G2B020087 - Aine Ammarhayni - Kelas C
G2B020087 - Aine Ammarhayni - Kelas C
389
JNK
JURNAL NERS DAN KEBIDANAN
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk
Sejarah Artikel: Stunting masih menjadi masalah gizi anak yang utama yang dapat
Diterima, 18/09/2019 menimbulkan dampak besar, namun masyarakat khususnya orangtua banyak
Disetujui, 13/11/2019 yang belum memahami stunting dengan benar. Tujuan penelitian ini adalah
Dipublikasi, 05/12/2019 menganalisis faktor yang berhubungan dan yang mempunyai pengaruh pal-
ing dominan terhadap pengetahuan orang tua tentang stunting pada balita.
Kata Kunci: Penelitian ini menggunakan desain crosssectional dengan populasi yaitu
Pengetahuan, Orangtua, Stunting, orangtua yang memiliki anak balita usia 0-3 tahun di Posyandu Dusun
Balita Plosoarang, Sanankulon, Kabupaten Blitar. Sampel diambil dengan purpo-
sive sampling sebanyak 20 orang dengan kriteria inklusi orang tua yang
mengantar ke posyandu dan minimal berpendidikan SMP. Pengukuran data
menggunakan kuesioner meliputi data pengetahuan, usia, pendidikan terakhir,
pekerjaan, dan informasi yang pernah diperoleh. Analisis bivariat meng-
gunakan koefisien kontingensi. Analisis multivariat menggunakan uji regresi
logistik ganda dengan nilai signifikan á=0,05. Hasil penelitian menunjukkan
faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang stunting yaitu usia
(p=0,017), pendidikan (p=0,043), informasi (p=0,002). Analisis uji regresi
logistik menunjukkan informasi menjadi faktor yang paling dominan terhadap
pengetahuan (p=0,025). Faktor yang tidak berhubungan yaitu pekerjaan
(p=0,078) dan pengalaman (p=0,822). Petugas posyandu agar memberikan
informasi tentang stunting saat kegiatan posyandu misalnya melalui penyu-
luhan atau konseling. Orang tua diharapkan agar meningkatkan pengetahuan
tentang stunting dengan mencari informasi melalui berbagai media yang
ada.
History Article: Stunting is still a major child nutrition problem that can have a big im-
Received, 18/09/2019 pact. But many people especially parents do not understand about stunt-
Accepted, 13/11/2019 ing correctly. The aim of this study was to analyze the factors that are
Published, 05/12/2019 related and which have the most dominant influence on parental knowl-
389
390 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 389–395
Keywords: edge about stunting in toddler. This study uses cross sectional design with
Parental, Knowledge, Stunting, a population that is parents who have children aged 0-3 years old at
Toddler Posyandu of Plosoarang village, Sanankulon, Blitar. Sampel were taken
bu purposive sampling of 20 people with the inclusion criteria of parent
who took to posyandu and at least junior high school education. Data
measurement using a questionnaire includes data on knowledge, age, edu-
cation, employment, and information ever obtained. Bivariate analysis
uses contingency coefficients. Multivariate analysis using multiple logis-
tic regression test. The Result showed factors related to knowledge about
stunting are age (p=0,017), education (p=0,043), information (p=0,002).
Logistic regression analysis showed that information was the most domi-
nant factor in knowledge (p=0,0025). Unrelated factors were work
(p=0,078) and experience (p=0,822). Posyandu officers are expectedto
provide information about stunting during posyandu activities and par-
ents are expected to increase knowledge about stunting by finding infor-
mation through various media.
Correspondence Address:
STIKes Patria Husada Blitar, East Java - Indonesia P-ISSN : 2355-052X
Email: anitarahmawati2017@gmail.com E-ISSN : 2548-3811
DOI: 10.26699/jnk.v6i3.ART.p389-395
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
termasuk dalam kategori stunting cenderung terjadi menggunakan uji regresi logistik ganda dengan nilai
pada ibu yang mempunyai pengetahuan kurang. signifikan = 0,05.
