Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUGAS 2

BASIS DATA I
NORMALISASI

Dosen Pengampu :
NOVA NOOR KAMALA SARI, S.T.,M.Kom
NIP. 198904072015042004

Disusun Oleh:
REIKA AFRILIANTI ASTUTI
DBC 118 081

JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
BAB I
TUJUAN DAN LANDASAN TEORI

1.1 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan laporan tugas Basis Data ini bagi mahasiswa
adalah sebagai berikut :
1.1.1. Memahami apa yang di sebut dengan Normalisasi.
1.1.2. Mengetahui tahapan-tahapan dalam melakukan normalisasi.

1.2 DASAR TEORI


Proses Normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi
tabel – tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Proses Normalisasi juga
bisa diartikan sebagai proses untuk menciptakan suatu tabel (relasi) dalam basis
data dengan tujuan untuk mengurangi kemubaziran.
Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi. Apakah ada
kesulitan pada saat menambah/insert, menghapus/delete, mengubah/update,
membaca/retrieve pada suatu database. Bila ada kesulitan pada pengujian
tersebut maka relasi tersebut dipecahkan pada beberapa table lagi atau dengan
kata lain perancangan berjumlah mendapat database yang optimal.
Pada normalisasi dikenal istilah anomali yang berarti masalah-masalah yang
timbul dalam pembuatan tabel. Anomali adalah proses pada basis data yang
mempunyai efek samping yang tidak diharapkan. Misal : ketidak konsistenan
data, suatu data hilang pada saat dihapus, dll.
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai normalisasi, ada beberapa konsep
yang harus diketahui terlebih dahulu yaitu :
1.2.1 Atribut Tabel (Table Attribute)
Atribut yang sebenarnya identik dengan pemakaian istilah kolom data.
Istilah atribut ini lebih umum digunakan dalam perancangan basis data,
karena kata itu lebih impresif menunjukkan fungsinya sebagai pembentuk
karakteristik yang melekat pada sebuah tabel.
Disamping penamaan yang unik berdasarkan fungsinya disetiap tabel,
atribut – atribut itu dapat dibedakan berdasarkan sejumlah pengelompokan.
Ada atribut yang dijadikan sebagai key dan yang lainnya disebut atribut
deskriptif. Ada pula atribut yang tergolong atribut sederhana ataupun
atribut komposit, dan sebagainya.

Key dan Atribut Deskriptif


Setiap file selalu terdapat kunci dari dari file berupa satu field atau
satu set field yang dapat mewakili record. Misalnya nomor pegawai
merupakan kunci dari tabel pegawai suatu perusahaan, setiap pencarian
cukup dengan menyebut nomor pegawai tersebut maka dapat diketahui
nama, alamat, dan antribut lainnya mengenai seorang pegawai tersebut.
Ada tiga macam Key yang dapat diterapkan pada suatu tabel, yaitu :
1. Superkey : merupakan satu atau lebih atribut yang dapat membedakan
setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik.
2. Candidate Key : merupakan sekumpulan atribut minimal yang dapat
membedakan setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik. Sebuah
candidate-key tidak boleh berisi atribut atau kumpulan atribut yang telah
menjadi superkey yang lain.
3. Primary Key : merupakan satu atribut atau satu set minimal atribut yang
tidak hanya mengidentifikasi secara unik suatu kejadian spesifik, tapi
juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entitas.
Atribut Deskriptif adalah atribut – atribut yang tidak menjadi key atau
merupakan atribut yang merupakan anggota dari primary key.

