Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Kemaritiman Nusantara

Volume 1, Number 2, 2021 pp. 38-43


P-ISSN: xxxx-xxxx E-ISSN : xxxx-xxxx
Open Access: https://ejournal.amc.ac.id/index.php/JIKEN

Penerapan HSSE (Health Safety Security and Environtment) dalam


Pengawasan Kegiatan Cargo Handling Oleh PT. Peteka Karya
Samudera
Rasita Andini1*
1Barra Asean Shipping, Batam, Indonesia

ARTICLEINFO ABSTRAK
Article history: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanan dan pengawasan kegiatan Cargo
Received in 10 November 2021 Handling di pelabuhan Peteka oleh PT. Peteka Karya Samudra. Metode penelitian yang
revised form 26 November 2021 digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Fokus penelitian
Accepted 5 Desember 2021 dalam penelitian ini adalah mengetahui penerapan HSSE (health safety security and
Available online 28 Desember
2021
environtment) dalam pengawasan kegiatan cargo handling oleh PT. Peteka Karya
Samudera. Teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi digunakan
Kata Kunci: peneliti dalam pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
Penerapan HSSE, Pengawasan, HSSE (Health Safety Security and Environment) dalam kegiatan cargo handling
Cargo Handling (Receiving, Cargodoring, Stevedoring) dilakukan agar tidak ada kendala dalam
kegiatan cargo handling dan kegiatan pengawasannya meliputi penggunaan alat
Keywords: perlindungan diri, persiapan alat, persiapan TKBM dan pengawasan alur kegiatannya.
HSSE Implementation, ABSTRACT
Supervision, Cargo Handling
This study aims to determine the implementation and supervision of Cargo Handling
URL: activities at Peteka port by PT. Peteka Karya Samudra. The research method used in
https://ejournal.amc.ac.id/index this study is qualitative. The focus of research in this study is to determine the
.php/JIKEN/xxxx application of HSSE (health safety security and environment) in the supervision of
cargo handling activities by PT. Peteka Karya Ocean. Observation techniques,
interview techniques, and documentation techniques are used by researchers in data
collection. The results of this study indicate that the application of HSSE (Health Safety
Security and Environment) in cargo handling activities (Receiving, Cargodoring,
Stevedoring) is carried out so that there are no obstacles in cargo handling activities and monitoring activities including the use
of personal protective equipment, equipment preparation, TKBM preparation and supervision. activity flow.

This is an open access article under the CC BY-SA license.


Copyright © Akademi Maritim Cirebon. All rights reserved.

1. PENDAHULUAN
Pelabuhan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2001 tentang
kepelabuhanan, Pelabuhan adalah tempat terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2001). Dalam hal mengakomodasi kepentingan transportasi laut,
pelabuhan memiliki peranan yang sangat penting. Oleh karena itu penanganan yang profesional dibutuhkan dalam
mengelola sebuah pelabuhan, hal tersebut dikarenakan pelabuhan merupakan tempat berlabuhnya berbagai macam
transportasi, seperti darat, laut, dan udara. Pelabuhan merupakan terminal point yang merupakan mata rantai
angkutan laut. Salah satu peranan penting pelabuhan yaitu pada kegiatan bongkar muat (Putra & Djalante, 2016;
Gultom, 2017; Suryantoro et al., 2020; Tawaris, 2021).
Perusahaan bongkar muat merupakan perusahaan yang menyediakan jasa yang bergerak dalam kegiatan
bongkar muat barang dari dan ke kapal. Adapun jenis kegiatan pada proses bongkar muat adalah receiving/
delivery,cargodoring (haulage atau trucking,forklift),dan stevedoring. Pada proses bongkar muat di pelabuhan
dilakukandengan menggunakan alat bantu angkat yaitu crane darat dan crane kapal. Menurut Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI No. Per.05/MEN/1995 tentang pesawat angkat dan angkut, yang dimaksud
alat angkat dan angkut yaitu alat yang di konstruksikan atau dibuat khusus untuk mengangkat naik dan menurunkan