Upaya pencegahan stunting tidak bisa lepas
dari pengetahuan orang tua tentang stunting. HASIL PENELITIAN
Dengan pengetahuan yang baik, dapat memunculkan Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni tahun
kesadaran orang tua akan pentingnya pencegahan 2019. Semua orang tua dalam penelitian ini terdiri
stunting. Kesadaran orang tua akan membentuk dari ibu kandung yang sehari-hari mengasuh balita
pola atau perilaku kesehatan terutama dalam pence- tersebut dan mempunyai karakteristik sebagai
gahan stunting seperti dalam pemenuhan gizi mulai berikut:
dari ibu hamil, gizi anak, menjaga lingkungan dan
sanitasi rumah yang baik, dan perilaku hidup bersih Hubungan Usia dengan Pengetahuan tentang
dan sehat (Harmoko, 2017) Stunting
Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan
April 2019 dengan metode wawancara kepada Tabel 1 Distribusi Frekuensi Hubungan Usia dengan
orang tua balita di posyandu desa Plosoarang, me- Pengetahuan tentang stunting di Posyandu
nunjukkan 5 dari 6 orangtua belum pernah mendapat Plosoarang Kabupaten Blitar
informasi dan tidak mengetahui tentang pengertian,
penyebab, dampak dan cara pencegahan stunting, Usia (tahun)
Pengetahuan Total
1 orang mengatakan pernah mendengar informasi < 25 25
tentang stunting dari televisi. Kader posyandu f % f % f %
mengatakan belum pernah diberikan edukasi tentang
Kurang 7 35 4 20 11 55
stunting di posyandu tersebut. Baik 1 5 8 40 9 45
Banyak faktor yang mempengaruhi pengeta-
Total 8 40 12 60 20 100
huan baik internal maupun eksternal. Pendidikan,
pekerjaan, umur, minat, pengalaman, informasi dan Sumber : data primer
budaya lingkungan merupakan beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi pengetahuan (Mubarak, 2012), Tabel 1 menunjukkan lebih banyak orangtua
namun dari ketujuh faktor tersebut belum diketahui masih mempunyai pengetahuan kurang yaitu 11
faktor yang paling berhubungan atau paling dominan orang (55 %). Orang tua yang berusia lebih dari 25
dalam membentuk pengetahuan orang tua tentang tahun jumlahnya lebih banyak (60 %), namun orang
stunting. tua dengan pengetahuan kurang lebih banyak pada
orangtua yang berusia kurang dari 25 tahun.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan desain crosssectio- Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan
nal dengan populasi yaitu orangtua yang memiliki tentang Stunting
anak balita usia 0–3 tahun di Posyandu Dusun
Plosoarang Desa Plosoarang Kabupaten Blitar. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Hubungan Pendidikan
Populasi berjumlah 37 orang yang selanjutnya diam- dengan Pengetahuan tentang stunting di
bil dengan purposive sampling menjadi sampel Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar
penelitian sebanyak 20 orang. Kriteria inklusi orang
tua yang mengantar ke posyandu dan minimal Pendidikan
Pengetahuan Total
berpendidikan SMP. Pengukuran data dilakukan saat SMP SMA
kegiatan posyandu balita menggunakan kuesioner f % f % f %
meliputi data pengetahuan, usia, pendidikan terakhir, Kurang 6 30 5 25 11 55
pekerjaan, dan informasi yang pernah diperoleh. Baik 1 5 8 40 9 45
Kuesioner pengetahuan tentang stunting berupa 10 Total 7 35 13 65 20 100
pertanyaan pilihan ganda yang disusun berdasarkan
Sumber: data primer
buku sumber Persatuan Ahli Gizi Indonesia (2018)
dan Pusat data Informasi dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI (2018). Analisis bivariat mengguna- Berdasarkan Tabel 2 terlihat 65% Ibu berpen-
kan koefisien kontingensi. Analisis multivariat didikan SMA. Ibu yang memiliki pengetahuan baik
392 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 389–395
lebih banyak berpendidikan SMA dan sebaliknya Hubungan Informasi dengan Pengetahuan
yang masih mempunyai pengetahuan kurang tentang Stunting
berpendidikan SMP.
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Hubungan Informasi
Hubungan Pekerjaan dengan Pengetahuan dengan Pengetahuan tentang stunting di
Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar
tentang Stunting
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hubungan Pekerjaan Informasi
dengan Pengetahuan tentang stunting di Pengetahuan Total
Tidak Pernah
Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar
f % f % f %
Pekerjaan Kurang 10 50 1 5 11 55
Total Baik 2 10 7 35 9 45
Pengetahuan IRT Swasta
Total 12 60 8 40 20 100
f % f % f %
Sumber: data primer
Kurang 9 45 2 10 11 55
Baik 7 35 2 10 9 45
Total 16 80 4 20 20 100 Orang tua yang tidak pernah mendapatkan
Sumber: data primer informasi tentang stunting cenderung memiliki
pengetahuan kurang dibandingkan dengan orangtua
yang pernah mendapatkan informasi tentang
Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan stunting baik melalui media social, radio, tv, maupun
Tabel 3 terlihat kurang ada perbedaan pengetahuan baliho di jalan.
