Ekonomi Peledakan PT. KITADIN
Ekonomi Peledakan PT. KITADIN
Oleh
NUROPIK ARIEF PURWANSYAH
NIM. 112990020
Oleh :
NUROPIK ARIEF PURWANSYAH
NIM. 112990020
A. JUDUL
Operasi peledakan pada tambang batubara tidak saja diterapkan pada lapisan
batubaranya, tetapi juga terhadap lapisan penutup (over berden) yang ada
diatasnya.Peledakan pada lapisan over burden menjadi sangat krusial karena lapisan
ini terbentuk dari batuan sediment yang kekerasannya cukup tinggi. Melihat sifat
fisik dan mekanik dari overburden serta disadari bahwa lapisan tersebut bukan
sasaran bisnis tambang, maka diperlukan suatu teknik peledakan yang
ekonomis,efisien dan ramah lingkungan perolehan batubara dapat menutupi semua
biaya operasi , termasuk pemindahan overburden
Keberhasilan suatu operasi peledakan yang optimal secara teknis biasanya tidak
diraih seketika, melainkan harus melewati beberapa percobaan dengan mengubah-
ubah parameter peledakan sampai akhirnya diperoleh hasil yang memuaskan.
Sebenarnya optimalisasi produksi dari suatu peledakan tidak saja ditinjau dari
aspek teknis, tetapi harus pula mempertimbangkan aspek ekonominya. Adapun
sasaran akhir dari optimalisasi dari operasi peledakan adalah mendapatkan biaya
produksi pada tingkat yang wajar untuk meraih target yang diinginkan perusahaan.
Dan ketika suatu alat produksi dalam hal ini penggunaan dari alat bor tidak lagi
ekonomis untuk dioperasikan, misalnya sudah terlalu tua atau tidak sesuai dengan
kondisi operasional, tidak ada salahnya untuk dijual atau dilelang.
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan biaya pemboran dan
peledakan ,diantaranya yaitu ; permintaan pasar, kondisi batuan, biaya pemboran
dan biaya peledakan itu sendiri.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara ekonomis terhadap
operasi peledakan yang diterapkan oleh perusahaan, sehingga biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap kali operasi peledakan pada target
produksi yang telah ditetapkan mendapatkan biaya produksi pada tingkat yang
wajar.
D. RUMUSAN MASALAH
A. DASAR TEORI
1. PERMINTAAN PASAR
Jumlah produksi peledakan parallel dengan produksi crushing plant, jumlah yang
dimuat dan diangkut sesuai dengan permintaan pasar. Jadi pola pikirnya berangkat
dari hilir ke hulu. Permintaan pasar / konsumen akan menentukan :
1. jumlah unit atau alat yang harus tersedia
2. jumlah tenaga kerja
3. pengaruhnya terhadap lingkungan, dan
4. sarana infra struktur lainnya
Hal-hal yang harus diperhatikan ,antara lain :
1. Pada permintaan pasar yang tinggi investasi akan lebih besar disbanding
permintaan sedikit
2. Jumlah cadangan terukur harus menjamin kelangsungan supply yang
konsisten
3. Jaminan teknologi yang proposional
4. Forecast pemanfaatan bijih tersebut dimassa mendatang meyakinkan
5. Biaya investasi harus diperhitungkan dengan cermat agar dapat kembali
dalam periode yang singkat
6. Biaya perawatan rutin, overhead, dll. Harus diatur supaya tidak terjadi
pemborosan.
2. KONDISI BATUAN
Kondisi dari batuan akan mempengaruhi terhadap biaya pemboran dan peledakan.
Adapun beberapa kondisi yang mempengaruhi antara lain :
3. BIAYA PEMBORAN
KAPASITAS PEMBORAN
Kapasitas jangka pendek adalah kapasitas per daur (cycle)
pemboran ,baiasanya dinyatakan dalam meter / jam.
Kapasitas jangka panjang adalah kapasitas pershift pemboran ,biasanya
dinyatakan dalam drillmeter / shift (drm / shift), m3 / shift atau ton / shift
= 4.309 m3 / shift
U = 100 P/S
Kesiapan alat bor ( drill availability ) :
Perbandingan waktu bor jalan dengan total waktu yang disediakan (jalan +
berhenti)
BIAYA INVESTASI :
158,500 x 0,2983
---------------------------- = US$ 1.51 / drm
31,300
BIAYA PERAWATAN
Perawatan alat bor dapat dikerjakan oleh team mekanik perusahaan atau kontrak
servise dari luar. Apabila dikerjakan oleh mekanik perusahaan, maka
pengupahan sesuai dengan gaji bulanan mekanik tersebut.
Missal :
Gaji total team mekanik = US$ 11,500 / tahun
Produksi lubang tembak = 31,300 drm / tahun
Jadi upah mekanik = Gaji total team mekanik : Produksi lubang tembak
= US$ 0,37 / drm
untuk kontrak servis per tahun dikonversikan ke produksi lubang tembak per
tahun.