* Corresponding Author: Rasita Andini: rasitandini@gmail.com 38


Rasita Andini1. (2021). Jurnal Ilmiah Kemaritiman Nusantara. Vol. 1(2) PP 38-43

muatan. Alat bantu yang digunakan untuk mempercepat pekerjaan seperti mobile crane dan truck. Pengoperasian
alat bantu angkat dan angkut seperti mobile crane untuk kegiatan bongkar muat memiliki potensi kecelakaan kerja
yang sangat tinggi. Jika tidak dikendalikan, potensi bahaya tersebut dapat menyebabkan kecelakaan kerja yang
berakibat pada kerugian ekonomi maupun non ekonomi pada perusahaan.
HSSE (Health Safety Security and Environment) atau keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu
usaha untuk menciptakan keamanan dan perlindungan dari berbagai resiko kecelakaan kerja dan bahaya fisik,
biologi, kimia mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan maupun masyarakat. Adapun bahaya yang
terdapat di lingkungan kerja berupa bahaya biologi, fisik, kimia,fisiologis,psikososial, dan mekanis (Manuputty,
2021; Selin Hosana Siagian, 2022). Setiap jenis dan tempat pekerjan baik pada pekerja formal maupun informal
memiliki resiko yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja maupun kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja
merupakan suatu proses aktivitas yang tidak diduga dan tidak dikehendaki yang dapat mengacaukan proses suatu
aktivitas yang telat diatur. Pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan menggunakan
5 Hierarki pengendalian (Dahyar, 2018; Putri, 2018). Adapun urutan hierarki pengendalian kecelakaan kerja
dimulai dari eliminasi,subtitusi , rekayasa teknik, administrasi dan yang terakhir adalah dengan penggunaan alat
pelindung diri (APD).
Penerapan HSSE (Health Safety Security and Environment) bertujuan untuk mengurangi potensi bahaya
saat bekerja (Mahanani et al., 2020; Yogama et al., 2022). Dalam pengawasan kegiatan cargo handling di
pelabuhan untuk menciptakan keamanan dan perlindungan dari berbagai resiko kecelakaan kerja dan bahaya
lainnya. Penerapan HSSE di pelabuhan dilakukan dengan melakukan safety breafing kepada pekerja pelabuhan
sebelum memulai kegiatan bongkar muat dan di bentuk tim untuk penanganan keadaan darurat di pelabuhan.
Penelitian ini akan mengkaji secara empiris berkaitan dengan pelaksanaan dan pengawasan kegiatan Cargo
Handling di pelabuhan Peteka.

2. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Metode Kualitatif. Metode Kualitatif adalah metode
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (Sugiyono, 2011). Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan dengan sumber data berupa data primer
dan data sekunder. Data yang terkumpul kemudian dianalisis, diinterpretasikan, dan kemudian ditarik kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penerapan HSSE (Health Safety Security and Environment) dalam kegiatan cargo handling (Receiving,
Cargodoring, Stevedoring) dilakukan agar tidak ada kendala dalam kegiatan cargo handling. Pengawasannya
meliputi penggunaan APD, persiapan alat, persiapan TKBM dan pengawasan alur kegiatannya. Sebelum memulai
seluruh kegiatan di pelabuhan PETEKA Batam, petugas HSSE memberikan breafing kepada seluruh pekerja,
tentang kegiatan yang akan dikerjakan agar tidak terjadi kecelakaan saat bekerja. Hal-hal yang dilakukan petugas
HSSE sebelum memulai kegiatan di pelabuhan PETEKA batam yaitu (1) memastikan seluruh SDM atau TKBM
yang akan bekerja dalam keadaan sehat; (2) seluruh pekerja harus menggunakan APD lengkap seperti sepatu
safety, helm safety, kacamata safety dan sarung tangan safety; (3) memastikan seluruh alat angkut yang akan
digunakan dalam keadaan baik tidak ada kerusakan; (4) Melakukan breafing sebelum kegiatan dimulai, supaya
seluruh SDM atau TKBM yang bekerja terhindar dari resiko kecelakaan kerja.

Penerapan HSSE (Health Safety Security and Environtment) dalam Pengawasan Kegiatan Cargo Handling Oleh PT. Peteka Karya
Samudera 39
Rasita Andini1. (2021). Jurnal Ilmiah Kemaritiman Nusantara. Vol. 1(2) PP. 38-43

Gambar 1. Kegiatan safety breafing


Kegiatan Receiving
Kegiatan Receiving adalah kegiatan penerimaan dan penyerahan barang dari gudang atau lapangan
penumpukan barang di daerah lini dan mengurus dokumen dokumen yang terkait. Sebelum melakukan kegiatan
receiving, pemilik barang memberi informasi kepada PT. Peteka Karya Samudera bahwa akan melakukan kegiatan
receiving menggunakan jasa PT. Peteka Karya Samudera, Kemudian pemilik barang mengirimkan Dokumen
berupa Packing List megenai jenis barang dan jumlah barang yang akan dibongkar di pelabuhan PETEKA. Hal-
hal yang Harus dipersiapkan sebelum kegiatan Receiving yaitu (1) mempersiapkan lapangan penumpukan; (2)
mempersiapkan SDM dan TKBM; dan (3) mempersiapkan Alat angkut yang akan digunakan.
Sedangkan alur kegiatan Receiving di Pelabuhan PETEKA meliputi (1) Pihak pemilik barang
memberitahu kepada PT. Peteka Karya samudera akan melakukan receiving di pelabuhan Peteka; (2) PT. Peteka
Karya Samudera menyiapkan lapangan penumpukan, TKBM dan alat yang akan digunakan pada saat kegiatan
Receiving; (3) Angkutan barang tiba di lapangan penumpukan; (4) Barang diangkat menggunakan alat angkat dan
angkut crane untuk disimpan dilapangan penumpukan, dan (5) Barang disusun rapi dilapangan penumpukan
sampai barang akan diangkut ke kapal

Gambar 2. pengangkutan barang ke lapangan penumpukan

p-ISSN : xxxx-xxxx, e-ISSN : xxxx-xxxx 40


Rasita Andini1. (2021). Jurnal Ilmiah Kemaritiman Nusantara. Vol. 1(2) PP 38-43

Kegiatan Stevedoring
Stevedoring adalah Pekerjaan membongkar barang dari kapal ke dermaga / tongkang / truk atau memuat
barang dari dermaga / tongkang / truk ke dalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka kapal dengan
menggunakan derek kapal atau derek darat. Salah satu kegiatan operasional kepelabuhanan yang ada di terminal
umum Peteka Karya Samudera-Batam yaitu bongkar dan muat dari atau ke Kapal, kegiatan ini bervariasi mulai
dari curah kering hingga curah cair seperti CPO, Pipa, Cocoa Beans, Fly Ash, Semen, Pasir, Batu Bara, Batu
Granit, maupun LPG.
Kegiatan Cargodoring
Cargo doring adalah proses pemindahan muatan kapal yang sudah ada dipinggir pelabuhan (cade)
menuju ke gudang penyimpanan pelabuhan untuk disimpan dan sebaliknya mengeluarkan barang dari gudang
atau lapangan penumpukan untuk dimuat ke atas kapal.
Kegiatan muat barang ke atas kapal
Kegiatan ini merupakan kegiatan memuat atau mengemas barang dari dermaga ke dalam palka kapal. Di
lapangan dermaga, barang diangkut truk dari pintu masuk pelabuhan langsung menuju dermaga kemudian dimuat
di atas kapal yang disebut proses truck loosing atau melewati proses non truck loosing. Pada proses non truck
loosing barang dari lapangan penumpukan diangkut dengan truk kemudian dinaikkan ke atas kapal yang
selanjutnya akan dibawa kapal menuju tujuannya. Adapun prosedur kerja muat barang ke atas kapal menggunakan
proses non truk loosing sebagai berikut :
1) Kegiatan pertama diawali dengan kedatangan kapal yang akan memuat barang yang sudah bersandar di
dermaga, kemudian foreman lapangan berkoordinasi dengan foreman kapal untuk memulai kegiatan
pemuatan sesuai dengan loading list yang memuat daftar barang yang akan dimuat.
2) Selanjutnya, foreman lapangan menginstruksikan kepada petugas tally lapangan untuk memulai kegiatan
pemuatan sesuai dengan rencana pemuatan. Rencana pemuatan diimplementasikan dalam operation plan
yang sudah disepakati sebelumnya dalam meeting perencanaan dan pengendalian. Dokumen operation plan
dipegang foreman lapangan dn operator crane sebagai dasar pelaksanaan kegiatan muat barang dari dermaga
ke atas palka kapal.
3) Setelah menerima instruksi dari foreman lapangan, petugas tally lapangan melanjutkan dengan
menginstruksikan petugas RS ( reach stacker) FL (froklift ) untuk mengangkut barang dari lapangan
penumpukan muat dan meletakkan di chassis truk. Selanjutnya petugas tally akan mencatat nomor barang
yang akan dimuat dengan posisi sudah berada di truk. Langka selanjutnya petugas tally lapangan memberi
instruksi kepada operator head truk untuk membawa barang yang sudah diangkut diatas truk menuju ke
dermaga untuk selanjutnya akan dilakukan kegiatan pemuatan ke atas palka kapal.
4) Setelah truk pengangkut barang dari lapangan penumpukan sudah datang di dermaga, selanjutnya
berdasarkan loading list yang memuat informasi berupa nomor seri barang, ukuran barang, jenis barang,
posisi di lapangan penumpukan dan waktu pelaksanaan receiving di lapangan penumpukan. Foreman kapal
menginstruksikan secara berurutan kepada (1) Operator head truk untuk memposisikan head truk tepat
dibawah crane sesuai informasi pada loading list untuk selanjutnya crane akan memposisikan sling crane
pada sisi barang yang akan dimuat dibantu petugas TKBM dilapangan dermaga; (2) Operator crane untuk
mengangkat barang yang sudah diikat sling crane dari atas head truk untuk selanjutnya dilakukan proses
pemuatan barang ke atas kapal sesuai dengan bayplan muat; (3) Tally muat melaksanakan kegiatan pemuatan.
Dalam kegiatan muat barang, tugas tally muat tidak jauh berbeda pada saat kegiatan bongkar. Tally muat
melaksanakan pencatatan data barang dan kondisi fisik barang di dokumen tally sheet sebelum dimuat ke
atas kapal. Adapun informasi yang dicatat tally sheet yakni waktu pelaksanaan muat, nomor seri barang,
ukuran barang dan jumlah barang; dan (4) Petugas TKBM membantu mengarahkan dan memasangkan sling
crane penjepit sisi sisi barang yang berada di atas truk untuk kemudian diangkat dan dimuat menuju palka
kapal; dan (5) operator head truk akan kembali ke lapangan penumpukan untuk mengambil barang berikutnya
untuk dimuat di atas kapal sesuai dengan daftar barang yang akan dimuat. Langkah-langkah di atas akan
berjalan sesuai dengan jumlah barang yang akan dimuat.
5) Sebelum kegiatan muat barang selesai, petugas foreman kapa lmaupun foreman lapangan melakukan
monitoring serta bertanggungjawab atas seluruh kegiatan pelayanan muat barang, foreman harus memastikan
pelaksanaan kegiatan muat barang sesuai dengan ketetntuan dan rencana diawal sebelum kapal meninggalkan
dermaga pelabuhan.

Penerapan HSSE (Health Safety Security and Environtment) dalam Pengawasan Kegiatan Cargo Handling Oleh PT. Peteka Karya
Samudera 41
Rasita Andini1. (2021). Jurnal Ilmiah Kemaritiman Nusantara. Vol. 1(2) PP. 38-43

Gambar 3. Pengangkatan barang dari truk menuju palka kapal

4. SIMPULAN
Penerapan HSSE (Health Safety Security and Environment) dalam kegiatan cargo handling (Receiving,
Cargodoring, Stevedoring) dilakukan agar tidak ada kendala dalam kegiatan cargo handling. Pengawasannya
meliputi penggunaan APD, persiapan alat, persiapan TKBM dan pengawasan alur kegiatannya. Penerapan HSSE
(Health Safety Security And Environment) bertujuan untuk mengurangi potensi bahaya saat bekerja. Dalam
pengawasan kegiatan cargo handling di pelabuhan untuk menciptakan keamanan dan perlindungan dari berbagai
resiko kecelakaan kerja dan bahaya lainnya. Penerapan HSSE di pelabuhan dilakukan dengan melakukan safety
breafing kepada pekerja pelabuhan sebelum memulai kegiatan bongkar muat dan di bentuk tim untuk penanganan
keadaan darurat di pelabuhan.

5. REFERENSI
Dahyar, C. P. (2018). Faktor Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja PT. X. Jurnal
PROMKES, 6(2), 178. https://doi.org/10.20473/jpk.v6.i2.2018.178-187
Gultom, E. (2017). Pelabuhan Indonesia sebagai Penyumbang Devisa Negara dalam Perspektif Hukum Bisnis.
Kanun Jurnal Ilmu Hukum, 19(3), 419–444. http://e-repository.unsyiah.ac.id/kanun/article/view/8593
Mahanani, F. P., Christanti, M. F., & Uljanatunnisa. (2020). Strategi Komunikasi Organisasi Fungsi HSSE PT
Pertamina Patra Niaga Dalam Menjaga Citra Perusahaan. Jurnal Pustaka Komunikasi, 3(1), 100–111.
http://journal.moestopo.ac.id/index.php/pustakom/article/view/998
Manuputty, M. (2021). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Terhadap
Kesehatan Awak Kapal Ikan Tipe Pole and Line. ALE Proceeding, 1, 50–56.
https://doi.org/10.30598/ale.1.2018.50-56
peraturan menteri tenaga kerja dan Transmigrasi RI No. Per.05/MEN/1995. (1995). Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2001, (2001).
Putra, A. A., & Djalante, S. (2016). Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan Dalam Mendukung Pembangunan
Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Media Engineering, 6(1), 433–443.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/viewFile/11627/11221
Putri, R. R. (2018). Analisis Potensi Bahaya Serta Rekomendasi Perbaikan Dengan Metode Hazard and Operability
Study (Hazops) (Studi Kasus PT. Bukt Asam Tbk). Universitas Diponegoro, 7(2), 8.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/view/20763/19470
Selin Hosana Siagian, J. N. S. (2022). Bahaya Potensial Dan Pengendalian Bahaya Di Perkebunan Teh. Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 4(1), 35–44.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

p-ISSN : xxxx-xxxx, e-ISSN : xxxx-xxxx 42


Rasita Andini1. (2021). Jurnal Ilmiah Kemaritiman Nusantara. Vol. 1(2) PP 38-43

Suryantoro, B., Punama, D. W., & Haqi, M. (2020). Tenaga Kerja, Peralatan Bongkar Muat Lift On/Off dan
Efektivitas Lapangan Penumpukan Terhadap Produktivitas Bongkar Muat Peti Kemas. Baruna Horizon,
3(1), 156–169.
Tawaris, M. T. (2021). Pelayanan Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Asing Pada PT. Pelayaran Batam
Samudra Di Pelabuhan Batu-Ampar Pulau Batam. JIKEN: Jurnal Ilmiah Kemaritiman Nusantara, 1(1), 18–
22.
Yogama, C. D., Djunaidi, Z., & Rahmawati, F. F. (2022). Implementasi Program Pelaporan Unsafe Action &
Unsafe Condition. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 231–243.

Penerapan HSSE (Health Safety Security and Environtment) dalam Pengawasan Kegiatan Cargo Handling Oleh PT. Peteka Karya
Samudera 43

Anda mungkin juga menyukai