Anda di halaman 1dari 17
cla KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK. Menimbang Mengingat NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN TAMAN SEMINARI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK, ba. bahwa dalam rangka peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa anak usia dini, perlu mendirikan Taman Seminari; bahwa dalam rangka menjamin mutu _ pelaksanaan pendidikan di Taman Seminari, perlu ditetapkan petunjuk teknis pendirian lembaga pendidikan Taman Seminari; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu dikeluarkan dalam sebuah Keputusan; Undang-Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2002 Nomor 109); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769); Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5187); Menetapkan KESATU KEDUA. KETIGA KEEMPAT 7. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 146); 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini; 9, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2010 tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria di Bidang Pendidikan; MEMUTUSKAN : : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK KEMENTERIAN AGAMA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN TAMAN SEMINARI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT. JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK. Menetapkan Petunjuk Teknis Pendirian Taman Seminari sebagaimana tertera pada Lampiran Keputusan ini. Melaksanakan Petunjuk Teknis Pendirian Taman Seminari sebagaimana tertera pada Lampiran Keputusan ini, sebagai Panduan Pendirian Taman Seminari. : Petunjuk Teknis ini berlaku bagi Penyelenggara Pendidikan Keagamaan Katolik Anak Usia Dini. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Februari 2015 DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK, EUSABIUS BINSASI LAMPIRAN KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL, BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN TAMAN SEMINARI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 28 ayat (1) sampai ayat (3) disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan/atau informal. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Dewasa ini, lembaga formal bagi jenjang pendidikan anak usia dini yang berciri khas agama Katolik sangat dibutuhkan oleh masyarakat Katolik sebagai sebuah wadah pendidikan anak usia dini bagi anak-anak beragama Katolik. Jenjang pendidikan prasekolah setingkat Taman Kanak-kanak yang berciri khas Katolik pada jalur pendidikan formal disebut dengan Taman Seminari Taman Seminari merupakan bentuk lain yang sederajat dengan taman kanak-kanak (TK), atau Raudatul Athfal (RA). Taman Seminari adalah Lembaga formal Pendidikan Keagamaan Katolik Anak Usia Dini. Dalam rangka perlindungan, pengembangan dan pembinaan Taman Seminari, maka perlu disusun Petunjuk Teknis Pendirian Taman Seminari yang akan dijadikan sebagai panduan pendirian lembaga pendidikan Taman Seminari B. MAKSUD DAN TUJUAN Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai bahan informasi bagi penyelenggara Pendidikan Keagamaan Katolik Anak Usia Dini; = Tujuan Petunjuk Teknis ini adalah: 1. Sebagai petunjuk atau acuan bagi penyelenggara dan pendirian Taman Seminari; 2. Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada warga Gereja Katolik untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembinaan pendidikan keagamaan Katolik pada anak usia dini. C. SASARAN arin petunjuk teknis adalah: . Masyarakat Katolik/Gereja (paroki, keuskupan) yang menyelenggarakan layanan di bidang pendidikan keagamaan Katolik anak usia dini; 2. Pejabat Bimas Katolik Pusat dan Daerah. D. ASAS Asas Pembelajaran di Taman Seminari adalah: Asas Apersepsi (pengetahuan dan pengalaman awal) Asas kekonkritan (interaksi dengan objek-objek nyata) Asas Motivasi (dorongan untuk belajar) Asas Kemandirian (melatih untuk memecahkan masalah) Asas Kerjasama/kooperatif (mengembangkan keterampilan sosial) Asas Individualisasi (memperhatikan perbedaan individu) Asas Korelasi (aspek pengembangan saling berkaitan) Asas Belajar Sepanjang Hayat (belajar tanpa berhenti) SryauRone E. RUANG LINGKUP - Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Sasaran, Asas, Ruang Lingkup, Pengertian Umum; 2. Bab II Pedoman Penyusunan Proposal; 3. Bab Ill Supervisi Pendirian Taman Seminari, memuat Tim Supervisi, Mekanisme Supervisi, dan Kode Etik Pelaksanaan Supervisi. 4. Penutup Petunjuk teknis dijadikan panduan/acuan untuk memberikan izin mendirikan lembaga pendidikan Taman Seminari. Penutup berisi kata penutup dan tanda tangan. F, PENGERTIAN UMUM 1. Taman Seminari adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyclenggarakan program pendidikan dengan kekhasan agama Katolik bagi anak berusia 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) tahun. 2. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 4. Peserta didik Taman Seminari adalah anak yang berusia 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) tahun. 5. Pendidik adalah profesional yang mempunyai tugas untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada Taman Seminari. 6. Persyaratan adalah berkas-berkas yang diperlukan dan dituntut dalam proses terbitnya izin operasional pendirian Taman Seminari. 7. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah Kriteria minimum sarana terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, peralatan teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh sekolah. 8. Akreditasi Taman Seminari adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan Taman Seminari. 9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik. G. PERSYARATAN DAN MEKANISME PENDIRIAN 1. Persyaratan Administratif dan Persyaratan Teknis a. Persyaratan Administratif, terdiri dari 1) Penyelenggara Pendidikan merupakan organisasi berbadan hukum (Perkumpulan, Paroki, Yayasan). 2) Memiliki struktur organisasi, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah ‘Tangga (AD/RT), dan pengurus. 3) Surat rekomendasi pendirian dari pejabat Gereja (Uskup atau Pastor Paroki). 4) Izin domisili dari aparat pemerintah setempat. 5) Mendapat Surat rekomendasi dari Pejabat Bimas Katolik setempat (Kabid/Pembimas/Kasi/Gara), dan; 6) Memiliki kesanggupan untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan paling sedikit sampai 1 (satu) tahun pelajaran berilutnya. Persyaratan Teknis, terdiri dari: 1) Kesiapan pelaksanaan kurikulum. 2) Jumlah peserta didik, 3) Jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan 4) Sarana dan prasarana pendidikan. 5) Rencana pembiayaan pendidikan. 6) Proses pembelajaran. 7) Sistem evaluasi pembelajaran dan program pendidikan, serta; 8) Organisasi dan manajemen Taman Seminari. 2. Mekanisme Pendirian Taman Seminari Mekanisme pendirian dilakukan melalui proses, sebagai berikut: a, Penyampaian sul pendirian Taman Seminari_—oleh Penyelenggara/Pemrakarsa kepada Menteri Agama u.p. Direktur Jenderal dengan melampirkan persyaratan pendirian seperti tersebut di atas; Penelitian/penelaahan berkas pendirian dan verifikasi data lapangan oleh Tim atau Satuan Kerja yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal; Atas dasar hasil penelitian/penelaahan, Direktur Jenderal memberikan ijin pendirian yang berlaku selama 3 (tiga) tahun, atau menolak memberikan izin pendirian; Taman Seminari yang telah melakukan proses _pembelajaran, menyesuaikan dengan persyaratan pendirian. BAB II PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL Proposal pendirian Taman Seminari, meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Surat Surat Permohonan Permohonan Izin Operasional Taman Seminari dari Penyelenggara yang berbentuk Perkumpulan, Paroki, Yayasan/Badan Penyelenggara yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Kementerian Agama RI. Surat permohonan berisi tentang nomor surat, perihal, tempat, tanggal, tahun, substansi permohonan, tanda tangan, dan stempel Yayasan/Badan Penyelenggara dengan melampirkan proposal pendirian. 2. Isi Proposal a. Latar Belakang Bagian ini diuraikan: 1) Alasan pendirian Taman Seminari berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat (hasil studi kelayakan). Visi yang jelas dari penyclenggara harus dipaparkan secara lugas dan sistematis sehingga pendirian Taman Seminari ini benar-benar sesuai dengan kebutuhan Masyarakat Katolik. 2) Tujuan Pendidikan yang akan dicapai, misalnya untuk pengenalan dan penanaman nilai-nilai iman Katolik dalam rangka menumbuh kembangkan pribadi anak Katolik yang seimbang jasmani dan rohani 3) Visi dan Misi dari Penyelenggara yang menaungi pendirian Taman Seminari, Prospek Taman Seminari: mempersiapkan anak-anak untuk memasuki usia sekolah. 4) Selain itu dipaparkan gambaran demografis, perbandingan jumlah umat yang ada dengan kebutuhan akan pendirian Taman Seminari. Dasar Pendirian Taman Seminari 1) Dasar Biblis (Luk 18:15-17) dan Ajaran Gereja (Konsili Vatikan IL tentang penanaman iman sejak dini) 2) Dasar Yuridis (Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan Pendidikan). Penamaan Taman Seminari yang diselenggarakan oleh Pemerintah: 1) Nama Taman Seminari yang diselenggarakan oleh Pemerintah ditulis nama satuan pendidikan diikuti dengan nama kabupaten/kota. 2) Penggunaan nama Taman Seminari yang diselenggarakan oleh Pemerintah dengan istilah khusus ditetapkan oleh Pemerintah. Penamaan Taman Seminari yang _—diselenggarakan oleh masyarakat/lembaga penyelenggara: 1) Nama Taman Seminari yang diselenggarakan oleh masyarakat ditulis nama satuan pendidikan diikuti dengan nama yang ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan yang bersangkutan. 2) Di belakang nama yang ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan yang bersangkutan diikuti nama kabupaten/ kota. Daftar Sarana dan Prasarana 1) Ruang pendidikan, terdiri dari: tempat bermain, ruang belajar, ruang doa. 2) Ruang administrasi, terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha. 3) Ruang Penunjang pendidikan, terdiri dari kamar mandi/WC. 4) Ruang alat peraga. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bagian ini menguraikan tentang: 1) Profil Kepala Sekolah beserta fotokopi ijazah akademik serta sertifikat pendidik 2) Profil pendidik beserta fotokopi ijazah/akademik, serta sertifikat pendidik (bila ada) 3) Gambaran perbandingan pendidik dengan kebutuhan _ setiap kelas/jumlah anak. 4) Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang digaji berdasarkan perjanjian kerja. 5) Jumlah dan Status pendidik dan tenaga kependidikan baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun non-Pegawai Negeri (Non-PNS) Kurikulum 1) Setiap Taman Seminari wajib melaksanakan kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah. 2) Kurikulum Taman Seminari berisi program-program pengembangan nilai agama dan moral Katolik, motorik, kognitif, bahasa, sosial- emosional, dan seni. . Tugas dan Wewenang Kepala Sekolah, Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 1) Tugas dan wewenang Kepala Sekolah 2) Tugas dan wewenang pendidik dan tenaga kependidikan. Sumber Pembiayaan dan Pendanaan i Bagian ini berisi proyeksi kebutuhan dana awal, dana operasional dan pemeliharaan, serta kebutuhan dana lainnya yang bersumber dari 1) Dana investasi awal (pendiri/yayasan, donatur). 2) Uang pangkal/SPP. 3) Penerimaan eksternal (pemerintah, bantuan-bantuan lainnya yang sal Yayasan/Badan Penyelenggara Bagian ini memaparkan profil Yayasan/Badan Penyelenggara Taman Seminari, antara lain: 1) Nama Penyelenggara Pendidikan (Perkumpulan, —_Paroki, Yayasan/Badan Penyclenggara). 2) Dasar Hukum Pendirian (Perkumpulan, Paroki, Yayasan/Badan Penyelenggara). 3) Memiliki struktur organisasi (Perkumpulan, Paroki, Yayasan/Badan Penyelenggara) 4) Daftar Riwayat hidup dan kompetensi personil (Perkumpulan, Paroki, Yayasan/Badan Penyelenggara). 5) Tugas dan Wewenang (Perkumpulan, Paroki, Yayasan/Badan Penyelenggara) terhadap pendirian Taman Seminari. Calon Peserta Didik Bagian ini menguraikan tentang : 1) Penerimaan peserta didik pada Taman Seminari dilakukan secara adil, objektif, transparan, dan akuntabel 2) Jumlah siswa sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang dan sebanyak- banyaknya disesuaikan dengan nisbah guru tetap dengan siswa 1:10. 3) Calon peserta didik adalah anak Usia 4-6 Tahun dibuktikan dengan Surat Baptis/Akte lahir/surat keterangan. 4) Satuan pendidikan Taman Seminari dapat menerima peserta didik pindahan dari Taman Kanak-Kanak atau bentuk lain yang sederajat. Tugas dan Wewenang Kepala Sekolah, Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 1) Tugas dan wewenang Kepala Sekolah 2) Tugas dan wewenang pendidik dan tenaga kependidikan. . Rencana Pengembangan Taman Seminari 1) Rencana Jangka Pendek (1-5 tahun), antara lain meliputi: a) Proses hukum, misalnya: Badan Hukum, dan kelengkapan administratif yang mendukung berdirinya Taman Seminari sesuai aturan yang berlaku. b) Rencana pengadaan sarana dan prasarana. c} Rencana pemeliharaan, rehab dan pemenuhan biaya administrasi yang bersifat tetap maupun variabel. d) Rencana pengangkatan guru—tetap_-—-Yayasan/Badan Penyelenggara. e) Rencana pemberian uang tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan, 2) Rencana Jangka Menengah (6-10 tahun) antara lain meliputi: a) Rencana peningkatan jumlah dan mutu Pendidik. b) Rencana peningkatan jumlah dan mutu sarana dan prasarana. 3) Rencana Jangka Panjang (11-15 tahun) Tindakan ini meliputi : a) Rencana peningkatan mutu dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, meliputi: (1) Pemberian jaminan kesehatan bagi keluarga pendidik dan tenaga kependidikan. (2) Rencana peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan (minimal $1) ; b) Rencana peningkatan pelayanan administrasi sekolah, meliputi (1) Peningkatan jumlah dan mutu peralatan kantor. (2) Melengkapi format-format isian untuk pelayanan sekolah. (3) Mengirim pendidik dan tenaga kependidikan mengikuti kursus dan pelatihan. ©) Penambahan dan perawatan sarana dan prasarana (gedung sekolah, dan gedung lainnya). n, Penutup Bagian ini menguraikan kata penutup dan tanda tangan Yayasan/Badan Penyelenggara. 3. Lampiran Melampirkan surat/dokumen sesuai persyaratan di atas. BAB IIL SUPERVISI PENDIRIAN TAMAN SEMINARI A. Tim Supervisi 1. Keanggotan Tim: Tim Supervisi dibentuk oleh Direktur Pendidikan Katolik dan disahkan oleh Direktur Jenderal. 2. Tugas Tim Supervisi Tugas pokok: a. Memverifikasi data terutama dilakukan melalui analisis dokumen dan pengamatan langsung. b. Mewawancarai pimpinan yayasan/badan penyelenggara dan calon pengelola institusi (kepala sekolah), termasuk calon pendidik. c. Menilai kesiapan dan kelayakan pendirian Taman Seminari, sehingga Tim Supervisi dapat menyimpulkan karakteristik spesifik ‘Taman Seminari yang hendak didirikan. d. Melaporkan hasil pengamatan dan diskusi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. €. Memberikan rekomendasi pendirian Taman Seminari yang diusulkan untuk mendapatkan persetujuan atau penetapan kebijakan lebih lanjut. B, Mekanisme Supervisi Pelaksanaan supervisi melalui mekanisme, sebagai berikut: 1. Supervisi dilaksanakan oleh Tim yang dibentuk oleh Direktur Pendidikan Katolik dan disahkan oleh Direktur Jenderal. 2. Sebelum melakukan supervisi, Tim menyamakan persepsi mengenai substansi ketentuan pendirian Taman Seminari berdasarkan _ hasil penilaian. 3. Tim membagi tugas untuk melakukan pengamatan langsung, wawancara, diskusi, dan analisis dokumen sesuai dengan langkah-langkah berikut: a, Pengamatan/wawancara/analisis dokumen dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan juga dengan berbagai pihak pada institusi yang bersangkutan. b. Tim melakukan perbandingan antara hasil supervisi dengan uraian dalam proposal. Jika dianggap tidak sesuai, maka harus dilakukan konfirmasi dan pengecekan ulang. 4. Tim memberikan nilai untuk setiap aspek seperti tercantum pada Format-5 dengan kisaran nilai 1-5, dengan acuan berikut ini: Nilai 1 = Dokumen pendukung yang disyaratkan kurang lengkap; Nilai 2 = Belum memenuhi batas yang disyaratkan; Nilai 3 = Memenuhi persyaratan minimal tetapi bukti fisik kurang lengkap; Nilai 4 = Memenuhi persyaratan minimal dan didukung dengan bukti fisike yang lengkap; Nilai 5= Melebihi persyaratan minimal dan didukung bukti fisik yang lengkap 5. Setelah_melaksanakan supervisi, Tim menyusun laporan kesimpulan kualitatif hasil supervisi dengan mengisi Format-6. Laporan kesimpulan didiskusikan dengan pimpinan _yayasan/badan penyelenggara Taman Seminari institusi untuk disepakati dan ditandatangani bersama dengan menggunakan Format-7. Laporan dibuat 2 (dua) rangkap, satu untuk pimpinan yayasan/badan penyelenggara Taman Seminari dan satu dikirim ke Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik. 6. Laporan hasil Supervisi dan rekomendasi dijadikan bahan bagi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik untuk memberikan izin pendirian Taman Seminari yang diajukan. . Kode Btik Pelaksanaan Supervisi Dalam pelaksanaan supervisi, Tim maupun Pimpinan Yayasan/Badan Penyelenggara Taman Seminari perlu memperhatikan kode etik, sebagai berikut: Tim Supervisi 1, Tidak boleh memiliki komitmen negatif, antara lain berupa janji atau kesediaan untuk melakukan sesuatu yang tidak pada tempatnya, atau memberikan informasi yang konfidensial untuk kepentingan lembaga/Taman Seminari yang dikunjungi. 2. Obyektif dalam memberikan penilaian. 3. Memberikan saran atau kritik konstruktif kepada setiap lembaga/Taman Seminari yang dikunjungi. 4. Menjaga kerahasiaan semua dokumen dan informasi yang disampaikan oleh lembaga/Taman Seminari. Bebas dari pertentangan kepentingan(conflict of interest). 6. Tidak diperkenankan menerima hadiah dalam bentuk apapun dari Yayasan/Badan Penyelenggara Taman Seminari. Yayasan/Badan Penvelenggara Taman Seminari 1. Memberikan kemudahan administratif dalam proses supervisi yang dilakukan oleh Tim Penilai. 2. Dapat menolak kehadiran Tim Supervisi, jika dapat membuktikan secara tertulis bahwa mereka mempunyai pertentangan kepentingan. 3. Jika telah terjadi kesalahan dalam proses kunjungan, maka segera melaporkannya kepada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik. 4. Tidak diperkenankan memberi hadiah dalam bentuk apa pun kepada Tim yang melaksanakan kunjungan. BAB IV PENUTUP, Petunjuk Teknis Pendirian Taman Seminari dibuat sebagai pedoman dalam memberikan izin mendirikan lembaga pendidikan Taman Seminari dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan iman Katolik anak usia dini Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Februari 2015 DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK, EUSABIUS BINSASI FORMAT 1 PROPOSAL, PERMOHONAN IZIN PENDIRIAN TAMAN SEMINARI FORMAT 2. LEMBAR PENGESAHAN, 1. Nama Lembaga Pengusul : 2. Nama Taman Seminari yang diusulkan : [3. Program yang diusulkan : la. Jb. .... |4. Penanggung Jawab Nama Jabatan |Alamat. [Telepon Fax. |E-mail < Tempat, tanggal. Disampaikan oleh < Pimpinan Badan Penyelenggara> FORMAT 3 DAFTAR KELENGKAPAN SEMINARI ADMINISTRASI PROPOSAL PENDIRIAN TAMAN Nama YAYASAN/BADAN PENYELENGGARA Nama TAMAN SEMINARI TANGGAL SUPERVISI CHECK LIST SUPERVISI No JENIS DOKUMEN L | it] TA 1 Surat pengusulan 2 Proposal Pendirian TAMAN SEMINARI 3 Akta Notaris Pendirian Lembaga Yayasan/Badan Penyelenggara TAMAN SEMINARI 7 Nama Penyelenggara: Perkumpulan/Paroki/Yayasan 3 ‘Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga Taman Seminari 6 Nama lengkap PAUD Taman Seminari 7 Sertifikat/perjanjian/ sewa kontrak tanah gedung dan prasarana fisik lainnya a Rencana pengembangan/Rencana Strategis a Kurikulum i Daftar Pendidik dan tenaga kependidikan Daftar riwayat hidup Pendidik dan tenaga kependidikan Surat kesediaan membimbing dan mendampingi Anak ii Analisis potensi calon peserta didik 12 Referensi bank dan bukti lain berkenaan dengan dana penyelenggaraan Taman Seminari/Surat pernyataan kesanggupan pembiayaan SUPERVISI NO L | TL] TA JENIS DOKUMEN 13 Daftar Sarana dan Prasarana Gedung: raang kelas Alamat Ruang Pendidik dan tenaga kependidikan Fasilitas media pembelajaran Daftar fasilitas fisik pendukung Rekomendasi Pastor Paroki Rekomendasi Pejabat Bimas Katolik Setempat {Kabid/Pembimas/Kasi/Gara) = Tidak Lengkap TA = Tidak Ada Penilai, (Nama dan NIP) FORMAT 4 DESKRIPS] UMUM TENTANG PROFIL TAMAN SEMINARI YANG DIUSULKAN, Nama YAYASAN/BADAN PENYELENGGARA Nama TAMAN SEMINARI Program pengembangan TANGGAL PENGUSULAN Deskripsikan dan lakukan analisis profil pengusul atas dasar_pertimbangan kebutuhan, keberlanjutan, jaminan keuangan, dan potensi masalah yang ditimbulkan, Penilai (Nama dan Gelar Akademik) FORMAT-5 HASIL — PENILAIAN KUANTITATIF UNSUR-UNSUR DIPERSYARATKAN Cat: cros cek dng bab 2 YANG NO.| KOMPONEN UNSUR KOMPONEN NILAI SUPERVISI A |Pendanaan (Bobot 15%) Kebutuhan dana investasi Kebutuhan dana operasional Penerimaan internal Penerimaan eksternal Jumlah B. | Pendidik (Bobot 25%) Kecukupan Pendidik Kompetensi Pendidik Jumlah Cc. | Tenaga Kependidikan (Bobot 10%) Kecukupan tenaga kependidikan| Kompetensi tenaga kependidikan keagamaan {Bobot 15%) Jumlah D. | Kurikulum Kualifikasi kompetensi lulusan program studi _| yang diharapkan Peta dan bobot Kurikulum Rujukan kurikulum yang digunakan Jumlah E. | Prasarana dan Sarana (Bobot 20%) Ruang Kelas Ruang Pendidik Ruang Pengembangan Perpustakaan/Sarana Jumlah JUMLAH SELURUH KOMPONEN Penilai (Nama dan Gelar Akademik] FORMAT-6 KOMENTAR DAN REKOMENDASI NO KOMPONEN KOMENTAR/REKOMENDASI A | Pendanaan B | Pendidik © | Tenaga Kependidikan D | Kurikulum E |Prasarana dan Sarana Penilai (Nama dan Gelar Akademik) FORMAT-7 BERITA ACARA PENILAIAN BERITA ACARA Pada hari ini, tanggal ......... bulan .... eee tAHUA esses telah dilakukan penilaian proposal/supervisi* atas pengusulan_pendirian Taman Seminari pada Yayasan/Badan Penyelenggara ....... Penilaian proposal/Supervisi* telah dilakukan dengan menggunakan panduan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dengan mempertimbangkan aspek-aspek: 1. Kurikulum 2. Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3, Sarana dan Prasarana 4. Pendanaan 5 . Administrasi Demikian, Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sesuai keperluannya. Ketua Anggota Asesor ¥) Coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai