Obat Jantung Yang Aman Untuk Ibu Hamil
Obat Jantung Yang Aman Untuk Ibu Hamil
Oleh :
Kelompok IX
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
D. Kasus.........................................................................................................9
E. Analisa.....................................................................................................10
BAB IV PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
ABSTRAK
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3
B. Indikasi Obat yang Aman pada Masa Kehamilan
4
Selain prinsip pemilihan obat, yang menjadi acuan adalah golongan obat
dalam tingkat keamanannya bagi kehamilan. Berikut penggolongan obat
berdasarkan FDA Amerika Serikat yang banyak menjadi acuan dalam
mempertimbangkan penggunaan obat dalam praktik:
5
janin. Utamakan memilih obat dengan kategori yang lebih aman untuk ibu
hamil.
1. Kardiotonika
Kardiotonika adalah obat-obat dengan khasiat memperkuat kontraktilitas
otot jantung. Obat ini terutama digunakan pada gagal jantung
(dekompensasi) untuk memperbaiki fungsi-pompanya. Kelompok
kardiotonika terdiri dari:
a. Glikosida jantung
Semua obat ini berasal dari tumbuhan dan yang terpenting adalah
digitalis (‘fox glove’) sedangkan strofantus (strofantin) sudah menjadi
obsolet. Semua glikosida jantung memiliki rumus steroida, seperti
hormon kelamin dan anak ginjal, kolestrol dan vitamin D.
Contoh obat kelompok glikosida ini adalah digoksin dan
digitoksin. Termasuk kategori C dalam indeks keamanan kehamilan.
Khasiatnya yaitu memperkuat kontraksi otot jantung, hingga volume-
pukulan, volume-menit, dan diuresis diperbesar, serta jantung yang
membesar mengecil lagi. Penggunaannya terutama pada dekompasasi
jantung dan fibrilasi jantung dengan ritme balik pesat. Efek
sampingnya yaitu gangguan lambung-usus, mual dan nyeri perut. Efek
samping ini bisa diatasi dengan pertama-tama penghentian pemberian
obat dan memberikan suplemen kalium. Dosisnya digitalisasi oral
0,25-0,75 mg sehari a.c. selama 1 minggu, pemeliharaan 1 dd 0,125-
6
0,5 mg a.c. Wanita hamil diperbolehkan menggunakan obat ini dalam
dosis normal
b. Dopaminergika
7
gliseriltrinitrat, trinitrin, nitrostat, nitroderm TTS (plester). Obat angina
yang aman untuk ibu hamil dari kelompok vasodilator koroner adalah
dipiridamol.
Dipiridamol adalah sebagai penghambat-fasfodiesterase. Namun
obat ini tidak begitu efektif karena obat ini merupakan obat tambahan
antikoagulansia pada bedah penggantian katup jantung untuk mencegah
penyumbatan karena gumpalan darah. Efek sampingnya adalah gangguan
lambung-usus, nyeri kepala, pusing dan palpitasi yang bersifat sementara.
Dosis pada angina oral 3 dd 50 mg 1 jam a.c. pada bedah katup jantung: 4
dd 75-100 mg a.c.
Sedangkan pada kelompok β-blockers obat yang aman untuk ibu
hamil adalah sotalol. Namun sotalol hanya boleh dikonsumsi pada
trimester 1 saja. Sotalol merupakan satu-satunya β-blockers yang
berkhasiat anti aritmia kelas III. Berhubung efek sampingnya lebih ringan
dari pada amiodaron, maka zat ini lebih disukai pada terapi aritmia
serambi dan bilik. Dosis aritmia oral 2 dd 80 mg a.c., berangsur-angsur
dinaikan sampai maksimal 2 dd 160 mg, hipertensi dan angina 1 dd 160
mg.
3. Antiaritmika
8
impulsnya dipersingkat tanpa mengurangi daya kontraksi jantung.
Terutama digunakan IV pada aritma ventrikuler akut khususnya setelah
serangan infark jantung. Injeksi IV segera (dalam jam pertama) setelah
infark mengurangi kematian sampai 20-30%. Efek sampingnya yaitu rasa
lena pada dosis biasa. Dosis yang dianjurkan yaitu 300 mg (klorida) secara
IM, atau 50-100 mg dalam 1-2 menit jika perlu diulang setelah 5-10 menit
secara IV. Langsung dilanjutkan dengan infus 200-300 mg/jam.
D. Kasus
9
on the best available evidence considering the rare occurrence of this
event.
E. Analisa
10
kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis. Dalam kondisi
hamil penyakit jantung itu sendiri sudah mengalami permasalahan dalam
memompakan darah keseluruh tubuh. Pada saat hamil mulai dari minggu ke
enam volume darah ibu semakin meningkat sampai dengan 50% karena
proses pengenceran darah. Aliran darah akan lebih banyak dipompakan ke
peredaran darah rahim melalui plasenta untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan janin sehingga kerja jantung menjadi lebih berat.
Salah satu penyakit jantung ialah ischemia. Keadaan ischemia jantung
adalah adanya penyumbatan persial darah ke jantung. Penyakit ini dapat
diobati dengan vasodilator koroner yang merupakan pilihan pertama dan zat-
zat yang mengurangi kebutuhan jantung akan oksigen (β-blockers dan
antagonis kalsium).
Vasodilator koroner membantu memperlebar arteri jantung,
memperlancar pemasukan darah serta oksigen dan dengan demikian
meringankan beban jantung. Pada serangan akut obat pilihan utama adalah
nitrogliserin (sublingual) dengan kerja pesat tetapi singkat. Sebagai terapi
interval guna mengurangi frekuensi serangan tersedia nitrat long-acting
(isosorbide-nitrat), antagonis Ca (diltiazen, verapamil) dan dipiridamol.
Dipiridamol adalah sebagai penghambat-fasfodiesterase. Namun obat
ini tidak begitu efektif karena obat ini merupakan obat tambahan
antikoagulansia pada bedah penggantian katup jantung untuk mencegah
penyumbatan karena gumpalan darah. Efek sampingnya adalah gangguan
lambung-usus, nyeri kepala, pusing dan palpitasi yang bersifat sementara.
Dosis pada angina oral 3 dd 50 mg 1 jam a.c. pada bedah katup jantung: 4 dd
75-100 mg a.c.
Sedangkan pada kelompok β-blockers obat yang aman untuk ibu hamil
adalah sotalol. Namun sotalol hanya boleh dikonsumsi pada trimester 1 saja.
Sotalol merupakan satu-satunya β-blockers yang berkhasiat antiaritmia kelas
III. Berhubung efek sampingnya lebih ringan dari pada amiodaron, maka zat
ini lebih disukai pada terapi aritmia serambi dan bilik. Dosis angina 1 dd 160
mg.
11
● First trimester teratogenesis
● Dosing is complicated in pregnancy
● FDA Class X
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai tenaga kesehatan yang paling dekat dengan ibu hamil, bidan
diharapkan mengetahui dan memahami obat jantung yang seperti apa yang
bisa digunakan untuk ibu hamil. Selain itu, bidan juga harus mampu
menganalisa sejauh mana efek samping obat tersebut.
B. Saran
1. Institusi pelayanan
Diharapkan institusi pelayanan memahami dan mengetahui obat
jantung yang aman sebelum memberikan kepada ibu hamil
2. Institusi pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan mampu memberikan pemahaman
kepada mahasiswa tentang obat jantung yang aman bagi ibu hamil
3. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu dan memahami obat jantung yang
aman untuk ibu hamil
13
DAFTAR PUSTAKA
14