Anda di halaman 1dari 7
EESuGrNs z3 (RB Cees ee SINTESIS COCO-DIETHANOLAMIDE DARI MINYAK KELAPA DENGAN METODE AMIDASI (SYNTHESIS OF COCO-DIETHANOLAMIDE FROM COCONUT OIL BY AMIDATION METHOD) Kendedes Yuniasri Balai Besar Kimia dan Kemasan oco-diethanoiamide merupakan surlaktan non-ionik yang dapat di buat dari minyak Kelapa. Coco-dieihanolamide lebih mudah terurai secara biologis apabila dibandingkan dengan surfaktan yang diperoleh dar sintesis potrokimia. Penelitian sintesis Coco-diethanolamide skala laboratorium telah dilakukan dengan dua metode, yaitu dengan cara metode langsung dan metode bertingkat. Melalui metode langsung, yaitu reaksi antara trigliserida dari minyak kelapa dengan dietanolamina perbandingan molar 1 : 6, diperoleh total amina tertinggi 31,847 pada kondisi suhu operasi 90°C selama 150 menit. Pada percobaan dengan metode bertingkal, triglisenda dijadikan metil ester dahulu kemudian cisintesis dengan dietanolamina menggunakan perbandingan molar t ~ 1, kondisi operesi terbaik adalah pada suhu 90°C dengan lama pemanasan 120 menit, yang menghasilkan total amina teriinggi yaitu 61,39%. Kata kunel : trigliserida, moti! ester, dictanolamina, Coco-diethasolarnicia, minyak kelapa biologically degradable compare to the surfactant which is Glue lous ( oco-diethanalamide is non-ionic surfactant which can more obtained from petrochemical synthesis. Research on synthesis of Coco-diethanolamide has been cared out in laboratory scale by two methods .2.: direct method and two step method. Direct method was conducted by direct reaction between triglyceride from coconut oil and diethanolamine in molecular ratio 18 al GO'C for 150 minutes, Total amine oblained was 31,8436. The two step method was consists of two step reactions. First reaction was esterification of triglyceride to obtain methyl esther and then followed by reaction with dathanolamine in molecutar ratio 1:7 at 90°C for 120 minutes. By this methad total amuna. obtained was 67.39%, Keywords : triglyceride, matiy! aster, diethanolamine, coco-diethanolamide, coconut oil surfaktan non-ionik, seperti yang dapat dilihat ET Kebuluhan akan produk yang berbasis famah lingkungan torus meningkat seiring cangan semakin sadamye masyarakat me- ngenai pelestarian lingkungan. Salah satu Produk yang banyak digunakan adalah dari semakin berxembangnya produk dari industri tekstil, kimia, cal, Kosmetik dan industri makanan yang seruanya membu tuhxan surfaktan sebagai bahan aktil Pada umumnye surfaktan disintesis dari turunan minyak bumi dan gas alam Minyak Lee bumi merupakan bahan baku yang sulit untuk Giperbaharui dan surfaktan yang dihasilkan dari sintesis minyak bumi sukar terdegradasi oleh alam sehingga sering menimbulkan masalah berupa pencematan _ingkungan Altematit yang dapat dipakai untuk mengatesi hal tersebul adalah memanfaatkan minyak nabati atau hewani untuk digunakan sebagai batian baku pembuatan surfaktan. Beberaoa janis minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan baku pombuatan surfaktan antara lain minyak sawit, minyak zai‘un, minyak kedelai, minyak biji matahari, minyak kelapal dan beberapa jenis minyak nabati lainnya Minyak kelapa memiliki potonsi yang besar untuk dijadikan sebagai bahan baku surfaktan. Salah satu surfaktan yang dapat disintesis cari minyak kelapa adalah coco- dieihanolamide yang banyak digunakan se- agai peningkat busa, pengemuisi, pelembut dan pengental para industri kosmetik, seperti sabun cair, sampo, dan cairan pencuei tangan. Berdasarkan data tahun 2002 volume okspor minyak_kelapa sebesar 686.172 ton dengan nilai US $ 292,691.000,- Jika minyak kelapa diekspor dalam bentuk turunannya, maka akan memberixan nilaitambal. Karakterstik minyak kelapa memungkinkan bagi industri untuk melakukan diversifikasi Selah satunya adalah untuk memproduksi surfaktan. Pemanfaatan minyak kelapa untuk pembuatan surfaktan memilki peluang yang cukup baik. Pada saat ini industri-indus' delerjen, farmasi dan kosmetika berkembang dengan pesat_ sehingga —menyebabkan kebutuhansurfaktan meningkat. Dengan’ adanya bahan baku nabati pada pembuatan surlaklan, maka kebutunan’ surlaktan yang aman dan ramah lingkungan untuk keperluan industri dapat terpenuth Pada penelitian ini akan dicari kondisi proses optimum sintesis senyawa N-etanol alkyl amida dari trigliserida minyak kelapa dan estemya yang dapat direaksikan dengan senyawa yang mengandung gugus nitrogen yaitu dietanolamina menjadi dietanolamida Reaksi esterifikasi dapat _menggu- nakan katalis, baik katalis asam (HCI, H.S0,) atau katalis basa (NaQCHs, KOH,NaOH dan sodium metilat). Reaksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara Iain suhu, kecepatan pengadukan, jumiah metanol dan pemakaian katalis. Semakin besar suhu yang digunakan untuk estenifikasi, semakin singkat waktu yang Giperlukan untuk bereaksi. Reaksi esteriiikasi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan mendekati titi didih -metanol Kecepatan pengadukan akan berpengaruh terhadap kecepatan reaksi. Semakin tinggi kecepatan pengadukan, metil ester akan semakin capat terbentuk. Pemakaian metanal berlebih akan mendorong reaksi ke arah pembentukan metil ester. Perbangingan metanol — asam lemak 6 : 1 pada reaksi estetifikasi dengan teknik Gatch akan mem- berikan metil ester dengan karakteristik terbai (Gunadi, 1999). Dietanolamida merupakan _surfaktan non-ionik dengan siruklur molekul sebagai berikut Gugus R_- merupakan bagian hidrofobik dietanolamida yang biasenya merupakan ranlai karoon dari asam laurat sebagai kom- ponen asam lemak terbanyak pada minyak kelapa. Sedangkan agian hicrefiliknya merupakan moleku! yang tidak bermuatan, sehingga disebut sebagai surlaktan non-iorik Dietanolamida —termasuk — kelompok senyawa alkanolamida, yaitu senyawa yang merupakan produk reaksi dari alkanolamina dengan asam lemak, metil ester, atau trigliserida seperti minyak kelapa | (Alton E.Bailey 1998). Ade empat kolompck senyawa alkanolamida, yaitu monoetanolamida (MEA), dietanolamida (DEA), monoisopropanolamida (MIPA), dan etoksilat alkanolamida. Minyak kelapa sebagai bahan baku pembustan Coco-dizthanolamide torsusun cat beberapa asam lemak seperti yang terlihal pada Tabel 1 EXE aers Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari minyak kelapa yang diperoleh di pasaran, metanol, KOH, NaOH, sodium meiia, Gietanolamina, indikator phenolphthalein, HCI, bromphenci blue, alkohol, isopropanol dan Metil ester. Alat yang ‘digunakan dalam penelitian adalah reactor Parr kapasitas sat galon Ar ene ne Pe Tabel 1 Komposisi asam lemak yang tercapat pada minyak kelape _( % ). [Asam Lemak | Young (1883) (George (1994), Asamkaproat | 49g | __‘Tidak (c6:0) : terdeteksi ‘Asam kapriat eo 3.415 5.60 ‘Asem Kaprat . ‘foo 3.215 5.80 ‘Asam laurat a e129) 41-50 48,20 ‘Asam miristat (C140) 1323 | 18,60 ‘Asam palmitat | ce | az 10,30 ‘Asam stearal | e180) 1,0-4,7 13,10 ‘Asam olesit (e180) 34-12 8,20 ‘Asam linoleet (e182) | 9937 | 190 ‘Asam linolenat | __ Tidak Tidak (18:3) terdeteksi | terdeteks! Metode 1. Penelitian Pendahuluan Pada tahap awal penelitian dimulai dengan analisa minyak kelapa sebagai penoiifian pendahuluan untuk mengetahui karakteristik dari minyak kelapa dengan menganalisis sifat fisiko kimia minyak sebagai bahan baku yang bisa cikembangkan. Sitat fisiko kimia yang dianalisis meliputi parameter kotoran, kadar air, bilangan iod, kadar asam lemak bebas dan minyak pelikan. 2. Sintesis coco-diethanolamide dengan metode langsung Sintesis coco-diethanalamide dengan metode langsung adalah mereakelkan tl- gliserida yang ada dalam minyak kelapa de- ngan dictanolamina dalam perbandingan mo lar 1:6 atau perbandingan berat antara minyak kelapa dan diethanolamina 6389 : 6309, menggunakan katalis, sodium metilat 0,6%. suhu divariasikan 90°C dan 105'C dengan tekanan 1 atm dan waktu reaksi 90, 120, 150 dan 180 menit. 3, Sintesis coco-diethanotamide dengan metode bertingkat Sintesis dengan cara ini disebut juga cara superamida yaitu mereaksikan dietano!- amina dengan metil ester. dengan perban: dingan molar 1:1, Katalis yang digunakan adalah sodium metilat 0.5%. Reaksi_ ber- langsung pada tekanan 1 alin dengan suhu divariasikan £0 °C dan 105°C waktu reaksi 90, 120, 150 dan 180 menit Metil ester diperoleh dari esierifikasi trigliserida minyak kelapa dengan kondisi suhu operasi 60°C selama 2 jam menggunakan katalis sodium metiat 0,5% cengan perban- dingan molar methanol dan minyak kelapa 6:1 Analisis produk Untuk mengetahui terjadinya reaksi, dilakukan anelisis pada procuk meliputi total amidda, warna, pH, berat jenis, viskositas, dan FFA. SESS 1. Penelitian Pendahuluan Minyak kelapa merupakan minyak nabalti yang dapat diolan lebih lanjut menjadi turunannya yang banyak diputuhkan pada industri oleokimia, salah satunya adalah menjadi coco-diethanolamide. Hasil_ analisa sifat fisiko-kimia minyak kelapa yang digu- nakan dalam penelitian int dapat dilihat pada Tabe! 2 Temyata asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak kelapa cukup tinggi. Namun hal ini masitt memurgkinkan untuk dilakukannya reaksi esterilikasi dan amidasi pada minyak kelapa, karena ikatan rangkap yang masih ada dapat diurai menjadi ikatan yang lebih sederhana. Kualilas minyak kelapa yang digunakan akan berpengarun tarhadap total amida yang dihasitkan. Semakin kecil kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa yang digunakan, maka akan diperoleh hasil total amida yang lebih besar. Tabel 2. Sifat fisiko kimia minyak kelapa yang junakan untuk penelitian No| Parameter Hasil ull [4 [Kotoran (% berat) 0.66 2_ | Kadar air (% beral) 0.29 3. Bilangan jod 5,85 (g jod/100 g conton) 4 | Asam lemak beba! 9.43 (% berat) 5 Minyak pelikan ~ Negatif Tee Sintesis Coco-diethanolamide dengan Metade Langsung Sintesis secara —_langsung penelitian ini menggunakan ‘rigliserida dad minyak kelapa yang = mempunyai gugus karboksilat dalam struktur senyawanya, dan gugus karboksilat ini bereaksi dengan senyawa yang mangandung gugus nitrogen Reaksi aniara lrigliserida dalam minyak kelapa dengan distanolamina pada