tp
s:
//s
um
se
l.b
ps
.go
.id
.id
.go
ps
l.b
se
um
//s
s:
tp
ht
ISSN : 2621-4806
Nomor Publikasi : 16000.2201
Katalog : 4102002.16
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm
Jumlah Halaman : x+56 halaman
Naskah : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan
Penyunting : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan
Diterbitkan oleh : © Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan
Dicetak oleh : CV. Rafa Cipta Media
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau
menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa
izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
TIM PENYUSUN
id
.
. go
ps
l.b
se
um
//s
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//s
um
se
l.b
ps
. go
. id
KATA PENGANTAR
id
manusia baik pencapaian posisi maupun disparitas antar daerah.
.
go
Dengan mengetahui capaian pembangunan manusia di semua
.
ps
daerah, maka diharapkan setiap daerah termotivasi untuk berupaya
l.b
dasar penduduk.
um
Zulkipli
ht
tp
s:
//s
um
se
l.b
ps
. go
. id
DAFTAR ISI
Halaman
TIM PENYUSUN iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
BAB I OVERVIEW 1
1.1 Pendahuluan 3
1.2 Tujuan dan Manfaat 4
BAB II INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PENGUKURANNYA 7
id
2.1 Konsep Pembangunan Manusia 9
.
go
2.2 Ruang Lingkup Pembangunan Manusia 9
.
ps
2.3 Pengukuran Capaian Pembangunan Manusia 11
l.b
id
SUMATERA SELATAN
.
go
5.1 Perkembangan Capaian IPM 2010-2021 43
.
ps
5.1.1 Indeks Kesehatan 44
l.b
BAB VI KESIMPULAN 53
s:
tp
ht
Halaman
Tabel 4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin 2015- 34
2022
Tabel 4.2 PDRB Seri 2020n ADHK dan ADHB Menurut Lapangan Usaha (Juta 39
Rupiah), 2020-2022
. id
Tabel 5.1 Perkembangan Komponen Penyusunan IPM Sumatera Selatan, 44
go
2017-2022
.
ps
Tabel 5.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 55
l.b
2020-2022
se
um
//s
s:
tp
ht
Halaman
Gambar 4.2 Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK Sumatera Selatan, 2010- 38
2022
id
2010-2022
.
go
Gambar 5.3 IPM Sumatera Selatan Menurut Kabupaten/Kota dan Status 51
.
ps
Pembangunan Manusia, 2022
l.b
se
um
//s
s:
tp
ht
OVERVIEW
go
. id
ht
tp
s:
//s
um
se
l.b
ps
. go
. id
Overview
I. Pendahuluan
pembangunan sosial ekonomi. Bagi sebagian kalangan ekonom menganggap hal tersebut
kurang akurat. Pandangan terhadap wilayah atau negara yang memiliki tingkat pendapatan
per kapita dan pertumbuhan yang tinggi dianggap berhasil dalam mengelola proses
pembangunan. Sementara itu jika level pendapatan per kapita dan pertumbuhannya rendah
maka wilayah tersebut dikategorikan sebagai daerah yang kurang berkembang bahkan
id
terbelakang. Oleh karena itu,banyak negara yang memprioritaskan untuk mendorong
.
pertumbuhan ekonomi saja. .go
ps
l.b
proses perbaikan yang sifatnya multidimensional dan berkesinambungan dari suatu system
//s
tatana sosial atau masyarakat menuju kehidupan lebh baik. Moris (1979) membangun the
s:
tp
Physical Quality of Life Index (PQLI) sedangkan United Nation Development Program (UNDP)
ht
membangun Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
tahun 1990. Selanjutnya setiap tahunnya menjadi alat ukur ketercapaian pembangunan
Indonesia menyerap HDI menjadi IPM. IPM menjadi indeks komposit yang mencakup
atau merangkum dimensi pembangunan manusia yang paling mendasar. Dimensi yang
termasuk di dalalmnya yaitu dimensi kesehatan atau peluang hidup (longevity), dimensi
pengetahuan (knowledge), serta dimensi ekonomi atau standar kehidupan yang layak
(standard of living).
budaya, sumber daya alam, sumber daya manusia, kondisi geografis, ketersediaan sarana dan
prasarana, tata kelola pemerintahan, serta program pembangunan sosial ekonomi yang
dijalankan oleh berbagai tingkatan. Sebuah proses panjang harus dilalui agar IPM mengalami
peningkatan ataupun perubahan ke arah yang lebih baik. Perlu waktu yang tidak singkat untuk
.id
I.2 Tujuan dan Manfaat . go
ps
l.b
Pandemi Covid-19 memiliki pengaruh besar terhadap semua aspek kehidupan manusia.
se
Mulai dari aspek kesehatan berupa penularan virus yang berjalan sangat masif hingga jutaan
um
penduduk ikut tertular dan sebagian diantaranya meninggal dunia. Aspek mobilitas penduduk
//s
juga ikut terganggu, terlebih setelah diterapkannya berbagai bentuk kebijakan pembatasan yang
s:
tp
sangat ketat. Dampak pandemi hingga akhirnya menjalar ke aspek perekonomian. Dari sisi
ht
kontraksi. Sementara, dari sisi penawaran sebagian besar lapangan usaha terutama yang terkait
laingsung dengan aspek mobilitas manusia juga mengalami konstraksi. Memburuknya kondisi
penduduk menurun yang ditandai oleh penurunan pengeluaran riil perkapita dan meningkatnya
jumlah penduduk miskin. Penurunan semua aspek tersebut memeiliki keterkaitan yang kuat
denga capaian pembangunan manusia sampai dengan tahun 2022. Secara umum, penyusunan
publikasi “Indeks Pembangunan Manusia Sumatera Selatan 2022” memiliki beberapa tujuan
sebagai berikut :
Manfaat yang diharapkan dari penerbitan publikasi ini adalah memberikan informasi dan
. id
go
gambaran perkembangan indikator pembangunan manusia. Informasi mengenai indikator-
.
ps
indikator tersebut bermanfaat bagi pemerintah sebagai bahan evaluasi atau ukuran kinerja
l.b
pada masa yang akan datang. Pada level nasional, data IPM antarwilayah provinsi dan
um
kabupatenkota juga dijadikan sebagai salah satu alokator untuk menentukan besarnya Dana
//s
s:
Alokasi Umum (DAU) yang ditransfer oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
tp
ht
Pembangunan
um
Manusia
//s
s:
dan Pengukurannya
tp
ht
ht
tp
s:
//s
um
se
l.b
ps
. go
. id
Bab 2
(human development) sebagai perluasan pilihan bagi penduduk yang dapat dilihat sebagai
proses upaya ke arah “perluasan pilihan” atau sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya
tersebut. Konsep pembangunan manusia ini mengkaji manusia dari dua sisi yang berbeda
seperti halnya dua sisi mata uang, tetapi keduanya harus berjalan secara berimbang. Sisi yang
id
pertama adalah meningkatkan kapabilitas fisik atau pembentukan kemampuan berfungsi
.
.go
manusia melalui jalur perbaikan taraf kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan. Sementara,
ps
l.b
sisi yang kedua adalah bagaimana memanfaatkan kapabilitas atau kemampuan yang dimiliki
se
dengan konsep pembangunan ekonomi yang menekankan pada aspek pertumbuhan (economic
growth), kebutuhan dasar (basic needs), kesejahteraan masyarakat (social welfare), atau
pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai fokus atau titik pusat perhatian. Dalam
pengertian ini, unsur manusia ditempatkan sebagai subyek sekaligus obyek utama dalam proses
pembangunan. Sebagai subyek manusia adalah pelaku utama yang menentukan arah dan
keberlangsungan proses pembangunan. Sementara, sebagai obyek manusia adalah pihak yang
akan paling banyak merasakan dan menikmati hasil dari proses pembangunan yang
dilaksanakan.
penduduk dan tidak sekedar untuk meningkatkan level pendapatannya. Hal ini menuntut sebuah
konsep pembangunan manusia yang terpusat pada aspek penduduk secara keseluruhan, bukan
hanya pada aspek ekonomi saja. Ketiga, pembangunan manusia tidak hanya fokus pada upaya-
upaya untuk memanfaatkan kemampuan yang dimiliki manusia secara optimal. Keempat,
pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan dan dalam
didukung oleh empat pilar pokok, yaitu: produktivitas, pemerataan, kesinambungan, dan
pemberdayaan.
Pilar produktivitas mengandung makna bahwa setiap penduduk harus diberi kesempatan
id
atau akses yang seluas-luasnya untuk meningkatkan produktivitas maupun berpartisipasi penuh
.
go
dalam proses penciptaan pendapataan. Pilar pemerataan mengandung makna bahwa semua
.
ps
penduduk memiliki kesempatan atau peluang yang sama dalam memperoleh akses terhadap
l.b
se
sumber daya ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini membawa
um
konsekuensi semua hambatan untuk memperoleh akses harus dihapuskan dan diminimalisir.
//s
Pilar kesinambungan bermakna semua aktivitas terhadap sumber daya ekonomi dan sosial tidak
s:
tp
hanya untuk kepentingan generasi pada masa yang akan datang. Sementara, pilar
ht
pengambilan keputusan maupun dalam proses yang menentukan bentuk dan arah kehidupan
mereka serta berpartisipasi penuh dalam mengambil manfaat yang dihasilkan oleh proses
pembangunan.
sehingga mereka akan menjadi agen pertumbuhan yang efektif. Pertumbuhan ekonomi harus
pertumbuhan ekonomi bukanlah tujuan akhir, namun pertumbuhan ekonomi lah yang menjadi
alat untuk mencapai tujuan akhir, yaitu memperluas pilihan-pilihan bagi manusia. Dengan
demikian, pembangunan manusia lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi tetapi tidak anti
terhadap pertumbuhan.
pembangunan manusia juga menjadi sebuah konsep yang terukur. Uraian tentang konsep
tidak semata dilihat dari perspekif ekonomi, namun mencakup dimensi yang lebih luas. Sampai
saat ini IPM menjadi indikator komposit yang cukup representatif untuk menggambarkan capaian
kualitas pembangunan manusia antar wilayah di Indonesia. Dalam pekembangannya IPM telah
beberapa kali mengalami penyempuran terkait dengan metode penghitungan maupun indikator
penyusunnya.
.id
Secara umum, IPM disusun dari empat indikator yang menggambarkan tiga dimensi
. go
pembangunan manusia yang paling mendasar. Dimensi peluang hidup diukur dengan indikator
ps
l.b
umur harapan hidup penduduk pada saat lahir (life expentancy at age 0 atau e0). Dimensi
se
pengetahuan diukur dengan dua indikator, yakni umur harapan lama sekolah dan rata-rata lama
um
sekolah (mean years of schooling). Standar kehidupan yang layak diukur dengan indikator
//s
pendapatan perkapita riil yang telah disesuaikan dengan paritas daya beli (purchasing power
s:
tp
Statistical Institute for Asia and the Pacific (SIAP) merekomendasikan semua negara yang
menjadi anggotanya untuk menghitung IPM yang sesuai untuk perbandingan antarwilayah
Republik Indonesia dengan menghitung nilai IPM secara berkala. Meskipun demikian, terdapat
sedikit perbedaan dalam penghitungan komponen penyusun IPM sebagai akibat dari perbedaan
konsep dan definisi statistik antarnegara maupun kualitas dan ketersediaan data yang dimilikinya.
pembangunan sosial dan ekonomi secara sistematis telah mendapat pengakuan secara luas.
Salah satu manfaat terbesar dari IPM adalah kemampuan indeks ini dalam mengungkapkan
bahwa sebuah negara mampu untuk berbuat jauh lebih baik pada tingkat pendapatan yang
rendah. Indeks ini juga mampu mengungkap bahwa kenaikan pendapatan yang besar atau
pertumbuhan yang tinggi bisa memiliki peran yang tinggi bisa memiliki peran yang lebih kecil
dalam kerangka pembangunan manusia (Todaro dan Smith, 2006). Hal ini menjadi pemicu
bagi negara-negara yang berpendapatan rendah agar tidak hanya memfokuskan prioritas
pembangunan pada aspek mengejar pertumbuhan, tetapi memberi perhatian lebih pada aspek
id
Secara spesifik, BPS menyampaikan beberapa tujuan penghitungan IPM di Indonesia.
.
go
Pertama, untuk mengetahui perkembangan hasil pembangunan sumber daya manusia dalam
.
ps
berbagai aspek kehidupan. Kedua, untuk mengetahui capaian program-program
l.b
se
pemerintah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ketiga, untuk
um
Keempat, sebagai alokator dalam penyusunan Dana Alokasi Umum (DAU). Kelima, untuk
s:
tp
mengukur keterkaitan proses pembangunan di bidang ekonomi, sosial, politik, dan lainnya (BPS,
ht
2011).
kat keberhasilan pembangunan manusia yang memiliki dimensi begitu luas hanya
menggunakan pendekatan sebuah indeks komposit adalah suatu kemustahilan. Artinya, masih
banyak aspek dan dimensi pembangunan manusia yang belum terangkum dan terukur oleh
indeks tersebut. Kedua, IPM masih mempunyai kelemahan dari segi data dan interpretasi.
Kelemahan yang bersifat umum dari suatu indeks komposit adalah tidak memiiki arti tersendiri
secara individual. Jelasnya, IPM suatu negara, provinsi atau kabupatenkota tidak akan
bermakna tanpa dibandingkan dengan IPM negara, provinsi, atau kabupatenkota lainnya.
Ketiga, sebagai sebuah angka rata-rata, IPM maupun indicator penyusunnya kehilangan
kesetaraan gender, perbedaan etnis, kawasan, maupun entitas yang lain. Indeks ini hanya
mampu mengidentifikasi apakah suatu wilayah telah melaksanakan proses pembangunan atau
belum. Namun, indeks ini tidak mampu menjelaskan kelompok mana saja atau bagian penduduk
yang mana yang telah berpartisipasi dalam pembangunan dan memperoleh manfaat dari hasil
pembangunan dan mana yang belum. Untuk mengurai persoalan tersebut, UNDP menyusun dua
indeks turunan dari IPM yaitu Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan
Gender (IDG) untuk mengadopsi persoalan gender. Sementara, untuk memepertimbangkan dan
.id
.go
ps
l.b
se
um
//s
s:
tp
ht
Pengukuran Indeks
se
Pembangunan
um
//s
Manusia
s:
tp
dan Komponen
ht
Penyusunannya
ht
tp
s:
//s
um
se
l.b
ps
. go
. id
Metodologi Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia
Dan Komponen Penyusunnya
Penghitungan IPM mengunakan metode baru yang mulai digunakan pada tahun 2010, dimensi
umur panjang dan sehat diukur menggunakan indikator umur harapan hidup penduduk pada saat lahir
(UHH) dalam satuan tahun. Dimensi pengetahuan diukur menggunakan dua indikator yakni angka
harapan lama sekolah (HLS) dalam satuan tahun dan rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk berusia 25
tahun ke atas dalam satuan tahun. Indikator RLS dalam metode baru menggunakan referensi penduduk
usia 25 tahun ke atas dengan pertimbangan telah menyelesaikan masa belajar. Referensi penduduk 25
tahun ke atas ini lebih mampu menggambarkan kondisi yang sebenarnya dibandingkan dengan
id
kelompok usia 15 tahun ke atas. Dimensi kehidupan yang layak diukur dengan pengeluaran perkapita
.
go
yang disesuaikan dengan daya beli atau purchasing power parity (PPP) dalam satuan rupiah. Selain
.
ps
penyempurnaan indikator, metode agregasi indikator juga disempurnakan dari rata-rata hitung
l.b
Secara ringkas, perbedaan metode penghitungan IPM yang digunakan di Indonesia dan UNDP
//s
Ada beberapa perbedaan antara indikator yang digunakan oleh UNDP dan yang
diimplementasikan dalam penghitungan IPM di Indonesia oleh BPS. Letak perbedaan tersebut adalah
angka partisipasi kasar (Gross Enrollment Ratio-GER) sebagai indikator pengetahuan. Kehidupan yang
layak oleh UNDP dihitung dengan menggunakan angka PNB per kapita, sementara BPS menggunakan
Tahap yang kedua dalam penghitungan IPM adalah menentukan nilai indeks indikator dari ketiga
dimensi pembangunan manusia. Formula penghitungan indeks setiap indikator dilakukan menggunakan
Di mana :
id
X(i,j) = Komponen IPM ke-i dari daerah ke-j
.
X(i min) = Nilai minimum dari komponen IPM ke-i
. go
ps
X(i maks) = Nilai maksimum dari Komponen IPM ke-i
l.b
se
Batasan nilai minimum dan maksimum yang mengacu kepada UNDP, kecuali indikator daya beli.
um
Nilai minimum dan maksimum secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.2.
