Anda di halaman 1dari 23
"MAKALAH" TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM PERUSAHAAN Di N Oleh: Kelompok 4 1. Wa. Inna (202210154) 2.Firdahayu (202210098) 3. Andri Alamsyah ArosokhiGulo (202210035) 4.Mario Prakarsa Loppu (202210235) 5.Sultan Amarzin (202210149) FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN ‘SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIEM) BONGAYA MAKASSAR 2022 KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah S.W.T. yang telah memberikan rahmat, nikmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga Penulis dapat menyelesaikan dengan tepat waktu makalah yang berjudul Corporate Social Responcibility (CSR) untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis, Ucapan terima kasih dan rasa hormat Penulis kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Akhir kata, Penulis sampaikan bahwa tiada makalah yang sempurna tanpa uluran tangan pemerhatinya. Oleh karena itu, kritik serta saran sangat Penulis harapkan dari pembaca sekalian yang bersifat membangun, agar lebih baik penulisan kami yang akan mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak. Makassar, 29 Oktober 2022 Penyusun Kelompok 4 KATA PENGANTAR... DAFTAR ISL. BAB I PENDAHULUAN. Ld LATAR BELAKANG. 1.2, RUMUSAN MASALAU.... 1.3. TUUAN DAN MANFAAT... BAB II PEMBAHASAN. 2.1 PANDANGAN MILTON FRIEDMAN TENTANG CSR.. 2.2, LINGKUP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN. 5 2.3. TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN.scsscsscussnseitentnnseninnnnsens® 2.4 PEREKEMBANGAN KONSEP CSR .. 2.5 BENTUK IMPLEMENTASI PERUSAHAAN.....cssccssotcunnnnetennnnseel® BAB II PENUTUP.. 3.1, KESIMPULAN sessssssntsstnnentset ee.) DAFTAR PUSTAKA. SARAN. BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggungjaweb perusahaan akibat dampak usaha yang dilakukan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terutama masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaannya, Sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007, bahwa setiap perseroan atau perusahaan dalam menjalankan usahanya yang bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Corporate Social Responsibility tidak memberikan profit pada perusahaan dalam jangka pendek tapi Corporate Social Responsibility harus memberikan keuntungan dimasa yang akan datang, Oleh karena itu hasil akhir dari strategi Corporate Social Responsibility akan menjadi investasi penting bagi perusahaan, Sebuah perusahaan harus paham dengan suku bangsa dan budaya Indonesia yang beragam, karakter sosial ekonomi, serta perbedaan kondisi alamnya, Dalam penerapan Corporate Social Responsibility perusahaan bisa lebih fokus, terukur dan sesuai dengan keunikan serta kearifan masyarakat dan lingkungan sekitar. Karena Corporate Social Responsibility bukan hanya sekedar kegiatan promosi marketing, dan sumbangan sosial, namun Corporate Social Responsibility lebih dari itu. Keuntungan dengan menggunakan Corporate Social Responsibility ini sama dengan satu ditambah satu sama dengan tiga. Mengapa begitu? Karena jika perusahaan menerapkan Corporate Social Reponsibility dengan baik dan benar maka manfaat yang diperoleh tidak hanya dua saja (keuntungan perusahaan dan keuntungan stake holder). Tetapi, juga menciptakan sebuah nilai baru yaitu keuntungan bagi planet bum. Contoh nyata program Corporate Social Responsibility yang pemah dilakukan oleh perusahaan minyak swasta nasional yaitu mengubah gas buangan dari penambangan minyak menjadi LPG untuk kompor gas. Kegiatan ini dilakukan Karena masyarakat sekitar pertambangan memang belum mendapatkan akses listrik dan hidup dari kayu bakar, Program ini dinilai tepat guna dan dapat mencegah penebangan hutan, 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dibahas adalah sebagai berikut ? BER 5. Bagaimana pandangan Milton Friedman tentang CSR? Bagaimana Lingkup Tanggung Jawab Perusahaan? Apa saja tangung jawab perusahaan? Bagaimana perkembangan konsep CSR? Bagaimana bentuk implementasi CSR? 1,3 Manfaat Penulisan 2. 3. 4, 5, Untuk mengetahui pandangan Milton Friedman tentang CSR Untuk mengetahui Lingkup Tanggung Jawab Perusahaan ‘Untuk mengetahui apa saja tanggung jawab Perusahaan Untuk mengetahui perkembangan konsep CSR. Untuk mengetahui bentuk implementasi CSR BABII PEMBAHASAN 2.1 Padangan Milton Friedman Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Milton Friedman (1912-) adalah profesor emeritus dari Universitas Chicago dan pemenang Hadiah Nobel bagian ekonomi pada tahun 1976. Ia sudah merumuskan pandangannya tentang tanggung jawab sosial perusahaan dalam bukunya, Capitalism and Freedom (1962), tetapi menjadi masyhur dalam konteks ini adalah tulisan kecilnya yang dimuat dalam New York Times Magazine, 13 September 1970, dengan judul The social responsibility of business is to increase its profits. Dalam judul ini sudah tampak jelas maksudnya satu-satunya tanggung jawab perusahaan adalah meningkatkan keuntungan samai menjadi sebesar mungkin. Tanggung jawab ini diletakkan dalam tangan para manajer. Pelaksanaannya tentu saja harus sesuai dengan aturan-aturan main yang berlaku dalam masyarakat, baik dari segi hukum ‘maupun dari segi kebiasaan etis, Tetapi manajer tidak mempunyai tujuan lain dan pasti tidak terikat dengan tujuan-tujuan sosial yang asing terhadap tugasnya untuk menghasilkan keuntungan sebesar mungkin untuk perusahaan. Jika Friedman berbicara tentang perusahaan, maksudnya adalah perusahaan publik dimana kepemilikan terpisah dari manajemen, Para manajer hanya menjalankan tugas yang dipercayakan kepada mereka oleh para pemegang saham sebagai pemilik yang dipercayakan kepada mereka oleh para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, Jadi, tanggung jawab sosial boleh saja dijalankan oleh manajer secara pribadi, seperti juga oleh semua orang lain, tetapi sebagai manajer perusahaan mereka mewakili para pemegang saham dan Karena itu tanggung jawab mereka adalah ‘mengutamakan kepentingan mereka, yakni memperoleh keuntungan sebanyak ‘mungkin. Friedman menyimpulkan bahwa doktrin tanggung jawab sosial dari bisnis ‘merusak sistem ekonomi pasar bebas. Mengakui tanggung jawab sosial itu akan mengakibatkan sistem ekonomi menjurus ke arah ekonomi berencana dari negara-negara komunis. Serentak juga doktrin itu bersifat subversif tethadap masyarakat yang bebas dan demokratis. Dan sebagai penutup ia mengutip dai ukunya, Capitalism and Freedom, bahwa dalam masyarakat bebas “terdapat satu dan hanya satu tanggung jawab sosial untuk bisnis, yakni ‘memanfiatkan sumber dayanya dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan keuntungannya, selama hal itu sebatas aturan- aturan main, artinya, melibatkan diri dalam kompetisi yang terbuka dan bebas tanpa penipuan atau kecurangan.” Yang perlu ditolak dalam pandangan Friedman adalah tekanan berat sebelah pada posisi pemegang saham, Teori stakeholders adalah kritik yang, paling tepat atas pandangan Friedman, Di samping stockholders, masih banyak stockholders lain yang semuanya berhak diperhatikan dalam pengelolaan bisnis, Kekurangan Friedman ini tampak dalam contoh-contoh yang diberikan untuk menolak tanggung jawab sosial lain daripada meningkatkan keuntungan. Di satu sisi diberikan contoh: perusaahaan tidak pelu membatalkan kenaikan harga produk demi mencegah terjadinya inflasi, atau dalam menerima tenaga baru, perusahaan tidak wajib memprioritaskan tenaga kerja yang sudah lama menganggur. Masalah inflasi atau masalah Kesempatan kerja yang tidak secara langsung menjadi tanggug jawab perusahaan, Contoh-contoh ini dapat diterima. Disisi lain diberikan contoh Jingkungan hidup. Friedman menegaskan bahwa perusahaan tidak wajib “mengeluarkan lebih banyak biaya untuk mengurangi polusi daripada apa yang perlu demi kepentingan perusahaan dan apa yang dituntut oleh hukum demi terwujudnya tujuan sosial, yakni memperbaiki lingkungan hidup.” Contoh ini lebih sulit untuk diterima, karena tanggung jawab perusahaan di sini tidak terbatas pada apa yang diperintahkan hukum, apalagi pada kepentingan perusahaan. Lingkungan hidup adalah suatu persoalan sangat penting dalam rangka tanggung jawab sosial perusahaan, yang ternyata belum disadari oleh Friedman, 2.2 Lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ‘Ada empat lingkup tanggung jawab sosial perusahaan, yait 1. Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas. Kegiatannya dapat berupa pembangunan rumah ibadah, membangun prasarana dan fasilitas sosial dalam masyarakat, menjaga sungai dari polusi, pemberian beasiswa dan lain-lain, alasan_perusahaan terlibat dalam kegiatan sosial yaitu: erusahaan dan karyawannya merupakan bagian integral dari masyarakat setempat; perusahaan telah diuntungkan dengan hak untuk mengelola sumber daya alam yang ada dalam masyarakat tersebut; bist memperlihatkan komitmen moral perusahaan untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan bisnis yang dapat merugikan masyarakat sekitarnya; perusahaan akan lebih menyatu dengan masyarkat sekitar, sehingga ada rasa memiliki dan masyarakat terhadap perusahaan. 2. Keuntungan ekonomis, karena akan menimbulkan citra positif bagi perusahaan, hal ini dapat membuat masyarakat lebih menerima kehadiran produk perusahaan, 3. Memenuhi aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat, baik dalam kegiatan bisnis atau kegiatan sosial, agar bisnis berjalan secara baik dan teratur, 4, Hormat pada hak dan kepentingan stake holder atau pihak-pihak tertentu yang terkait dengan kepentingan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan bisnis suatu perusahaan, Keraf (1998) juga menyebutkan beberapa alasan perlunya keterlibatan sosial perusahaan: 1, Kebutuhan dan harapan masyarakat semakin berubah, masyarakat semakin kritis dan peka terhadap produk yang akan dibelinya, sehingga perusahaan tidak bisa hanya memusatkan perhatiannya untuk mendatangkan keuntungan, 2. Terbatasnya sumber daya alam, bisnis diharapkan untuk tidak hanya mengeksploitasi sumber daya alam yang terbatas, namun harus juga ‘memelihara dan menggunakan sumber daya alam secara bijak. 3. Lingukungan sosial yang lebih baik, lingkungan sosial akan mendukung kebethasilan bisnis untuk waktu yang panjang, semakin baik lingkungan sosial dengan sendirinya akan ikut memperbaiki iklim bisnis yang ada, Misalnya dengan menurunnya tingkat pengangguran. 4, Pertimbangan tanggung jawab dan kekuasaan, kekuasaan yang terlalu besar jika tidak diimbangi dan dikontrol dengan tanggung jawab sosial akan menyebabkan bisnis menjadi kekuatan yang merusak masyarakat, 5. Keuntungan jangka panjang, dengan tanggung jawab dan keterlibatan sosial tercipta suatu citra positif di mata masyarakat, karena terciptanya iklim sosial politik yang kkondusif bagi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut. Skandal etika telah mengurangi kepercayaan publik pada sejumlah institusi, publik meminta adanya turut campur pemerintah untuk menghukum para pelanggar peraturan. Linda Trevino menyebutkan terdapat tujuh persyaratan demi tercapainya ketekunan dan program sadar hukum yang efektif. 1) Menegakkan standar kepatuhan yang sanggup mencegah tindak kriminal. 2) Menugaskan tanggung jawab pada orang-orang tingkat tinggi tertentu untuk mengawasi pelaksanaan standar tersebut. 3) 4) 5) 6) 0) Memperhatikan penuh bahwa pihak berwenang tidak ditugaskan pada individu dengan kecenderungan untuk bertindak ilegal. Mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mengkomunikasikan standar dan prosedur kepatuhan kepada semua karyawan, dengan penegakan khusus pada pelatiha dan penyebaran buku petunjuk. Mengambil langkah-langkah cepat untuk menegakkan patuhan dengan standar tertulis lewat pemantauan auditing dan sistem lainnya yang dirancang untuk ‘mendeteksi perilaku kriminal Setelah sebuah laporan yang menjamin kebebasan bagi tiap karyawan yang ‘melaporkan adanya tindak kriminal, Mewajibkan standar tertulis organisasi dengan konsisten lewat mekanisme pendisiplinan yang pantas, termasuk bila pendisiplinan individu yang bertanggung jawab atas kegagalan mendetaksi pelanggaran. Setelah sebuah pelanggaran dideteksi, semua langkah yang tepat harus diambil untuk ‘merespon dan mencegah perilaku serupa dimasa mendatang. Kotler dan lee mengidentifikasi enam pilihan program perusahaan untuk melakukan inisiatif dan aktifitas yang berkaitan dengan berbagai masalah sosial sekaligus sebagai wujud komitmen dari tanggung jawab sosial perusahaan, Keenam inisiatif sosial yang bisa di eksekusi oleh perusahaan adalah: le couse promotions dalam bentuk memberikan Kontribusi dana atau penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah masalah sosial tertentu seperti, misalnya, bahaya narkotika, couse related marketing, bentuk kontribusi perusahaan dengan menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi masalzh soaial tertentu, untuk periode waktu tertentu atau produk tertentu, corporate social marketing, disini perusahaan membantu pengembangan ‘maupun implementasi dari kampanye dengan fokus untuk merubah perilaku tertentu yang mempunyai pengaruh negatif, seperti kebiasaan berlalu lintas yang beradab. 4. corporate philanthropy adalah inisiatif perusahaan dengan memberikan kontribusi langsung kepada suatu atifitas amal, lebih sering dalam bentuk donasi ataupun sumbangan tunai. 5. community volunteering, dalam aktifitas ini perusahaan memberikan bantuan dan mendorong karyawan, serta mitra bisnisnya untuk secara suka rela terlibat dan membantu masyarakat setempat. 6. socially responsible busisness practices, ini adalah sebuah inisiatif dimana perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnins tertentu serta investasi yang di tujukan untuk meningkatkan kualitas komunitas dan melindungi lingkungan. 2.3 Tanggung Jawab Perusahaan 2.3.1 Tanggung Jawab Legal dan Tanggung Jawab Perusahaan Suatu perusahaan sebagai sebuah badan hukum pasti_memiliki berbagai kewajiban dan hak, Selain hal tersebut, perusahaan juga mempunyai tanggung jawab legal, sama halnya dengan subjek hukum yang biasa (manusia perorangan), perusahaan juga harus menaati hukum dan harus memenuhi hukumnya, apabila melakukan pelanggaran. Disini, perusahaan dituntut agar bisnisnya mematuhi hukum dan sesuai dengan aturan main, Hukum dipahami sebagai pendangan moral masyarakat yang dikodifikasikan, Sebagian mungkin beranggapan bahwa tanggung jawab hukum harus dipenuhi oleh perusahaan hanya untuk menjaga izin usahanya, Namun sebenarnya harus dimaknai sebagai bentuk perwujudan atas ketaatan terhadap pendangan moral masyarakat tempat suatu perisahaan berdiri dan menjalankan kegiatan bisnisnya, Selain mempunyai tanggung jawab legal, perusahaan mempunyai juga tanggung jawab moral. Dalam melihat apakah perusahaan memiliki tanggung jawab moral merupakan hal yang cukup sulit. Akan tetapi, para abli etika bisnis khususnya Peter French membela status moral perusahaan, Peter French berpendapat bahwa suatu korporasi memiliki moral yang sama dengan perscorangan dan memiliki_ hak istimewa, hak dan kewajiban seperti keadaan perseorangan, Pendapat tersebut didukung oleh dua pemikiran yaitu, pertama, keputusan yang diambil oleh korporasi hanya bisa dihubungkan dengan komorasi itu sendiri bukan dengan beberapa orang yang bekerja pada korporasi misalnya, keputusan dua perusahaan untuk mengadakan merger. Keputusan tersebut hanya dilakukan dari dua korporasi tersebut bukan dari beberapa anggotanya saja. Kedua, korporasi melakukan perbuatan seperti itu sendiri dan tidak dengan orang yang bekerja pada korporasi tersebut. misalnya, adalah memperbaiki posisinya dalam kompetisi. Akan tetapi banyak yang tidak sependapat dengan hal ini, Pada akhirnya, tanggung jawab moral korporasi lebih ditekankan pada pimpinan perusahaan 2.3.2 Tanggung Jawab Ekonomis dan Tanggung Jawab Sosial Beroperasinya sebuah perusahaan haruslah memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitamya, Oleh karena itu. perusahaan memiliki dua tanggung jawab untuk mengatasinya yaitu tanggung jawab ekonomis dan tanggung jawab sosial, Namun tanggung jawab tersebut hanya berlaku untuk sektor swasta, Karena dalam perusahaan Negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kedua tanggung jawab ini tidak dapat dipisahkan. Sering terjadi perusahaan merugi bertahun-tahun lamanya, tetapi egiatan operasional tetap berlangsung. Misalnya, perusahaan kereta api mengalami kerugian, tetapi hal itu tidak menjadi alasan untuk menutup perusahaan tersebut. Pertimbangan dibelakangnya adalah untuk kepentingan ‘umum, sehingga jasa ini harus tersedia terus dengan dibantu oleh kas Negara yang diajukan oleh pemerintah, Namun berbeda dengan Perusahaan swasta, kelangsungan usahanya terletak dalam tangannya sendiri. Jika mengalami defisit yang cukup lama, schingga mengakibatkan perusahaan harus ditutup, Di sinilah letaknya tanggung jawab ekonomis sebuah perusahaan. Ia harus berusaha agar kinerja ekonomisnya selalu baik, dengan cara perusahaan harus menghasilkan laba Modal yang ditanamkan di dalamnya harus diperoleh kembali dalam jangka waktr yang wajar, bersama dengan laba yang wajar pula. Hal tersebut ‘merupakan tanggung jawab ekonomis perusahaan. Tanggung jawab ekonomi ini mempunyai aspek sosial yang penting. Kinerja setiap perusahaan menyumbangkan beberapa hasil dari penjualan untuk ekonomi nasional sebuah Negara, dengan sendirinya perusahaan tersebut memberi kontribusi yang berarti kepada kemakmuran masyarakat. Tanggung jawab sosial dari perusahaan merujuk pada semua hhubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stake holder, termasuk didalamnya adalah pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga competitor, di dunia internasional sendiri sudah ditegaskan kewajiban korporat yang bergabung dalam ISO untuk menyejahterakan komunitas di sekitar wilayah usaha. 1SO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yaitu: Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma interasional 10 © Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pemngertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa Dipandang dari segi etika, memang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tidak hanya sekedar menyangkut pengembangan komunitas ataupn sekadar kegiatan sosial. Pengertian CSR jauh lebih Iuas dari itu, seperti memperlakukan karyawan dengan baik dan tidak diskriminatif serta tidak melanggar HAM. Tanggung jawab sosial perusahaan dapat berupa: 1, Pemeliharaan sumber daya masyarakat 2. Perusahaan harus bekerja sebagai system terbuka dua arah dengan penerimaan ‘masukan secara terbuka dari masyarakat dan memaparkan operasinya kepada public 3. Perusahaan harus mengkalkulasikan biaya sosial maupun manfaat dari suatu aktivitas, produk atau jasa dan mempertimbangkannya secara cermat agar dapat diputuskan apakah kegiatan tersebut perlu dilanjutkan atau tidak 4, Mempertimbangkan biaya sosial dari setiap aktivitas, produk, atau jasa ke dalam harga schingga konsumen membayar atas dam;at konsumsinya terhadap masyarakat 5. Perusahaan melibatkan diri dalam aktivitas sosial, sesuai dengan Kompetensinya dimana terdapat kebutuhan sosial yang penting, 2.4 Perkembangan Konsep CSR Berikut merupakan sejarah singkat Perkembangan CSR dunia hingga sampai ke indonesia, AWAL CSR tahun 1700 SM Dari beberapa artikel! dituliskan dalam Kode Hammurabi (1700-an SM) yang berisi ratusan hukum kurang lebih ada 282 hukum yang memerikan a sanksi bagi para pengusaha yang menyebabkan kematian bagi pelangganya. Pada Kode Hammurabi dijelaskan bahwa akan diberikan hukuman mati kepada orang yang mememiliki ijin memproduksi makanan minuman namun ‘memberikan pelayanana yang buruk serla melakukan pembangunan dibawah kualitas standar, ‘Tahun 1930 fenomena Tanggung Jawab Moral Pada waktu ini banyak protes yang muncul dari masyarakat akibat ulah perusahaan yang tidak mempedulikan masyarakat sekitarnya. Segala sesuatu hanya diketahui oleh perusahaan, Ditambah kenyataan bahwa pada saat itu telah terjadi resesi dunia secara besar-besaran yang mengakibatkan pengangguran dan banyak perusahaan yang bangkrut, Pada masa ini dunia berhadapan dengan kekurangan modal untuk input produksinya. Buruh terpaksa berhenti bekerja, pengangguran sangat meluas dan merugikan pekerjannya. Saat itu timbul ketidakpuasan tethadap sikap perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjanya karena perusahaan hanya diam dan tidak bisa berbuat apa-apa, Menurut masyarakat pada masa ini perusahaan sama sekali tidak memiliki tanggung jawab moral. Menyadari kemarahan masyarakat muncul beberapa perusahaan yang meminta maaf kepada masyarakat dan memberi beberapa jaminan kepada para karyawannya yang dipecat. Sesuatu yang menarik dari fenomena ini adalah belum dikenalnya istilah CSR tapi perusahaan sudah melakukan, Meskipun upaya perusahaan untuk memperhatikan masyarakat sekitarnya sudah jelas terlihat. Namun usaha itu lebih dikenal sebatas tanggung jawab moral. ‘Tahun 1940-a1 : Pengembangan Masyarakat Dimulai dengan istilah Comdev dipergunakan di Inggris 1948, untuk mengganti istilah mass education (pendidikan massa). Pengembangan masyarakat merupakan 2 pembangunan alternatif yang komprehensif dan berbasis komunitas yang dapat ‘melibatkan baik oleh Pemerintah, Swasta, ataupun oleh lembaga ~ lembaga non pemerintah, Beberapa alternatif pendekatan yang pernah terjadi di Amerika Serikat terkait dengan pengembangan masyarakat ini, antara lain : Pendekatan Komunitas, Pendekatan Pemecahan Masalah, Pendekatan Eksperimental Pendekatan Konflik Kekuatan Pengelolaan Sumberdaya Alam Perbaikan Lingkungan Komunitas Masyarakat Perkotaan, Pendekatan komunitas merupakan pendekatan yang paling sering dipergunakan dalam pengembangan masyarakat. Pendekatan ini mempunyai tiga ciri utama : Basis Partisipasi Masyarakat Yang Luas Fokus Pada Kebutuhan Sebagian Besar Warga Komunitas Bersifat Holistik. Keunggulan pendekatan ini adalah adanya partisipasi yang tinggi dari warga dan pihak terkait dalam pengambilan keputusan(perencanaan) dan pelaksanaan, serta dalam evaluasi dan menikmati hasil kegiatan bersama ‘warga komunitas. ‘Tahun 1950-an: CSR MODERN (SR bukan CSR). Tidak disebutkan kata corporate kemungkinan karena intervensi dari korporasi modem, Menurut Howard R. Bowen dalam bukunya: B “Social Responsibility of The Businessman” dianggap sebagai tonggak bagi CSR modern. Dalam buku itu Bowen (1953:6) memberikan definisi awal dari CSR sebagai: “obligation of businessman to pursue those policies, to makethose decision or to {follow those line of action wich are desirable in term of theobjectives and values of our society.” kalau membaca judulnya seolah bias gender (hanya menyebutkan businessman tanpa mencantumkan businesswoman), sejak penerbitan buku tersebut definisi CSR yang diberikan Bowen memberikan pengaruh besar kepada literatur- literatur CSR yang terbit setelahnya, Sumbangsih besar pada peletakan fondasi CSR sehingga Bowen pantas disebut sebagai Bapak CSR. Tahun 1960-an Pada periode ini para pakar mulai memberikan formalisasi definisi CSR. Salah satu akademisi CSR yang terkenal pada masa itu adalah Keith Davis seorang pakar teori sifat. Davis dikenal karena bethasil memberikan pandangan yang mendalam atas hubungan antara CSR dengan kekuatan bisnis, Davis mengutarakan “ Iron Law of Responsibility ” yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial pengusaha sama dengan kedudukan sosial yang mereka miliki (social responsibilities of businessmen need to be commensurate)”. ‘Tahun 1994 : “triple bottom line” Ketenaran istilah CSR semakin menjadi ketika buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998) terbit dipasaran, Buku ini ‘merupakan karangan John Elkington. Dimana dalam buku ini mengembangkan tiga Komponen penting sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas the World Commission on Environment and Development (WCED). dalam Brundtland Report (1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus yang senagaja ia singkat menjadi 3P yaitu singkatan dari profit, planet dan people. 4 CSR di Indonesia Di Indonesia, istilan CSR dikenal pada tahun 1980-an, Namun semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an, Sama seperti sejarah munculnya CSR didunia dimana istilah CSR muncul ketika kegiatan CSR sebenarnya telah terjadi. Misalnya, bantuan bencana alam, pembagian Tunjangan Hari Raya (THR), beasiswa dll, Melalui Konsep investasi sosial perusahaan “seat belt”, yang dibangun pada tahun 2000-an, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang selalu aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Dalam hal ini departemen sosial merupakan pelaku awal kegiatan CSR di Indonesia. Setelah tahun 2007 tepatnya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang kewajiban Perseroan Terbatas keluar, hampir semua perusahaan Indonesia telah melakukan program CSR, meski lagi-lagi kegiatan itu masih berlangsung pada tahap cari popularitas dan keterikatan peraturan pemerintah. Misalnya, masih banyak perusahaan yang jika memberikan bantuan maka sang penerima bantuan harus menempel poster perusahaan ditempatnya sebagai tanda bahwa ia telah menerima bantuan dari perusahaan tersebu Bagi perusahaan, CSR memberikan kesempatan (opportunity) untuk mengevaluasi dan memperbaiki profil. serta_citra perusahaan yang berhubugan dengan stakeholder maupun masyarakat secara luas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Adler(2004) tentng CSR, yaitu “corporate social responbility is a powerful way of making sustnable, competitive profit and achieving lasting velue for shareholder as well as for stakeholders, CSR is a win win opportunity, not just for companies and financial investors but for all of society” Dari sudut pandang korporat, carrol et.el(1996) mengemukakan bahwa alasan perusahaan untuk menganut konsep CSR adalah sebagai berikut: 15 Perusahaan ingin berperan sebagai anggota masyarakat yang baik(coporate citizenship) Melindungi dan memperbaiki lingkungan hidup dan lingkungan usaha(protect and improve environment in which to live, work and do business) ‘Memberikan manfaat bagi karyawan(employee benefits) Menjaga citra baik dimata stakeholder-nya(realize good public relations value) ‘Menunjang konsep pluralism(preserve a pluralistic society) Meningkatkan komitment pengelola perusahaan terhadap berbagai hal Secara teoritis perkembangan onsep Corporate Social Responsibility menjadi Comorate Social Responsiviness dan Corporate Citizenship dapat dilihat sebagai berikut: Corporate Corporate Social | Corporate Responsibility Responsiviness Citizenship Origin | 1920s 1960s 1990s Basis | Principles of charity and] Demands made by | Building stewardship numerous social | collaborative stakeholder groups partnership with stakeholder groups Focus | Moral obligations to society | Practical response by | Discovering at large business to coporate | business stakeholders opportunities through patnership Action | Philanthrophy,truste of the| Social program Managing corporate public's interest social and financial performance Sumber: post, business and society,2002 16 Post(2002) mengemukakan bahwa terdapat factor factor tertentu yang menjadi pemicu utama(primary drivers) untuk melaksanakan CSR, yaitu Brand, license to operate, performance, reputation, Jenkins(2004) juga menegaskan pentingnya penerapan konsep CSR sekarang sebagai berikut “Business is now being required to take its social responsibilities to a variety of stakeholders much more seriously than it has done in the past. The spread of the concept of sustainabilities in business hs meant that the social and ethical issues companies in their strategic planning And daily operations have become an increasingly important consideration for CEOs and employees alike. This new trend has been encapsulated in the concept of CSR, the implication for their business, of the ways in which CSR may be integrated into their strategic management and day to operation” 2.5 Bentuk Implementasi CSR Bentuk implementasi tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) terbagi ke dalam tiga tahap yaitu: a. Perencanaan Corporate Social Responsibility Sebagai awal pengendali dan pengawasan, melakukan perecanaan merupakan Hal yang dipandang penting dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan adalah melakukan perencanaan sebelum = menuju kepada pengawasan dan pengendalian, Dengan adanya perencanaan, maka akan menjadi satu dimensi kepatuhan perusahaan dalam berpartisipasi dan berempati terhadap berbagai masalah Jingkungan dan sosial sekitar perusahaan, Tanggung jawab sosial perusahaan membutuhkan adanya perumusan yang matang, jelas, memiliki Konsep yang baik, strategi, sasaran, penelitian pemangku kepentingan, maupun anggaran yang dibutuhkan, Maka dari itu, sangat dibutuhkan kajian kebijakan mendalam dan berkelanjutan, Khususnya dalam menentukan sasaran v dan kemanfaatan program agar nantinya memiliki daya dukung pembangunan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat. b. Implementasi Corporate Social Responsibility Implementasi tanggung