Anda di halaman 1dari 23
Bal Al —— ESS Analisis dan Pengaruh Penggunaan Hutang 1, RISIKO BISNIS DAN RISIKO FINANSIAL + Dalam mempelajari teknik penggunaan modal kita mendefinisikan risiko sebagai variabilitas dari keuntungan atau pendapatan yang diharapkan terjadi. Karena per- hatian kita saat ini difokuskan pada keputusan pendanaan investasi, kita lebih baik membagi variasi arus pendapatan yang disebabkan oleh : (1) keterbukaan perusaha- an terhadap risiko bisnis, dan (2) keputusan perusahaan yang menimbulkan risiko finansial. a) Risike Bisnis. + Risiko bisnis adalah ketidakpastian pada perkiraan pendapatan operasi perusahaan dimasa mendatang. Risiko bisnis mewakili tingkat risiko dari operasi-operasi peru- sahaan yang tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis ini diukur dengan deviasi standar dari ROE (Return On Equity). EAT ROE = ——__—___ Modal Sendiri Deviasi standar ROE (cog) mengukur variabilitas ROE-ROE perusahaan dari nilai ROE yang diproyeksi perusahaan. Jika perusahaan A dan B sama-sama tidak meng- gunakan hutang dan cgog perusahaan A lebih besar dari ogog perusahaan B, maka distribusi probabilita ke 2 perusahaan adalah (asumsi expected ROE A dan B sama): robabilita ROE (%) Expected ROE, NI 228 Mansjemen Keueng,, * Risiko bisnis dipengaruhi oleh faktor-faktor berileut ini: a, Variabilitas permintaan. Semakin pasti permintaan untuk produk perusahaan ceteris paribus, semakin rendah risiko bisnis. 3 b. Variabilitas harga. Semakin mudah harga berubah, semakin besar risiko bisnis, ¢. Variabilitas biaya input. Semakin tidak menentukan biaya input, semakin besa, siko bisnis. 4. Kemampuan menyesuaikan harga jika ada perubahan biaya. Semakin besa, kemampuan ini, semakin kecil risiko bisnis. e. Tingkat penggunaan biaya tetap (operating leverage). Semakin tinggi operating leverage, semakin besar risiko bisnis. Pada umumnya, semakin besar biaya tetap, biaya variabel cenderung mengecil (misalnya, investasi pada mesin mahal akan mengurangi jam kerja karyawan). Sebaliknya, biaya tetap yang kecil pada umumnya membawa konsekuensi biaya variabel yang besar. Andaikan peru. sahaan A memiliki biaya tetap besar, biaya variabel relatif kecil dan perusahaan B memilidd biaya tetap kecil, biaya variabel relatif besar. Perusahaan A apatanfbiaya me Pendapatan total Biaya total Keuntungan (EBIT) Biaya tetap penjualan Perusahaan B PendapatanBiaya Keuntungan (EBIT) _,~ Pendapatan total Biaya total Biaya tetap penjualan ‘analsis dan Pengaruh Penggunaan Hutang 27 Pada ke 2 grafik dapat dilihat bahwa sedikit perubahan pada penjualan akan ber- akibat perubahan Keuntungan (EBIT) yang relatif lebih besar pada perusahaan B dari pada perusahaan A. Dengan kata lain, variabilitas keuntungan (risiko bisnis) perusahaan B lebih besar. b) Risike Finansial + Risiko finansial adalah risiko tambahan pada perusahaan akibat keputusan meng- gunakan hutang atau risiko yang ditimbulkan dari penggunaan hutang (financial leverage). Risiko finansial = ogoe\ “x08 dimana: ‘poe (y* Risiko perusahaan yang menggunakan hutang (Levered firm). poe (y)™ Risiko perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Unlevered firm) atau risiko bisnis. roe iy adalah lebih besar dari cage. Perhatikan ilustrasi berikut: Modal perusahaan 1 juta rupiah. Perusahaan tidak menggunakan hutang. EBIT = Rp 400.000,- dan pajak = 20%. EBIT 400.000,- Bunga eet 400.000, Pajak (20%) 80.000,- EAT 320.000,- EAT _ 320.000 _ 414 ROE = "7s “i.000.000°7”* Vika perusahaan menggunakan hutang sehingga struktur modal menjadi 50% modal sendiri, 50% hutang. Biaya