
memperlambat kemajuan, berfokus pada proses daripada keadilan di dalam ruang birokrasi hanyalah hal yang
konten, dan tidak efisien (Romli, 2008). Dengan mustahil bak sebuah rencana dalam ruang yang hampa.
berbagai macam pekerjaan yang dilakukan oleh sistem
administrasi yang terbentuk dengan khusus, terutama Saat mengembangkan reformasi birokrasi
mesin Negara (Bintoro Tjokroamidjoji, 1984) Menurut pemerintah masih Sering menggalakan. Serta pemerintah
Weber (Suradinata, 2002:27) Birokrasi merupakan salah pun masih menemui halangan dalam pekerjaan rumah
satu sistem otoriter yang dirasionalkan dengan berbagai bagi pemerintah dan orang penting lainnya.halangan
peraturan. Jadi birokrasi yang dimaksud adalah yang terus hadir yakni pengembangan bentuk birokrasi
organisasi kerja rutin yang harus dilakukan oleh banyak adalah pemerintah masih belum memiliki keberanian
orang. Sementara itu, J.B. Kristiadis (1994:93) dalam mengambil dan menanggung resiko yang nantinya
Sementara itu birokrasi dimaknai sebagai suatu akan menjadi akibat dari bentuk birokrasi itu sendiri.
organisasi yang memiliki tugas,tanggung jawab serta Sebenarnya Reformasi birokrasi adalah hal yang pelik
susunan yang jelas. Birokrasi yang didedikasikan untuk serta berisiko, karena mempengaruhi kebiasaan,
penyelenggaraan negara termasuk penyelenggaraan dan peralatan, dan sistem kerja dinas.
pengembangan pelayanan publik. Lalu mengenai
pendapat Thoha (2008:15) adalah bahwa birokrasi Dalam memperbaiki birokrasi ada beberapa hal
merupakan suatu metode pengelolaan perkumpulan yang penting yang perlu kita ketahui, karena kepentingan ini
besar untuk mendapatkan bentuk pengelolaan yang menyangkut masyarakat yang menjadi taruhannya.
efektif, rasional, dan efisien. Jika kita melihat beberapa Masalah ini bukanlah masalah yang mudah. Karena
makna birokrasi yang ditransmisikan, dapat dikatakan masalah yang satu dengan yang lain saling
bahwa birokrasi adalah organisasi pelayanan dan bersingunggan. Sebagai contoh, reformasi birokrasi tidak
bagaimana melalui koordinasi yang sistematis dari hanya dapat diselesaikan di tingkat pusat, dan juga di
berbagai fungsi tujuan yang diinginkan tercapai (Endah tingkat nasional hal ini disebabkan oleh negara kita,
dan Vestikowati, 2021). Indonesia masih menghadapi sistem desentralisasi
berbasis otonomi. Hal ini membuat daerah tidak
Reformasi atau “pembaruan” berasal dari kata meningkatkan ketimpangan, harus disentuh dan
“pembaruan” tidak hanya meningkatkan efisiensi dan dipromosikan secara lokal. Namun, bukan tidak mungkin
efektivitas dengan mengurangi birokrasi, restrukturisasi terjadi bahwa Indonesia akan menjadi sebagai negara
atau Perampingan, tetapi lebih dari reformasi birokrasi dapat menciptakan birokrasi yang ideal untuk
mempercepat pemberantasan korupsi, mengurangi mewujudkan good governance yang bermanfaat bagi
perbedaan ekonomi antar daerah dan penguatan masyarakat.
pelayanan pelayanan publik dan sipil masyarakat
(Rusfiana dan Supriatna, 2021). Reformasi birokrasi Situasi birokrasi yang tidak meinumbulkan
memiliki makna sebagai salah satu percobaan perubahan membutuhkan perbaikan pemerintah secara
pemerintah untuk mengapai Pemerintah yang baik menyeluruh. Bahkan, pemerintah mencoba untuk
(Dewandaru Sigit 2013). Bentuk birokrasi tidak hanya melaksanakan perbaikan tersebut. Bukti nyata nya sejak
perubahan dan perubahan struktur birokrasi lagi. Oleh awal terjadinya perbaikan pemerintah pada tahun 1998,
karena itu, di dalam tugas reformasi birokrasi harus telah diberlakukan beberapa peraturan yang mengatur
terdapat perubahan bagi semua metode baik itu politik tentang penghapusan KKN dan terciptanya Pegawai
dan hukum, terjadinya perubahanbudaya birokrat dan Negeri Sipil yang bersih dan bertanggung jawab.
mentalitas serta masyarakat menimbulkan beberapa Pemerintah juga sedang menyiapkan undang-undang
perubahan pada cara pikir serta kinerja pemerintah dan tentang ketatanegaraan. Tujuan undang-undang ini
partai politik. Dalam hal ini diperlukan batas yang adalah untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang
jelas,seperti pejabat politik, pejabat karir baik di dalam benar, kepastian hukum, pencegahan penyalahgunaan
ke distrik an maupun birokrasi pusat yang Tujuannya kekuasaan, terjaminnya tanggung jawab jabatan,
sendiri adalah juga untuk membatasi jumlah pejabat melakukan perlindungan hukum masyarakat dan
politik dalam birokrasi (Prasojo dan Kurniawan, 2008). aparatur negara, penerapan asas-asas umum pemerintah
yang teratur dan memiliki pelayanan yang baik .

2
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME X No.XX JANUARI/JULI XXXX ISSN PRINT : 2502-0900

ISSN ONLINE : 2502-2032

Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan Birokrasi Indonesia Pada Era Reformasi
efektivitas dan efisiensi birokrasi untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Reformasi birokrasi adalah merupakan suatu
Meskipun beberapa kemajuan telah dicapai selama masa upaya sistematis,terpadu, dan menyeluruh guna
reformasi, masih terdapat beberapa kendala yang mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang sangat
menghambat berfungsinya birokrasi di Indonesia. baik, dan meliputi aspek kelembagaan, dan sumber daya
Kendala tersebut antara lain korupsi, nepotisme, dan manusia organisasi, tata kelola, akuntabilitas, suatu
tidak adanya sistem pengawasan yang efektif. Oleh pengawasan, dan pelayanan publik. Pelaksanaan
karena itu, penting untuk terus melakukan upaya-upaya reformasi birokrasi diharapkan untuk dapat memberikan
untuk meningkatkan kinerja birokrasi di Indonesia, agar suatu dampak yang besar bagi suatu kehidupan sosial,
dapat memberikan pelayanan yang efektif dan kehidupan masyarakat, dan bangsa. Reformasi yang
berkualitas bagi masyarakat. sangat saling berkaitan dengan sistem manajemen,
sumber daya manusia, dan sumber daya kelembagaan
Kajian ini berfokus pada perkembangan birokrasi mencapai beberapa manfaat. Hal ini berarti
Indonesia pada masa reformasi, hambatan yang masih meningkatkan kinerja pelayanan publik, meningkatkan
ada dan rekomendasi untuk menghilangkan hambatan kualitas pelayanan, dan meyakinkan warga bahwa
tersebut. Menentukan validitas dan kualitas data yang mereka menerima pelayanan berkualitas yang akuntabel.
digunakan peneliti: Triangulasi metodologi, triangulasi (Kurniawan, 2004).
teori dan triangulasi model didapat berdasarkan sumber
data dan Pengumpulan data, yang dilakukan melalui Pelaksanaan reformasi birokrasi pada rangka
wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka aplikasi aktivitas pemerintahan dan juga pelayanan
dan studi pustaka (Caesaringi et al., 2017). publik dilaksanakan buat melahirkan kinerja yang
baik dari birokrasi yang lebih profesional dan jug
1. Triangulasi Sumber Data
sangat akuntabel yang dibutuhkan dalam kepuasan
Triangulasi sumber data yang melibatkan rakyat menjadi pengguna jasa tersebut. Keberhasilan
verifikasi keakuratan data tertentu menggunakan kinerja birokrasi bisa diwujudkan melalui orientasi
suatu metode dan data pengumpulan data yang aplikasi yang cepat, ramah, responsif, dan nir bertele-
berbeda-beda. Contohnya, menambahkan wawancara tele. Pada era reformasi, birokrasi Indonesia
ataupun observasi yang memungkinkan peneliti akan mengalami beberapa perubahan penting. Salah satu
menggunakan observasi partisipatif (participant perubahan terbesar merupakan terkait menggunakan
observation), dokumen yang bersifat tertulis, arsip, pengurangan jumlah aparatur negara dan peningkatan
dokumen sejarah, ataupun dokumen resmi, catatan transparansi pada pelayanan publik. Hal ini bertujuan
atau tulisan pribadi, dan gambar beserta foto. buat menaikkan efisiensi dan efektivitas birokrasi,
Tentunya dari masing-masing metode tersebut dan buat mengurangi korupsi dan praktik-praktik nir
memberikan petunjuk atau informasi yang sangat etis. Selain itu, reformasi pula membawa perubahan
berbeda, dan pada akhirnya muncul suatu pandangan pada sistem perekrutan pegawai negeri. Pada era
yang sangat berbeda terhadap fenomena yang diteliti. sebelumnya, poly pegawai negeri diangkat melalui
Pandangan yang sangat berbeda menghasilkan jalur kuota dan politik, namun dalam era reformasi,
banyak sekali informasi untuk memberi para peneliti sistem perekrutan beralih ke sistem seleksi yang lebih
kebenaran yang bisa diandalkan . adil dan transparan. (Soegeng, 2008).

2. Triangulasi Teoritis Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan


suatu kualitas pegawai negeri dan memberikan
Dasar penelitian kualitatif adalah tesis
kesempatan yang sama bagi semua calon pegawai.
berpendidikan atau berpendidikan. Dan Informasi Reformasi juga membawa perubahan dalam sistem
tersebut kemudian akan diuji dengan perspektif peraturan perundang-undangan. Sebelumnya, banyak
teoretis Televan guna untuk menghindari bias peraturan yang sangat tidak sesuai dengan suatu
individu dalam temuan penelitian atau kesimpulan kondisi dari kebutuhan masyarakat, tetapi di era
yang akan ditarik darinya. Selain itu, triangulasi teori reformasi, banyak peraturan diubah atau dicabut
menambah kedalaman suatu pemahaman, selama untuk meningkatkan akuntabilitas dan keadilan
peneliti dapat menggali informasi teoritis secara dalam pelayanan publik. Secara keseluruhan,
sangat mendalam tentang hasil dari analisis data yang birokrasi Indonesia pada era reformasi telah
dilakukan, namun langkah ini yang paling sulit mengalami banyak sekali perubahan yang sangat
menurut permintaan peneliti yang jauh berbeda. signifikan dalam beberapa aspek, yaitu pengurangan
jumlah aparatur, peningkatan transparansi, perubahan
2. Pembahasan sistem perekrutan pegawai, dan perubahan peraturan
perundang-undangan. Semua perubahan tersebut
bertujuan dalam meningkatkan kualitas dan
3
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME X No.XX JANUARI/JULI XXXX ISSN PRINT : 2502-0900

ISSN ONLINE : 2502-2032

efektivitas birokrasi, serta untuk memberikan suatu 2. Birokrasi harus melakukan reformasi organisasi
pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat. yang bercirikan organisasi modern, ringan, efektif
(Moertopo, 1998). dan efisien, mampu memisahkan pekerjaan dari
tugas (termasuk pembagian tugas yang
Namun, aplikasi birokrasi pada era reformasi dipercayakan kepada masyarakat;).
mempunyai evaluasi negatif yang bisa menghambat 3. Birokrasi dapat melakukan perubahan sistem dan
gambaran birokrasi itu sendiri. Kecenderungan buat alur kerja yang lebih sesuai dengan karakteristik
bermain politik dalam era roformasi tampaknya belum organisasi pelayanan yang modern, lebih cepat,
mampu dihilangkan menurut kultur birokrasi pada lebih akurat, tepat dan terbuka dengan tetap
Indonesia. Birokrasi yang seharusnya bersifat apolitis, menjaga kualitas, efisiensi biaya dan ketepatan
kenyataannya masih dijadikan indera politik yang lebih waktu. Anda harus senang Anda melakukannya.
diuntungkan bagi yang memiliki kepentingan- 4. Birokrasi harus memposisikan dirinya sebagai
kepentingan organisasi juga grup tertentu. Kemudian otoritas atau lembaga publik, bukan sebagai agen
norma aparat birokrasi yang mempunyai jabatan perubahan.
terdorong buat melakukan praktik korupsi, kolusi, dan 5. Birokrasi harus mampu dan mau berubah dari
nepotisme yang akan terjadi nir akan mampu dilarang birokrasi operasional yang kaku menjadi birokrasi
secara efektif. Penyimpangan yang dilakukan sang yang lebih terdesentralisasi, inovatif, fleksibel dan
aparat birokrasi terhadap warga hanya akan berakibat responsif
warga menjadi obyek pelayanan yang bisa dieksploitasi
buat kepentingan eksklusif juga aparat birokrasi. Pemerintah juga sedang menyiapkan
Sebagian akbar pejabat birokrasi masih menduga undang-undang tentang ketatanegaraan. Undang-
eksistensi mereka nir diukur menurut kepuasan warga undang ini bertujuan untuk mewujudkan
menjadi pengguna jasa. Suatu pemahaman yang penyelenggaraan negara yang benar, kepastian
dipegang bertenaga sang aparat birokrasi yaitu, honor hukum, pencegahan penyalahgunaan kekuasaan,
yang mereka terima bukanlah uang yang bersumber terjaminnya akuntabilitas lembaga, perlindungan
menurut warga , melainkan menurut pemerintah itu hukum rakyat dan aparatur pemerintah, pelaksanaan
sendiri. Persepsi ini melahirkan pemahaman birokrasi itu asas-asas umum pemerintahan yang baik dan
diperlukan warga bukan sebaliknya. Penerapan terselenggaranya kesejahteraan yang sebesar-
pemahaman tadi cenderung berakibat pejabat birokrasi besarnya. layanan yang baik mungkin. ke negara
akan terus sewenang-wenangnya pada menaruh payanan bagian Orang-orang Undang-undang juga mengatur
pada warga . Kepribadian tadi menybabkan aneka tentang perbuatan hukum penyelenggaraan negara,
macam gambaran negatif terhadap pemangku jabatan yang dilakukan oleh semua pejabat negara dan badan
birokrasi. Kebiasaan konduite yang masih permanen hukum lainnya yang diberi wewenang untuk
korup dan belum mampu membarui cacat pelayanan menyelenggarakan urusan negara. Nantinya,
terhadap warga semakin terlihat dalam masa reformasi. pemerintah juga menerbitkan peraturan pemerintah
Upaya penegakan aturan dan supervisi terhadap birokrasi tentang pembatasan diskresi administratif, tata cara
pemerintah, dan lemahnya sistem kontrol internal pengajuan keberatan umum terhadap PP, dan
birokrasi mengakibatkan tindakan defleksi sang pejabat Standard Operating Mechanism (SOP) penerbitan
birokrasi masih belum mampu diselesaikan dan akan peraturan PP. (Kusuma, 2006).
terus berlangsung (Idris, 2017).
Pemerintah juga berniat mengamandemen UU
Upaya yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Kinerja Kepegawaian untuk reformasi birokrasi. Undang-
Birokrasi di Indonesia Undang Pegawai Negeri Sipil mengatur bahwa kegiatan
hukum publik lainnya diatur dengan berbagai peraturan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, aktor perundang-undangan. Ketentuan ini secara kasar dapat
birokrasi tampak memberikan proses yang panjang dibagi menjadi dua kelompok:
dan kompleks ketika masyarakat yang bersinggungan
dengan pelayanan birokrasi ingin menjalankan Undang-undang yang menjamin kinerja PNS dan
tugasnya seringkali mendapatkan citra buruk. Oleh undang-undang sektoral yang menjadi dasar dan
karena itu, mereka harus mengubah sikap dan kewenangan setiap sektor, instansi atau pemerintah
perilakunya terhadap birokrasi dan para pelakunya daerah. Undang-undang secara ketat mengatur kewajiban
untuk mengurangi kesan negatif yang selama ini ada. pemerintah untuk menyediakan layanan, tetapi beberapa
(Dwiyanto, 2021), beberapa diantaranya adalah: pemerintah tidak secara eksplisit mengaturnya.
Keberadaan Hukum Perdata membawa angin segar bagi
1. Birokrasi harus mengutamakan sifat tugas yang birokrasi kita. Namun, menciptakan produk hukum tidak
bertujuan melindungi dan melayani masyarakat menjamin perubahan yang cepat. Selain itu, praktik
serta menghindari kesan kekuasaan dan otoritas. penegakan hukum di Indonesia saat ini masih lemah, dan
semangat berpegang pada produk hukum juga masih
4
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME X No.XX JANUARI/JULI XXXX ISSN PRINT : 2502-0900

ISSN ONLINE : 2502-2032

lemah.Pergeseran paradigma di tingkat birokrasi sangat birokrasi merupakan hal yang terpenting, sebab
mendesak. Ideologi menjadi Pangreh Praja alias kepentingan masyarakat yang akan menjadi taruhannya.
raja/pegawai negeri masih tertanam kuat hingga saat ini. Kelemahan birokrasi dinilai tidak hanya dari strukturnya
Itu harus menjadi ideologi aparatur negara (pejabat). yang kompleks, tetapi juga dari rendahnya kualitas
Selain pembenahan birokrasi melalui berbagai kebijakan proses, pendekatan dan layanan yang diberikan.
tersebut, saya kira perlu dilakukan pembenahan birokrasi Persoalan utamanya merupakan bagaimana kualitas yang
dengan pembenahan cara berpikir para birokrat itu terdapat pada pelayanan yang diberikan untuk
sendiri. (Simanjuntak, 2003) masyarakat dapat ditingkatkan secara cepat, efektif,
efisien, transparan dan akuntabel dalam bats waktu yang
Dalam konteks ini, Strategi dan acara dekat. Perbaikan yang dilakukan harus dikaitkan dengan
tersebut meliputi: pelayanan di dalam birokrasi pemerintahan, di dalam
instansi, atau antar instansi (Rusfiana dan Supriatna,
1. Terwujudnya nilai-nilai dalam penyelenggaraan 2021).
negara dan sistem serta proses birokrasi yang
bertujuan untuk mencapai tujuan bangsa dalam Reformasi birokrasi ditujukan pada
bernegara; perubahan terhadap suatu pandangan dalam sosial
2. Struktur atau badan kelembagaan negara dan budaya melalui struktur birokrasi yang lebih baik,
masyarakat pada setiap satuan wilayah; serta dapat memberikan pelayanan yang lebih
3. Proses manajemen dalam tugas umumnya, maksimal terhadap pengguna jasa tersebut. Birokrasi
dinamika operasionalnya dan dalam entitas publik di Indonesia memiliki kelemahan pada saat
dan swasta (ekonomi dan masyarakat): menangani suatu permasalahan yang berlawanan
4. dan (asal usul perangkat dalam struktur dengan terhadap jalannya reformasi birokrasi itu sendiri.
tugas, hak, tugas dan tanggung jawab tertentu. Reformasi birokrasi diibaratkan sebagai pedang
bermata dua, karena suatu tindakan akan berdampak
Seluruhnya dikembangkan pada kerangka pada perilaku para pegawai dalam menjalankan suatu
Perjuangan Nasional untuk melaksanakan keinginan prosedur. Upaya merealisasikan para kinerja yang
dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. berkompeten merupakan salah satu hambatan yang
Hal ini merupakan perwujudan pemerintahan yang dipelihara oleh badan yang bersangkutan, pandangan
baik, efisien, efektif, bersih dan akuntabel yang bebas gaya aparat birokrasi, minimnya wawasan, serta
dari unsur KKN. Prof..DR.Mustopadijaya perilaku negatif para aparat yang melenceng dari
menyampaian penawaran dalam upaya peningkatan suatu aturan. Hal ini merupakan masalah utama bagi
profesionalisme perangkat yang seharusnya didukung aparat yang bertugas untuk memajukan birokrasi,
dalam integritas yang tinggi dengan berusaha karena hal tersebut bergesekan antara satu sama lain.
melembagakan karakteristik. Upaya tersebut antara Penerapan desentralisasi membuat pelaksanaan
lain: is include. Pertama, memiliki kompetensi yang birokrasi semakin terhambat. Bukan hanya rusak
diperlukan untuk melaksanakan tugas pada satu titik, permasalahan tersebut juga menyebar
penyelenggaraan pelayanan dan kebijakan publik; ke wilayah lainnya. Namun, Indonesia dipercaya
Kedua, melakukan tugas dengan cara yang mahir, memiliki penduduk yang dapat membangun birokrasi
kreatif dan inovatif; Ketiga, Mematuhi prinsip dan yang lebih baik guna terwujudnya sistem good
disiplin kerja berdasarkan sifat dan etika profesional; goverment sesuai dengan keinginan rakyat.
Keempat, Ketanggapan dan Akuntabilitas. Kelima, (Rusfiana dan Supriatna, 2021).
memiliki jati diri bangsa dan masyarakat serta
bangga dengan profesinya; Keenam, mempunyai Rekomendasi-Rekomendasi Untuk Mengatasi
otonomi tertentu dan bertanggung jawab untuk Hambatan Pada Kinerja Birokrasi
membuat dan melaksanakan berbagai keputusan
sesuai dengan kewenangannya; Ketujuh, Banyaknya hambatan terhadap kinerja birokrasi
memaksimalkan efisiensi, kualitas dan produktivitas; di indoneisa mendorong pemerintah untuk memberikan
(Setiadi, 2007). terobosan utama guna terciptanya kinerja birokrasi yang
efektif, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
Hambatan Dalam Meningkatkan Kinerja Birokrasi dengan membuat sebuah inovasi pelayanan publik
di Indonesia berbasis online. Pemerintah harus memanfaatkan
kemajuan teknologi untuk merealisasikan suatu
Dalam berkembangnya reformasi birokrasi kemajuan dalam sistem pelayanan publik. Selanjutnya,
terus mendapat dorongan oleh pemerintah, tetapi pada Pemerintah harus memberikan penanaman atau
perkembangannya masih mendapatkan hambatan yang sosialisasi kepada para pegawai untuk menanamkan
perlu dilakukan sebagai kegiatan sepenuhnya untuk prinsip bahwa, mereka adalah orang yang memberikan
pemerintah dan penyelenggara kepentingan. Perbaikan layanan, bukan orang yang ingin mendapat pelayanan.
(Soegeng, 2008)
5
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME X No.XX JANUARI/JULI XXXX ISSN PRINT : 2502-0900