jawab, berarti_ merencanakan _implementasi pelaksanaan tanggung jawab dilapangan, Terdapat berbagai pendekatan yang dapat dijadikan pijakan dalam mengimplementasiakan praktik tanggung jawab sosial, antara lain: sentralisasi, desentralisasi dan kombinasi. Implementasi tanggung jawab sosial juga dapat dilaksanakan secara self managing, maupun outsourching. Upaya yang dilakukan perusahaan dalam rangka menjamin ketercapaian tujuan tanggung jawab sosial dulakukan dengan berbagai strategi. Berbagai strategi yang dilakukan perusahaan sudah pasti harus memperhatikan dan memperhitungkan visi, misi, objek dan kebutuhan riil stakeholder. Berbagai strategi antara lain: 1. Program dengan sentralisasi Program sentralistik, berarti program aplikasi tanggung jawab sosial terpusat diperusehaan. Perusahaan yang merencanakan, menentukan jenis program, merumuskan strategi perusahaan dan sekaligus sebagai yang melaksanakan program yang telah direncanakan, Program sentralistik dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak lain, seperti : event organizer, LSM, pemerintah setempat, institusi pendidikan dan lainya selama memiliki visi, misi, tujuan yang sama dan dibawah koordinasi perusahaan, 2. Program dengan desentralisasi Program desentralisasi, perusahaan berperan sebagai pendukung kegiatan (supporting media). Di sini, perencanaan, strategi, tujuan dan target termasuk pelaksanaan ditentukan olch pihak lain selaku mitra. Perusahaan berposisi sebagai supporting, baik dana, sponsorsip maupun material, 3. Mixed type Program ini menggunakan pola memadukan antara sentralistik dan desentralistik, schingga cocok bagi program-program community development, Program 18 community development, mendudukan inisiatif, pendanzan maupun pelaksanaan kegiatan dilakukan secara partisipan dengan keuntungan, Evaluasi Social Responsibility Evaluasi pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan dalam rangka untuk meneapai tujuan : 1. Memperoleh temuan masukan untuk perencanaan program atau kegiatan yang dilaksanakan. 2. Memperoleh berbagai bahan pertimbangan dalam rangka mendukung pengambilan keputusan, layak atau tidak layak program tanggung jawab sosial dilanjutkan, 3. Memperolch temuan untuk masukan perbaikan program atau kegiatan yang dilaksanakan, 4, Memperoleh temuan hambatan program yang sedang dilaksanakan, 5. Memperoleh temuan untuk perbaikan, 6. Memperoich rekomendasi dan pelaporan terhadap penyandang dana 19 BAB IIL PENUTUP. 3.1 Kesimpulan Milton Friedman (1912-) adalah profesor emeritus dari Universitas Chicago dalam bukunya berpendapat mengenai tanggung jawab perusahaan adalah meningkatkan keuntungan samai menjadi sebesar mungkin. Tanggung jawab ini diletakkan dalam tangan para manajer. Pelaksanaannya tentu saja harus sesuai dengan aturan-aturan main yang berlaku dalam masyarakat, baik dari segi hukum maupun dari segi kebiasaan etis. Dalam CSR terdapat empat lingkup tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu: (1) Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas, (2) Keuntungan ekonomis, karena akan menimbulkan citra positif bagi perusahaan, (3) Memenuhi aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat, (4) Hormat pada hak dan kepentingan stake holder. Perusahaan juga memiliki Tanggung Jawab yaitu, (1) Tanggung Jawab Legal dan Tanggung Jawab Perusahaan, (2) Tanggung Jawab Ekonomis dan Tanggung jawab sosial 3.2 Saran CSR sangat bermanfaat untuk masyarakat dan dapat meningkatkan image perusahaan, Jadi, scharusnya dunia usaha tidak memandang CSR sebagai suatu tuntutan represif dari masyarakat, melainkan sebagai kebutuhan dunia usaha, Untuk melaksanakan CSR perusahaan harus mengakui bahwa permasalahan masyarakat adalah milik mereka juga. Tidak hanya itu, perusahaan juga harus bersedia menanganinya, Itu dasarnya untuk melaksanakan CSR. Jadi hanya dengan mengakui masalah apa yang ada di masyarakat dan itu menjadi bagian mereka, maka CSR lebih ‘mudah dilakukan, Sebab suatu rencana strategis di belakang program-program CSR bisa jadi akan memberi kontribusi bagi pengurangan kemiskinan dan ketidakadilan sosial di Republik ini. 20

Anda mungkin juga menyukai