hutang (K,) = 24%. EBIT 400.000,- (tidak berubah Bunga (24%) 120.000, EBT 280.000,- Pajak (20%) 56.000,- EAT 224.000,- ‘T _ 224.000 noe = EE = Too00 788% Penggunaan hutang meningkatkan ROE perusahaan sebesar 12,8%. Namun demikian Penggunaan hutang juga meningkatkan risiko pada pemegang saham (equity investor). Seandainya EBIT tidak Rp 400.000,- tapi hanya Rp 200.000,- (ini mungkin saja terjadi 228 arena ketidakpastian dalam bisnis), maka pengaruh pada perusahaan jika mey,_ gunakan hutang dan tidak adalah: \ Tanpa hutang EBIT 200,000, Bunga (24%) EBT Pajak (20%) EAT ROE Nampak jika realisasi EBIT hanya 50% dari yang diharapkan, ROE tanpa hutang hany, turun 16% (32%-16%), sedangkan ROE dengan hutang turun 32% (44,8%-12,8%). Jika perusahaan menggunakan hutang maka pengaruh perubahan EBIT pada per. ubahan ROE menjadi lebih besar dari pada jika perusahaan tidak menggunakan hutang, Perhatikan 2 grafik dibawah ini: RoE eH ROE tanpa hutang. emt Prvbabilias ROK ‘Analisis dan Pengaruh Penggunaan Hutang 229 + Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan hutang adalah: peng- gunaan hutang akan meningkatkan ROE hanya jika tingkat keuntungan pada aktiva (diukur dengan EBIT /total Aktiva) lebih besar dari biaya modal (biaya hutang). 2. RISIKO BISNIS DAN FINANSIAL: DARI PERSPEKTIF BETA. Robert Hamada menggabungkan teori CAPM dengan model MM - Dengan pajale untuk mendapatkan suatu model biaya modal untuk perusahaan yang meng- gunakan hutang sebagai berikut: K,L = Suku bunga bebas risiko + Premi untuk risiko bisnis + premi untuk risiko finansial . atau dinyatakan sebagai: KL kerf + (Ky - Kerf) by + (Ky - ef) by « (1-1) (D/S) dimana: K,L = Biaya modal sendiri perusahaan yang menggunakan hutang laff = Sulu bunga bebas risiko Ky = Tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portfolio pasar b, = beta untuk perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Unlevered firm) T= Pajak (tax rate) D =,Hutang perusahaan S_ = Modal sendiri perusahaan Contoh: Suatu perusahaan yang tidak menggunakan hutang memiliki beta = 2. Diketahui Ky, = 20%, krf = 10% dan modal sendiri 100 juta. Tingkat pajak 20%. Biaya modal sendiri adalah: K,U = kerf + (Ky-krf) b, [persamaan CAPM] = 10% + (20% - 10%) 2 = 30% Jika perusahaan mengganti 20 juta modal-sendiri dengan hutang, maka biaya modal sendiri adalah: K,L= kerf + (Ky-krf) b, + (Ky-KR9 b,. (1-T) (D/S) = 10% + (20-10%) 2 + (20%-10%) 2 . (1-0,2) (20/84) = 10% + 20% + 3,8% = 33,8% Perhitungan untuk $ (modal sendiri) setelah adanya D (hutang): ‘AN 230 Manajomon ko, 4, Penggunaan hutang akan menaikkan nilai perusahaan sebagai berikut: V,_=Vu+TD [Model MM-Dengan pajak] = 100 + 0,2 (20) = 104 juta Vv =S+D S =V-D = 104-20= 84 Dari perhitungan diatas terlihat jika perusahaan menggunakan hutang, inve, pada saham perusahaan akan mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tin, karena mereka menyadari adanya tambahan risiko akibat penggunaan hutang. “+ + Selanjutnya Hamada mengembangkan perhitungannya untuk menentukan huby, an antara beta untuk Levered firm (b, dan beta untuk Unlevered firm (by)- Menurut Security Market Line pada CAPM: K,L= KR, + (KyeKR) by. Menurut Hamada: KL = KR, + (Ky-KR) by + (Kye KR) by . (1-T) (D/S) Maka: KR, + (Ky-KR) by = KR, + (Ky-KR) b, + (Ky-KR) by. (1-1) (D/S) (KyeKR) by = (Kye KR) by + (Ky KR) b, . (1-1) (D/S) b= b, + bu (1-1) (D/S) b= by F+-1) (D/S) dimana: b, = Beta untuk perusahaan yang menggunakan hutang b,= Beta untuk perusahaan yang tidak menggunakan hutang T= Tingkat pajak D-=Hutang $ = Modal sendiri Contoh: Melanjutkan contoh sebelumnya. by =b, [14(1-1) (D/S)] = 2 [1 + (1-0,2) (20/84)] = 2,38 KL = laf + (Ky-krf).by = 10% + (20%-10%) . 2,38 = 33,8% (sama dengan hasil perhitungan pada contoh sebelumnya). analsis dan Pengaruh Penggunaan Hutong 2 Jadi, berdasarkan asumsi-asumsi MM-dan CAPM, beta untuk Levered firm adalah sama dengan beta untuk Unlevered firm yang telah disesuaikan dengan suatu faktor yang tergantung pada 1) pajak perusahaan, dan 2) jumlah hutang perusahaan. Semakin besar tingkat pajak, semakin kecil faktor penyesuaian tersebut. Sebaliknya, semakin besar hutang, semakin besar faktor penyesuai. + Dalam konteks suatu risiko pasar, risiko bisnis suatu perusahaan diukur dengan unlevered beta (bu), risiko total perusahaan diukur dengan Levered beta (b,), dan risiko finansial diukur dengan perbedaan bu dan b,. Risiko Total = Risiko Bisnis + Risiko Finansial di mana: Risiko total =b Risike bisnis b, Risiko finansial = b,-b, 3. ANALISIS BREAKEVEN * Analisis Breakeven digunakan untuk menentukan jumlah penjualan (dalam Rp atau unit) yang menghasilkan EBIT (Earnings Before Interest and Tax atau laba bersih sebelum bunga dan pajak) sebesar 0. Dengan laba lain breakeven point (BEP) adalah suatu titik yang menunjukkan tingkat penjualan yang menyebabkan perusahaan tidak untung juga tidak rugi. + Rumus untuk menghitung Breakeven point: BEP dalam Unit = dimana: F = total Fixed Cost (biaya tetap) P= Harga jual per unit V_ = Variable Cost (biaya variable) per unit Rumus ini diperoleh dari perhitungan berikut ini: EBIT = Penjualan - (Total biaya variabel + Total biaya tetap) = 0 = (P.Q) - (V.Q + F) = = (P.Q) - (V.Q)-F=0 Qey=F F Q, BEP= P_V BEP dalam Rp = ‘N 22 Manajemen Kou, %s F_ = Fixed cost per init V_ = Variable Cost pet unit P= Harga jual per unit, Rumus ini diperoleh dari perhitungan sebagai berilaut: EBIT = Penjualan dalam Rp - Total biaya variable - total biaya tetap EBIT=$-TVC-F=0 -(}s} F=0 a3 TVvc’ S.J/1-—=]-. re (55) Feo ‘TVC _ (Variable Cost/unit)x Unit Penjualan S (Harga Jual/unix UnitPenjualan ed maka : F Ssep= — Fy Variable Cost = Rp 6,- / Unit Total Fixed Cost = Rp 100.000,- HargaJual = Rp 10,- / unit Contoh: BEP dalam unit = —— F P-V = 100.000 10-6 = 25.000 unit nots 400 Pengaruh Penggunaan Hutang 233 BEP dalam Rp = on Fa 100.000 ASH 10, = Rp 250.000,- Pembuktian: EBIT = Penjualan - Total biaya variabel - Total biaya Tetap = (25.000 x 10) - (25.000 x 6) - 100.000 =0 Beberapa penerapan analisis breakeven: a) Analisis penggunaan modal Analisis Breakeven digunakan dalam analisis penggunaan atau penggunaan modal sebagai metoda pelengkap untuk metoda-metoda lain yang menggunakan pendekatan "discounted cashflows" seperti NPV dan IRR. b) Kebijakan harga Harga jual dari suatu produk bara dapat ditentukan guna mencapai tingkat EBIT yang diinginkan. Selain itu analisis breakeven memberikan gambaran sejauh mana harga jual dapat diturunkan tanpa menyebabkan kerugian (EBIT yang negatif). ©) Negosiasi kontrak karyawan Efek dari kenaikan biaya variabel akibat kenaikan upah karyawan terhadap jumlah breakeven (BEP) dapat dianalisis. @) ‘Struktur biaya Altemnatif mengurangi biaya variabel dengan konsekuensi kenaikan biaya tetap dapat dievaluasi. Misalnya, suatu perusahaan yang ingin memilih padat karya (biaya variabel tinggi, biaya tetap rendah) atau padat modal (biaya variabel tendah, biaya tetap tinggi) dapat menggunaken analisis breakeven untuk melihat efek dari ke 2 alternatif tersebut terhadap EBIT atau BEP. e) Keputusan pendanaan Analisis terhadap struktur biaya perusahaan memberikan informasi tentang proporsi biaya operasi tetap yang ditanggungkan pada penjualan. Jika proporsi ini terlalu tinggi, perusahaan dapat memutuskan untuk tidak menambah biaya tetap. OPERATING LEVERAGE Operating leverage adalah kepekaan EBIT terhadap perubahan penjualan perusahaan. Operating leverage timbul karena perusahaan menggunakan blaya operasi tetap. Dengan adanya blaya operasi tetap, perubahan pada penjualan akan mengakibatkan perubahan yang lebth besar pada EBIT perusahaan. Misalnya, suatu perusahaan meramalkan Penjualan sebesar Rp 300.000,- (atau 30.000 unit). VC/unit = Rp 6,- . FC = Rp 100.000.-. ‘Apa yang terjadi dengan EBIT jika ternyata penjualan yang terjadi adalah 20% lebih besar dari yang diperkirakan? 204 Prediks! | Realisast Penjualan Rp 300.000, Rp 360.000.- Total Variabel Cost Rp 180.000.- Fixed Cost EBIT EBIT naik sebesar Rp 24.000,- yang berasal dari kenaikan penjualan sebesar » 360.000,- dikurangi kenaikan biaya variabel total sebesar Rp 36.000,- i. 44.000 - 20.000 20.000 =120% Persentase perubahan EBIT = Pada penjualan Rp 300.000,-, persentase perubahan EBIT adalah 6x persentas,, perubahan penjualan. Degree of Operating Leverage (DOL) mengukur berapa persen EBIT berubah ji, penjualan berubah 1%. DOL Rp = —Persentaseperubahan pada EBIT persentase perubahan pada penjualan dimana DOL Rp = DOL pada rupiah penjualan tertentu AEBIT - EIT bou= EB Q karena EBIT = Q(P-V)-F maka 6 EBIT= 4 Q(P-V) karena F tetap, = SQP-M) Q DOL” Op-W-F*aQ ! 2 ‘porep= 22M | : QP-W-F Dimana Q = unit penjualan P = harga jual per unit v= biaya variabel per unit F = total biaya tetap Contoh: Diketahui P = Rp 10,0 / unit, V = Rp 6,- / unit , F = Rp 100.000,- Berapa DOL pad penjualan sebesar Rp 300.000,- atau 30.000 unit > . ‘Analisis dan Pengaruh Penggunaan Hutang 235 DOL Rp 300,000 = 2Q(P-V). Q(P-V)-F = ___30.00 (10-6) 30.00 (10-6)- 100.000 = 120.000 20.000 = 6x Artinya: Pada saat Penjualan sebesar Rp 300.000 atau 30.000 unit (karena harga jual = Rp 10,- (unit), jika penjualan naik 1%, EBIT akan nrik 6x atau 6%, Jika penjualan turun 1%, EBIT akan turun 6x atau 6%, Rumus DOL = Q (P-V) / Q (P-V)-F dapat dirubah menjadi: S = Jumlah penjualan total dalam rupiah TVC = Total variable cost atau biaya variabel total F = Total Fixed cost atau biaya tetap total. + Semakin tinggi tingkat penjualan perusahaan, semakin rendah DOL. Contoh ber- ikut memperlihatkan gejala ini: Diketahui: Harga jual per unit = P= Rp 10.- Biaya variabel per unit = V = Rp 6 Biaya tetap total = F = Rp 100.000.- = _F__ 100,000 BEP= 5-V 10-6 5.000 unit atau Rp 250.000.- Hubungan antara unit atau rupiah penjualan dengan DOL diperlihatkan pada tabel berikut ini “Unit penjualan __ Rupiah penjual DOL Rp 25.000 Rp 000 Tidak terdefinisi 30.000 Rp 300.000 6 35,000 Rp 350,000 35 40.000 Rp 400.000 2.67 45.000 Rp 450.000 2.25 50.000 Rp 500,000 ¢ i 75.000 Rp 750,000 : 100.000 Rp 1.000.000 1.33 eee re Mangjomon Kev, Q(P-V) QP-V)-F masih menggunakan biaya tetap (F), Q (P-V) akan lebih besar dari Q (P-V)-F. Artiny, DOL lebih besar dari 1. Jika F = 0, DOL = 2O(P2¥) 1 Q(P-V)-0 Semakin besar DOL perusahaan, semakin peka atau semakin besar variasi keun, tungan akibat perubahan pada penjualan perusahaan. Maka DOL jelas merupakan suatu atribut dari risiko bisnis perusahaan. Semakin tinggi DOL, semakin besar pula risiko bisnis perusahaan, * Dari ramus DOL = dapat disimpulkan bahwa selama peru: 5, FINANCIAL LEVERAGE + Suatu perusahaan dikatakan menggunakan “financial-leverage” jika ia membelanjaj sebagian dari aktivanya dengan sekuritas yang membayar bunga yang tetap (misal- nya, hutang pada bank, menerbitkan obligasi atau saham preferen). Jika perusaha- an menggunakan “financial leverage" atau hutang, perubahan pada EBIT perusaha- an akan mengakibatkan perubahan yang lebih besar pada EPS (Earnings per share) atau penghasilan per lembar saham perusahaan. + Degree of Financial Leverage (DFL) mengukur kepekaan EPS terhadap perubahan EBIT perusahaan. Persentase perubahan pada EPS Deen = Fett“ Persentase perubahan pada EBIT dimana DFL adalah Degree of financial Leverage pada EBIT tertentu. EBIT FL =——_*8T _ DFL= Fart biaya bunga atau pri= —2(P-Vi-F Q unit penjualan \ P= Harga jual per unit . V_ = Biaya variabel per unit F = Biaya tetap total © = Biaya bunga Contoh: P = Rp 100,- V_ = Rp50,- F’ = Rp 100,000,- C = Rp 20.000,- T = Pajak= 50% ‘aneksis dan Pengeruh Penggunaan Hutang 237 a) EBIT pada Q = 4000 unit adalah: . Q(P-V)-F = 4000 (100-50)-100.000 = Rp 100.000,- ») Perhitungan EPS: EBIT Rp 100.000,- biaya bunga Rp_20.000,- EBT Pajak (50%) EAT Saham beredar EPS Rp 4, ©) DFL pada EBIT Rp 100.000,- adalah: __4000(100-50)-100.000 4000(100-50 = 1,25 x Artinya : Jika EBIT berubah 1%, EPS akan berubah 1,25%. Ini berlaku pada saat EBIT sebesar Rp 100.000,- 4) Pembuktian: Misalnya EBIT naik 20% menjadi Rp 120.000,-, maka EPS menjadi: EBIT Rp 120.000,- biaya bunga Rp _20.000,- EBT Rp 100.000, Pajak (50%) Rp_50.000,- EAT Saham beredar EPS EPS naik sebesar : a4 = 25% Hasil ini sesuai dengan DFL, yang artinya Jika EBIT naik 20%, EPS naik (1,25 x 20%) = 25%, Semakin besar DFL, semakin besar pula fluktuasi EPS akibat perubahan pada EBIT perusahaan. Besar-kecilnya DFL tergantung pada besar-kecilnya hutang yang di- gunakan perusahaan. Semakin besar hutang yang digunakan, semakin besar pula DFL sehingga semakin besar risiko finansial perusahaan, Contoh berikut memper- lihatkan hubungan positif jumlah hutang dengan DFL perusahaan, 7 238 Manajemen Kevang, Contoh: + Suatu perusahaan merencanakan 3 altematif pendanaan untuk modal g, 200.000,-, Alternatif A : tidak menggunakan hutang. alternatif B : menggunaka, 20% hutang dan altematif C : menggunakan 40% hutang. Asumsikan bunga adala;, 8% untuk jumlah hutang berapapun dan EBIT perusahaan sebesar Rp 20.000.- Pada EBIT = Rp 20.000.-. DFL untuk masing-masing alternatif pendanaan adala, sebagai berikut: EBIT 20.000 _ Alternatif A: DFL = EBIT-C 20.000 20,000 Alternatif B: DFL =, —————. = 1,19 x " 20.000- 3200 i 20,000 Alt if C : 2 21,47 x fernatifC: DEL =, 35,000-.6400 ft 6. KOMBINASI OPERATING DAN FINANCIAL LEVERAGE * DOL mengukur kepekaan EBIT terhadap perubahan penjualan, sedangkan DL mengukur kepekaan EPS terhadap perubahan EBIT. Jika DOL dikalikan DFL, kita akan mendapatkan Degree of Combined Leverage (DCL) yang menunjukkan kepe. kaan EPS terhadap perubahan penjualan. DOL x DFL= DCL EBIT _ AEBIT Ber * “eer, ~ Cb 3g 4Q Q EBIT EPS | Seg Tock j 4Q 1 @ Rumus lain untuk menghitung DCL adalah: DCL= DOL x DFL Q(P-V) ._Q(P-V)-F QUP-V)-F * Q(P-V)-F-c maka: DCL, = ~QUP=V)-F _ * Q(P-V)-F-C nalisis dan Pengaruh Penggunaan Hutang 239, dimana DLC,, adalah Degree of Combined Leverage pada rupiah penjualan tertentu. Contoh: P =Rp100.- Vv =Rp50- C= biava bunga = Rp 20,000,- Pajak = 50% F = Rp 100.000.- a) DOL pada Q = 4000 unit; Q(P-V) QUP-V)-F 4000 (100-50) 4000 (100 - 50)- 100.000 DOL = =2s b) DFL pada Q = 4000 unit = __4000(100- 50)- 100.000 4000 (100 - 50)- 100.000 - 20.000 = 1.25% ¢) DCL pada q = 4000 unit: Q(P-V) DCL= Oip-v)-F-c . 4000 (100 - 50) 4000 (100 - 50)- 100.000 - 20.000 = 25x atau: DCL = DOL x DFL = 2x 1.25=25x Artinya ; Pada penjualan sebesar 4000 unit atau Rp 400.000. 1%, EPS akan naik 2,5%. @) Pembuktian 20 Manojomon Keun, tnalk 10% 4000 unit 4400 unit Rp 400.000, Rp 440.000, + 10% > + 20% | CHEE (Beis) 425% alk 25% SOAL JAWAB 1. PT. ARNOLD SUASANA SEGER memiliki laba bersih setelah pajak (EAT) a, 75.000.000,- pada 1993 dari penjualan, sebesar Rp 625.000.000,-. Tarif pajak adala, 40% dan harga jual per unit serta biaya variabel per unit masing-masing Rp 6.250, dan Rp 4.000,-. a) Berapa biaya tetap tahunan? b) Hitung Breakeven Point (BEP) dalam unit dan rupiah. ¢) Jika EBIT naik menjadi Rp 147.500.000,- ketika penjualan naik menjadi 110.000 unit, hitung Degree of Operating Leverage (DOL) pada 100.000 unit. 4) Apa efek pada BEP jika biaya tetap turun menjadi Rp 67.500.000,-? ¢) Apa efek pada BEP jika tarif pajak naik menjadi 50%? f) Jika biaya variabel per unit naik sebesar Rp 750,- dan biaya tetap turun sebesar Rp 25.000.000,-, apa yang terjadi pada BEP? Jawab: a) EAT = EBIT (1-1) epir= EAT. (1-T) (1-04) = Rp 125.000.000,- Total revenue = EBIT + Total biaya variabel + Biaya tetap. 625,000,000 = 125,000,000 + (625.000.000/6250)(4.000) + Biaya tetap Biaya tetap = Rp 100,000.000,- gates dn Pengauh Ponggunaan Hutang Pn a. b) Qunit= SF = 100.000.000 050-4000 7 44444 unit = 100.000.000 (2) 6200, ) DOL sc0.000 = = Rp 277.777.777,- QP-v) Q(P-V)-F e 100.000 (6250 - 4000) 100.000 (62: 225,000,000 _ 125.000.000 DOL 00.000 = 1,8 x berarti pada saat penjualan sebesar 100.000 unit naik 10%, EBIT akan naik 18%. Pembuktian: Penjualan naik 10% menjadi 100.000 (1+0,1) = 110.000 unit. Penjualan = 110,000 x 6.250 = Rp 687.500.000,- Biayavariabel = 110.000 x 4.000 = Rp 440.000.000,- Biaya tetap = Rp 100.000,000,- EBIT Rp 147.500.000,- 147.500.000 - 125.000.000 125.000.000 18x Persentase kenaikan EBIT = = 18%: 4) BEP unit = 75.000.000 6250 - 4000 BEP turun menjadi 30.000 unit, e) Karena perubahan tarif pajak hanya mempengaruhi penghasilan setelah pajak (EAT), bukan EBIT, maka tidak ada efek pada BEP. 242 78.000.000 6250-4750 2) PT. FAJAR dan PT. SENJA masing-masing memperkenalkan suatu kontainer bay, Data yang relevan adalah sebagai berikut: = 50.000 unit __FAJAR SENJA Unit 100.000 100,000 Penjualan baru Rp 500,000,000. Rp 500,000.000.- Biaya variabel Rp 100.000.000,- Rp 250.000.000.- Biaya tetap Rp 250.000.000,- Rp 100,000.000.- Kapasitas maksimum 500.000 500.000 Harga jual/unit Rp 5.000,- Rp 5.000.- Biaya variabel/unit Rp 1.000. Rp 2.500,- a) Hitunglah BEP untuk ke 2 perusahaan. b) Berapa laba baru, abaikan pajak. untuk FAJAR dan SENJA pada produks, 100.000 unit? c) Perusahaan mana yang menikmati keuntungan bersih lebih tinggi pada produks; 200.000 unit? Mengapa? qd) Buat grafik yang menggambarkan hubungan antara keuntungan bersih dan tingkat produksi perusahaan. Jawab: a) BEPFAJAR= —F_ P-V = 250,000,000 _ 69.500 unit 5000 - 1000 100.000.000 5000 - 2500 b) Keuntungan FAJAR = Penjualan - biaya variabel total - biaya tetap {0.000.000 - 100.000(1000}-250.000.000 = Rp 150.000.000,- ;00.000.000-100.000(2500) - 100.000.000 = Rp 150,000.000,- BEP SENJA = = 40.000 unit. Keuntungan SENJA ) FAJAR Keuntungan = penghasilan total - biaya total Keuntungan FAJAR = (200.000)(5000) - (200.000){1000) - 250.000.000 Rp 550.000.000.- (200.000}(5000) - (200.000) (2500) - 100,000.00 Rp 400.000.000.- Keuntungan Bersih (juta Rp) Keuntungan SENJA apatsis dan Pengoruh Ponggunean Hutang +3 Keuntungan Bersih Guta Rp) 00 SENJA 400 300 200 100 ‘Unit produksi (ribuan) 25 50 «75 «(100 125 160 178 200 3. PT. SEMAR MENDEM sedang mempertimbangkan suatu program yang memerlukan dana 8 juta rupiah. Alternatif pendanaan adalah (1) menerbitkan saham biasa yang menghasilkan Rp 20,- per lembar, (2) menerbitkan obligasi dengan bunga 9% atau. (3) Kombinasi 50% saham dan 50% obligasi (hutang) dengan harga jual Rp 20,-/lembar saham dan bunga 9% untuk hutang. Biaya tetap adalah 2 juta, biaya variabel per unit Rp 25,- dan harga jual per unit Rp 50,-. Perusahaan saat i smemiliki 800.000 lembar saham yang beredar dan dikenai pajak 40%. a) Berapa BEP perusahaan? (Abaikan biaya bunge). b) Berapa DOL pada BEP? ¢) Perusahaan mengharapkan penjualan 1995 adalah 100.000 unit. Hitung expected EPS untuk setiap alternatif pendanaan. 4) Tentukan DFL untuk setiap altematif pendanaan pada tingkat penjualan yang diharapkan. e) Tentukan DCL untuk setiap alternatif pendanaan pada tingkat penjualan yang diharapkan, Jawab: F B plas 9) BEP aa Sy = 2.000.000. §0,090 unit. 50-25 Q(P-V) Q(P-V)-F 80.000(50-25) 80.000 (50-25)- 2.000.000 = Zone 00 - tidak terdefinisi ©) Pada penjualan = 100.000 unit: EBIT = Q (P-V)-F = 100.000 (50-28) - 2.000.000 = Rp 500.000,- B) DOL go.00= 244 Manajemen Key * Altematif 100% saham baru. Total saham = saham baru + saham lama = 8.000.000 .. 500,000 20 = 400.000 + 800.000 = 1.200.000. EBIT Rp 500,000, Bunga oO EBT Rp - 500,000,- Pajak (40%) (Rp 200.00 Net Income (EAT) Rp Jumlah saham EPS Rp + Alternatif 100% hutang. Bunga = Rp 8.000.000 (9%) = Rp 720,000,- EBIT Rp 500.000,- Bunga (Rp 720.000, EBT ( Rp 220.000) Pajak (40%) Rp_88.000,- *) Net Income (EAT) ( Rp 132.000,-) Jumilah saham 800.000 EPS (Rp 0,165) *) Karena rugi ada penghematan pajak. + Altemnatif 50% saham baru, 50% hutang. Bunga = Rp 4.000.000, (9%) = Rp 360.000,- Jumlah saham = saham baru + saham lama ~ Rp4.000.000 Rpa0. 7 800.000 = 200.000 + 800,000 = 1.000.000. EBIT Rp 500.000,- Bunga (Rp__360.000,-) EBT Rp 140.000,- Pajak (40%) (Rp___ 56.000, Net Income (EAT) Rp —_ 84,000,- Jumlah saham 1.000.000 EPS Rp 0,084,- Pendanaan dengan 100% hutang menghasilkan EPS negatif. Pendanaan 100% saham menghasilkan EAT dan EPS tertinggi. Karena itu altemnatif 100% saham yar harus dipilih jika perusahaan yakin bahwa penjualan 1995 adalah 100,000 unit. “analsis don Pengarun Pengguneen Hutang 245 Q(P-V)-F Q(P-V)-F-F Q= expected sales = 100.000 unit Untuk pendanaan 100% saham: DFL= 1, karena c (bunga) = 0, Untuk pendanaan 100% hutang: C= Rp 8.000.000,- x 9% = Rp 720.000,- 100.000 (50 - 25)- 2.000.000 100.000 ( 50- 25)- 2.000-720.000 = -2,27 x. Untuk pendanaan 50% hutang, 50% saham: C= Rp 4.000.000,- x 9% = Rp 360.000,- — 100.000 (50 25)- 2.000.000 _ 100.000 (50- 25)- 2.000.000 - 360,000 = 3,57x. Q(P-v) Q(P-V)-F-C Untuk pendanaan 100% saham. . 100.000 (50-25) 100.000(50-25)-2.000.000-0 =5x. Untuk pendanaan 100% hutang. : 100.000 (50-25) 100,000 (50-25) - 2.000.001 = -11,36 Untuk Pendanaan 50% hutang, 50% saham. : 100.000 (50-25) 100.000 (50 - 25) - 2.000.000 - 360.000 @) DFL = DFL= DFL= e) DCL= DCL DCL 20.000 DCL - 17,86 x 4) PT. NEIL SHAWN memerlukan dana Rp 1.000.000.000,- untuk memperluas bisnis. Penjualan saat ini 16 juta unit, harga jual = Rp 125,- /unit, dan biaya variabel = Rp 20,- /unit. Biaya tetap = Rp 880.000.000,-. Biaya bunga = Rp 470.000.000,-. Neil Shawn merencanakan untuk menjual obligasi senilai Rp 400 juta,- dengan mem- bayar bunga 10% (obligasi laicu dijual seharga nilai nominalnya) serta menerbitkan saham baru senilai Rp 600 juta,- (harga jual Rp 2000,- per lembar). Ekspansi bisnis ini diharapkan tidak mempengaruhi penjualan atau biaya variabel untuk beberapa 246 Manajemen Keys, tahun mendatang, tetapi operasi tetap akan meningkat Rp 50.000.000,- per ta, Tarif pajak = 40% dan jumlah saham beredar saat ini 1.250.000 lembar. - a) Hitung DOL, DFL dan DCL sebelum ekspansi. b) Hitung DOL, DFL sesudah ekspansi. ©) Berapa EPS setelah ekspansi? 