antara ibu yang bekerja swasta dan ibu rumah
tangga. Sebagian besar (80 %) ibu bekerja sebagai Analisis Faktor yang Berhubungan dengan
ibu rumah tangga (IRT) sehingga ibu yang memiliki Pengetahuan tentang Stunting
pengetahuan kurang maupun baik lebih banyak
terlihat pada ibu rumah tangga. Tabel 6 Hasil Analisis Bivariat Faktor yang berhu-
bungan dengan Pengetahuan tentang Stunting
Hubungan Pengalaman dengan Pengetahuan di Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar
tentang Stunting
Faktor Uji koefisien kontingensi
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengalaman Approx. Sig. value
dengan Pengetahuan tentang stunting di
Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar Usia 0,017 0,471
Pendidikan 0,043 0,413
Pengalaman Pekerjaan 0,822 0,050
Total Pengalaman 0,078 0,367
Pengetahuan Tidak Ya Informasi 0,002 0,572
f % f % f %
Sumber : data primer
Kurang 8 40 3 15 11 55
Baik 3 15 6 30 9 45
Dari Hasil analisis bivariat menggunakan uji
Total 11 55 9 45 20 100 koefisien kontingensi didapatkan terdapat hubungan
Sumber: data primer antara pengetahuan dengan usia, pendidikan, dan
pernah tidaknya mendapatkan informasi tentang
Pengalaman ditunjukkan melalui jumlah anak. stunting (p<0,05). Tidak ada hubungan signifikan
Orang tua yang memiliki lebih dari 1 anak dimasuk- antara pengetahuan dengan pekerjaan dan penga-
kan dalam kategori telah mempunyai pengalaman laman orangtua (ibu) dalam mengasuh balita (p>
dalam menerapkan pola asuh (“ya”) dan sebaliknya. 0,05).
Tabel 4 menunjukkan orang tua yang tidak memiliki Berdasarkan nilai odd-ratio (OR) dari analisis
pengalaman (“tidak”) mempunyai pengetahuan multivariate menggunakan uji regresi logistik ber-
kurang dibandingkan orangtua yang telah memiliki ganda dapat diketahui bahwa dari semua faktor
pengalaman dalam mengasuh anak. yang mempengaruhi pengetahuan orangtua (ibu)
Rahmawati, Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Orangtua tentang... 393
Tabel 7 Hasil Analisis Multivariat Faktor yang berhu- Pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang
bungan dengan Pengetahuan tentang Stunting turut membentuk pengetahuan orang tua tentang
di Posyandu Plosoarang Kabupaten Blitar stunting. Orang tua yang berpendidikan SMA lebih
mudah dalam memahami informasi yang didapat
Faktor Uji Regresi Logistik Berganda dibandingkan dengan orang tua berpendidikan SMP,
p-value OR seperti terlihat dalam penelitian ini orang tua berpen-
Usia 0,258 12,784 didikan SMA lebih banyak yang memiliki pengeta-
Pendidikan 0,665 2,365 huan baik dibandingkan dengan orang tua yang
Pengalaman 0,492 0,282 berpendidikan SMP. Pengetahuan tentang stunting
Informasi 0,025 30,988 yang diukur dalam penelitian ini meliputi definisi,
Sumber : data primer dampak, ciri-ciri, penyebab, upaya pencegahan dan
faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting.
Untuk membentuk pengetahuan dengan indikator
tentang stunting, terdapat satu faktor yaitu informasi
tersebut tentunya membutuhkan kemampuan pene-
yang paling berpengaruh membentuk pengetahuan
rimaan dan pemahaman yang baik. Kemampuan
ibu tentang stunting dengan p-value 0,025 < 0,05.
dalam menerima dan memahami informasi umum-
Nilai OR terbesar yang diperoleh yaitu 30,988 arti-
nya lebih dimiliki oleh orang yang berpendidikan
nya informasi yang pernah diterima orangtua mem-
tinggi. Penelitian Corneles & Losu (2015) menyim-
punyai peluang 30,998 kali dalam membentuk
pulkan adanya hubungan signifikan tingkat penge-
pengetahuan orangtua tentang stunting.
tahuan dan pendidikan ibu hamil tentang kehamilan
resiko tinggi.