//s
s:
Tahap yang selanjutnya adalah menghitung nilai indeks setiap dimensi dan kemudian menghitung
nilai IPM berdasarkan nilai indeks ketiga dimensi menggunakan metode rata-rata ukur (geometrik).
id
Kesehatan menjadi unsur terpenting dari modal manusia disamping pendidikan. Dimensi
.
go
kesehatan yang dipresentasikan oleh umur yang panjang dan sehat menjadi fokus utama dalam
.
ps
pembangunan manusia, karena umur yang panjang dan sehat sangat menentukan tingkat produktivitas yang
l.b
dihasilkan oleh suatu wilayah atau negara. Artinya, dimensi kesehatan juga memiliki peranan sentral dalam
se
mewujudkan kesejahteraan manusia. Dari sekian banyak indikator dibidang kesehatan, umur harapan hidup
um
penduduk pada saat lahir dinilai mampu menggambarkan kualitas kesehatan penduduk secara umum
//s
s:
sehingga dipilih menjadi indikator kesehatan. Semakin tinggi usia harapan hidup di suatu daerah
tp
menggambarkan kualitas kesehatan penduduk yang semakin meningkat. Derajat kesehatan yang semakin
ht
meningkat akan mendorong peningkatan produktivitas kerja, sehingga tingkat pendapatan yang diterima
juga akan meningkat. Peningkatan pendapatan menjadi salah satu prasyarat bagi peningkatan derajat
kesejahteraan masyarakat.
Umur harapan hidup penduduk pada saat lahir biasa dilambangkan dengan e 0. Angka ini
menyatakan perkiraan rata-rata usia atau tahun yang akan dijalani oleh sekelompok orang yang dilahirkan
pada waktu tertentu (kohor yang sama) hingga akhir masa hidupnya, dengan asumsi pola mortalitasnya
bersifat tetap. Penghitungan e0 dilakukan menggunakan pendekatan life table, namun metode ini belum
dapat diimplementasikan di Indonesia. Sistem registrasi penduduk belum terkelola dengan baik dan
berkelanjutan, sehingga data pokok untuk penghitungan indikator yang berupa data kematian penduduk
metode tak langsung menggunakan bantuan perangkat lunak micro program for demographic analysis
(MCPDA) atau Mortpak for Windows. Variabel yang digunakan adalah rata-rata jumlah anak yang
dilahirkan hidup (live birth) dan rata-rata jumlah anak yang masih hidup (still living) dari wanita pernah
kawin berusia 15-49 tahun yang dikelompokkan menurut kelompok lima tahunan. Sumber data utama yang
digunakan dalam penghitungan berasal dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang
dilaksanakan secara berkala. Angka e 0 yang dihasilkan dari metode penghitungan ini merujuk pada
keadaan 3-4 tahun dari tahun survey. Berdasarkan angka harapan hidup yang dihasilkan, besarnya nilai
indeks kesehatan dari wilayah yang bersangkutan juga dapat dihitung dengan formula
Di mana:
id
UHH = Umur harapan hidup
.
. go
ps
UHHmin = Nilai minimum dari, UNDP menetapkan sebesar 20 tahun
l.b
Pada awalnya, UNDP menggunakan rata-rata lama sekolah yang dikombinasikan dengan angka
//s
melek huruf sebagai indikator pendidikan dalam IPM. Referensi populasi yang digunakan UNDP dalam
s:
penghitungan rata-rata lama sekolah dibatasi pada penduduk yang barusia 25 tahun keatas. Batasan itu
tp
ht
diperlukan agar angka yang dihasilkan lebih mencerminkan kondisi yang sebenarnya, karena sebagian dari
penduduk yang berusia kurang dari 25 tahun masih dalam proses sekolah atau belum menuntaskan
sekolahnya. Akibat keterbatasan data, dalam penghitungan IPM sejak tahun 1995 indikator rata-rata lama
sekolah penduduk digantikan dengan GER (Gross Enrolment Ratio). Pada penghitungan IPM tahun 2010,
Di Indonesia, data Susenas sudah tersedia dalam series tahunan dan cukup valid untuk menghitung
rata-rata lama sekolah penduduk, sehingga dalam penghitungan IPM di Indonesia indikator RLS tetap
digunakan. Referensi penduduk yang digunakan disempurnakan dari penduduk berusia 15 tahun ke atas
menjadi 25 tahun keatas. Konsekuensinya adalah angka yang dihasilakan akan cenderung lebih rendah,
karena penduduk pada kelompok umur 15-25 tahun cenderung memiliki lama bersekolah yang lebih tinggi.
pendidikan dan kelas tertinggi yang pernah diduduki seseorang. Sumber data yang digunakan adalah data
Susenas, terutama pada pertanyaan mengenai jenjang atau jenis pendidikan tertinggi yang pernah atau
sedang diduduki oleh penduduk berusia 25 tahun ke atas. Secara rinci, pedoman konversi tahun lama
bersekolah penduduk berdasarkan jenjang pendidikan dan kelas tertinggi yang sedang/ pernah diduduki
mengacu pada metode yang digunakan oleh Barro dan Lee (1993). Populasi penduduk dibagi menjadi 7
kelompok berdasarkan jenjang pendidikan yang terdiri dari tidak/ belum pernah bersekolah, sekolah dasar,
sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), diploma, DIV/S1 dan pasca
sarjana (S2/S3).
Proses konversi akan menghasilkan variabel kuantitatif lama tahun bersekolah yang bersifat diskret
. id
dengan nilai antara 0 sampai 18 setahun (Tabel 3.4). Sebagai ilustrasi, seorang penduduk yang telah
. go
menempuh pendidikan tertinggi pada jenjang SLTP kelas 2 maka ia memiliki jumlah tahun bersekolah
ps
l.b
sama dengan 7 tahun dengan rincian 6 tahun bersekolah dijenjang SD ditambah dengan 1 tahun dijenjang
se
SMP.
um
Nilai indeks kesehatan berada diantara angka nol (0) dan satu (1). Semakin mendekati nol
//s
s:
menunjukkan keadaan yang semakin memburuk dan semakin mendekati satu menunjukkan keadaan yang
tp
semakin membaik. Untuk mempermudah penafsiran, nilai indeks tersebut dapat dinyatakan dalam satuan
ht
ratusan atau dikalian 100. Nilai indeks tidak memiliki makna khusus ketiga berdiri sendiri, tetapi ketika
dibandingkan dengan angka yang sama dari daerah lainnya maka dapat dilihat gambaran pencapaian
Pengetahuan menjadi salah satu unsur terpenting dari modal manusia yang sangat menentukan
tingkat produktivitas dan daya saing suatu bangsa dalam kehidupan global. Tenaga kerja yang terdidik dan
terampil sebagai output dari proses pendidikan formal dan non formal adalah komponen yang
mempengaruhi kelangsungan proses produksi barang dan jasa dan secara tidak langsung hal ini akan
memberi pengaruh pada tingkat kesejahteraan penduduk secara umum. Banyak fakta yang menunjukkan
kesejahteraan, sehingga pendidikan seringkali dianggap sebagai variabel antara bagi penurunan tingkat
Dari sekian banyak indikator pendidikan yang tersedia, rata-rata lama sekolah dan harapan lama
sekolah dianggap cukup representatif untuk menggambarkan capaian pembangunan pendidikan oleh
penduduk di suatu wilayah. Artinya, kedua indikator mampu menggambarkan stok pencapaian
id
Konsep lama tahun bersekolah atau years of schooling didefinisikan sebagai lamanya seseorang
.
go
mengikuti pendidikan formal yang dimulai dari masuk sekolah dasar (SD) sampai dengan kelas terakhir
.
ps
yang diselesaikan pada tingkat atau jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh. Lamanya bersekolah
l.b
merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan yang dicapai setiap individu penduduk, sehingga ukuran
se
um
Indikator yang dapat dihitung berdasarkan lama bersekolah setiap individu penduduk adalah rata-
s:
rata lama sekolah (Mean Years of Schooling). Sebagai indikator tunggal, RLS mampu menjadi ukuran
tp
ht
akumulasi modal manusia suatu wilayah. Ukuran ini belum mempertimbangkan kasus-kasus siswa tidak
naik kelas, siswa putus sekolah yang kemudian melanjutkan kembali, dan siswa yang masuk sekolah dasar
di usia yang terlalu muda atau sebaliknya terlambat masuk sekolah. Akibatnya, nilai dari jumlah tahun
bersekolah bisa menjadi terlalu tinggi (over estimate) atau bahkan terlalu rendah (under estimate).
Indikator HLS mulai digunakan dalam penghitungan IPM tahun 2010 untuk menggantikan
indikator angka melek huruf (AMH) yang dianggap sudah tidak mampu lagi menjelaskan perbedaan
capaian kualitas pendidikan antar wilayah, karena beberapa daerah sudah memiliki level mendekati 100
persen. HLS didefinisikan sebagai lama sekolah (dalam satuan tahun) yang diharapkan dirasakan oleh
mengikuti kebijakan pemerintah terkait usia awal dalam program wajib belajar. Sumber data yang
digunakan dalam penghitungan berasal dari susenas. Untuk mengakomodir penduduk yang tidak tercakup
dalam susenas, HLS dikoreksi dengan siwa yang bersekolah di pesantren dengan sumber data dari
. id
. go
ps
l.b
se
Faktor koreksi pesantren dihitung dari rasio antara jumlah santri sekolah dan santri mukim dengan
um
Penghitungan indeks tunggal baik RLS maupun HLS dilakukan menggunakan rumus umum
indeks tunggal dalam persamaan (1). Sementara, nilai indeks pengetahuan dihitung dengan memberikan
bobot yang sama besar untuk kedua indikator. Secara umum, rumus penghitungan indeks pengetahuan
lama sekolah.
Rumus untuk penghitungan indeks rata-rata lama sekolah dan indeks harapan lama sekolah masing-
. id
HLS = Angka Harapan Lama Sekolah
. go
ps
HLSmin = Nilai minimum dari HLS, sebesar 0 tahun
l.b
Nilai indeks berada di antara angka nol (0) dan satu (1), semakin mendekati nol menunjukkan
//s
keadaan yang semakin memburuk dan semakin mendekati satu menunjukkan keadaan yang semakin
s:
membaik. Untuk mempermudah penafsiran, inilai indeks tersebut dinyatakan dalam satuan ratusan atau
tp
ht
dikalikan 100. Semua nilai indks tersebut tidak memiliki makna khusus ketika berdiri sendiri, tetapi ketika
dibandingkan dengan angka yang sama dari daerah lain atau daerah yang sama pada waktu yang berada
dapat dilihat gambaran perbandingan pencapaian pembangunan di bidang kesehatan antarwilayah maupun
antar waktu.
Dimensi ketiga dari ukuran IPM merepresentasikan aspek ekonomi yakni standar kehidupan yang
layak. Standar hidup layak menggambarkan kualitas kehidupan atau tingkat kesejahteraan yang dinikmati
oleh penduduk sebagai dampak dari semakin mambaiknya kondisi ekonomi maupun tingkat
pemerataannya. UNDP mengukur standar hidup layak menggunakan pendekatan Produk Domestik Bruto
(PDB) rill yang disesuaikan dengan daya beli wilayah setempat dan disempurnakan menggunakan produk
nasional Bruto (PNB) perkapita setahun. Sementara, BPS menggunakan pendekatan rata-rata pengeluaran
digunakan BPS bersumber dari data pengeluaran perkapita penduduk hasil susenas, sementara penyesuaian
daya beli dan nilai rillnya dilakukan menggunakan Metode Rao. Jumlah komoditas yang digunakan dalam
penghitungan paritas daya beli sebanyak 96 komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga terdiri dari 66
komoditas makanan dan 30 non makanan. Jumlah komoditas ini betambah cukup signifikan dibandingkan
dengan metode sebelumnya (27 komoditas). Penambahan jumlah komoditas ini meningkatkan andil
Terdapat beberapa tahapan dalam penghitungan rata-rata pengeluaran perkapita rill yang disesuaikan.
Tahap pertama, menghitung nilai rata-rata pengeluaran perkapita nominal per tahun berdasarkan data
susenas modul konsumsi jika datanya tersedia. Jika data modul konsumsi tidak tersdia maka menggunakan
id
data konsumsi dari Susenas KOR. Langkah-langkahnya adalah menghitung pengeluaran per kapita (per
.
go
anggota rumah tangga) untuk setiap rumah tangga; kemudian menghitung rata-rata pengeluaran per kapita
.
ps
untuk setiap provinsi atau kabupaten/kota; dan menghitung rata-rata pengeluaran per kapita setahun (Y’t)
l.b
se
dengan cara mengalikan rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dengan 12 dan dibagi 100 untuk
um
Tahap kedua, menghitung nilai rata-rata pengeluaran per kapita untuk setiap provinsi atau kabupaten/
s:
tp
kota atas dasar harga konstan atau secara rill (Y *t) dengan cara membagi rta-rata pengeluaran perkapita
ht
(Y’t) dengan indeks harga konsumen (IHK) dengan tahun dasar 2012=100. Tahapan ini bertujuan untuk
mendapatkan nilai pengeluaran per kapita provinsi/kabupaten/kota secara rill yang dapat dibandingkan
Tahap ketiga adalah melakukan standarisasi pendapatan rill perkapita dengan memasukkan unsur
paritas daya beli (purchasing power parity). Tujuan tahap ini adalah untuk menghilangkan pengaruh
perbedaan harga antar provinsi/kabupaten/kota yang cukup beragam, sehingga pendapatan rill perkapita
Pi menyatakan rata-rata harga komoditas i per satuan; Vi menyatakan total nilai/biaya yang dikeluarkan
disuatu wilayah. Harga komoditas tidak terdapat dalam susenas modul konsumsi dapat diperoleh dari
IHK.
PPPj menyatakan paritas dayabeli di daerah j; pij menyakan harga komoditas i di provinsi/kabupaten/
id
Menghitung pengeluaran per kapita disesuaikan di daerah ke j menggunakan formula:
.
. go
ps
l.b
se
menyatakan rata-rata pengeluaran per kapita di sesuaikan; menyatakan rata-rata pengeluaran per
um
kapita per tahun atas dasar harga konstan 2012; menyatakan paritas daya beli di daerah j.
//s
s:
tp
ht
Berdasarkan nilai pengeluaran per kapita yang di sesuaikan hasil penghitungan, indeks pendapatan
Daya beli (pendapatan) minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010
(data empiris).
Seperti yang disampaikan dalam subbab sebelumnya, IPM menjadi indeks komposit atau gabungan
yang merepresentasikan tiga dimensi pembangunan manusia yang paling mendasar yaitu dimensi
kesehatan, pengetahuan dan kehidupan yang layak. Berdasarkan nilai indeks yang mewakili ketiga dimensi
tersebut maka nilai IPM pada level provinsi/kabupaten/kota dapat dihitung menggunakan formula rata-rata
Nilai IPM berkisar antara 0 sampai 100. Semakin besar nilai IPM menunjukkan kualitas
id
pembangunan manusia yang semakin baik. Nilai IPM dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori,
.
yakni: . go
ps
l.b
Tingkat kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu tertentu dapat diketahui
menggunakan pendekatan pertumbuhan IPM. Semakin tinggi nilai pertumbuhan, maka semakin cepat IPM
suatu wilayah mencapai nilai maksimalnya dan semakin rendah pertumbuhan maka semakin lambat
mancapai nilai maksimal. Secara umum, pertumbuhan IPM menunjukkan perbandingan antara capaian
yang telah ditempuh pada periode t dengan capaian pada periode sebelumnya (t-1). Formula
penghitungannya adalah:
Gambaran Umum
um
//s
Sumatera Selatan
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//s
um
se
l.b
ps
. go
. id
Gambaran Umum Sumatera Selatan
Sumatera Selatan menjadi provinsi yang memiliki luas wilayah administrasi terluas di Pulau
Sumatera setelah Provinsi Sumatera Selatan. Luas wilayah administrasi Sumatera Selatan sebesar
87.421,24 km2. Secara geografis, wilayah Sumatera Selatan terletak pada selatan Pulau Sumatera.
Wilayah Provinsi Sumatera Selatan bagian utara berbatasan dengan Provinsi Jambi, bagian timur
berbatasan dengan Provinsi Bangka-Belitung, bagian selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung, dan
bagian barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu. Posisi astronomi Sumatera Selatan terbentang antara
1 derajat sampai 4 derajat Lintang Selatan dan 102 derajat sampai 106 derajat Bujur Timur atau berada di
. id
selatan garis khatulistiwa sehingga termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim.
. go
Karakteristik cuaca wilayah Sumatera Selatan bertemperatur tinggi atau memiliki rata-rata suhu udara
ps
l.b
yang panas serta memiliki kelembaban udara dan cuaca hujan yang cukup tinggi.
se
Secara topografi, wilayah Provinsi Sumatera Selatan di pantai Timur tanahnya terdiri dari
um
rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya berupa tumbuhan palmase dan
//s
s:
kayu rawa (bakau). Sedikit makin ke barat merupakan dataran rendah yang luas. Lebih masuk kedalam
tp
wilayahnya semakin bergunung-gunung. Disana terdapat bukti barisan yang membelah Sumatera
ht
Selatan dan merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 900 - 1.200 meter dari permukaan laut.
Bukit barisan terdiri atas puncak Gunung Seminung (1.964 m), Gunung Dempo (3.159 m), Gunung Patah
(1.107 m) dan Gunung Bengkuk (2.125m). Disebelah Barat Bukit Barisan merupakan lereng. Provinsi
Sumatera Selatan mempunyai beberapa sungai besar. Kebanyakan sungai-sungai itu bermata air dari
Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin. Sungai yang bermata air dari
Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka adalah Sungai Musi, sedangkan Sungai Ogan, Sungai
Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sunga Lakitan, Sungai Rupit dan Sungai Rawas
Berdasarkan hasil sensus penduduk, pada tahun 2022, jumlah penduduk Sumatera Selatan tercatat
sebanyak 8,467 juta jiwa. Komposisinya adalah 50,96 persen penduduk laki-laki dan 49,04 persen
perempuan. Komposisi penduduk perempuan terlihat lebih dominan dengan sex ratio sebesar 103,92.
Berdasarkan kelompok usia, komposisi penduduk Sumatera Selatan pada tahun 2022 didominasi oleh
penduduk yang berusia muda atau berusia produktif. Hal ini terlihat dari rasio ini menyatakan
perbandingan antara jumlah penduduk yang belum produktif (<15 tahun) dan sudah tidak produktif lagi
(>64 tahun) dengan penduduk berusia produktif (15-64 tahun). Dibandingkan dengan kondisi beberapa
dekade sebelumnya, komposisi penduduk Sumatera Selatan terlihat semakin bergeser keatas yang ditandai
oleh perkembangan populasi usia muda yang cukup progresif. Hal ini mendorong peningkatan jumlah
id
angkatan kerja berusia produktif yang sangat potensial untuk menggerakkan perekonomian wilayah.
.
go
Peta persebaran penduduk Sumatera Selatan sampai tahun 2022 masih terpusat di Kota Palembang
.
ps
yang mencapai 1.707.996 jiwa, lalu Kabupaten Banyuasin dan OKI masing-masing sebesar 852.576 jiwa
l.b
se
dan 776.690 jiwa. Kepadatan Kota Palembang semakin bertambah dikarenakan semakin banyak fasilitas
um
penunjang yang dapat diakses masyarakat di ibukota Provinsi Sumatera Selatan terkait. Laju pertumbuhan
//s
penduduk Sumatera Selatan selama periode 2021-2022 tercatat sebesar 1,24 persen.
s:
tp
ht
Konsep ketenagakerjaan yang digunakan oleh BPS mengacu pada rekomendasi dari International
Labar Organization (ILO) yang membagi penduduk berdasarkan usia menjadi dua kelompok, yakni
penduduk usia kerja atau usia produktif (15 tahun ke atas) dan bukan usia kerja (kurang dari 15 tahun).
Berdasarkan aktivitas yang dilakukan selama seminggu yang lalu dari masa referensi pengumpulan data,
penduduk usia kerja dikelompokkan menjadi dua yakni angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja yang terdiri dari penduduk yang statusnya bekerja dan penganggur. Sementara, bukan
angkatan kerja terdiri dari penduduk yang statusnya bersekolah, mengurus rumah tangga, pensiunan, dan
barang atau jasa dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan pendapatan dan
dilakukan minimal selama satu jam secara berturut-turut (tidak terputus) selama seminggu yang lalu.
Konsep angkatan kerja juga mencakup semua penduduk yang statusnya bekerja atau yang memiliki
pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu sedang tidak bekerja (sementara tidak bekerja) karena alasan
cuti,sakit,dan lainnya. Berdasarkan jumlah jam kerja selama seminggu yang lalu, konsep penduduk bekerja
dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni bekerja dengan jam kerja normal dan bekerja dibawah jam kerja
normal (<35 jam per minggu) atau disebut setengah pengangguran, sementara, konsep pengangguran
terbuka didefinisikan sebagai bagian dari angkatan kerja yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan, dan sudah mendapatkan pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Sumber
id
data pokok ketenagakerjaan berasal dari hasil Survei Angkatan Kerja nasional (Sakernas) yang dilakukan
.
go
secara berkala oleh BPS pada Bulan Februari dan Agustus setiap tahun.
.
ps
l.b
se
Perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Sumatera Selatan berdasarkan hasil sakernas tahun 2015
//s
s:
-2022 diringkas dalam Tabel 4.1. Jumlah penduduk berusia kerja di Sumatera Selatan terlihat semakin
tp
meningkat searah dengan perkembangan jumlah penduduk. Pada kondisi bulan agustus 2022, jumlah
ht
penduduk berusia kerja tercatat sebanyak 6.489,87 juta jiwa atau bertambah sebanyak 93,26 ribu orang atau
naik sebesar 1,46 persen dibandingkan Agustus 2021. Komposisinya terdiri dari 4.497,96 juta jiwa
angkatan kerja atau bertambah sebanyak 198,32 ribu orang atau naik sebesar 4,85 persen dibandingkan
keadaan angkatan kerja pada Bulan Agustus 2021. Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
Provinsi Sumatera Selatan pada Agustus 2022 mencapai 4,63 persen mengalami penurunan dibandingkan
Jenis
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Laki-laki +
68,53 71,59 69,50 68,45 67,67 68,65 68,77 69,31
Perempuan
id
Berdasarkan komposisi tersebut, maka besarnya TPAK pada periode Agustus 2022 tercatat
.
go
mencapai 69,31 persen. Secara umum, angka 69,31 persen ini merepresentasikan bagian dari penduduk
.
ps
berusia kerja di Sumatera Selatan yang terlibat aktif dalam kegiatan perekonomian baik berstatus maupun
l.b
sebagai penganggur atau pencari kerja, perkembangan TPAK Sumatera Selatan di tahun 2015 pada
se
um
kisaran 60 persen kemudian di tahun 2022 hampir mencapai 70 persen. Secara umum, TPAK Sumatera Se-
//s
latan pada kondisi Bulan Februari terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi Bulan Agustus. Fe-
s:
nomena ini terkait dengan pola siklus musiman dalam perekonomian, khusunya pada sub sektor per-
tp
ht
tanian tanaman pangan yang mengalami masa puncak panen selama kuartal pertama. Selama masa terse-
but, penyerapan tenaga kerja berkaitan dengan kegiatan panen maupun pasca panen mengalami pening-
Berdasarkan wilayah, TPAK di kawasan perdesaan tercatat selalu lebih tinggi dibandingkan dengan
TPAK di daerah perkotaan dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini terkait dengan karakteristik
penduduk usia kerja di daerah perdesaan yang lebih mudah menyesuaikan dengan kondisi lapangan usaha
yang tersedia dibandingkan dengan penduduk perkotaan. Secara pendidikan, pendidikan tertinggi yang
dimiliki penduduk perdesaan lebih rendah dari penduduk perkotaan sehingga mereka cenderung kurang
selektif dalam memilih pekerjaan di sektor formal seperti penduduk perkotaan. Mereka rela masuk dalam
lapangan usaha di sektor informal, meskipun hanya berstatus sebagai pekerjaan lepas atau buruh tidak
tetap, bahkan tidak sedikit yang statusnya hanya sebagai pekerja tak dibayar atau pekerja keluarga. Faktor
memberi pengaruh. Banyak anak yang masih berusia sekolah pada jenjang pendidikan menengah dan
tinggi di daerah perdesaan dengan terpaksa tidak bersekolah dengan alasan untuk membantu ekonomi
keluarga. Sementara, mayoritas penduduk seusia mereka di daerah perkotaan masih berstatus bersekolah
atau termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja. Hal yang serupa terjadi pada penduduk perempuan
berusia kerja. Pada umumnya, penduduk perempuan di daerah perdesaan melakukan aktivitas pekerjaan
sebagai pekerja keluarga untuk membantu suami atau anggota rumah tangga lain dalam kegiatan pertanian
di samping melakukan pekerjaan domestik mengurus rumah tangga. Sumentara, kaum perempuan di
daerah perkotaan cenderung tidak terlibat aktif dalam pasar tenaga kerja dan hanya melakukan kegiatan
domestik atau mengurus rumah tangga semata. Hal-hal tersebut yang menjadi penjelas tingginya TPAK
. id
go
Berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki dalam beberapa tahun terakhir tercacat selalu lebih
.
ps
tinggi dibandingkan dengan TPAK perempuan. Artinya, keterlibatan penduduk laki-laki dalam aktivitas
l.b
perekonomian cenderung lebih dominan dibandingkan dengan perempuan. Fenomena ini berkaitan dengan
se
um
faktor budaya yang menganut garis keturunan ayah atau patrilinieal yang memposisikan kaum laki-laki
//s
sebagai tanggung jawab ekonomi atau pencari nafkah yang utama. Sementara, kaum perempuan
s:
diposisikan sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam kegiatan domestik untuk mengurus rumah
tp
ht
tangga. Kalaupun ada perempuan yang bekerja, maka fungsinya hanya membantu ekonomi keluarga
semata.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dihitung dari persentase jumlah pengangguran terhadap
jumlah angkatan kerja. Perkembangan TPT Sumatera Selatan selama periode 2020-2022 memiliki pola
yang berfluktuasi dan menunjukkan kencenderungan penurunan dalam beberapa tahun terakhir. TPT
Sumatera Selatan berdasarkan hasil Sakernas Bulan Agustus 2022 tercatat sebesar 4,63 persen namun
angka ini terus menurun di mana pada tahun 2020 angka pengangguran Sumatera Selatan mencapai level 5
persen kemudian turun sebesar 4,98 persen di tahun 2021. Berdasarkan Tabel 4.2 jumlah penganggur atau
. id
. go
Sumber: Badan Pusat Statistik
ps
Rendahnya angka TPT adalah fakta yang cukup menggembirakan, karena semakin rendah TPT
l.b
akan diikuti oleh stabilitas sosial dan ekonomi yang semakin membaik sehingga potensi kerawanan sosial
se
um
yang timbul akibat tingginya pengangguran juga akan semakin menurun. Namun demikian, fenomena
//s
penurunan TPT ini perlu dikaji lebih mendalam terutama terkait dengan perubahan status dalam struktur
s:
ketenagakerjaan antar sektor maupun antar waktu, apakah turunnya tingkat pengangguran disebabkkan
tp
ht
oleh perbaikan kualitas pertumbuhan ekonomi yang mendorong terciptanya banyak kesempatan kerja atau
karena faktor yang lain. Perlu dikaji juga apakah peningkatan tingkat kesempatan kerja berbanding lurus
dengan rata-rata jumlah jam kerja, karena akan kurang bermakna seandainya kesempatan kerja meningkat
tetapi proporsi penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal juga semakin meningkat.