1.2.2 Ketergantungan Fungsional (Functional Dependency)


Definisi dari functional dependency adalah Diberikannya sebuah relasi
R, atribut Y dari R adalah bergantung fungsi pada atribut X dari R jika dan
hanya jika setiap nilai X dalam R punya hubungan dengan tepat satu nilai
Y dalam R (dalam setiap satu waktu)
Pada tabel relasi pegawai berisi atribut : No_Induk, No_KTP, Nama,
Tempat_Lahir, Tanggal_Lahir, Alamat, Kota.
Isi dari atribut Nama bergantung pada Nomor_Induk. Jadi dapat dikatakan
bahwa atribut Nama bergantung secara fungsi pada No_Induk dan
No_Induk menunjukkan secara fungsi Nama. Jika anda mengetahui
No_Induk pegawai. maka anda dapat menentukan Nama pegawai tersebut.
Notasi untuk kebergantungan fungsi ini adalah :
No_Induk → Nama
atau
Nama = f (No_Induk)

1.2.3 Bentuk Normalisasi


a. Normal Form Pertama (1 NF)
Bentuk normal pertama mempunyai ciri – ciri yaitu setiap data
dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu
record dan nilai dari field field berupa atomic value. Tidak ada set
atribut yang berulang atau bernilai ganda.
1. Suatu tabel dianggap normal ke satu (1NF) jika :
2. Tidak terdapat baris yang bernilai ganda atau duplikat.
3. Masing – masing baris bernilai tunggal dan tidak bernilai null.
Langkah – langkah :
1. Isikan setiap data bernilai tunggal dan tidak null.
2. Membuang perulangan data dalam satu baris dengan baris yang lain.
b. Normal Form Kedua (2 NF)
Bentuk normal kedua (2NF) terpenuhi jika :
1. Harus telah berbentuk normal pertama (1NF).
2. Pada sebuah tabel semua atribut yang tidak termasuk dalam primary
key memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara
utuh. Suatu atribut dikatakan ketergantungan fungsional jika harga
pada at ribut tersebut menentukan harga dari atribut yang lain.
Misalnya, nim → mhs_nama.
3. Jika ada ketergantungan parsial maka atribut tersebut harus dipisah
pada tabel yang lain.
4. Perlu ada tabel penghubung ataupun kehadiran foreign key bagi
atribut-atribut yang telah dipisah tadi.
Langkah - langkah :
Jika terdapat atribut yang bergantung terhadap atribut bukan kunci
utama dan merupakan atribut kunci maka pecah menjadi table baru.
c. Normal Form Ketiga (3 NF)
Normalisasi database dalam bentuk 3NF bertujuan untuk
menghilangkan seluruh atribut atau field yang tidak berhubungan
dengan primary key. Dengan demikian tidak ada ketergantungan
transitif pada setiap kandidat key.
Bentuk normal ketiga (3NF) terpenuhi jika :
1. Harus telah berbentuk normal kedua (2NF).
2. Tidak terdapat anomaly-anomali hasil dari ketergantungan transitif.
Ketergantungan transitif adalah ketergantungan fungsional antara 2
atau lebih atribut bukan kunci.
Langkah - langkah :
1. Pastikan semua atribut non kunci bergantung penuh terhadap atribut
kunci.
2. Pisahkan menjadi table baru jika menemukan ketergantungan
transitif dalam table tersebut.

d. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)


Secara praktis tujuan analisis database cukup sampai pada 3NF, Akan
tetapi dalam suatu kasus tertentu lebih baik bila dapat mencapat BCNF.
Beberapa pemikir menyamakan antara 3NF dengan BCNF. BCNF
mempunyai paksaan yang lebih kuat dari bentuk 3NF.
Bentuk normal BCNF terpenuhi jika :
1. Masing-masing atribut utama bergantung fungsional penuh pada
masing kunci dimana kunci tersebut bukan bagiannya.
2. Setiap determinan atribut-atribut relasi adalah kunci relasi atau
kandidat kunci.
3. BCNF dapat memiliki lebih dari satu kunci.
4. BCNF hampir sama dengan 3NF.
Langkah – langkah :
Hilangkan dependensi pada bukan kunci kandidat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. UN-NORMALISASI

NIM_MHS NAMA_MHS ALAMAT_MHS STATUS_MHS ID_BEASISWA STATUS_SELEKSI NO_SELEKSI STATUS_BEASISWA ID_FAKULTAS FAKULTAS

118081 JL.GARUDA RERE BM1 1615 BMM DBC TEKNIK

AKTIF LULUS
118088 JL.ANTANG NOVI 2141
BM2 UPH GDH FARMASI

118084 JL.RAJAWALI DHEA 1918

Tabel 2.1. UN-NORMALISASI

Pertama pembuatan table UN-NORMALISASI dengan cara memasukan


semua field data yang ada. Bentuk tidak normal (unnormalized) merupakan
kumpulan data yang direkam tidak ada keharusan dengan mengikuti suatu format
tertentu. Pada bentuk tidak normal terdapat repeating group (Pengulangan
Group), sehingga pada kondisi ini data menjadi permasalahan dalam melakukan
manipulasi data (insert, update, dan delete) atau biasa disebut anomali.
Setelah selesai melakukan pembuatan table UN-NORMALISASI seperti table
di atas, sekarang dapat berlanjut ke pembuatan table Bentuk Normal Pertama
atau 1 Normal Form (1NF).

2.2. First Normal Form (1NF)

NIM_MHS NAMA_MHS ALAMAT_MHS STATUS_MHS ID_BEASISWA STATUS_SELEKSI NO_SELEKSI STATUS_BEASISWA ID_FAKULTAS FAKULTAS

118081 RERE JL.GARUDA AKTIF BM1 LULUS 1615 BMM DBC TEKNIK

118088 NOVI JL.ANTANG AKTIF BM1 LULUS 2141 BMM DBC TEKNIK

118084 DHEA JL.RAJAWALI AKTIF BM2 LULUS 1918 UPH BCA FARMASI

Table 2.2. Bentuk Normal Pertama

Normal pertama (1 NF), suatu relasi atau tabel memenuhi normal pertama jika
dan hanya jika setiap setiap atribut dari relasi tersebut hanya memiliki nilai
tunggal dalam satu baris (record). Tiap field hanya satu pengertian, bukan
merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti ganda dan tidak ada set atribut
yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda. Pada data tabel sebelumnya data
belum normal sehingga harus diubah kedalam bentuk normal pertama dengan
cara membuat baris berisi kolom jumlah yang sama dan setiap kolom hanya
mengandung satu nilai.

2.3. Second Normal Form (2NF)


Dalam perancangan database relational tidak diperkenankan adalah partial
functional dependency kepada primary key, karena dapat berdampak terjadinya
anomali. Oleh karena itu tahap normalisasi pertama akan menghasilkan bentuk
normal kedua (2 NF) yang dapat didefinisikan sebagai berikut:

NIM_MHS NAMA_MHS ALAMAT_MHS STATUS_MHS

118081 RERE JL.GARUDA AKTIF

118088 NOVI JL.ANTANG AKTIF

118084 DHEA JL.RAJAWALI AKTIF

NIM_MHS ID_BEASISWA STATUS_SELEKSI NO_SELEKSI STATUS_BEASISWA ID_FAKULTAS FAKULTAS

118081 BM1 LULUS 1615 BMM DBC TEKNIK

118088 BM1 LULUS 2141 BMM DBC TEKNIK

118084 BM2 LULUS 1918 UPH BCA FARMASI

Normalisasi kedua (2 NF), suatu relasi memenuhi relasi kedua jika dan hanya
jika relasi tersebut memenuhi normal pertama dan setiap atribut yang bukan
kunci (non key) bergantung secara fungsional terhadap kunci utama (Primary
key).
Bentuk normal kedua ini mempunyai syarat yaitu bentuk data yang telah
memenuhi kriteria bentuk normal pertama. Atribut bukan kunci haruslah
bergantung secara fungsional pada kunci utama (primary key), sehingga untuk
membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field.