PEMBAHASAN
Stunting bukan istilah yang umum sehingga
Pengetahuan orang tua tentang stunting ter- tidak semua orang tahu, meskipun Indonesia telah
nyata masih kurang, ditunjukkan dari hasil penelitian lama terdeteksi banyak anak stunting tetapi kam-
ini yaitu sebanyak 11 (55 %) orang tua memiliki paye nasional pencegahan stunting belum lama
pengetahuan kurang tentang stunting. Berdasarkan dicanangkan. Dalam penelitian ini 11 (55%) ibu
uji bivariat (tabel 6) terlihat bahwa faktor yang mempunyai pengetahuan kurang tentang stunting
berhubungan signifikan dengan pengetahuan tentang dan sebagian besar karena belum pernah mendapat
stunting adalah usia, pendidikan dan informasi. informasi tentang stunting. Sebaliknya ibu yang per-
Dalam penelitian ini orangtua yang berusia lebih dari nah mendapatkan informasi dari berbagai jenis
25 tahun lebih banyak memiliki pengetahuan baik media, hanya 1 orang yang tetap mempunyai penge-
daripada yang masih berusia kurang dari 25 tahun. tahuan kurang dan diduga karena tingkat pendidik-
Klasifikasi usia dewasa awal menurut Depkes RI annya yang rendah. Informasi yang diterima orang-
mulai 26-35 tahun. Dibandingkan dengan usia tua umumnya diperoleh melalui berita di media dan
remaja, pada usia dewasa awal memungkinkan hanya sebatas definisi dan dampak tentang stunting,
orang tua lebih peduli dengan perkembangan anak- sehingga pengetahuan tentang stunting yang kurang
nya sehingga lebih tertarik dan lebih mampu menye- banyak ditunjukkan pada indikator dampak, ciri-ciri
rap informasi tentang stunting. Menurut Fujiyanto dan upaya pencegahan stunting. Menurut Nurha-
(2016) mengatakan bahwa memori atau daya ingat sanah (2014), pemberian informasi atau pendidikan
seseorang salah satunya dipengaruhi oleh usia, kesehatan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
dimana daya tangkap dan pola pikir seseorang sema- pengetahuan.
kin matang seiring dengan usia sehingga pengeta- Dalam penelitian ini, pekerjaan tidak menjadi
huan yang diperoleh juga semakin membaik. Pada faktor yang berhubungan signifikan dengan penge-
usia dewasa awal, individu sudah mulai berfikir dan tahuan. Pekerjaan orang tua disini dibedakan men-
berperan aktif dalam kehidupannya serta keluarga- jadi dua yaitu swasta dan ibu rumah tangga (IRT).
nya, orang dewasa awal akan lebih banyak waktu Dulu sebagai ibu rumah tangga dianggap suatu kon-
untuk mensejahterakan kesehatan anak dan anggota disi ibu yang kurang informasi dan banyak mengha-
keluarga lainnya (Notoatmodjo, 2012). Sesuai biskan waktu hanya didalam rumah dengan akses
dengan penelitian Widyaningrum et al. (2016) me- informasi yang terbatas, tetapi saat ini banyak media
nunjukkan bahwa ibu usia dewasa mempunyai pe- yang dapat dengan mudah diakses dimanapun dan
ngetahuan pemberian makan balita lebih baik diban- kapanpun. Sebagai ibu rumah tangga justru mempu-
dingkan usia remaja. nyai banyak waktu luang untuk mengakses informasi
394 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 389–395
Penanganan Stunting, Jakarta, diakses dari http:// dan Perilaku Tentang Jajanan Sehat Para Murid
siha.depkes.go.id/portal/files_upload/Buku_Saku_ Sekolah Dasar, JEKP, 2(3), 108-117
Stunting_Desa.pdf/ Persatuan Ahli Gizi Indonesia. (2018). Stop Stunting
Kusumawati, E., Rahardjo, S., & Sari, H.P. (2015). Model dengan Konseling Gizi. Jakata: Penebar Plus
Pengendalian Faktor Risiko Stunting pada Anak Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Usia di Bawah Tiga Tahun. Jurnal Kesehatan Ma- (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indo-
syarakat, 9(3), 249-256. doi: http://dx.doi.org/ nesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian
10.21109/kesmas.v9i3.572 Kesehatan RI.
Mubarak, W.I. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Widyaningrum, R. Nurdiati, D.S., & Gamayanti, I.L. (2016).
Konsep dan Aplikasi Dalam Kebidanan. Jakarta: Perbedaan Pengetahuan dan Praktik Pemberian
Salemba Medika Makan serta Perkembangan Anak 6-24 bulan pada
Notoatmodjo. (2012). Ilmu Kesehatan Mayarakat. Ibu Usia Remaja dan Dewasa. Jurnal Gizi Klinik
Jakarta: Rineka Cipta Indonesia, 13(1), 27-33. doi: https://doi.org/
Nurhasanah. dkk (2014). Pengaruh Pendidikan Kese- 10.22146/ijcn.22455/
hatan Tehadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap,