Anda di halaman 1dari 14
pO EEL) a, eh fo ILMU TANAH DAN LINGKUNGAN Volume 8 Nomor 2 Desember 2008 Alfred E. Hartemin Soils are Back on the Global Agenda syuwono 79. n Tesis dalam Notohadiprawio an Tinggi wdasan Penyusunan Metode dan Teknik Pembimb Dja’ far Shiddieg, Toh Sani Bambang Setiadi Puguh Dwi Raharjo dan Saifudin Risal Ardika, Sri Nuryani 114-120 Pengaruh Seresah da idayah Utami, dan Terhadap P Tersedia dan Serapan P Jagung Benito Heru Purwanto pada Tanah Napalan Banguajiwo, Bantul Syamsul A Siradz, Kualitas Air Sungai Code, Winongo d Gajahwong, Daerah Istimewa Yogyakarta id dan Eko Hanudi Kompetisi Anion Organik dan Anorganik dalam Membentak Kompleks deng: dalam Upaya Perbaikan Ketersediaan Fosfat pada Andisol Abgil Syukua 145 Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan NPK Terhadap Beberapa Sifat Kimia dan Fisika Tanah Pasir Pantat Samas, Bantul De ecu aaa CNR a LL ORL BLOC CLAN JURNAL ILMU TANAH DAN LINGKUNGAN ‘Adalah jurnal untuk publikasi penelitian, review dan ulasan iimiah dalam semua cabang ilmu tanah, ‘antara lain: pedogenesis, morfologi dan Kasifikasi tanah, mineralogi,fisika dan kimia tanah, kesuburan tanah, iki pertanian, biologi tanah, dan lingkungan. Penanggung Jawab Dekan Fakultas Pertanian’ UGM Wakil Penanggung Jawab Ketua Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM Ketua Dewan Redaksi Dr. Ir, Syamsul Arifin Siradz, M.Sc. Redaksi Pelaksana Dr. Ir. Eko Hanudin, Ms Ir, Sri Nuryani Hidayah Utami, M.Sc. ‘Nasih Widya Yuwono, S.P., M.P. Sulakhudin, 5.P., M.P. Redaksi Penelaah Prof. Dr. Bostang Radjagukguk, M.Agr.Sc. (FP-UGM) Prof. Dr. Totok Gunawan M.S. (F. Geografi-UGM) Prof. Dr. Ir. Azwar Maas, M.Sc. (FP-UGM) Prof. Dr. Ir. Bambang Djadmo Kertonegoro, MSc. (FP-UGM) Prof. Dr. Ir. Suntoro (FP-Sebelas Maret) Prof. Ir. Triwibowo Yuwono Ph.D (FP-UGM) Or Budiman Minasny (Univ. Sydney) Dr Ir. Ali Munawar M.Sc. (FP-Univ. Bengkulu) Dr. Ir. Sri Rahayu Utami, M.Sc. (FP-Univ, Brawijaya) ‘Administrasi Sunarto Alamat Redaksi Fakultas Pertanian UGM. I Flora, Bulaksumur. Yogyakarta, 55281 Telpon/Fax: 62-0274-548814. e-mail: jitluam@gmail.com, website: http.//soilfaperta,uam.acid JURNAL ILMU TANAH DAN LINGKUNGAN Diterbitkan secara berkala oleh Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Beaya langganan sebesar Rp. 50.000, (per edisi), belum termasuk ongkos kirim. Uang langganan dapat dikirimkan kepada: Abdul Syukur, rekening nomor 3827 9535 BNI Cabang UGM Yogyakarta, ‘uma tn Tanah dan Unghangan Vo 8, No 2 (2008) p: 126-37 KOMPETISI ANION ORGANIK DAN ANORGANIK DALAM MEMBENTUK KOMPLEKS DENGAN ALLOFAN DALAM UPAYA PERBAIKAN KETERSEDIAAN FOSFAT PADA ANDISOL ‘Tamad dan Eko Hanudin?= “Prooram Studi Agroteknolog Fakitas Pertanian, Universitas JenderalSoediman, 1. dr. Soeparmo Karang Wangial Prwokerto “Laboratorium Kimia don Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universtas Gadjah Mada, 3.Flora Bulok Suma Yogyakart. Coresponeing author: ekohanudin yam. ac.if Abstract Ln sal, low molecular weight organic acids (LMWOAs) secreced by plant root, ‘and decompostion of organic matter are a great source of organic igans. Organic and ligans compete to site clay mineral sorption of soil, Interaction among two or more figans has a limportance for understanding adsorptor/desorption ligans. acsorption/¢ ligans of andiso! with it's allophanes is most interesting. The SOx adsorption of allophanes inhibitted markedly by present amount equimolar of oxalate, citrate, oF PO. Cepacty of cate ‘prevent SO, adsorption was gretar than oxalate, but similar with PO, Efectiviy of ctrate, oxalate 120, to prevent SO, adsorption by allophanes decreased with increased time reaction. The ‘adsorption lower influence by oxalate + PO, than influence by just oxalate, but similar infence| just PO« show that oxalate in the binary sistem SO, + PO, not inhibited adsorption of SO, Oni ‘contrary, PO, + citrate markedly inhibited $0, adsorption than SO, + PO, and $0, + ciate. In temary system, PO, strongly inhibited oxalate and citrate adsorption. Efficiency of PO, to ‘oxalate and citrate adsorption was similar. In the ternary system, efficiency of oxalate and ciate inhibited PO, adsorption lower than PO, to inhibited citrate and oxatate adsorption by ‘Adsorption of one molar PO, by allophanes may be exchanged by four molar of SOx. Citrate and| ‘moved allophanes ZPC to lower pH than oxalate, but SO, not moved alophanes ZPC: ‘asorption one igan by anather igan due to change in the electric potential of surface of ely ‘ater anion added, and compete among ligans to the same surface site. Compete among ligars| ‘adsorption site effect to pl, surface sorbent coverage by ligan, sorbent properties, and time resco Keywords: low molecular weight organic acids, allophanes, ZPC Andisol dan Jerapan Anion oleh 1 kurang reaktif terhadap fostat, Karena g Allofan Pizara, et a, (2008) menyatakan bahwa, andisol berwama gelap, mempunyai kadar bes! Tendah, kandungan bahan organik (C-organik) dalam ‘fraksi lempung antara 4)8-11,5. % ‘masa, mempunyal daya protonasi tinggi dari Fe (hidro) oksida_non kristin, mempunyai kejenuhan magnetk ( O< 13? kg") yang rendah, -mengandung allofan > 50% masa, dan allofanicorganik 1-5 % masa. Allofan (SiALO12 .nH,0) mempunyai luas permukaan, Spesik 100-800 m? g", KPK 5-350 cmol kg” (Pizara, et al, 2008), dengan resio atom S/AI ‘antara 0,5 sampai 1,0 (Hanudin et af, 2002). ‘Allofan dengan rasio S/Al 0,5 sangat reaktif ‘erhadap fosfat, sedangkan dengan rasio Si/Al |ALOH yang reaktif terhalang oleh gugus on. Morfologi allofan _berbentuk spherical dengan ukuren 5m lbang/pores ukuran 0,5 nm, di allofan nano-ball. Pada pH rendah (4-5) Tubang/pore allofan nano-ball_ beri Positif (Al-OF"), seaiknya pada pH tingal (& 9), allofan bermuatan negatif (ALO) lubeng cinding alow spherules dan (Si pada permukaan dalam. Muatan negatt ‘meningkat dengan meningkatnya pH tanah (Hanudin et af, 2002). Loka allofan nano-ball yang reaktif ‘senyawa organik adalah gugus aluminol (Ae ‘OH dan Al-OFs*) yang terdapat pade lube dari dinding alow Tena Konpatis Aion Organ Si dan Al allofan setelah menjerap senyawa organik akan cibebaskan ke dalam Teutan munuju keseimbangan, Jumiah Si dan ‘A yong akan dibebaskan ke lerutan ‘peng oleh konsentras dan jens sam ‘oganik, pH, dan sifat fisikokimia aliofan (Hanudin et af, 2002). Si dan Al yang ‘bebasian ke dalam larutan meningkat ‘dengan meningkatnya senyawa organik yang dierep, dan menurun dengan meningkatnya ‘pH larutan organik, Hal ini terjadi arena preter, igen orgenik, akan mendisoust SI dan ‘A allofan, mekanismenya adalah: (1) pevigkatan keasaman permukaan mineral lenoung, dan penjenuhan mineral lempung ‘eh H" penyebab dekompos's! spontan, dan (@) penetrasi proton ke dalam mineral lempung dan_menggantikan posisi Al pada ‘tahedral. iret dan oksalt lebih mempu mrendsousi Si dan Al dbanding asetat. Si fen banyak terlanut dibanding "AL emampuan asam organk mendiolust Si stentukan oleh kandungan COO" asam organik Twrsebut, Reaksi asam organik dengan Al OH," (pada pH rendah) akan membebaskan HO dan i", sedangkan reaksi AI-OH (pada ‘pi tinggi) dengan senyawa organik bermuatan gai memibebaskan OF". Jerapan oksalat ‘engan aluminol pada pH tng) lebih stabi lam bentuk binuclear, sedangkan. strat ‘lam bentuk bident, Hal ini terjadi karena Dpebedaan geometri asam ocganik tersebut. Jarak antara oksigen pada dua grup COO" ‘saat bebas (0,29 nm) lebih. cocok untuk ‘binuclear, dibanding sitrat bebas (0,48 nm). fin farena jarak 0-0 grup aluminol pas hhbang alofan 0,3 nm, Pada sivat femungkian terjadi"ikatan monodentt farena jarak yang lebih lebar antara grup 00 (Hanucin eta, 2002). Sulfat_ dan fosfat adalah unsur ara ‘eensial untuk pertumbuhan tanaman, dan mereka sangat penting dipandang dari segi ‘ayoromi dan lingkungan. Anion tersebut fmudah dijerap oleh mineral _bermuatan Yerabel (Al-, Fe-, dan Mn-oksida, allofan, dan Imogoit), dan tanah (oksisol, spodosol, ultiso, an andisol. ekanisme jerapan sulfat dan fosfat pada ‘mineral bermuatanvariabel _mempunyai eifpan, walaupun jerapansulfat_kurang hat cibanding fosfat, dan tidak mampu betkompetisi untuk menggantkan jerapan fosfat. Fosfat dijerap spesifk dan membentuk omplek inner-sphere dengan. menggantikan foordinasi qugus ~OH dan -O#, dari mineral bemuatan variabel. Jerapan. sulfat pada mineral tersebut Kurang komplek; bisa membentuk komplek outer-sphere atau inner- sphere pada kondlsi pH rendah dan konsentras tinggi. ‘Asam Organik Berbobot Molekul Rendah dan Pelepasan Anion ‘Asam organik berbobot molekul rendah (UWOAs) ‘banyak terdapat dalam tanah; mereka disekresian oleh akar tanaman, milsobia, dan basi dekomposs sisa tanaman. ‘Akar tanaman-menghasian asam organi (dominan asem siat). Hal tersebut dltandai dengan menurunnya pH di sekitar perakaran menjadi 3,7 pada. tanaman Lupinus albus setelan enam hari, dan menjadi 4,15 pada Lupinus abgustiolus setelah 12 hari dari pH andisol aval 5,2 (Strahm dan Harison, 2006). Lal (2002) menyatakan babwa, bakte!pelarut fostat. (bakterfsfo/BPF) menghasikan asam ‘organ —meliputi: monokarboksiat _(asam asetat dan format), hidroksi monokarbokslat (asam aka, glukonat, dan ghkolt, ikarboksiat (asam_oksalat_dan_suksnat, hidroks!dikarboksilat(asam__malat dan maleat), dan hidoksi Wikarboksiat(asam strat). Contoh isolat bakteri dan jamurpelarut fosfat disaan pada Gambar 1 (leks! Lab. Tanah, Faperta, Unsoed) ‘Asam organikmampu _ mengkomplek togam dalam larutan. — Derajat kompleksasi tergantung: 1) sift asam_organik. Guriah qugus kerboksil dan hidroksi), 2) Konsentrasi {sem organik, 3) tipe loka permukaan, dan 4) HT dan kekuatan ion larutan tanah: Asam cksalat, sitet, dan malat_merupakan agen kelat yang lust yang berafinitas kuat terhadap Jogam trvalen, misalnya AP" dan Fe™, dan ‘mempengarut’ mobiitas ion tersebut dalam lingkungan tanh. — Ligan_organk.tersebut dapat dijerap oleh mineral bermuatan varabe! sebagi komplek.inner-sphere menggantian grup elr-dan Hidroksi Asam humat, fut, LiAWOAs, “dan. lgan’ iorganik.(mencakup sulft) bisa berkompetsi dengan fosfat untuk mendiudu loka jerapan. Beberapa igen organik seperti asam ‘oksalat, strat, dan galat, berkompetis dengan sulfat untuk jerapan kaolnit dan oksida besi. Kemampuan berkompetisi berhubungan dengan jenis qugus fungsional; ligan organik ‘dengan gugus fungsional yang mengandung banyak atom —oksigenlebin_ kompetitif ibanding yang _mengandung atom karbon lebih banyak. Penambahan~ tartarat dan 1 ‘ksalat secara bersama-sama dengan jumiah ‘mol sama pada komplek Al(OH),-montmorilonit lebih efektif-menghambat jerapan fosfat banding penambahan tartarat dan oksalat sendir-sendir. Tartarat lebin_ mampu berkompetsi dengan fosfat dibanding oksalat. Dural Tanah an Unghurgan Vol. 8, No 2 (2008) p: 126157 Penambahan fosfet setelah sulfat dan oksat ‘mendorong jerepan sulfa lebih Kuat. Pada pH 3,0, 25 % sulfat dljerap oleh gutt, Keble enambahan bersama-sama dengan ‘oksalt Pada pH 4,0-8,0 oksalat dlepaskan dai komplek jerapan. ‘Gambear 1. 2) Pseudomanas sp dan b) Aspergillus sp dengan zone pelarutan P gan muttikarbokslat, seperti strat, ‘malat, oksalat, dan tartrat mempunyalafinitas Jerepan yang relat tinggi, dan dapat berkompetisi dengan jerapan ksianion pada AN hidroksida. _Ligan monokarboksiat, seperti asetat, dan fomat adalah adsorbat yang lebih lemah dan kurang dapat berkompetsi dengan ‘oksianion (De Cristafaro et al, 2000). ‘Afnitas dan _kemampuan _berkompetisi terhadap jerapan dari anion organik terkait dengan tetapan stablitas dari Komplek larutan anion organik Al (1:1) (Ke), dimana sesuai og Ais. maka: sitrat (8,65) > oksalat (6,1) >> asetat (1,51) > format (1,36) (Pizara, et al, 2008), Menurut Subba Rao (1998), BPF ‘menghasikan asam. sitrat, moat, fumarat, lutamat, suksinat, laktat, okslat, gikooksalat, laktarat, dan asam ji-ketobutirat yang mampu melarutkan P. Mekanisme pelarutan P, asam ‘organiktersebut mengkelat Al, Fe, Ca dan Mg sehingga P bebas dan tersedia bagi tanaman. Jenis asam yang mempunyai kemampuan kuat alam melarutian fosfat adalah asam stat, kkemudian dikuti oleh asam malonat, tartart, asetat, malat, dan suksinat. Asam organi tersebut juga _mampu merubah bentuk trikalsium fosfat_ menjadi fosfat monobasa (HsPO#) dan fosfat dibasa (HPO4*) yang larut (Golano, et a4, 2008). Anion organik mampu melarutkan P’ dari komplek jerapan tanah melalui (1) kompetisi Komplek jerapan, (2) disolusi Komplek jerapan, (3) merubah muatan omplek jerapan, (4) kelas ion logam, dan (9) fetardasi pertumbuhan krstal pada order lemah (Borggaard et al, 2005). Efektits ‘asam organik dalam meningkatkan kelartan fosfat dipengaruhi oleh (1) konsentras), (2) afnitas, dan pH tanah (De Crstafaro et al 2000; Wijnja dan Schulthess, 2000), Kapasitas asam organik berbobot mole rendah-membentuk Komplek logam dalam larutan tanah tergantung pada (1) sft (Kandungan gugus karboksil dan hidrksi, @) onsentrasi, (3) jenis loka permukaan miner lempung, dan (4) pH dan_kekuatan ionk larutan tanah. "Strat, malat, dan oksat berafinitas tinggi terhadap Al dan Fe (Wins ddan Schulthess, 2000). Hanudin et a. (200) menyetakan bahwa, strat, malat, dan oksaat ‘memblok loka jerapan reaktif mineral tanah ddan menurunkan Jerapan P. Selanjutnye dlijelaskan bahwa pada pH 6,0-10,0 ita lbh banyak dljerap allofan dibanding oksalat dan asetat. Hal ini disebabkan pada pH terset (pk; sitrat = 6,39) terbentuk sitrat vali tiga yang reaktif. Akan tetapi pada pH 55 ‘oksalat lebih banyak dijerap alofan dan ferihidrit dlbanding strat (ora et al, 200) Pada pl 4,0-7,0 strat (pka, sitrat=3,14), dan (pke, sitrat = 4,77) dijerap gutit dalam bertuk komplek inner-sphare, sedangkan pada pH 7 sitat dijerap gutit- dalam bentuk komplek outer-sphare (Lackovic et al, 2003), Selanjutnya —dinyatakanbahwa, pada onsentrasi 0,001 sirat " mampy 8 Tana. Korpetis Arion Organik mmenurunkan jerapan P pada Konsentrasi 0,2 ‘moter oleh hidroksioksida Al dan Fe sebesar 50%, tartarat sebesar 20%, dan asetat hanya 1%, Sedangkan pada konsentrasi 0,1 M strat ‘mampu menurunkan jerapan P oleh Al hidroksioksida sebesar 91%, dan oleh Fe hicroksioksida sebesar 88%, dan tartarat ‘menurunkan jerapan P oleh Al hidroksioksiéa sebesar 89%, dan oleh Fe hidroksioksida sebesar 80%. Hu dan Ui (2002) menyatakan bahwa, P yong dijerap oleh okshidroksida Al dengan Ienanfeatkan ligan organik (strat, oksalat, fen tartarat) sebagai pesaing loka jerapan, pengaruhi oleh konsentrasi_ligan organik fersebut dan koncisi reaksi. Ketika oksalat ‘erkan ke dalam sistem reaksi sebelum P, ewaruh oksalat menurunkan jerapan P lebih tesa cibanding pemberian oksalat bersamaan ftewan P, atau pemberian oksalat_setelah penberian P. Violante et af (2002) Ienyatakan bahwa, ligan organik membentuk ek organo mineral dengan AI-OH atau FeOH yang mengendap, Fosfat_terjerap spesifk dengan menggantkan fodinas!-OF: dan -OH grup muatan bel mineral. Ligan organik (strat, malat, tisaat, dan fumarat) berkompetisi kuat 3 fosfat_ untuk menduduki loka jerapan Imembentuk ikatan_komplek _inner:sphere. itu ligan organk juga mampu mengkelat (Fe, Ca) agen ‘pengikat fosfat yang Inengendep. Gull et af. (2006) menyatakan_bahwa, baker pelarut fosfat (CPS-2, CPS-3 dan Ca- 18) yang disolasi dari rizosfir, akar, dan bint sar tanaman kekacangan mempunyai daya laut dengan zone jernin garis tengah 218-3 9 rm, tikalsium fosfat_ yang larut 65-130,5 pg/ml dan terjadi penurunan pH media dari 5,6 menjadi 36, Demikian