perbandingan| jumlah molar yang telah ditetapkan secara teortis akan terbentuk sebagal borikut : oe HRWCHCHLOH)s + RAGOMOH RrCOHICHLCH M+ OHH one one 2 dalam Ingiseiite oetyetaria Dari reaksi dapat dilihat bahwa pada cara perlama, antaratrigliserda dan dietanolamina dengan perbandingan 1:6 akan dihasikan senyawa dengan gugus ester amida dan gliserin, Asam lemak lebas Pada metode Jangsung suhu dan waktu bemengaruh pada kandungan asam lemak bebas dalam produk coco-diethanalamide. Dengan adanya pemanasan pada proses amidasi akan menununkan juriah asam lemax bebas yang ada dalam produk coco- dietianolamide. Turunnya asam lemak di- mungkinkan kerena putusnya rantai asam lemak menjadi asam lemak bebas berantal pencek yang mudah menguap seperti hidro- kardon dan keton, Reaksi pembentukan coco-ofothianolamiae dilakukan pada suhu 90°C dan 105°C dengan tekanan 1 atm, waktu reaksi $9, 120. 150 dan 180 meni. Leesan Terhadap —caco-diathanolamide yang terbentuk dilakukan analisa yang meliputi total amida, viskositas, berat jenis, pH, warna dan asam lemak bebas. Hasil analisa soleng- kapnya dapat diinat pada Tabel 3. Hal ini nampak bahwa jumlah asam lemak bebas dari minyak kelapa sebelum diproses 9.43%. Sesudah proses amicasi pada percobaan menggunakan suhu 90 °C lama reaksi 90 menit, hasil uji asam lemak bebas 0,0478%. Kandungan asam lemak bebas lebih tinggi untuk waktu reaksi makin lama, terlinat pada waktu reaksi 120 menit kandungan asam lemak bebasnya 0,1382% dan unluk yang 150 menit 0,1957% dan 180 menit 0,1973% Apabila suhu reaksi dinalkkan menjadi 105°C, angka asam lemak bebas memberikan besaran yang berbeda pula, Untuk waklu reaksi 90 menit 0,3126% makin lama waktu reaksi yaitu 180 menit asam lemak bebasnya lebih besar yaitu 0,637 2%, Viskositas dan berat jenis Viskosilas dan berat jenis dad hasil percebaan pada beberapa variabe| menun- jukkan bahwa, perbedaan perlekuan suhu dan lama waktu reaksi, yaitu suhu 90°C dan 105°C. dongan wakty 90 menit, 120, 150 dan 180 menit angka viskositasnya berkisar 692 cP sampai 742 cP. Sedang berat jenis produk (c0co-diethanolamide Hasil pereobaan berkisar antara 1,01 pada 15/15°C sampai 1,02 pada 155°C. © pHdanwarna Pada hasil uji dari percobaan menun- jukkan bahwa untuk periakuan dengan suhu 90°C pH produk adalah 9,0 secang pada suhu Tabel 3. Produk coco-diethanolamide hasil reaksi antara Ingliserida dalam minyak kelapa dengan dietanolamina [mo | FFA ere ass | pH | Wama % total amida | {4 — _ | — L2 0,1382 705 | 702 | 9.0 | Keningjemin 28,40 3 0.1957, 710 1,02 9.0 Kuning jernih 31,84 4 0,1973 | _712 1,02_| 9.0 | Kuning kuning 28.57, (3 0.3125 | 690 | 4.01 [8.0 | Kuning jonni 28.43 (6 0.5530 | 699 1,01 | 8.0_| Kuning jer 27,41 ma [os7is {730 [1,028.0] Kuning jernih 27.58 | [8 | 0.6371 742 1.02 | 8,0_| Kining jernin | 25,49 MEISE 105°C pHnya 8,0. Warna procuk yang dihasilkan dari beberapa percobaan wamanya sama yaitis kuning jernih © Total amida Terbentuknya total amida dalam pembuatan dietanolamida pada proses reaksi antara dietanolamina dengan _ trigliserida dalam minyak kelapa pada suhu 90 °C dengan waktu reaksi berbeda akan memberikan besaran hasil amida yang berbeda pula. Paca waklu raaksi 80 meni total amida yang terbentuk 30,04%. Nilai total amida tertinggi pada waktu reaksi 150 menit, yaitu sebesar 31,84%. Makin lama reaksi berjalan total amida yang terbentuk menjadi turun yaitu 28,57%. Jika. suhu reaksi dinaikkan menjadi 105 °C dengan waktu reaksi 90 menit, 120, 150 dan 180 menit ternyata total amida yang terbentuk makin berkurang. Hasiluji_laboratorium menunjukkan bahwa pada wakiu reaksi 90 merit, total amida yang terbentuk 28,43% dan pada 189 menit menjadi 25,49%. Hubungan suhu dan lama waktu reaksi terhadap terbentukrya total amida dalam reaksi dapat ilinat pada Gambar 1. 3. Sintesis Coco-diethanolamice dengan Metode Bertingkat Peneilian pemibuatan coco-dfethandlamide cara yang kedua adalah meresksikan metil ester dengan dietanolamina. Sedan metll ester dibuat dengan cara esterfikasi trigi- serida delam minyak kelapa dengan motanol dan sisa metano) Cari esterifikasi ¢uepkan Meiil ester sebagai bahan baku untuk oleokimia dasat atau turunannya, memilki beberapa keuntungan seperti produk akhir dengan kemumian yang tinggi, penotapan kondisi operasi yang lebin mudah selama sintesa,memerlukan bahan yang tidak terlalu VA ee sun -*sulu 0 50 00 150 waktu (merit) Gambar 1. Hubungan waktu dan suhu terhadap terbentuknya total amina dari he reaksi antara trigliserida dengan dietanolamina mahal untuk konstruksi seta mudah didegradasi. Meti) ester dari minyak kelapa pada reaksi tersebul dapat diperolen dari esteritikasi minyak kelapa, Proses ini dikenal juga dengan nama alkoholisis atau secara spesifik disebut dengan metanolis's karene~menggunakan metanal dalam prosesnya. Reaksi esterifikasi dari_asam lemak ini dapat dilihat sebagai berikut RY + ROH pm REOOR + ROH disem lemsk altehol ete aieohet Reaksi pembualan coco-diethanolamids dari meti| ester — dietanolamina dengan metode amidasi adalah sebagi berikut }eKCHACHIIAY? #ROODR: —P ROMWECHSH CH 2+ ROHL Deettolamina Proses dilakukan pada tekanan atmostir dengan subu dan waktu divatiasi. Variasi sun yang digurakan 90°C dan 108'C sedangkan variasi waktu yang ditetapkan 90 menit, 120 menit 150 dan 180 menit. Data hasil sintasis coco-diethanolamide dengan cara keciua dapat dilihat pacia Tabel Tabel 4 rei este Diethanolnila akon! Tabel 4. Produk coco-viethanolamide hasil reaksi antara melil ester dengan dietanola nina | wFFA fee ae [oa Warna | % total amida 149 0.8543 | 10 | Kuning jernin #45 [0.8873 | —10—|—kuning jernin 31 [0.8568 | 10] — Kuning ernih 80 | 0.8794 | 10 | Kuning kuning 139 | 0.8878 | 10 | Kuming jain #20 [0.8763 [10 | — kuning jernin @7___| 0.8877 | 10 | Kuning jamin 78 [.200 | 10 | —Kining or Teese nee © Berat jonis , pH dan warna Hasi| yji laberatorium untuk berat jenis , pH dan wama pada pembuatan coco- disthanolamide dengan cara yang kedua, baik pada suhu operasi 90°C maupun 105°C hasil analisa untuk berat jonis berkisar antara 0.8200 sampai 0.8877 dan pHnya 10,0 Sedang warna dari produx yang dihasilkan dari beberapa percobaan adalah kuning jernih * Asam lemak bebas dan viskositas Asam lemak bebas yang ada dalam malil ester sebelum diamidasi besarnya 0.94% dengan pemanasan suhu 90°C dan 105°C pada percobaan ini besamya berkisar antara 0,2288% - 0,5673%. Viskesitas untuk suhu 90°C waktu 90 manit 149 cP. Makin lama wakiu reaks! yall. 180 meni viskositas turan menjadi 80 oP. Bila suhu proses dinaikkan menjadi 105°C viskositasnya_mengelami_penurunan ppula yal untuk wakiu reaksi 90 menit 189 6? sedang 180 meni 78 cP. Pada cara kedua suhu dan waktu reaksi berpengaruh pada besaran rilai viskositas. + Total amida Pada suhu 90°C dan waktu $0 menit, total amida yang terbentuk adalah 60,63% dan untuk 120. menit adalah 61,39%. Namun dengan waktu reaks! 180 menit total amica ‘urun menjadi §0,03%, Pada percobaan cara kedua dapat dilinat bahwa suhu operasi mempengaruhi terben- tuknya total amida. Pada suhu g0°C dan 105°C dengan waktu reaksi yang sama 120 menit, total amida yang terbentuk tidak sama. Tolal amicia yang terbentuk dengan suhu 90°C adalah 61,89% dan dengan suhu 105°C. adalah 46,98% ( Gambar 2). Informasi dari industri kosmetik menya- takan bahwa salah satu persyaratan surfakian yang dapat digunakan harus mempunyai total amida 60% Coco-diethanolamide dapat diperoieh dengan cara mereaksikan minyak kelapa atau metil ester dengan dietanolamina, Metode bertingkat memperikan kadar total amida lebih tinggi dan viskositas rendah bila dibanding dengan yang menggunakan metode langsung, Total amida > suhy 105 “—suihu 90) 150 200) 50100 waktu (meni) Gambar 2. Hubungan waktu dan suhu tethadap terbentuknya total amida dari ha reaksi antara met ester cengan dietanolamina karena proses esterifikasi merubah trigliserida menjadi ester. Dengan proses amidasi ester bereaksi sempuma membentuk amida, Dari nasil peneitian diatas dapat disimpulkan bahwa © Dari sintesis coco-diethanolamide dengan me-tode langsung diperoleh : total amiga berkisar 25,49 - 31.84%, _viskosilas, enderung besar 692 ~ 742 Cp, herat jenis 7,02, dengan pH 8,0 — 9,0 dan asam lemak bebas (FFA) terardah 0,0478 dan tertinggi 0,6371 %. ¢ Sedangkan dengan menggunakan metode bertingkat diperoleh data : total amica terendah 92,93% dan tertinggi 61,39%, vaskosilas 78 — 149 Cp, beral jenis 0.8200 0, 8878, pH 10,0 dan asam lemak bebasnya 0,2238 - 0, 5673%. © Hasil optimal dari penelitian yang dilakukan adalah _menggunakan metode bertingkat dengan perbandingan molar 1: 1 pada kondisi proses suhu 90°C, waklu +20 menit PH 10.0. Karakterisiik Coco-diethanolamide yang dihasilkan adalah: total amida 61,39%, viskositas 145 op, berat jenis 0.8537 dengan kacar FFA 0,224 % DAFTAR PUSTAKA. 1. Alton E. Baliloy. 1996, Bailey Industrial Gil and Fat Products : Vol. Industry and Consumer Nonediible Products from Qi! and Fats. Jhon Wiley & Sons, New York 2. Boocock, D.G.B, S.K Konar, Mao, C. Leo, & S. Buligan, 1998. Fast Formation of High-Purity Methyl Esters from Vegetable is, JAOCS (75) : 1167-1172 Jurnal Riset Industri Vo 3. Damoko, D & M. Choryan, 2000. Continuous Production of Palm Methyl Estors. JAOCS (77) : 1269-1272. 4. Gunadi, F. 1998. Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas sebagai Bahan Baku Ester Metilal. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor 5. Hui, Y.H, 1996. Bailey's Industrial Oil and Fai Products : Edible Oil and Fat products Oil and Gilseeds. Jhon Whiley & Sons, New York. 6. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Ul Press, Jakarta. i 8. COTE ec Nuryanto, E & S. Sadi, 1998. Pombuatan Senyawa N-etanolalkil amida dari asam lamak sawit. Puspitek Serpong, Jakarta. Spitz, L. 1998. Soap and Detergents : A Theoretical and Practical Review. American Oils Cheris's Society Champaign, tlinois. Supple, B, R. Howard-Hiddigg, E. Gonzalez, & J.J. Leahy. 2002. The Effect of Steam Treating Waste Cooking Oil on the Yiold of Mothyl Ester, JAOCS (79) - 175- 178

Anda mungkin juga menyukai