Penyediaan dan Penggunaan Obat
No. Dokumen =
035/UN10.010.B3.4/SOP/2021 WD
sop |No-Revisi 00
Tanggal Terbit - 04/01/2021 one
KlinikUB
Halamay 2
Klinik
Universitas Brawijaya
dr. Fida Rahmayanti, MMRS
2011108502042001
ff
Pengertian
Penyediaan dan Renggwfiaan obat adalah proses kegiatan yang dilakukan dalam
rangka memenuhi kebutuhan obat yang meliputi aspek teknis dan non teknis
mulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi,
pelayanan, pengendalian obat, pencatatan dan pelaporan.
Tujuan
1, Sebagai acuan penerapan.penyediaan dan penggunaan obat.
2. Mampu memenuhi kebutuhan obat yang bermutu dan aman.
3.
Kebijakan
‘SK Klinik UB Nomor 168 Tahun 2020 Tentang Penyediaan Obat yang Menjamin
Ketersediaan Obat
- Referensi
1. UU Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan.
2. UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian.
Prosedur
|
|
|
7. Penyediaan Stok Obat
a. Apoteker membuat surat permintaan obat dengan anggaran periode bulan
selanjutnya dengan persetujuan Kepala Divisi Penunjang Medis dan
Direktur.
b. Apoteker mencetak surat permintaan obat dengan anggaran periode bulan
selanjutnya
c. Apoteker menyerahkan surat permintaan obat dengan anggaran periode
bulan selanjutnya yang telah ditandatangani oleh Apoteker dan Kepala
Penunjang Medis kepada Bagian Pengadaan Klinik UB
d. Apabila surat permintaan obat dengan anggaran periode bulan selanjutnya
disetujui oleh Direktur, maka Apoteker dan Bagian Pengadaan Klinik UB
berkordinasi dengan supplier untuk memastikan ketersediaan obat yang
dipesan dan waktu kedatangan obat.
e. Apabila surat permintaan obat dengan anggaran periode bulan selanjutnya
perlu perbaikan atau revisi, maka Apoteker melakukan perbaikan atau revisi
terhadap surat permintaan obat kemudian mengulangi poin b, c dan d.
2. Penggunaan Obat
a. Penggunaan obat untuk pasien
1) Petugas farmasi mendistribusikan obat sesuai alur peresepan obat
2) Petugas farmasi melakukan koreksi apabila ditemukan peresepan obat
yang tidak rasional, keliru, atau belum ditambahkan
3) Petugas farmasi segera menghubungi pasien apabila terjadi salah
penyerahan obat dan melaporkan kepada Kepala Divisi Penunjang
Medis
4) Petugas farmasi mencatat jumlah keluar masuk obat dari gudang ke
area dispensing di kartu stok atau lembar obat keluar gudang
5) Petugas farmasi membuat rekapitulasi jumlah obat keluar perbulan
sebagai data konsumsi untuk rencana pemesanan obat periode
selanjutnya dan dilaporkan kepada Kepala Divisi Penunjang Medis
|
Hal-hal yang perlu
diperhatikan
Pencatatan Kartu Stok
Unit terkait
Penunjang Medis
Farmasi
Dokumen terkait
Kartu stok
Laporan obat keluar gudang
Laporan obat kadaluarsa
pralpe9. Rekaman historis
perubahan
No
Yang Diubah
Isi Perubahan
‘Tanggal Mulai Diberiakukan