juga, Turan ef a (2006) menyatakan bahwa, BPF (FS3 bakteri dan FS9 jamur) menurunkan pH larutan Media, meningkatkan daya_hantar list, dan ‘meningkatkan Ca dan P larutan media dengan sumber P trkalsium fosfat dan batuan fosfat (18 % Pi0s dan 42,2 9% C20, yang 27 % P Tarut dalam 2% asam_‘Strat) dengan onsentrasi 10 dan 20 g per 250 mi media. Kebanyakan kelompok bakteri_ menghasilkan lebih dari satu jenis asam organik laktat, suksinat, isovalerat, isobutrat, dan asam asetat, " sedangkan A. niger hanya menghasikan asam suksinat (Vazquez et 2 2000). Isoterm Jerapan Kapasitas jerapan (ki) _persamaan Freundlich berurutan PO, > oksalat > sitrat > ‘$0... Sebaliknya energiikatan (1/7) berurutan PO, < oksalat = sitrat = SO, nilai yang semakin kecil menunjukan interaksi antara ion dengan _permukaan jerapan semakin besar (Gambar 2a, dan Tabel 1). Pada pH 5,5 oksalat dierap oleh allofan lebih besor dibanding strat. Akan tetapi pada H 6,0 sampai 10,0 sitrat dijerap lebih besar dibanding oksalat dan asetat, karena pka,"" asem strat 6,39, pada pH > 6,0 siat bermuatan negatif tiga yang_menyebabkan atraksi terhadap_—permukaan mineral bermuatan variabel meningkat. Jerapan strat leh gutit pada pH 4,6-7,0 membentuk omplek “mner-sphere (pkas""* = 3,14 dan ka" = 4,77), sedangkan pada pH > 7,0 membentuk kompiek outer sphere 1. Ringkasan tetapan isoterm jerapan dan karakteristik isoterm solut-tunggal persamaan Freundlich. Taion Za ASiFe Fosfat 1025 0,30 0989 ‘Oksalat a7 049 0,989 Strat 281 0,52 0,981 Sulfat 205 047 0973 ‘Andisol Fosfat 410 0,28 0,940 Oksalat 142 0,37 0988 Sulfat 80 0,40 0,990 n= Kee, dimana x adalah jumlah solut terjerap, 77 adalah masa adsorben, c adalah konsentrasi {eseimbangan (mmol L") dan Ks dan 1/7 adalah tetapan. Sumber: Jara, eta. (2006) $ueal mu Tanah dan Lngngan Vol 8, No. 2 (2008) p: 126157 Single ‘Aeon asa. riroka” g ‘Asenain seibor, mmol" Gambar 2, Aone in sokiton. mal Isoterm erapan (a) PO oksalat, strat, dan SO, pada AlSiFe pada pH 5,5 dan (b) pada ‘andisol pada pH 5,5, kekuatan ionik 0,{ mL KCI dan 25 °C. Sumber: Jara, eta. (2008) Jerapan isoterm pada _contoh _tanah ‘alamiah pH 5,0 menunjukan bahwa kapastas Jerapan PO, jauh lebih besar dibanding Oksalat ddan S0,, " Kecenderungan ini sama_ untuk Jerapan pada allofan (AISFe) (Gambar 2b). Muatan Permukaan dan Muatan Titik Nol Muatan titk nol (2PC) allofan sintetk ‘terial pada pH 4,82. Peningkatan konsentrasi sitrat, oksalat, dan PO, menggeser ZPC lebih rendah. Strat. lebih menurunkan ZPC dibanding oksalat (Gambar 32 dan 3b), PO, atau SO, Keberadaan 10% atau 107 mol L* ‘oksalat menggeser ZPC dari 4,14 dan 4,05, sedangkan Keberadsan 10° atau 10° moi Li sitrat menggeser ZPC lebih rendah menjadi 3,80. dan 3,57. Pergeseran ZPC_dengan meningkatnya” Konsentrasi jon merupakan karakteristik Jerapan_ komplek innersphere. ‘SO, (Gambar 3c) tidak nyata menggeser ZPC, ‘SO, terjerap_allofan_membentuk komplek ‘uter-sphere. PO, (Gambar 34) menggesr ZC ada pH lebih tinggi. Kelakuan ini terkait ‘dengan nilai pH intermediat, dimana potensial flektrostatk kurang_negatif_ untuk “menarik ation dari elektrolt tar belakang, sehingga ermukaan — menjerap proton unk menetralkan muatan paparan dalam. Jerapan Ligan Jerapan SO, (< 30 % dar total permukaan pada pH 5,5) pada ASiFe kuat cipengarhi ‘leh pH dan menurun dari maksimurm 80 mol kg pada pH 4,2 menjaci minimum 19 mmol kg" pada pl 6,9, sedangkan jerapan PO, Oksalat, dan Sitrt tetap pada pH 40-80 (Tabel "2, Gambar 5-7). " Jerapan ‘Stat ‘menurun 7 96 dengan meningkatnya pH dat 4,0 menjadi 7,0..Ketka ligan pada konsentres 1 mmol L (300 mmol kg’), Jerapan Oksala, Strat, dan PO«menurun menjadi 19,25 %, dan 46 % dengan -meningkatnya pH dari 4 ‘menjadi 7,0. Adanya anion dengan afintas tinggi, seperti sitrat, oksalat, dan PO, ‘menurunkan jerapan moderat SO, pada Fe (hidro) oksida. | Pengaruh kompetsi