Komposisi penduduk bekerja di Sumatera Selatan menurut lapangan usaha pada kondisi bulan
Agustus 2022 terlihat dominan pada tiga lapangan pekerjaan di Provinsi Sumatera Selatan, yakni
Pertanian, Kahutanan, dan Perikanan sebesar 46,44 persen; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan
Perawatan Mobil dan Sepeda Motor sebesar 16,20 persen; Industri Pengolahan sebesar 6,24 persen. Sektor
Pertanian menyerap tenaga kerja sebesar 46,44 persen, sektor Perdagangan sebesar 16,20 persen, sektor
Berdasarkan status pekerjaan utama, mayoritas penduduk bekerja di Sumatera Selatan pada bulan
Agustus 2022 berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai dengan proporsi sebesar 34,27 persen. Komposisi
terbesar berikutnya adalah berusaha sendiri dan pekerja keluarga/tidak dibayar dengan proporsi masing-
masing sebesar 23,61 persen dan 18,31 persen. Sementara, komposisi berusaha dibantu buruh tidak
dibayar juga terlihat masih cukup besar dengan proporsi mencapai 17,03 persen.
Penduduk bekerja juga bisa dikategorikan menjadi dua bagian berdasarkan jumlah jam kerjanya,
yakni bekerja penuh (>35 jam kerja per minggu) dan setengah penganggur (<35 jam kerja per minggu).
Perkembangan proporsi jumlah penduduk yang berstatus sebagai pekerja penuh berdasarkan data selama
tahun 2021 dan 2022 terlihat cukup berfluktuasi. Pada tahun 2022, proporsi pekerja penuh tercatat sebesar
id
64,54 persen. Sementara, proporsi setengah penganggur tercatat sebesar 7,08 persen.
.
. go
ps
Berdasarkan jenis kelamin, proporsi pekerja penuh pada kelompok penduduk laki-laki cenderung
l.b
lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Sementara, proporsi pekerja penuh di daerah perkotaan juga
se
lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perdesaan. Hal ini menggambarkan meskipun pengangguran
um
terbuka di daerah perkotaan lebih tinggi, tingkat setengah penganggurannya justru lebih rendah dari daerah
//s
perdesaan karena jenis pekerjaan full time lebih banyak terdapat di daerah perkotaan. Komposisi pekerja
s:
tp
penuh menurut strata pendidikan tertinggi yang ditamatkan menunjukkan pola peningkatan seiring dengan
ht
peningkatan jenjang pendidikan yang ditamatkan. Artinya, proporsi pekerja penuh pada kelompok
penduduk yang berpendidikan SLTP lebih tinggi dibandikan SD dan lebih rendah dibandingkan dengan
SLTA.
Profil kelompok setengah penganggur sebagian besar terdapat di daerah perdesaan, terutama pada
lapangan usaha di sektor pertanian. Di sektor ini, banyak ditemui pekerja yang statusnya sebagai pekerja
tak dibayar atau pekerja keluarga dan buruh pertanian lepas yang jumlah jam kerjanya sangat ditentukan
oleh faktor musiman. Pada saat masa pengolahan lahan, masa tanam, atau masa panen status mereka bisa
berubah menjadi pekerja penuh, tetapi pada saat yang lain sebagian besar diantara mereka bekerja kurang
dari jam kerja normal. Profil setengah penganggur dilihat dari sisi jenis kelamin kebanyakan diisi oleh
penduduk perempuan, sementara dari sisi pendidikan sebagian besar diisi oleh penduduk yang
Kinerja perekonomian suatu wilayah dapat dikaji menggunakan nilai PDRB dan beberapa ukuran
turunannya, seperti pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian, PDRB perkapita, dan lainnya. Mulai
tahun 2010, penghitungan PDRB dilakukan menggunakan tahun dasar 2010 dan sudah mengadopsi
pendekatan SNA (System of National Accounts) 2008. Dampak pergantian tahun dasar baru dan
implementasi SNA 2008 dalam penghitungan PDRB akan menaikkan nilai nominal PDRB karena adanya
perubahan dalam konsep, cakupan, dan klasifikasi. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS Sumatera
Selatan, nilai PDRB Sumatera Selatan atas dasar harga berlaku tahun 2022 tercatat sebesar Rp 591.603.48
miliar. Angka tersebut setara dengan Rp 343.483.65 miliar jika dihitung atas dasar harga konstan tahun
2010.
id
Gambar 4.2 Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK Sumatera Selatan, 2010-2022
.
. go
Distribusi PDRB berlaku menurut lapangan usaha di Sumatera Selatan pada tahun 2022
ps
l.b
menunjukkan kategori lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang mendominasi perekonomian
se
um
//s
s:
tp
ht
secarah penuh. Andil (share) nilai tambah yang tertinggi dihasilkan oleh kategori pertambangan dan
penggalian; industri pengolahan; serta pertanian, kehutanan, dan perikanan masing-masing sebesar 27,64;
17,50; 13,23 persen. Andil yang dihasilkan oleh kategori pertanian yang cukup dominan dalam
perekonomian Sumatera Selatan pada masa awal pembangunan cenderung menurun dari waktu ke waktu,
sebaliknya andil yang dihasilkan oleh kategori lapangan usaha yang berbasis jasa seperti akomodasi,
terlihat semakin meningkat. Sementara, kategori lapangan usaha sekunder seperti industri pengolahan dan
konstruksi memiliki andil yang relatif stabil dalam perekonomian Sumatera Selatan dalam beberapa tahun
terakhir.
Tabel 4.2 PDRB Seri 2010 ADHK dan ADHB Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah), 2020-2022
.id
. go
ps
l.b
se
um
//s
s:
tp
ht
Pertumbuhan sebesar 5,23 persen di tahun 2022 ini didorong oleh peningkatan nilai tambah yang
dihasilkan oleh semua kategori lapangan usaha pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi dihasilkan oleh
Capaian Pembangunan
se
um
Kualitas Manusia
//s
Sumatera Selatan
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//s
um
se
l.b
ps
. go
. id
Capaian Pembangunan Kualitas Manusia Sumatera Selatan
tingkat regional provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia yang mulai dipublikasikan sejak tahun 1996.
Selain itu, angka tersebut juga menggambarkan perbandingan posisi dan tingkat kemajuan capaian
pembangunan manusia antar wilayah di Indonesia. Angka IPM kembali dihitung dan dipublikasikan pada
tahun 1999 dan 2002 untuk melihat seberapa besar pengaruh krisis ekonomi terhadap capaian kualitas
pembangunan manusia pada level regional provinsi dan kabupaten/kota. IPM telah diperkenalkan oleh
United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada
tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan
. id
go
melakukan backcasting sejak tahun 2010.
.
ps
Gambar 5.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Selatan, 2010 – 2022
l.b
se
um
//s
s:
tp
ht
Sumber: BPS
dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan
standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM
jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang
manusia Sumatera Selatan terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2022. IPM
Sumatera Selatan meningkat dari 64,44 pada tahun 2010 menjadi 70,90 pada tahun 2022.
Secara ringkas, perkembangan indikator penyusun IPM Sumatera Selatan periode 2017-
2022 disajikan dalam Tabel 5.1. Perkembangan semua komponen/indikator penyusun IPM
Sumatera Selatan menunjukkan pola yang semakin membaik. Hal ini tercermin dari nilai indikator
id
Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) Tahun 69,18 69,41 69,65 69,88 69,98 70,32
.
go
Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 12,35 12,36 12,39 12,45 12,54 12,55
Indikator usia harapan hidup penduduk Sumatera Selatan pada saat lahir (e0) yang
ht
merepresentasikan dimensi kesehatan penduduk tercatat meningkat dari 68,34 tahun pada tahun
2010 menjadi 70,32 pada tahun 2022. Angka sebesar 70,32 tahun ini merepresentasikan
perkiraan rata-rata usia yang akan dijalani oleh seorang bayi yang dilahirkan hidup di Sumatera
Secara umum, peningkatan angka harapan hidup penduduk pada saat lahir di suatu
wilayah menggambarkan kualitas kesehatan penduduk yang semakin membaik. Terlebih, pada
kelompok bayi dan anak berusia di bawah lima tahun (balita) serta kelompok wanita berusia
produktif. Fenomena peningkatan kualitas kesehatan penduduk ini tidak terlepas dari upaya
pemerintah dalam menjamin dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar melalui
penyediaan infrastruktur dan tenaga kesehatan, upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan
wilayah Sumatera Selatan juga akan mendorong peningkatan usia harapan hidup penduduk.
Selama periode 2010-2022, jumlah infrastruktur rumah sakit baik maupun pemerintah
meningkat pesat menjadi 72 unit rumah sakit. Ketersediaan infrastruktur kesehatan dan tenaga
kesehatan yang representative diyakini menjadi syarat yang diperlukan untuk menjamin
kesehatan masyarakat. Akan tetapi, ada aspek lainnya yang harus terpenuhi dalam kemampuan
masyarakat dalam membayar jasa layanan kesehatan yang diaksesnya. Perbedaan pendapatan
pada rumah tangga, khususnya pada golongan berpendapatan rendah mengalami kesulitan
dalam pembiayaan layanan kesehatan. Subsidi pemerintah melalui system jaminan sosial
berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS) ataupun berbagai variasi kebijakan yang serupa. Dalam
id
implementasinya, rumah tangga yang dicakup oleh Program KIS masih sangat terbatas sehingga
.
masih sangat diperlukan upaya-upaya
go
yang berkesinambungan untuk
. menjamin dan
ps
l.b
memperluas aspek pemerataan dalam menjangkau atau mengakses fasilitas kesehatan dasar
se
Sebuah sinyal positif yang mengisyaratkan bahwa derajat kesehatan penduduk meningkat
//s
s:
ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup. Hal tersebut juga berhubungan erat dengan
tp
kualitas pendidikan, utamanya pendidikan si ibu serta wanita pada usia produktif. Semakin tinggi
ht
tingkat pendidikan akan memberi kesadaran akan pemahaman tentang pentingnya sanitasi, gizi
keluarga, kesehatan reproduksi, cara melewati proses kehamilan yang sehat, tata cara merawat
bayi pasca kelahiran, pengetahuan tentang penyakit menular beserta pencegahannya, hingga
persepsi mengenai keluarga ideal. Dengan demikian, semakin sadar dan meningkatnya
pengetahuan tersebut berdampak pada berkurangnya resiko kematian bayi dan ibu setelah
kelahiran (pasca persalinan). Data kematian bayi di Sumatera Selatan mengalami penurunan
secara signifikan dari 47 kematian per 1000 kelahiran hidup pada Sensus Penduduk 2000
menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup pada SUPAS 2005, kemudian menjadi 26 per 1000
kelahiran hidup pada Sensus Penduduk 2010, dan 22 per 1000 kelahiran hidup pada SUPAS
2015. Semakin banyak anak yang baru lahir mampu bertahan hidup secara langsung menjadi
Gambar 5.2. Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) Provinsi Sumatera Selatan, 2010-2022
. id
. go
ps
l.b
se
um
//s
Indeks pengetahuan dihitung dari gabungan dua indikator, yakni harapan lama sekolah
dan rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas, selama periode 2010-2022,
perkembangan kedua indikator di Sumatera Selatan memiliki pola yang semakin meningkat.
Angka harapan lama sekolah meningkat dari 11,03 tahun pada tahun 2010 menjadi 12,55
tahun ditahun 2022. Angka 12,55 tahun ini menggambarkan angka perkiraan lama tahun
bersekolah yang akan dijalani oleh penduduk berusia 7 tahun ke atas. Sementara, indikator rata-
rata lama sekolah penduduk berusia 25 tahun ke atas meningkat dari 7,34 tahun di tahun 2010
menjadi 8,37 tahun ditahun 2022. Angka sebesar 8,37 tahun ini menggambarkan rata-rata
jumlah atau lamanya tahun pendidikan yang telah dijalani oleh penduduk berusia 25 tahun ke
atas di Sumatera Selatan. Angka ini setara dengan kelas 2 pada jenjang SLTP. Secara umum,
(human capital) di Sumatera Selatan yang semakin meningkat, artinya terjadi peningkatan
Pada tahun 2010, nilai indeks pengetahuan tercatat sebesar 0.55 dan secara bertahap
meningkat menjadi 0,63 pada tahun 2022. Kontribusi indeks harapan lama sekolah terhadap
indeks pengetahuan terlihat lebih besar dibandingkan dengan indeks rata-rata lama sekolah
penduduk. Indeks harapan lama sekolah pada tahun 2021 tercatat sebesar 0,70 sementara
indeks rata-rata sekolah tercatat sebesar 0,56 secara keseluruhan, indeks pengetahuan memiliki
kontribusi yang paling rendah terhadap pembentukan IPM Sumatera Selatan dibandingkan
. id
go
Pendidikan merupakan sebuah kegiatan investasi yang hasilnya tidak dapat dirasakan
.
ps
atau dinikmati secara instan dalam jangka yang pendek. Output kegiatan pendidikan berupa
l.b
peningkatan kualitas modal manusia akan dirasakan pada masa mendatang. Pencapaian kedua
se
um
indikator pendidikan baik harapan lama sekolah maupun rata-rata lama sekolah menggambarkan
//s
tolok ukur sejauh mana keberhasilan pembangunan dibidang pendidikan yang telah
s:
Adanya gap atau kesenjangan ketersediaan infrastruktur pendidikan, tenaga pendidik dan
program wajib belajar Sembilan tahun sebagai bentuk pendidikan minimal yang harus diikuti oleh
suma penduduk berusia 7-15 tahun dengan jaminan pembiayaan dari pemerintah sudah berjalan
cukup baik. Kebijakan ini harus lebih dipertegas dengan menambah alokasi anggaran untuk
memfasilitasi para peserta didik yang memiliki kemampuan atau kapasitas belajar dan berasal
dari rumah tangga kurang mampu untuk bisa melanjutkan sampai jenjang pendidikan yang
tertinggi.
Standar hidup yang layak sebagai salah satu komponen penyusun IPM diproksi dengan
indikator pengeluaran perkapita rill perbulan yang disesuaikan dengan daya beli (PPP). Indikator
ini dihitung menggunakan data konsumsi rumah tangga hasil Susenas. Perkembangan nilai
pengeluaran per kapita yang disesuaikan di Sumatera Selatan selama periode 2010-2022
menunjukkan pola yang semkain meningkat. Pada tahun 2010, nilainya mencapai RP 8,536 juta
setahun dan secara bertahap meningkat menjadi RP 11,109 juta di tahun 2022. Peningkatan ini
menggambarkan daya beli dan kualitas kesejahteraan pendudukan Sumatera Selatan secara
rata-rata yang semakin membaik. Secara level, nilai pengeluaran per kapita disesuaikan di
Sumatera Selatan berada dalam kelompok tinggi yakni di peringkat lima besar di Pulau Sumatera
. id
go
setelah Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Riau, Sumatera Barat dan Sumatera
.
ps
Selatan.
l.b
Nilai indeks pengeluaran pada tahun 2022 tercatat sebesar 0,73 dan semakin meningkat
se
um
dari indeks tahun 2010 yang mencapai 0,65. Dibandingkan dengan andil kedua indeks penyusun
//s
IPM lainnya, andil indeks pengeluaran berada di antara indeks kesehatan dan indeks
s:
pengetahuan.
tp
ht
Salah satu faktor yang mendorong tingginya level pengeluaran per kapita disesuaikan
Sumatera Selatan adalah tingkat harga relatif barang dan jasa kebutuhan rumah tangga
terutama kelompok bahan makanan di Sumatera Selatan yang stabil. Kebijakan yang dapat
ditempuh untuk mempertahankan dan meningkatkan daya beli penduduk adalah menjaga
stabilitas harga komoditas kebutuhan rumah tangga agar tidak terlalu berfluktuasi dan tetap
terkendali. Hal ini penting untuk dijaga karena akan memengaruhi persepsi konsumen. Supply
beberapa komoditas yang bernilai strategis terutama bahan makanan pokok dan komoditas
energi harus tetap terjaga secara berkesinambungan, setiap kebijakan untuk mengubah atau
menyesuaikan harga terutama pada komoditas strategis (BBM, listrik, dan elpiji) harus
dipertimbangkan secara matang karena memiliki dampak dan implikasi yang luas dalam
periode 2010-2022 menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Hal ini terlihat dari
capaian nilai IPM di semua kabupaten/kota yang secara bertahap semakin meningkat. Secara
level, kualitas pembangunan manusia yang tertinggi dicapai oleh Kota Palembang. Level tertinggi
berikutnya secara berturut-turut dicapai oleh Kota Lubuk Linggau, dan Kota Prabumulih.
