Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN USAHA KECIL DAN KOPERASI

PENGENDALIAN RESIKO

DISUSUN OLEH

1. NURUL ZHAFIRAH EKA PUTRI 2010411015


2. SINTA YULIANINGSIH 2010411019
3. IRMAYANI 2010411022
4. TRIYANI 2010411020
5. YUDISTIRA 2010411014
6. CHALID RIZKI 2010411021

KELAS A

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

2021/2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, dengan
judul: “Peran system dan fungsi perusahaan modal ventura sebagai salah satu alternatif solusi
masalah permodalan sebuah perusahaan”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunis pendidikan.

Palu, 07 November 2021,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................2
1.3 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN PENGENDALIAN RESIKO............................................................................3
2.2 METODE DALAM MENANGANI PENGENDALIAN RESIKO.............................................3
2.3 CARA MEMILIH TEKNIK YANG TEPAT DALAM MENANGGULANGI RESIKO............6
2.4 KUALITAS SEBUAH SISTEM PENGENDALIAN YANG EFEKTIF.....................................8
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................13
3.2 SARAN......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Risiko secara umum didefinisikan sebagai potensi terjadinya suatu peristiwa baik yang
diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan dan dapat menimbulkan dampak bagi
pencapaian tujuan. Dalam melakukan suatu aktivitas usaha, akan selalu dihadapi oleh suatu
tantangan risiko, karena apa yang akan terjadi di masa akan datang tidak dapat diketahui secara
pasti. Besarnya tingkat kerugian karena risiko yang dihadapi sangat bervariasi bergantung
penyebab dan efek pengaruhnya. Jika saja suatu risiko sudah dapat diketahui secara pasti bentuk
dan besarannya maka tentu saja ini dapat diperlakukan seperti biaya karena risiko merupakan
suatu ketidakpastian maka akan menjadi suatu masalah penting bagi semua pihak. Namun suatu
usaha untuk mengurangi atau memperkecil risiko tetap dapat dilakukan dengan melakukan suatu
pengendalian risiko terhadap ketidakpastian seperti kecelakaan kerja, bencana alam,
perampokan, pencurian dan kebangkrutan.

Pengendalian risiko merupakan permasalahan yang sering dilupakan, disebabkan peluang


terjadinya risiko tidak dapat langsung diamati secara jelas. Oleh sebab itu diperlukan penerapan
manajemen risiko dalam menjalankan suatu aktivitas usaha, karena sejak aktivitas tersebut
dimulai maka elemen risiko-risiko pun akan muncul. Manajemen risiko merupakan suatu
kegiatan untuk mengenali risiko yang dihadapi oleh sebuah entitas bisnis dan bagaimana
mengontrol risiko tersebut. Tujuan utama manajemen risiko adalah menjaga agar aktivitas 
operasional yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan entitas
bisnis untuk menyerap kerugian tersebut ataupun membahayakan kelangsungan usahanya. Salah
satu elemen risiko yang pasti akan muncul dalam aktivitas hidup usaha pada suatu entitas bisnis
adalah risiko operasional, dan juga merupakan risiko tertua dan bersifat inheren yang muncul
sebelum risiko yang lainnya. Maka dibutuhkan adanya suatu cara untuk mengendalikan risiko
yang akan terjadi dan yang sudah terjadi.

Oleh karena sebab itu, maka dalam kesampatan kali ini kami akan menyajikan makalah
kami tentang Manajemen Risiko yang bertemakan “PENGENDALIAN RISIKO”. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

3
1.1 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Pengendalian Resiko


2. Metode yang digunakan dalam menangani pengendalian risiko
3. Cara untuk memilih teknik yang tepat dalam menanggulangi kerugian/ risiko
4. kualitas sebuah sistem pengendalian yang efektif

1.2 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


Dalam penulisan makalah ini penyusun mempunyai dua tujuan yaitu secara umum
dan khusus. Tujuan secara umum yakni untuk memudahkan para pembaca dalam mencari
refensi terkait dengan materi Pengendalian Resiko dan secara khusus untuk memiliki
nilai tugas pada kuliah ekonomi dan bisnis.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGENDALIAN RESIKO


Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan pengukuran dan
koreksi semua kegiatan di dalam rangka memastikan bahwa tujuan dan rencana perusahaan dapat
terlaksana dengan baik.
Sedangkan resiko dapat diartikan sebagai kans kerugian, kemungkinan kerugian, atau
ketidakpastian
Pengendalian risiko merupakan suatu proses yang dilakukan manajer setelah mengidentifikasi, 
pengukuran dan koreksi atas semua kegiatan yang bepotensi menghasilkan risiko/kerugian dalam
rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi/perusahaan dapat
terlaksana dengan baik. Dengan kata lain, pengendalian risiko adalah suatu tindakan atau usaha
untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.

2.2 METODE PENGENDALIAN RESIKO


Setelah manajer risiko melakukan identifikasi dan mengukur risiko, maka tahap
selanjutnya adalah memilih cara pengendalian risiko. Upaya-upaya untuk menanggulangi risiko
harus selalu dilakukan, sehingga kerugian dapat dihindari atau diminimumkan. Sesuaikan dengan
sifat objek yang terkena risiko, ada beberapa cara yang dapat dilakukan (perusahaan) untuk
meminimumkan risiko kerugian , antara lain.
1.      Melakukan pencegahan dan penggurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa
yang menimbulkan kerugian, misalnya membangun gedung dengan bahan-bahan yang anti
terbakar untuk mencegah bayaya kebakaran, memagari mesin-mesin untuk menghindari
kecelakaan kerja,melakukan pemeliharaan dan penyimpanan yang baik terhadap bahan dan hasil
produksi untuk menghindari risiko pencurian dan kerusakan, mengadakan pendekatan
kemanusiaan untuk mencegah terjadinya pemogokan, sabotase dan pengacuan.
2.      Melakukan retensi, mentolerir membiarkan terjadinya kerugian, dan untuk mencegah
tergantungnya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan sejumlah dana untuk
menanggulanginya (contoh: pos biaya lain-lain atau tak terduga dalam anggaran perusahaan).

5
3.      Melakukan pengendalian terhadap risiko, contohnya melakukan hedging(perdagangan
berjangka) untuk menanggulangi risiko kelangkaan dan fluktuasi harga dan bahan
baku/pembantu yang diperlukan.
4.      Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan
kontrak pertanggungan (asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu, dengan
membayar sejumlah premi asuransi yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan asuransi akan
mengganti kerugian bila betul-betul terjadi kerugian yang sesuai perjanjian.
Tugas dari seorang manajer risiko adalah berkaitan erat dengan upaya memilih dan
menentukan cara-cara/metode yang paling efisien dalam pengendalian risiko yang dihadapi
perusahaan. Seorang manajer risiko pada prinsipnya dapat menggunakan dua pendekatan/cara
menanggulangi risiko:
1. Penanganan Risiko (Risk Control)
2. Pembiayaan Risiko (Risk Financing)

1. Penanganan Resiko
Dalam penanganan risiko, ada beberapa metode yang dapat digunakan, diantaranya:
a. Menghindari Risiko (Risk avoidance)
Menghindari suatu risiko murni adalah menghindarkan harta, orang atau kegiatan dari
exposure.
Beberapa karaktersitik penghindaran risiko seharusnya diperhatikan:
 Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko. Misalkan Jika ingin
menghindari semua risiko tanggung jawab maka semua kegiatan perlu dihentikan.
 Manfaat atau laba potensial yang akan diterima sebab kepemilikan suatu harta,
mempekerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suau kegiatan, akan
hilang jika melaksanakan penghindaran risiko
 Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan
tercipta risiko yang baru. Misalnya menghindari risiko pengangkutan dengan kapal
laut dan menggantinya dengan angkutan darat, akan memunculkan risiko baru yakni
risiko pengangkutan darat.

6
b. Mengendalikan Kerugian (Loss Controlling)
Tujuan Mengendalikan Kerugian adalah untuk Memperkecil kemungkinan/peluang
terjadinya kerugian dan Mengurangi keparahan bila suatu risiko kerugian memang
terjadi.
Pengendalian kerugian dibagi menjadi empat, yaitu :
 Melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan kerugian.
 Program pengendalian kerugian berdasar sebab-sebab terjadinya
 Pengendalian kerugian menurut lokasi
 Pengendalian menurut timing

c. Pemisahan (Risk Reduction)


Pemisahan artinya memisahkan penempatan dari harta yang menghadapi risiko yang
sama. Jadi dengan cara menambah banyaknya”independent exposure unit” sehingga
probabilitas kerugian dapat diperkecil. Maksud pemisahan adalah untuk mengurangi
jumlah kerugian akibat terjadinya peril.

d. Kombinasi atau Pooling


Kombinasi atau poling adalah menambah banyaknya exposure unit dalam batas
kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami
lebih dapat diramalkan, sehingga risikonya lebih kecil.
Misalkan: Perusahaan tranportasi memperbanyak armadanya agar peluang terjadinya
kecelakaan diperkecil

e. Pemindahan Risiko (Risk transfer)


Dapat dilakukan dengan cara:
 Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dipindahkan kepada pihak lain.
 Risikonya sendiri yang dipindahkan

f. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek
suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.

7
2. Pembiayaan Risiko
Cara/metode yang dapat digunakan adalah:
a. Pemindahan risiko dengan pembiayaan (risk financing transfer)
b. Melakukan retensi (menangani sendiri risiko yang dihadapi)

a) Risk Financing Transfers


Pemindahan risiko dengan cara ini berarti penaggung harus mencari dana
eksternal untuk membayar kerugian yang diderita oleh tertanggung, yang benar
terjadi, karena oleh peril yang dipindahkan. Pemindahan ini dapat dipindahkan
dengan cara-cara:
 Transfer risiko pada perusahaan asuransi (mengasuransikan)
 Transfer risiko pada perusahaan yang bukan perusahaan asuransi (noninsurance
transfer)
b) Meretensi (Risk Retention)
Artinya perusahaan menanggung sendiri risiko keuangan dari suatu peril dan
merupakan bentuk pengendalian risiko yang paling umum. Sumber dana
pengendalian risiko ditanggung sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan.
Pengendalian dapat bersifat pasif (tidak direncakana) atau aktif (direncanakan).

8
2.3 CARA MENENTUKAN SUATU KOMBINASI TEKNIK-TEKNIK YANG TEPAT,
GUNA MENANGGULANGI KERUGIAN/RESIKO.

Pada pokoknya ada 4 cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi resiko, yaitu:
mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mengasuransikan, dan menghindari. Di
mana tugas dari manajer risiko adalah memilih salah satu cara yang paling tepat untuk
menanggulangi suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari cara-cara yang paling tepat untuk
menanggulangi resiko. Dan memilih cara penanggulangan resiko secara gratis besar dapat di
gambarkan:

1. High probability, high impact : risiko jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer.
2. Low probability, high impact : respon paling tepat untuk tipe risiko ini adalah dihindari.
Dan jika masih terjadi, maka lakukan mitigasi risiko serta kembangkan contingency plan.
3. High probability, low impact : mitigasi risiko dan kembangkan contingency plan.
4. Low probability, low impact : efek dari resiko ini dapat dikurangi, namun biayanya dapat
saja melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik untuk
menerima efek dari resiko tersebut.
5. Contingency plan: Untuk risiko yang mungkin terjadi maka perlu dipersiapkan
contingency plan seandainya benar-benar terjadi. Contingency plan haruslah sesuai dan
proporsional terhadap dampak risiko tersebut. Dalam banyak kasus seringkali lebih
efisien untuk mengalokasikan sejumlah sumber daya untuk mengurangi risiko
dibandingkan mengembangkan contingency plan yang jika diimplementasikan akan lebih
mahal. Namun beberapa scenario memang membutuhkan full contingency plan,
tergantung pada proyeknya. Namun jangan sampai tertukar antara contingency planning
dengan re-planning normal yang memang dibutuhkan karena adanya perubahan dalam
proyek yang berjalan.

9
No Frekuensi kerugian Kegawatan kerugian Pengendalian

1. Rendah Rendah Retensi/Penggendalian


2. Tinggi Rendah Retensi/Asuransi/Pengendalian
3. Rendah Tinggi Asuransi/Pengendalian
4. Tinggi Tinggi Menghindari
5. Hierarki Pengendalian Resiko/Bahaya K3
Resiko/bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan
langkah pengendalian untuk menurunkan tingkat resiko/bahaya-nya menuju ke titik yang
aman. Pengendalian Resiko/Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan,
kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya. Dan pada urutan
hierarki setelahnya, tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun seperti
diilustrasikan pada gambar di bawah :
Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai
dengan tingkat resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman). Hierarki pengendalian
tersebut antara lain ialah eliminasi, substitusi, perancangan, administrasi dan alat
pelindung diri (APD).

2.4 KUALITAS SEBUAH SISTEM PENGENDALIAN YANG EFEKTIF

Pada Sistem pengendalian yang efektif cenderung mempunyai beberapa karakteristik itu
berbeda-beda sesuai dengan situasinya namun dapat digeneralisasikan dengan ciri-ciri yakni:

1. Ketepatan, sebuah sistem pengendalian yang menghasilkan informasi yang tidak tepat
dapat membuat manajemen lupa mengambil tindakan manakala seharusnya bertindak
atau menanggapi suatu masalah yang sebetul tidak ada.
2. Tepat Waktu, pengendalian seharusnya menggugah perhatian para manajer terhadap
penyimpangan tepat pada waktunya guna mencegah akibat serius terhadap kinerja sebuah
unit.
3. Hemat, sebuah sistem pengendalian harus hemat dalam penerapanya, dan harus bisa
memberikan manfaat dalam kaitannya dengan biaya yang ditimbulkannya.

10
4. Fleksibel, bisa menyesuaikan dengan perubahan yang tidak bersahabat atau untuk
mamanfaatkan peluang baru.
5. Bisa dipahami, oleh para penggunaannya.
6. Kriteria (standar) yang masuk akal, bisa dicapai karena bila kriteria itu terlampau tinggi
atau tidak masuk akal, maka tidak akan lagi memotivasi.
7. Penempatan yang strategis, para manajer tidak mungkin mengendalikan segala sesuatu
yang berlangsung dalam organisasi, seandainya mampu manfaatkanya tidak akan dapat
menutupi biayanya.
8. Tekanan pada perkecualian, para manajer yang tidak mampu mengendalikan semua
kegiatanya, seharus menempatkan alat pengendali strategis ditempat di mana alat itu
dapat meminta perhatian hanya bagi perkecualian.
9. Multikriteria, para manajer dan karyawan akan berusaha untuk “tampil bagus” pada
kriteria yang dikendalikan. Multi Kriteria mempunyai dampak positif ganda, karena lebih
sulit dimanipulasi ketimbang kriteria tunggal. Kriteria tersebut dapat mengurangi usaha
untuk sekedar tampil “bagus”, juga karena kinerja jarang dapat dinilai secara obyektif
dari satu indikator saja, multi kriteria memungkinkan penilaian kinerja yang lebih akurat.
10. Tindakan koreksi, sebuah sistem pengendalian yang efektif bukan saja menunjukkan
kapan terjadi penyimpangan yang berarti dari standar, melainkan juga menyarankan
tindakan apa yang harus diambil untuk membetulkan penyimpangan tadi

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengendalian resiko merupakan suatu proses yang dilakukan manajer setelah
mengidentifikasi, pengukuran dan koreksi atas semua kegiatan yang berpotensi
menghasilkan resiko/kerugian dalam rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan dan
rencana-rencana organisasi/perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Dengan kata lain
pengendalian resiko adalah suatu tindakan atau usaha untuk menyelamatkan perusahaan
dari kerugian.

2. cara menanggulangi risiko:


a. Penanganan Risiko (Risk Control)

 Menghindari Risiko (Risk avoidance)


 Mengendalikan Kerugian (Loss Controlling)
 Pemisahan (Risk Reduction)
 Kombinasi atau Pooling
 Pemindahan Risiko (Risk transfer)
 Risk deferral

b. Pembiayaan Risiko (Risk Financing)

 Pemindahan risiko dengan pembiayaan (risk financing transfer)


 Melakukan retensi (menangani sendiri risiko yang dihadapi)

3. Cara menentukan pengendalian kerugian/risiko yang tepat.


No Frekuensi kerugian Kegawatan kerugian Pengendalian
1. Rendah Rendah Retensi/Penggendalian
2. Tinggi Rendah Retensi/Asuransi/Pengendalian

12
3. Rendah Tinggi Asuransi/Pengendalian
4. Tinggi Tinggi Menghindari

4. Pada Sistem pengendalian yang efektif cenderung mempunyai beberapa karakteristik


itu berbeda-beda sesuai dengan situasinya namun dapat digeneralisasikan dengan ciri-ciri
yakni: ketepatan, tepat waktu, hemat, fleksibel, bisa dipahami oleh para penggunaannya,
kriteria (standar) yang masuk akal, penempatan yang strategis, tekanan pada perkecualian,
multikriteria, tindakan koreksi.

3.2 KRITIK DAN SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa
yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di
hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sabardi Agus, Manajemen Pengantar edisi revisi, Akademi Manajemen Perusahaan YKPN,
Jakarta, 2001,

Djojosoedarso Soeisno; Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Salemba Empat,


Jakarta.2003,

http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/pengendalian-
resikobahaya.html diakses pada: 1 april 2015 Pukul 23.37 WIB.

14

Anda mungkin juga menyukai