antara sitrat dan oksalattertiadap jerapan SO, dan SeO, pada Al (hiro) oksida terinat bahwe (Gambar 4), strat berpengarun kompetis paling kuat pada selang pH 6-8 (Wijnja dan Schulthess, 2000). ele Bare -so, 10m a newer. Le u a2 z ie t * Gembar 3. Titrasi potensiometrik AlsiFe (allofan) dengan adanya (2) oksalat,(b) strat, (c) SO,, atau (@) PO, (10 dan 10° mmol L:") pada tetapan kekuatan ionik (0,4 mol L* KCI). Sumber: Jara, et al. (2006) Gambar 4. Pengaruh anion organik terhadap jerapan a) SO,dan b) SeO, pada Al-oksida. ‘Sumber: Wijnja dan Schulthess (2000) m2 ura Tanah dan Ungkangan Vo 8 No.2 (208) p: 126157 TTabel 2. Efisiensi (96) ligan dalam menghambat jerapan $O,, oksalat, strat, dan PO, pada AISFe pada pH berbeda. eee a5 3 33 60 Suifat 504+ PO, 48 45 35 25 $0, + Oksalat 2 33 B 20 50, + Strat 63 48 36 2 $0, + Strat + PO, 70 © 33 3 SO, + Oksalat + PO, 50 2 30 16 Strat ‘804+ Sitrat 3 5 6 7 50,+ Sitrat + PO, 38 38 a2 e Oksalat 504+ Oksalat 2 3 5 8 50, + Oksalat + PO, a a 8 3 Fosfat 504+ PO, 8 10 8 18 50, + Oksalat + PO. 29 32 35 40 + Sitat + PO, 2 B 26 28 ‘Sumber: Jara, et a (2006) ~ 0-50, +Po, $0, adsorbed, mmol ka? 8 Po, edeorbes, at kg” ons wo] mma | w. Se, | st 2. SS] 7 -0-20,+00, ie eto) erro, ® Besisorce, om pH ‘Gambar 5. Jerapan (a) $0, dan (b) PO, pada AlSiFe pada pH berbeda, dengan penambahan sistem tunggal atau biner (SO, + PO,) atau ternar (SO, + sitrat + PO,; SO, + oksalat + PO). ‘Sumber: Jara, et a. (2006) Tama. Kompets! Aion Organi ry 7 - 7 3. a ese Hi “Sse conto, i Sa ates Sah | 3 . = ae ee aS {- | SNS 3 : 1 Ge oe fa) (b) “de 0X+ £0, + PO, * asso ss 60 68 70 “as $0 68 60 68 70 : e amar 6. Jerapan (a) SO, dan (b) oksalat pada AISiFe pada pH berbeda, dengan penambahan sistem tunggal atau biner (SO, + oksalat) atau temar (SO, + oksalat + PO.). Sumber: Jara, et af. (2006) 0 *7— = _ fot e 2” - ae i- i i ic ~ i ae 7 mah Fat AN 5» = = . Zoic, “[e “Te ES oeetie ST SEE, ‘Gambar 7. Jerapan (a) $0, dan (b) sitrat pada AISFe pada pH berbeda, dengan penambahan sistem, tunggel atau biner (SO, + strat) atau ternar (SO,+ sitrat +PO,). Sumber: Jara, et af (2006) Sistem Biner menurun, khususnya pada pH rendah. Efisiensi penghambatan jerapan SO, oleh PO, Jerapan SO. dengan aganya PO. pada stay gan iain dhitung dengan persamasn: molar yang sama pada pH 4,0-7,0 nyata jerapan SO,dengan adanya PO, Efisiensi PO, (96 Jerapan SO, anpa ligan ain ™ ‘Adanya PO, menurunkan jerapan SO, sebesar 48 % pada pH 4,5, 35 % pada pH 5,5, an 25 % pada pH 6,0 (Tabel 2). Sebaliknya 'SO, kurang mempengaruhi jerapan PO, pada semua selang pH. Pada pH 6,0, SOs ‘menurunkan jerapan PO. sebesar 18%, jauh lebih kecil danding pengarun PO, dalam ‘menekan jerapan SO, pada pH yang sama. Kapasitas yang kuat dari PO, dalam ‘mencegah jerapan SO, terkalt dengan jumiah ppenambahan yang meningkat carl SO, dalam farutan yang mengandung konsentrasi PO, tetap (1,93 mmol L) pada pH 4,5 dengan rasio. molar SOYPO, antara 0. sampai 10 (Gambar 8). Reaksi rasio molar SOJPO, > 4 ‘akan-mendapatkan rasio molar’ jerapan ‘SO,/jerapan PO, = 1. Peningkatan kompetis! terhadap loka jerapan antara PO, dengan SO., disebabkan Karena afinitas yang lebih besar ‘atau pengarun aksi massa akibat_kenalkan konsentrasi SO, dalam larutan. Oksalat juga menurunkan jerapan SO, tetapl efsiensinya lebih rendah cibanding PO, antara 42 % pada pH 4,5 sampal 13 % pada pH 55 (Gambar 6; Tabel 2). Oksalat juga ‘mence-gah Jerapan SO, pada gutit pada pH 3,0-6,0, Menarik, pada pH > 60 jerapan $0, meningkat dengan adanya oksalat_diban- 5,5-6,0 terbentk ‘endapan Fe dan/atau Al yang. mengancung ‘oksalat_dan/atau SO, (oksaat/Fe/SO, atau coksalat/AV/SO.) dan kemudian -mendorong pelepasan SO, ke laruta. Sulfat kurang menghambatjerapan oksalt pada AISIFe (Gambar 6); efisiensinya antara 2 98% (Tabel 2; Gambar 5). SO, ‘menghambat jerapan oksalat pada gutt pada pH < 4,0, akan tetapi perannya tidak tamgak lagi pada pH 4,0-7,0. Strat menghambat kuatjerapan SO, pada pH < 5,5 (Gambar 7). Rentang efisiens!antara 663 % pada pH 4,5 sampai 22 % pada pH 60, ‘tetapi pada pH > 6,0 tidak efisien lag Kapasita.Sitrat dalam ‘menghambat_jerepan 50, jauh lebih besar dibanding oksalat, mip dengan kapasitas PO, Bahkan pada pH < 5,0 strat lebih kuat menghambat jerapan SO, ibanding PO,,disebabkan karena pelartan A ddan Fe dari permukaan allofan _sebagl onsekwensinya Kehlangan beberapa loka ermukaan jerapan untuk SO, Pada pH Fendah strat melarutkan Al, Fe, dan Si lebih banding oksalat (Tabel 3). ‘Tabel 3. Konsentrasi Al, Fe, dan Si dalam larutan (mmol L*) pada pH berbeda setelah penambahen 0,3 mmol L” PO, oksalat, strat, dan/atau SO, dalam sistem biner dan tenar pada AISiFe (90 9) ee 6070506070 5; mmol kg) a pH 50 50, + Oksalat 0,23 0,25 $0.+ Strat 026 026 026 $0, Oksalat + PO, 0,30 025 0,25 50,4 Strat + 027026 Sumber: Jara, etal. (2006) Kenyataan strat dijerap oleh AISFe lebih rendah banding oksalat_(Gamber 2). Kompetis ola jerapan dsebabkan arena lebih pada perubahan potensial elektrik ermukaansetelah penambahan anion Gibanding untuk berkompetisi terhadap loka ppermukaan. Penyebab ini benar bila peliputan permukaan’ sorben oleh ligan rendah dan etka satu dari dua ligan yang berkompetisi terhadap loka jerapan membentuk. komplek lemah pada permukaan sorben _(komplek ‘uter-sphere, seperti kasus pada $0,). Mungkin juga Karena strat mempunyal ZC yang rendeh dan membutuhkan muatan 025 0,005 0,005 6070, 0,00 0,07 0,02 0,00 001 0,01 001 O41 0,03 001 001 0,005 0,005 0,08 0,02 00 010,010.11 0,04 0,02 ermukaan AISiFe lebih negatif 5,0, tetapi mirip dengan adanya PO, (sistem SO, + PO,; Gambar 4 dan 5; Tabel 2), menunjukan bahwa penambahan ‘oksolat pada sistem biner SOs + PO, tidak ryate — mempengaruhi —jerapan SO. Penambahan PO, dan sitrat (sistem ternar SOx + sitrat + PO,) nyata menurunkan jerapan SO, dbandingkan dengan sistem biner SO, + PO, dan SO, + sitrat (Tabel 2; Gambar 5 dan 7). 13s Pada sistem ternar SO, + sitrat + PO, efisienst ligan mencegah jerapan SO, pada AISiFe 43 %-70 % pada selang pH 4,5-6,0. Pada sistem biner SO, + sitrat dan SO, + oksalat, SO, tidak berpengaruh terhadap jerapan kedua ligan organik, tetapi pad sistem ternar PO, sangat menghambat jerapan ligan organik, Knususnya pada pH < 5,5. Penghambatan berkisar antara 38 % pada pH 4,5 sampai 48 % pada pH 6,0 untuk sitrat dan 41 % pada pH 4,5 sampai 53 % pada pH 6,0 Untuk oksalat (Tabel 2; Gambar 6 dan 7). Efisiensi PO, dalam mencegah jerapan sitrat don oksolat tidak berbeda. —Efisiensi oksalat dan strat dalam menghambat Jerapan POs dalam sistem temar lebih rendah dibanding PO, dalam menghambat jerapan ligan organik ppada allofan, Oksalat berkapasitas relat lebih tinggi dalam menghambat jerapan PO. pada ‘AISIFe dibanding sitrat. Mungkin disebabkan ‘oksalat lebin berkompetisi dengan PO, terhadap loka jerapan A\SiFe dibanding sitrat (Gambar 2). Akan tetapi sitrat berkapasitas relatif lebin tinggi dalam menghambet jerapan PO, pada andisol dibanding oksalat. Strat juga lebih menghambat jerapan selenit pada Qutit cibanding oksalat, akan tetapl oksalat lebih menghambat Jerapan selenit pada Al- okside non kristalin dibanding sitrat. Jelasnya, sifatsorben berperan.nyata dalam mem- pengaruhi kompetisi jerapan antara asam ‘organik masa molekul rendah dengan unsur hara inorganik dan dengan polutan. Iniiat $0,/PO, molar ratio Gambar 8. Rasio molar jerapan PO,/jerapan SO, vs. PO,/SO, pada AlSiFe pada pH 4,5. Konsentrasi PO. tetap (1,83 mmol L*), ‘Sumber: Jara, e¢ al. (2006) 136 ‘eral Tr Tanah dan ghangan Vo. 8, No 2 (2008) p 126137 ie De i. F an. * GGambar 9. Jerapan $0, pada andisol pada pH 45 dengan kenaikan_konsentrasi POs, oksalat, atau strat. Rasio molar PO, oksedat, atau sira/SO,antara 0,1 sampal 1. Sumber: Jara, et a. (2006) Daftar Pustaka Borggaard, O.K., Rober-Lange, B., Gimsing, ‘AL, and B.W, Strahel. 2005. Influence of Hurhic Substance on Phosphate Adsorption bby Aluminium and Iron Oxides. Geoder- ‘ma, 27 (2005): 270-279. De Cristofaro, Z, He, 32., Zhao, DH. and A. Volante. "2000. ‘Adsorption of Phosphate and Tartarat_on_Hydroxy-Aluminium-Oxa- late Precipitates. Soll Sal of Amer. J. 64: 1347-1355, Gull M,, FY. Hafeez, M, Saleem, and KA, Malik. 2006. Phospharus Uptake and Growth Promotion of Chickpea by_Co- Tnoculaton of Mineral Phosphate Solu- bilising Bacteria anda Mixed Rhizobal Culture. "Australian Journal of | Expe- ‘imental Agriculture 44 (6): 623 ~ 628. Hanudin, €,, N. Matsue, and T. Henmi. 2002. Reactions of some short-range ordered ‘Auminesiiates with selected Organic LUgands. Pp. 319-332. 17: Violante, A, PM, Huang, JM. Bolla, and L. Gianfreda (€ds.) Soll minerals-organic mattermicro- ‘organisms Interaction and Ecosystem ‘Health, Volume 2A. Dynamics, Mobilty, ‘and Transformation of Polutans and Nutrients. Elsevier, Amsterdam. ‘Gembar 10. Kinetikjerapan $0, pada andisl PH 4,5. (0,167-360 jam) adanya PO, oksalat, atau Rasio molar POs, oksalat, sitat/SO, adalah 1. Sumber: Jara, etal Hu, H.Q,, and X¥. Ul. 2002. Effects of organic Tigans on adsorption of phosphate on a noneristaline Al hydroxide. Pp. 311-317 In: Violante, A., PM. Huang, 1M. ‘and L. Ganfreda Pollutans Amsterdam. Jora, AA., A. Violante, M. Pigma, and M. de la ‘luz Mora. 2006. Mutual Interactions of Suifat, Oxalate, Ctrat, and Phosphate on ‘Syntetic and Natural Allophans. Soi! Sot Soc. Am. J.70; 337-346. Lachovic, K,, 8.8. Jhonson, NJ. Angove, and “3.0. Wells. 2003. Modeling the Adscrp-ton ‘of itt Acid onto Mulaarina ‘Tit and Related Clay Minerals. J. Colloid Interface ‘Sol 267: 49:59. Pizara, C, 1.0. Fabris, 1.W. Stuck), V.K. Garg, ‘and G. Galindo, 2008. Ammonium oraa- te, dan. cirate-ascorbate as selective chemi-cal_ agent for the mineralogial ‘analysis of cay fractions of an Uttsol and ‘Adisols from southern Chile. J. Chi Chem. ‘Soc. 533): 1581-1584 ‘and Nutrients. Else-ver, “Tamed, Kompetisi Anion Organi Solano, B.R., J.B. Maicos, and F.J.G. Manero. 2008. Physiological and Molecular Mechi nisms of Plant Growth Promoting Rhizo- bacteria (PGPR). Pp. 41-54. In: Ahmad, I., J, Pichtel, and S. Hidayat (Eds.). Plant Bacteria Interactions: Strategies and Techniques to Promote Plant Growth. Wiley-VCH, Weinhelm, Germany. p. 310. Strahm, B.D, and R.B. Harrison, 2006. Nitrate sorption in a variable-charge forest soil of the Pacific Northwest. Soil Science 171(4): 313-321. Subba Rao, N.S. 1999. Soil Microbiology (Fourth Edition of Soil Microorganisms and Plant Growth). Science Publisher, Inc. New Hampshire, USA. Turan, M., N. Ataoglu, and F. Sahin. 2006. Evaluation of the Capacity of Phosphate Solubilizing Bacteria and Fungi on Different Form of Phosphorus in Liquid Culture. Journal of Sustainable Agriculture 28 (3): 99-108, Vazquez, P., G. Holguin, M.E, Puente, A. ‘Lopez-Cortez, and Y. Bashan. — 2000. Phosphate Solubilizing _ Microorganisms ‘Associated with the Rhizosphere of Mangroves in a Semiarid Coastal Lagoon. a7 Biology and Fertility of Soils 30 (5-6): 460- 468. Violante, A., M. Pigna, Ricciardella, M., and L. Gianfreda. 2002. Adsorption of phos-phate fon variabel charge minerals and soils as affected by organic nad inorganic ligands. Pp. 279-295. In: Violante, A., P.M. Huang, 3.M. Bollag, and L. Gianfreda (Eds.) Soil minerals-organic__matter-micro-organisms Interaction and Ecosystem Health. Volume 28A. Dynamics, Mobility, and ‘Transformation of Pollutans and Nutrients. Elsevier, Amsterdam. Wijnja, H., and C.P. Schulthess. — 2000. Interaction of Carbonate and Organic ‘Anions with Sulfat and Selenate Adsorption on an Aluminium Oxide. Soil Sci. of Amer. J. 64; 898-908

Anda mungkin juga menyukai