Bujang Tua Mancing Dapat Putri
(enulis : Aminin D.A, Penerbit: Dispopar Kabupaten Musi Banyuasin)
Pada tahun 1813 ada seorang ibu yang merintih kesakitan
Tbu: "Ehh ehh (mengedan) eeeeeeeeeh,, aduh sakit pak, eeeh, huft hufft”,
Owek owek owek kemudian terdengar tangisan bayi,
Ayah: “Alhamdulilah anak kita sudah lahir ya mak, dia laki-laki,
gantengnya mirip siapa ya, hmm. mirip Pak Made kan, iya kan, akan
aku beri ia nama Makassa"
Hari berganti minggu, bulan pun berganti tahun, Makassa tumbuh
menjadi pria dewasa, setiap hari ia menghabiskan waktu nya untuk
membantu orang tuanya, hingga usia Makassa bertambah tua
Suatu hari Makassa bermimpi, didalam mimpinya ia di datangi
oleh kakek tua,
Kakek: "Hai anak muda, nanti kau akan mendapatkan jodoh putri dari
kayangan yang cantik jelita”
Makassa: “Hah benarkah itu kek?"
Kakek: “Iya tapi kau harus ingat apa yang kau dapat nanti harus kau
simpan dengan baik ya dan mulai besok kamu juga harus rajin
memancing”
Keesokan harinya Makassa menceritakan mimpi itu kepada ibunya
Makassa: ‘Makk...umak mano mak ikak,umakk,”
Makassa menemui ibunya di belakang.
Makassa: “Umak., umak,”
Umak: "Oy...ape die yung, ade ape dak kau kelek kah mak lagi nyuci,"
Makassa: "Ikak nah mak, padek nian mak, semalem aku mimpi didatengi
samo kakek kakek tuo, kato kakek itu yo mak agek aku nikah samo
putri kayangan mak"
Umak: “Oy yungyung jangan galak ngayal, mane ade putri kayangan
galak dengen nga,"Makassa juga menceritakan mimpi itu kepada ayahnya,
Ayah: Berdoa..dan terus berusaha nak, jangan putus asa"
Dengan semangat makasa pergi memancing (sambal bernyanyi).
Jalan jalan ke teluk kijing
Jangan lupo bertemu kerabat
Jalan dewean nak pegi mancing
Inget mimpi laju semangat
Makassa: “Oy dem.dem mano ikan ini.”
Makassa yang kelelahan pun tertidur
Makassa: "Nah nah dapet ini eghh eghhh beratnyoo eghhh ya cumo
selendang, aku kiro ikan tadi yo sudalah aku simpen bae selendang
ini!
Saat Makassa masih asik memancing ada 7 orang putri yang
menemuai. Makassa,
Putri: "Bang selendang kami ada yang hilang?"
Makassa pun menjawab
Makassa: "Tidak dik, abang tidak melihatnya”
Putri: “Lalu itu apa? Bukankah itu selendang milik kami?"
Karena merasa di bohongi, terjadi lah perkelahian, ibu Makassa
yang mengetahui hal itu mengajak penduduk-penduduk untuk
menyudahi perkelahian itu. Karena terdesak ke 6 putri itu pun
terbang ke kayangan.
Purti: "Kakk.kakkk (menangis), aku tidak bisa terbang kak jangan
tinggal kan aku selendang ku hilang kakkkk,
Kemudian putri itu di bawa ke desa, oleh pemuka adat , Makassa
dan putri itu pun di nikah kan.
Pesan Moral dari cerita ini adalah kita harus berusaha dan
berdoa, jangan mudah putus asa dan kita juga harus sabar dalam
menjalani kehidupan ini karena rancangan Tuhan jauh lebih indah
dari rancangan manusia,