Rock drillability
Sirkulasi dari komponen bor
Specific drilling
Persamaan :
M
Keperluan bit ; Nb = ----------------------------
( Ab x Y1 )
M
Keperluan batang bor ; Nr = ----------------------------
( Ar x Y1 )
M
Keperluan kopling ; Nc = ----------------------------
( Ac x Y1 )
M
Keperluan shank adpt ; Ns = ----------------------------
( As x Y1 )
keterangan :
M = jumlah batuan yang dibongkar, m3
Y1 = Hasil batuan per meter pemboran, m3 / drm
Produksi quary
Produksi batu M = --------------------- = 416.700 m3
Densitas
Hasil batuan per meter Y1 = 13,3 m3 / drm
Umur layanan bit Ab = 2.700 drm
Umur layanan batang bor Ar = 2.900 drm
Umur layanan kopling Ac = 2.500 drm
Umur layanan shank As = 3.200 drm
Maka :
Biaya,
Kebutuhan, Harga, Umur,
Komponen bor US$ /
buah US$ / buah drm
drm
Mata bor 102 mm 12 450 2.700 0,17
Batang bor
11 650 2.900 0,22
51 mm 12 ft
Keterangan ;
Biaya = Kebutuhan x Harga : umur
BIAYA BAHAN BAKAR
Faktor- factor yang mempengaruhi perhitungan biaya untuk bahan bakar alat
bor adalah : - Efisiensi kerja alat bor
- Keadaan tempat kerja
- Jenis batuan
- Diameter lubang
- Komponen bor yang dipakai
Contoh perhitungan bahan bakar buntuk 3 jenis alat bor ;
4. BIAYA PELEDAKAN
Meliputi biaya-biaya :
Bahan Peledak
Sistem Penembakan
Alat Pengisian (kalau diperlukan)
Tenaga Kerja
Tinggi jenjang = 20 m
Diameter lubang tembak = 102 mm
Hasil batuan per lubang = 293 m3
= US$ 0,033 / m3
BIAYA MUATAN COLUMN = US$ 0,31 / m3
TOTAL BIAYA HANDAK = BIAYA PRIMER + BIAYA MUATAN
COLUMN
= US$ 0,34
Biaya penembakan
Tinggi jenjang = 20 m
Diameter lubang tembak = 102 mm
Hasil batuan per lubang = 293 m3
3.600 X 0,2983
= ---------------------------------- / 13,3 = US$ 0,003
31.300
Tinggi jenjang = 20 m
Diameter lubang tembak = 102 mm
Hasil batuan per lubang = 293 m3
Jadi biaya peledakan total adalah penjumlahan dari biaya handak, system
penembakan, dan tenaga kerja (US$ / m3 atau US$ / ton)
Meliputi :
A. BIAYA PEMILIKAN
1. Depresiasi
a. Harga pembelian
b. Salvage value
c. Biaya angkutan
d. Biaya bongkar muat
e. Harga sampai dilokasi : (a + b + c + d)
f. Periode operasi, jam / tahun
g. Umur ekonomis, jam
B. BIAYA OPERASI
1/3
Densitas batuan standar
AF2 = ----------------------------------------------------------- ……………….(3)
Densitas batuan yang akan diledakan
Setelah mengetahui harga KB dapat ditentukan ukuran Burden (B), Spasi (S),
Steming(T), Subdrilling(J) dan lain-lain
Burden (B)
Adalah jarak tegak lurus antara lubang tembak dengan bidang bebas yang
panjangnya tergantung pada karakteristik batuan , Muatan dan jenis bahan peledak
dan lain-lain. Menentukan ukuran burden merupakan langkah awal agar fragmentasi
batuan hasil peledakan, vibrasi, airblast, dsb. dapat memuaskan.
Menurut Konya (1983)
Stiffness
Fragmentasi Airblast Flyrock Vibrasi Keterangan
Ratio
Potensi terjadinya
1 Jelek Berpotensi Berpotensi Berpotensi backbreak dan toe.
Harus dihindari dan
dirancang ulang
Sebaiknya dirancang
2 Sedang Sedang Sedang Sedang
ulang
Terkontrol dan
3 Baik baik baik baik
fragmentasi memuaskan
Tidak menguntungkan
4 sempurna sempurna sempurna sempurna lagi bila Stiffness Ratio
lebih dari 4
Tabel
Stiffness Ratio dan Pengaruhnya
2 4 6 8 10 12
10
Tinggi jenjang
20
minimum, feet
30
40
50
60
Subdrilling (J)
Subdrilling adalah lubang tembak yang dibor sampai melebihi batas lantai
jenjang bagian bawah. Maksudnya supaya batuan dapat meledak secara fullface dan
untuk menghindari kemungkinan adanya tonjolan-tonjolan (toes) pada lantai jenjang
lantai bagian bawah. Tonjolan yang terjadi akan menyulitkan peledakan berikutnya
dan pada waktu pemuatan dan pengangkutan.
Panjang subdriling diperoleh dengan menentukan harga subdrilling ratio (Kj) yang
besarnya tidak lebih kecil dari 0,20. Untuk batuan massive biasanya dipakai Kj
sebesar 0,3. Hubungan Kj dengan burden diekspresikan dengan persamaan sbb :
Kj = J / B ……………………………………………………………………..(7)
Dimana ; Kj = Subdrilling Ratio
J = subdrilling
Steming (T)
Steming adalah lubang tembak bagian atas yang tidak diisi bahan peledak,
tetapi biasanya diisi oleh abu hasil pemboran atau kerikil (lebih baik) dan dipadatkan
diatas bahan peledak. Steming berfungsi untuk : (1) menentukan stress balance
dalam lubang tembak, (2) mengurung gas hasil proses kimia bahan peledak, dan (3)
mengontrol kemungkinan terjadinya airlast dan flyrock. Untuk mendapatkan stress
balance dapat ditentukan T = B. Steming ini disebut dengan collar.
Untuk menghitung panjang steming perlu ditentukan dulu steming ratio (Kt), yaitu
perbandingan panjang steming dengan burden. Biasanya Kt standar yang dipakai
0,70 dan ini cukup untuk mengontrol airblast, flyrock, dan stress balance. Apabila Kt
kurang dari satuakan terjadi cratering atau backbreaks, terutama pada system collar
priming. Untuk menghitung steming dipakai persamaan :
Kt = T / B ……………………………………………………………………….(8)
Dimana : Kt = Steming Ratio
T = steming, ft
Spacing (S)
Adalah jarak antar lubang tembak dirangkai dalam satu baris dan diukur
sejajar terhadap bidang bebas. Ukuran spacing tergantung pada burden, kedalaman
lubang tembak, letak primer, delay dan arah umum struktur batuan. Yang perlu
diperhatikan adalah kemungkinan adanya interaksi energi antara lubang tembak
yang berdekatan Menurut Konya untuk menentukan ukuran spacing berdasarkan
system penyalaan terlihat pada tabel . toleransi deviasi ukuran spacing dilapangan
sekitar ± 15 % dari hasil perhitungan masih dapat diterima.
Persamaan Menentukan Spacing
Powder Factor
Adalah suatu bilangan yang menyatakan jumlah material yang diledakan atau
dibongkar oleh bahan peledak dalam jumlah tertentu dan dinyatakan dalam ton / lbs
atau m3 / kg . Powdwer factor dipengaruhi oleh pola peledakan dan bidang bebas.
A x l x dr W
PF = ------------------------ = ----------------, ton / lbs
de x PC x N E
B. DATA PENDUKUNG
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data, geometri dari pola pemboran
dan peledakan yang dipakai pada saat ini dan dasar-dasar teknis penyusunan
harga dan spesifikasi dari alat –alat yang digunakan untuk pemboran dan
peledakan
perancangan seperti struktur batuan, kekuatan batuan (rock strength), berat jenis
diperlukan untuk penyelesaian masalah , adapun data yang akan diambil, yaitu :
i. Waktu total daur pemboran dari suatu alat bor, baik waktu untuk bergerak
ke lubang berikutnya, mengatur boom dan feed, member batang bor,
menambah batang bor, melepas batang bor, maupun memasang
penutup.Dan waktu tunggu (non pengeboran) sehingga didapatkan
kapasitas pemboran.
ii. Effisiensi kerja alat dan tenaga kerja
iii. Pengukuran terhadap geometri pemboran dan peledakan, berat primer per
lubang, berat muatan column
iv. Fragmentasi yang dihasilkan
Sehingga dengan mengetahui parameter-parameter diatas diharapkan didapatkan
alternative penyelesain masalah
Setelah melalui tahap ini maka dilanjutkan dengan :
PENELITIAN DI LAPANGAN
A. METODOLOGI PENELITIAN
antara teori dengan data-data lapangan, sehingga dari keduanya didapat pendekatan
penelitian di laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
B. RENCANA JADWAL PENELITIAN
1. STUDI LITERATUR
2. PENGAMATAN
3. PENGAMBILAN DATA
4. PENGOLAHAN DAN
ANALISIS DATA
5. PEMBUATAN
LAPORAN
C. RENCANA DAFTAR ISI
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
BAB
I PENDAHULUAN
II TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.2 Keadaan Geologi dan Topografi
2.3 Iklim dan Curah Hujan
2.4 Peralatan yang digunakan
2.5 Kegiatan Penambangan
V PEMBAHASAN
5.1 Estimasi Biaya Peledakan
5.2 Kemampuan Produksi dari Alat bor
5.3 Penilaian Terhadap Biaya yang dikeluarkan untuk satu lubang bor
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
K. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Hemphill b., Gary, “Blasting Operation”, First Edition, Mc. Graw Hill Inc.,
New York
2. Langefors U., and Kihlstrom, B., “The Modern Technique of Rock Blasting”,
Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New York,1973
6. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara, Ba