4) Berapa BEP baru? Jawab: QUP-v)-F DOL = ~~ 4 QP-W)-F = 16,000.000 (125 - 20)- 2.000.000 .000 (125 - 220 )- 880.000.000 21x. Q(P-V)-F QP-W-F-c 2 16.000.000 (125 - 20)- 2.000.000 16.000 (125 - 220 ) - 880.000.000 - 470.000.000 =2,42x. pet= —Q(P-V)__ Q(P-W-F-C . 16.000.000 (125 - 20) 16.000(125 - 220 )- 880,000,000 - 470.000.000 = 5,09 x. 16.000.000 (125 - 20) 16.000 (125-220 )-930.000.000 DFL= b) DOL= = 2,24x. F = 880.000.000 + 5.000.000 = 930.000.000. € = 470.000.000 + (10% x 400.000.000) = 510.000.000. Q(P-V)-F DFL= Q(P-V)-F-C - 16.000.000 (125 - 20) 16.000 (125 - 220 )- 930.000.000 - 510.000.000 =3,13x Q(P-V) DCL op-w-F-6 analsis dan Pengaruh Penggunaan Hutang wT, 16.000.000 (125-20) * [6,000 (125-220 }-930,000.000 - §10.000.000 =7x. ©) Rp 600 juta,- diperoleh dari penjualan saham baru dengan harga jual Rp 2,000,-/ lembar. Perusahaan harus menerbitkan: 600.000.000 2000 Jumlah saham baru ini ditambahkan pada saham yang telah beredar (1.250.00) sehingga total saham beredar = 1.550.000 lembar. EBIT =Q(P-V-F = 16.000.000 (125 - 20) - 930.000.000 = 750.000.000 EAT = (BBIT - bunga) (1 - 7) = (750.000.000 - 510.000.000) (1 - 0,4) = Rp 144.000,000,- Rp144.000.000 550.00 = 300,000 lembar saham baru. EPS= = Rp 93,- 2) BEP yt = = 8.857.143 unit BEP lama adalah: S800 ee 8.380.952 unit. -00000-

Anda mungkin juga menyukai

  • Ekosistem
    Ekosistem
    Dokumen6 halaman
    Ekosistem
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • MK2 Bab 11
    MK2 Bab 11
    Dokumen20 halaman
    MK2 Bab 11
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • Energi Dan Daya Listrik 1 2020
    Energi Dan Daya Listrik 1 2020
    Dokumen1 halaman
    Energi Dan Daya Listrik 1 2020
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • MK2 Bab 12
    MK2 Bab 12
    Dokumen9 halaman
    MK2 Bab 12
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • MK2 Bab 10
    MK2 Bab 10
    Dokumen19 halaman
    MK2 Bab 10
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • MK2 Bab 7
    MK2 Bab 7
    Dokumen15 halaman
    MK2 Bab 7
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • MK2 Bab 8
    MK2 Bab 8
    Dokumen12 halaman
    MK2 Bab 8
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • MK 2 Bab 4
    MK 2 Bab 4
    Dokumen20 halaman
    MK 2 Bab 4
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • MK2 Bab 9
    MK2 Bab 9
    Dokumen16 halaman
    MK2 Bab 9
    Rohmatul Faizah
    100% (1)
  • MK2 Bab 6
    MK2 Bab 6
    Dokumen16 halaman
    MK2 Bab 6
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • MK2 Bab 5
    MK2 Bab 5
    Dokumen15 halaman
    MK2 Bab 5
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • X Artikel
    X Artikel
    Dokumen21 halaman
    X Artikel
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • X Jurnal Sosiologi Masjid Jogokaryan
    X Jurnal Sosiologi Masjid Jogokaryan
    Dokumen22 halaman
    X Jurnal Sosiologi Masjid Jogokaryan
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • 324 786 2 PB
    324 786 2 PB
    Dokumen19 halaman
    324 786 2 PB
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • Aabb
    Aabb
    Dokumen29 halaman
    Aabb
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat
  • X Jurnal Heri Setiawan DKK
    X Jurnal Heri Setiawan DKK
    Dokumen8 halaman
    X Jurnal Heri Setiawan DKK
    Rohmatul Faizah
    Belum ada peringkat