2.4. Third Normal Form (3NF)


Dalam perancangan database relational tidak diperkenankan adanya transitive
dependency karena dapat berdampak terjadinya anomali. Oleh karena itu harus
dilakukan normalisasi tahap ketiga (3 NF) yang dapat didefinisikan sebagai
berikut:
Normalisasi ketiga (3 NF), suatu relasi memenuhi normal ketiga jika dan
hanya jika relasi tersebut memenuhi normal kedua dan setiap atribut bukan kunci
(non key) tidak mempunyai transitive functional dependency kepada kunci utama
(primary key).

NIM_MHS NAMA_MHS ALAMAT_MHS STATUS_MHS

118081 RERE JL.GARUDA AKTIF

118088 NOVI JL.ANTANG AKTIF

118084 DHEA JL.RAJAWALI AKTIF

NIM_MHS NO_SELEKSI STATUS_SELEKSI

118081 1422 LULUS

118088 1732 LULUS

118084 1844 LULUS

ID_BEASISWA STATUS_BEASISWA ID_FAKULTAS FAKULTAS


BM1 BMM DBC TEKNIK

BM2 UPH BCA FARMASI

Bentuk normal ketiga (3 NF) ini relasi haruslah dalam bentuk normal kedua
dan semua atribut bukan kunci utama tidak punya hubungan transitif. Artinya
setiap atribut bukan kunci harus bergantung hanya pada primary key secara
keseluruhan, dan bentuk normalisasi ketiga sudah didapat tabel yang optimal.

2.5. Boyce-Codd Normal Form BCNF


Boyce-Codd Normal Form (BCNF) adalah suatu relasi dalam basis data harus
dirancang sedemikian rupa sehingga mereka tidak memiliki ketergantungan
sebagian (partial dependecy), maupun ketergantungan transitif (transitive
dependecy).

NIM_MHS NAMA_MHS ALAMAT_MHS STATUS_MHS

118081 RERE JL.GARUDA AKTIF

118088 NOVI JL.ANTANG AKTIF

118084 DHEA JL.RAJAWALI AKTIF

NIM_MHS NO_SELEKSI STATUS_SELEKSI

118081 1422 LULUS

118088 1732 LULUS

118084 1844 LULUS

ID_BEASISWA ID_FAKULTAS STATUS_BEASISWA

BM1 DBC BMM

BM2 BCA BDM

STATUS_BEASISWA
FAKULTAS

BMM TEKNIK
FARMASI
UPH

Boyce-Codd Normal Form (BCNF) didasari pada beberapa ketergantungan


fungsional dalam suatu relasi yang melibatkan seluruh candidate key di
dalamnya.
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari tugas Basis Data kali ini bahwa normalisasi
bertujuan untuk menghilangkan kerangkapan data, untuk mengurangi kompleksitas
dan untuk mempermudah pemodifikasian data.
Normalisasi data berfungsi untuk meminimalisir redudansi data dan mencegah
anomali. Normalisasi dimulai dari tahap tidak normal (unnormalized), bentuk normal
pertama (1 NF), bentuk normal kedua (2 NF), kemudian bentuk normal ketiga yang
sebenarnya sudah identik dengan BCNF hingga seterusnya sampai didapatkan
struktur tabel yang normal.
DAFTAR PUSTAKA

Widiatry, W., & Sari, N. N. K. 2019. Rancang Bangun Website untuk Memeriksa
Plagiat E-Journal Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya. J. CoreIT J.
Has. Penelit. Ilmu Komput. dan Teknol. Inf, 5(2), 36-43.
http://dx.doi.org/10.24014/coreit.v5i2.8142

M Fikri Setiadi. 2017. Aturan dan Teknik dalam Melakukan Normalisasi Data.
http://mfikri.com/artikel/aturan-dan-teknik-dalam-melakukan-normalisasi-
data.html#:~:text=Normal%20pertama%20(1%20NF)%2C,dalam%20satu%2
0baris%20(record).

Anda mungkin juga menyukai