Anda di halaman 1dari 49

• Robbins, S. P. dan Coulter, M. (2018). Management.

Pearson
Referensi • Ubed, R.S., Raharjo, T., dan Yudanto, A. A. (2020).
Manajemen. PKN STAN
Subcapaian pembelajaran
MAHASISWA MAMPU MENUNJUKKAN HUBUNGAN ANTARA PERILAKU
INDIVIDU DALAM ORGANISASI DENGAN KEPRIBADIAN , SIKAP, DAN
PERSEPSI
Perilaku Organisasi: Fokus: Tujuan:
mempelajari perilaku orang- Perilaku individu
Untuk menjelaskan,
orang di tempat kerja • Sikap, kepribadian, persepsi,
pembelajaran, motivasi memprediksi, dan
Perilaku kelompok memengaruhi perilaku
pegawai
• Norma, peran, pembangunan
tim, kepemimpinan, konflik
Aspek organisasi: struktur,
budaya, kebijakan & praktik
manajemen SDM
PRODUCTIVITY ABSENTEEISM TURNOVER

ORGANIZATIONAL JOB SATISFACTION WORKPLACE


CITIZENSHIP MISBEHAVIOR
BEHAVIOR (OCB)
Employee Productivity Absenteeism Turnover
Ukuran kinerja pegawai (efisiensi Ketidakhadiran di tempat kerja Berhenti bekerja secara permanen
maupun efektivitas) dari sebuah organisasi (sukarela
maupun tidak).
Organizational Job Satisfaction Workplace
Citizenship Behavior
(OCB) Misbehavior
Perilaku diskresioner yang bukan Sikap umum individu terhadap Perilaku karyawan yang disengaja
bagian dari persyaratan pekerjaan pekerjaannya yang memiliki konsekuensi negatif
formal karyawan, tetapi mendorong bagi organisasi atau individu dalam
berfungsinya organisasi secara organisasi.
efektif.
Attitudes / Sikap
• Pernyataan evaluatif — baik yang
menguntungkan maupun yang tidak
menguntungkan — menyangkut objek, orang,
atau peristiwa.

Components Of An Attitude

• Cognitive component: kepercayaan,


pendapat, pengetahuan, atau informasi yang
dipegang oleh seseorang.
• Affective component: bagian emosional atau
perasaan dari suatu sikap.
• Behavioral component: niat untuk berperilaku
dengan cara tertentu terhadap
seseorang/sesuatu.
Job Satisfaction
• Sikap umum individu terhadap pekerjaannya.
• High level of satisfaction = positive attitude
Dissatisfaction = negative attitude
• Linked to:
• Productivity
• Absenteeism
• Turnover
• Customer satisfaction
• OCB
• Counterproductive behavior
Job Involvement

• Sejauh mana seorang karyawan mengidentifikasi


diri dengan pekerjaannya, berpartisipasi secara
aktif di dalamnya, dan menganggap kinerjanya
penting bagi harga dirinya.
• Komitmen tinggi → lebih sedikit absen dan
tingkat pengunduran diri yang lebih rendah.

Organizational Commitment

• Tingkat di mana seorang karyawan


mengidentifikasi diri dengan organisasi dan
tujuannya, serta ingin mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi.
• Menyebabkan tingkat absensi dan turnover
yang lebih rendah.
Job Satisfaction and Productivity Job Satisfaction and Absenteeism
Bagi individu, produktivitas tampaknya mengarah Karyawan yang puas cenderung memiliki tingkat
pada kepuasan kerja. Untuk organisasi, mereka absensi (ketidakhadiran) yang lebih rendah.
yang memiliki karyawan yang lebih puas, lebih Namun, hubungan tersebut juga dipengaruhi
efektif daripada mereka yang memiliki karyawan faktor lain.
yang kurang puas.
Job Satisfaction and Turnover Job Satisfaction and
Workplace Misbehavior
Karyawan yang puas memiliki tingkat
turnover yang lebih rendah; karyawan Karyawan yang tidak puas akan
yang tidak puas memiliki tingkat turnover merespons dengan cara apa pun. Namun,
yang lebih tinggi. tidak mudah untuk memprediksi dengan
tepat bagaimana mereka akan merespons.
Job Satisfaction and Job Satisfaction and OCB
Customer Satisfaction Kepuasan kerja menjadi penentu utama OCB
Tingkat kepuasan kerja pegawai frontliner karyawan. Karyawan yang puas akan
berkaitan dengan peningkatan kepuasan dan lebih cenderung berbicara positif tentang
loyalitas pelanggan. organisasi, membantu orang lain, dan bekerja
Sebaliknya, interaksi dengan pelanggan yang melampaui ekspektasi.
tidak puas dapat meningkatkan ketidakpuasan
kerja karyawan.
Instrumen/dokumen

• yang menyajikan serangkaian pernyataan


atau pertanyaan kepada karyawan yang
memunculkan perasaan mereka tentang
pekerjaan, kelompok kerja, penyelia, atau
organisasi mereka.

Umpan balik

• kepada manajemen tentang persepsi


karyawan tentang organisasi dan
pekerjaan mereka.
Orang mencari konsistensi dengan dua cara:
Konsistensi di antara sikap mereka. Konsistensi antara sikap dan perilaku mereka.

Jika muncul ketidakkonsistenan, individu akan:


mencari rasionalisasi atas
mengubah sikap mereka atau mengubah perilaku mereka atau
ketidakkonsistenan
Ketidakkonsistenan antara sikap atau antara perilaku
dan sikap.
• Inkonsistensi → tidak nyaman → berusaha dikurangi.

Keinginan untuk mengurangi disonansi dipengaruhi oleh:

• Pentingnya faktor yang menyebabkan disonansi.


• Sejauh mana individu percaya bahwa faktor tersebut dapat dikendalikan.
• Rewards yang tersedia untuk mengompensasi disonansi.
Sikap memengaruhi perilaku pegawai:
Manajer perlu melakukan survei tentang sikap pegawai dan melakukan hal-hal yang
mendorong sikap positif pegawai.
Perilaku (misalnya, kepuasan kerja) memengaruhi kinerja pegawai:
Manajer perlu fokus membantu karyawan menjadi lebih produktif untuk
meningkatkan kepuasan kerja.
Karyawan akan mencoba mengurangi disonansi.
Manajer perlu mengidentifikasi sumber eksternal dari disonansi.
Manajer dapat memberikan rewards sebagai kompensasi atas disonansi.
MYERS BRIGGS TYPE THE BIG-FIVE MODEL
INDICATOR (MBTI®)
Alat penilaian kepribadian umum yang mengukur kepribadian
seseorang menggunakan 4 kategori:

Preferensi dalam pemusatan perhatian:


Extraversion or Introversion (E or I)

Preferensi dalam pemahaman


informasi: Sensing or Intuition (S or N)

Preferensi dalam pengambilan


keputusan: Feeling or Thinking (F or T)

Preferensi dalam pola hidup: Perceptive


or Judgmental (P or J)

Apa tipe kepribadian Anda?


https://youtu.be/ASzv9TYnGRU.
16 tipe kepribadian MBTI
Sosial, suka bicara,
asertif, nyaman
Extraversion berhubungan dengan
orang lain

Baik hati, kooperatif,


Agreeableness dan percaya

Bertanggung jawab,
dapat diandalkan,
Conscientiousness gigih, dan berorientasi
pada pencapaian
Tenang, antusias, dan
aman (positif) atau
Emotional Stability Tegang, gugup, depresi,
dan tidak aman (negatif).

Openness to Imajinatif, artistik


Experience peka, dan intelektual
LOCUS OF MACHIAVELLIANISM SELF-ESTEEM (SE) SELF-MONITORING RISK-TAKING
CONTROL (MACH)
Internal locus:

• orang yang percaya bahwa mereka mengendalikan nasib mereka sendiri.

External locus:

• orang yang percaya bahwa apa yang terjadi pada mereka adalah karena
keberuntungan atau kebetulan (efek dari kekuatan luar yang tidak terkendali).
Sejauh mana seorang individu pragmatis,
mempertahankan jarak emosional, dan berupaya
mendapatkan dan memanipulasi kekuatan/power —
tujuan dapat membenarkan cara.
SE tinggi SE rendah

• Percaya bahwa mereka punya • Lebih rentan terhadap pengaruh


kemampuan yang diperlukan untuk eksternal.
mencapai kesuksesan. • Bergantung pada evaluasi positif dari
• Mengambil lebih banyak risiko dan orang lain.
menggunakan pendekatan yang tidak • Lebih rentan untuk menyesuaikan diri
konvensional. dibandingkan dengan yang tinggi.
• Lebih puas dengan pekerjaan mereka
daripada Low SE.
High self-monitors: Low self-monitors
Peka terhadap isyarat eksternal dan berperilaku Tidak dapat menyesuaikan perilaku mereka
berbeda dalam situasi yang berbeda. dengan situasi. Berperilaku konsisten di depan
Dapat menghadirkan pribadi di muka umum yang umum dan pribadi dalam berbagai situasi.
bertentangan dengan diri pribadi — manajemen
kesan.
.
High risk-takers
mengambil lebih sedikit waktu dan lebih sedikit
informasi ketika membuat keputusan. low risk-takers
Proactive personality: Resilience:
suatu sifat kepribadian yang kemampuan individu untuk mengatasi
menggambarkan individu yang lebih tantangan dan mengubahnya menjadi
cenderung mengambil tindakan untuk peluang
memengaruhi lingkungan mereka
.
Emotions & Emotional intelligence Dimensi emotional intelligence

• Emotions: perasaan intens yang • Self-awareness


diarahkan pada seseorang atau • Self-management
sesuatu. • Self-motivation
• Emotional intelligence: kemampuan • Empathy
untuk memperhatikan dan
• Social skills
mengelola isyarat dan informasi
emosional.
Dengan memahami perilaku
orang lain,manajer dapat
Tes kepribadian dalam seleksi Membantu memahami perilaku
bekerja lebih baik dengan
karyawan karyawan
orang lain (baik di dalam/luar
organisasi)
Sikap,
Karakteristik pribadi kepribadian,
penerima motif, minat,
pengalaman,
(perceiver) harapan

Karakteristik target kekhasan,


kontras, dan
yang diobservasi kesamaan

waktu, lokasi —
menarik
Faktor situasi perhatian atau
(konteks) mengalihkan
perhatian dari
target
Bagaimana tindakan individu
dipahami oleh orang lain Menentukan sumber perilaku:
tergantung pada apa makna Distinctiveness/kekhasan: perilaku yang
(penyebab) yang kita atributkan berbeda dalam situasi yang berbeda
pada perilaku tertentu. Consensus: perilaku serupa dengan
orang lain dalam situasi yang sama
• Internally caused behavior: di bawah
kendali individu/seseorang Consistency: keteraturan perilaku yang
sama dari waktu ke waktu
• Externally caused behavior: karena
faktor luar
Fundamental attribution
error
• Kecenderungan untuk meremehkan
pengaruh faktor eksternal dan
melebih-lebihkan pengaruh faktor
internal atau pribadi.

Self-serving bias

• Kecenderungan individu untuk


menghubungkan kesuksesan mereka
dengan faktor-faktor internal sambil
menyalahkan kegagalan pribadi pada
faktor-faktor eksternal.
Assumed Similarity Stereotyping Halo Effect
Menilai seseorang berdasarkan Membentuk kesan umum
Menganggap orang lain seperti kita persepsi kita terhadap suatu seseorang berdasarkan karakteristik
daripada diri mereka sebenarnya kelompok yang menjadi bagiannya. tunggal orang tersebut
Manajer perlu mengenali bahwa karyawan bereaksi terhadap persepsi,
bukan realitas.

Karyawan menafsirkan apa yang mereka lihat, sehingga potensi distorsi


persepsi selalu ada.

Perhatikan dengan cermat bagaimana karyawan memandang pekerjaan


mereka dan tindakan manajemen.

Anda mungkin juga menyukai