1. LATAR BELAKANG
Program Strategi Nasional Pemerintah diantaranya yaitu merestorasi kawasan ekosistem gambut
yang terdegradasi dan area bekas terbakar melalui penerbitan berbagai regulasi dan kebijakan
yang mengatur tentang restorasi gambut dan Pemerintah telah menetapkan kebijakan pemulihan
mangrove di kawasan ekosistem mangrove yang terdegradasi atau kritis melalui percepatan
pelaksanaan rehabilitasi mangrove oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove. Secara khusus
Presiden Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2020 tentang
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) sebagai Badan Non-struktural yang memiliki
tugas pokok mengkoordinasi dan memfasilitasi implementasi restorasi gambut di 13 (Tiga Belas)
Provinsi yakni Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Riau,
Jambi, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, Papua Barat dan Papua dengan target Restorasi Gambut seluas 1.200.000 (Satu Juta
Dua Ratus Ribu) Ha dan Restorasi Mangrove seluas 600.000 (Enam Ratus Ribu) Ha dalam kurun
waktu 2021-2024. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove melaksanakan kegiatan antara lain
Rewetting (R1), Revegetasi.(R2), dan Revitalisasi (R3)..
Kegiatan operasi pembasahan rutin dan gambut terbakar dapat menggunakan infrastruktur
pembasahan gambut yang telah terbangun, dan/atau memanfaatkan mesin pompa apung atau
alat pompa lainnya selama tersedia cukup air. Dalam hal terdapat permintaan dari Satgas
Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi, operasi pembasahan gambut terbakar dapat dilakukan di
luar Peta Indikatif Restorasi dan/atau di wilayah terbangun Infrastruktur Pembasahan Gambut.
Dalam Pelaksanaan Operasi Pembasahan Lahan Gambut Satuan Kerja Tugas Pembantuan
Restorasi Gambut Tahun Anggaran 2023 memberdayakan Masyarakat Peduli Api (MPA)
dan/atau Tim Serbu Api Kelurahan (TSAK) selaku penerima hibah sumur bor dan mesin
operasionalnya sebagai pelaksana lapangan, dengan difasilitasi upah dan bahan bakar minyak
dalam pelaksanaan kegiatan.
Dengan dilakukannya Operasi Pembasahan Lahan Gambut, diharapkan dapat mencegahan dan
menangani kerusakan ekosistem gambut melalui berbagai kegiatan yang bertujuan membasahi
gambut yang rawan terjadi kerusakan atau meluasnya kerusakan pada ekosistem gambut. Serta
diharapkan dapat tetap terjaga dan lestarinya gambut, serta fungsi gambut berjalan secara
optimal dan sebagaimana fungsinya.
3. SASARAN
Sasaran dari pelaksana kegiatan Operasi Pembasahan Lahan Gambut ialah Masyarakat Peduli
Api (MPA) dan/atau Tim Serbu Api Kelurahan (TSAK) selaku penerima hibah dari pembangunan
infrastruktur Pembasahan Gambut berupa Sumur Bor serta alat operasionalnya.
4. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pelaksanaan pekerjaan operasi pembasahan lahan gambut ialah seluruh kelurahan/desa
yang telah terbangun sumur bor, menggunakan anggaran BRGM/TPRG.
Nama
No Kabupaten Kecamatan Desa/Kelurahan No. Kontak TOTAL
MPA
58 Lamunti 31
Mentawa Baru
77 Pasir Putih Budiono 082156427776 24
Ketapang
Kotawaringin
91 Arut Selatan Raja Seberang Arbiansyah 0822-5589-9315 50
Barat
TOTAL 8874
5. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
a. Adanya peningkatan kelembapan gambut yang dilakukan dengan pelaksanaannya Operasi
Pembasahan Rutin;
b. Adanya penurunan kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan di areal restorasi gambut
dengan adanya Operasi Pembasahan Rutin;
c. Adanya pasrtisipasi dan kerjasama TPRG dengan instansi terkait dalam kejadian bencana
kebakaran hutan dan lahan dengan adanya pelaksanaan kegiatan Operasi Pembasahan
Lahan Gambut;
d. Adanya data luasan area pembasahan/pemadaman (ha), data pihak-pihak yang terlibat dan
berperan dalam pemadaman kebakaran, data pokmas dan para pihak yang terlibat (HOK,
rincian seluruh pengeluaran biaya/ komponen kegiatan, dan dokumentasi pelaksanaan
kegiatan (foto dan Video singkat).
6. SUMBER PENDANAAN
Pekerjaan ini dibiayai melalui APBN DIPA TP TA 2023 Nomor : SP DIPA-029.14.4.145132/2023
Tanggal 17 November 2022 Satker Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah.
8. DASAR HUKUM
Dasar hukum pekerjaan ini mengacu pada :
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
b. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
c. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah berapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik indonesia 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 209,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5580) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem
Gambut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 260, Tambahn Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5957);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaran Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 663a);
f. Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2020 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 2);
g. Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan
Manggrove (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 298);
h. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang perubahan Atas peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33);
i. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MENLHK-II/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713);
j. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2021 tentang Penugasan Sebagian Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kepada 7 (Tujuh) Gubernur Untuk Kegiatan Restorasi Gambut Tahun Anggaran
2021;
k. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.7 /
SETJEN/ ROKEU/KEU.1/11/2020 tentang Panduan Standart Biaya Kegiatan Tahun
Anggaran 2021;
l. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Nomor
P.1/PPKL/SET/KUM.1/2/2021 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Lainnya Yang
Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Tahun 2021;
m. Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut Nomor P.1/KaBRG/2021 tentang Panduan
Penyelenggaraan Restorasi Gambut dan Rehabiilitasi Mangrove;
n. Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Nomor P.6/KaBRGM/2021
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Restorasi Gambut dan Mangrove;
o. Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut Nomor P.19/KaBRG/2021 tentang Operasi
Pembasahan Lahan Gambut;
p. DIPA Tahun Anggaran 2023 Nomor : SP DIPA-029.14.4.145132/2023 Tanggal 17 November
2022 Tugas Perbantuan Satker Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah Tahun
2023.
Bulan
No. Jenis Kegiatan
Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Pembentukan
1.
Taskforce Provinsi
Penyusunan Panduan
2.
Kegiatan
Sosialisasi dan
3.
Koordinasi Kegiatan
Pelaksanaan Operasi
4. Pembashan Lahan
Gambut
Laporan Pelaksanaan
5. Operasi Pembashan
Lahan Gambut
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Kerja ini disusun untuk selanjutnya menjadi
acuan dan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Operasi Pembasahan.