Sementara, capaian kualitas pembangunan manusia di Kabupaten Musi Rawas Utara selama di
id
tahun 2022 tercatat berada pada level terendah diantara kabupaten/kota di Sumatera Selatan.
.
go
Tabel 5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota
.
ps
di Provinsi Sumatera Selatan, 2021-2022
l.b
se
per Kapita
2021 2022 2021 2022 2021 2022 2021 2022 2021 2022
//s
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
s:
SUMATERA SELATAN 69,98 70,32 12,54 12,55 8,30 8,37 10.662 11.109 70,24 70,90
tp
Ogan Komering Ulu 68,24 68,55 12,83 12,84 8,71 8,73 10.040 10.499 69,60 70,24
ht
Ogan Komering Ilir 68,67 69,01 11,68 11,89 7,05 7,07 10.755 11.251 67,17 68,02
Muara Enim 69,02 69,38 11,98 11,99 7,80 7,90 10.995 11.304 68,86 69,43
Lahat 66,16 66,52 12,35 12,43 8,52 8,53 9.735 10.296 67,58 68,40
Musi Rawas 68,26 68,62 12,19 12,21 7,53 7,55 9.550 10.107 67,01 67,78
Musi Banyuasin 68,84 69,19 12,29 12,30 7,63 7,65 10.140 10.453 68,10 68,60
Banyu Asin 69,06 69,43 11,77 11,95 7,44 7,45 9.860 10.299 67,13 67,93
Ogan Komering Ulu Selatan 67,07 67,36 11,76 11,78 7,85 7,86 8.585 8.895 65,34 65,87
Ogan Komering Ulu Timur 69,17 69,48 12,45 12,46 7,56 7,80 11.531 11.759 69,58 70,23
Ogan Ilir 65,60 65,98 12,31 12,32 7,87 7,91 10.454 11.069 67,17 67,96
Empat Lawang 65,13 65,45 12,07 12,08 7,64 7,65 9.400 9.838 65,39 66,00
Sumber: BadanAbab
Penukal PusatLematang
Statistik Ilir 68,33 68,65 12,17 12,30 7,05 7,06 8.210 8.680 64,88 65,75
Musi Rawas Utara 65,76 66,08 11,58 11,61 7,09 7,26 9.855 10.283 64,93 65,74
Kota Palembang 71,01 71,49 14,42 14,43 10,75 10,91 14.704 15.168 78,72 79,47
Kota Prabumulih 70,47 70,87 12,92 13,03 9.97 10,20 12.752 13.106 74,67 75,52
Kota Pagar Alam 66,85 67,29 13,05 13,24 9,40 9,41 8.877 9.330 68,68 69,60
Kota Lubuklinggau 69,39 69,82 13,38 13,39 9,90 9,91 13.267 13.832 74,89 75,53
bervariasi. IPM pada level kabupaten/kota berkisar antara 65,74 (Kabupaten Musi awas Utara)
hingga 79,47 (Kota Palembang). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Umur Harapan
Hidup saat lahir berkisar antara 65,45 tahun (Kabupaten Empat Lawang) hingga 71,49 tahun
(Kota Palembang). Sementara itu, pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar
antara 11,61 tahun (Kabupaten Musi Rawas Utara) hingga 14,43 tahun (Kota Palembang), serta
Rata-rata Lama Sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas berkisar antara 7,06 tahun (Kabupaten
PALI) hingga 10,91 tahun (Kota Palembang). Pengeluaran per kapita di tingkat provinsi berkisar
antara 8,680 juta rupiah per tahun (Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir) hingga 15,168 juta
rupiah per tahun (Kota Palembang). Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2022 juga
id
terlihat dari status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota. Jumlah kabupaten/kota
.
go
yang IPM nya berstatus “sedang” sebanyak 12 kabupaten/kota, baik pada tahun 2021 maupun
.
ps
tahun 2022. Kabupaten OKU dan OKU Timur statusnya naik dari “sedang” menjadi “tinggi”. Tiga
l.b
se
kota mempertahankan status “tinggi” pada tahun 2022 yaitu Kota Palembang, Kota Lubuk
um
Linggau, dan Kota Prabumulih. Dengan demikian, di tahun 2022 ada lima kabupaten/kota
//s
dengan status tinggi yaitu Kota Palembang, Kota Lubuk Linggau, Kota Prbumulih, Kabupaten
s:
tp
Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama
periode 2020 hingga 2022, IPM di seluruh kabupaten/kota di Sumatera Selatan mengalami
dimensi standar hidup layak, perbaikan dimensi pendidikan dan dimensi kesehatan.
Manusia, 2022
id
.
. go
ps
l.b
se
um
//s
s:
tp
ht
KESIMPULAN
. id
ht
tp
s:
//s
um
se
l.b
ps
. go
. id
Kesimpulan
1. Capaian kualitas pembangunan manusia Sumatera Selatan yang diukur dengan indikator komposit
2. Level IPM Sumatera Selatan pada tahun 2022 tercatat pada posisi 70,90 dan termasuk dalam
kategori IPM sedang. Secara nasional, level IPM Sumatera Selatan berada di peringkat ke dua puluh
tiga. Pertumbuhan IPM Sumatera Selatan selama periode 2010-2022 tercatat sebesar 0,80 persen per
tahun.
3. Semua komponen penyusun IPM menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Indeks
id
.
go
harapan hidup menjadi komponen yang memberi andil terbesar terhadap pertumbuhan IPM
.
ps
Sumatera Selatan.
l.b
4. Level IPM tertinggi menurut kabupaten/kota dicapai oleh Kota Palembang sebesar 79,47 dan diikuti
se
um
oleh Kota Lubuk Linggau, Kota Prabumulih masing-masing sebesar 75,53 dan 75,52 serta
//s
Kabupaten OKU dan OKU Timur yang berstatus tinggi di 2022 yaitu masing-masing sebesar 70,90
s:
dan 70,23. IPM di kelima wilayah ini berada dalam kategori IPM tinggi. Jumlah kabupaten/kota
tp
ht
yang IPM nya berstatus “sedang” sebanyak 12 kabupaten/kota, baik pada tahun 2020 maupun tahun
2022. Level IPM terendah di Sumatera Selatan dicapai oleh Kabupaten Musi Rawas Utara dengan
5. Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2020
6. Terdapat hubungan negatif antara level capaian IPM dengan pertumbuhan IPM per tahun, artinya
daerah yang memiliki level IPM tinggi cenderung memiliki pertumbuhan IPM per tahun yang relatif
7. Indikator pengeluaran per kapita rill yang disesuaikan sebagai proksi daya beli penduduk antar
kabupaten/kota menunjukkan pola yang cukup bervariasi. Level pengeluaran per kapita riil disesuaikan
yang tertinggi pada tahun 2022 di Kota Palembang sebesar 15,168 juta rupiah per tahun dan terendah
sebesar 8,680 juta rupiah per tahun di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir. Pada tahun 2022,
pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi. IPM pada level
kabupaten/kota berkisar antara 65,74 (Kabupaten Musi Rawas Utara) hingga 79,47 (Kota Palembang).
Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Umur Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 65,45
tahun (Kabupaten Empat Lawang) hingga 71,49 tahun (Kota Palembang). Sementara itu, pada dimensi
pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 11,61 tahun (Kabupaten Musi Rawas Utara)
id
hingga 14,43 tahun (Kota Palembang), serta Rata-rata Lama Sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas
.
go
berkisar antara 7,06 tahun (Kabupaten PALI) hingga 10,91 tahun (Kota Palembang).
.
ps
l.b
8. Upaya peningkatan capaian IPM melalui peningkatan kapasitas dasar dapat ditempuh dengan beberapa
se
upaya. Dalam bidang pendidikan dapat ditempuh upaya peningkatan partisipasi sekolah penduduk
um
terutama yang berusia 15 tahun ke atas untuk mendorong kenaikan harapan lama sekolah dan rata-rata
//s
lama sekolah. Dalam bidang ekonomi dapat ditempuh upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
s:
tp
mendorong terciptanya kesempatan kerja yang mampu menaikkan level pendapatan per kapita
ht
penduduk disertai dengan upaya ke arah pemerataan pendapatan. Dalam bidang kesehatan dapat
ditempuh upaya meningkatkan kemudahan penduduk dalam mengakses sarana kesehatan yang tersedia.
ISSN 2621-4806