ISSN ONLINE : 2502-2032

3. Kesimpulan Sejarah, Teori, dan Praktik. PT RajaGrafindo


Persada.
Kesimpulan menurut pembahasan tentang birokrasi
Indonesia dalam era reformasi tadi bahwa birokras Kusuma, A. (2006). Birokrasi Negara Indonesia: Teori
yaitu,; Indonesia dalam era reformasi sudah mengalami dan Praktik. Pustaka Pelajar.
perubahan yang signifikan pada beberapa aspek,
misalnya pengurangan jumlah aparatur, peningkatan Moertopo, H. (1998). Birokrasi Negara dalam Era
transparansi, perubahan sistem perekrutan pegawai, dan Reformasi. Kanisius.
perubahan peraturan perundang-undangan. Perubahan-
perubahan tadi bertujuan buat menaikkan kualitas dan Prasojo, E., dan Kurniawan, T. (2008). Reformasi
efektivitas birokrasi, dan buat menaruh pelayanan yang Birokrasi dan Good Governance: Kasus Best
lebih baik pada masyarakat. Practices dari Sejumlah Daerah di Indonesia.
Makalah the 5th international Symposium of
Daftar Pustaka Antropologi Indonesia. Reformasi Birokrasi Dan
Good Governance: Kasus Best Practices Dari
Caesaringi, I., Harsasto, P., dan Manar, D. G. (2017). Sejumlah Daerah Di Indonesia, 1–15.
Reformasi Birokrasi Kota Tegal (Studi Kasus Zona
Integritas Bebas Korupsi Dan Birokrasi Bersih Romli, L. (2008). Masalah reformasi birokrasi. Jurnal
BP2T Dan RSUD Kardinah). Jurnal Ilmu Kebijakan Dan Manajemen PNS, 2(2), 1–8.
Pemerintahan Undip, 6(03), 541–550.
Rusfiana, Y., dan Supriatna, C. (2021). Memahami
Dwiyanto, A. (2021). Reformasi birokrasi publik di Birokrasi Pemerintahan dan Perkembangan. 186.
Indonesia. UGM PRESS.
Setiadi, B. (2007). Birokrasi Negara di Indonesia: Teori
Endah, K., dan Vestikowati, E. (2021). Birokrasi dan Praktik. PT Raja Grafindo Persada.
Pemerintahan Dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Publik. MODERAT: Jurnal Ilmiah Ilmu …, 7, 647– Simanjuntak, T. H. (2003). Birokrasi Negara dalam Era
656. Reformasi: Sebuah Kajian Teoritis. PT
RajaGrafindo Persada.
Idris, A. (2017). Bingkai Reformasi Birokrasi Indonesia.
Jurnal Paradigma (Jp), 2(3), 352–357. Soegeng, S. (2008). Birokrasi Negara Indonesia:
Sejarah, Teori, dan Praktik. Pustaka Pelajar.
Kurniawan, Y. (2004). Birokrasi Negara di Indonesia:

Anda mungkin juga menyukai